Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus
dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat
memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat
menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Tugas dan Fungsi Perawat dalam K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)?
2

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tugas dan fungsi perawat dalam K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian K3
2) Untuk mengetahui tujuan K3
3) Untuk mengetahui ruang Lingkup K3
4) Untuk mengetahui konsep perawat sebagai tenaga kesehatan
5) Untuk mengetahui peran perawat dalam meningkatkan K3
6) Penegakan Diagnosa
7) Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era Global


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Menurut Sumakmur (1988) Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/
gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.
4

Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka
disusunlah UU No.14tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang
selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan
perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti
peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai
sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat
sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.


5

Sedangkan keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam;
ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang
hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
2. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
3. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.


6

b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2. Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4. Proses produksi
5. Karakteristik dan sifat pekerjaan
6. Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan
hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.
4. Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai
dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian.
Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang
mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu
yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.
7

Dalam hal ini, perawat memegang peranan yang cukup besar dalam upaya
pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam pelaksanaannya, perawat tidak dapat
bekerja secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lintas
profesi maupun lintas sektor.
5. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan
dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan
yang dipekerjakan dalam perusahaan.
Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di perusahaan,
maka fungsinya adalah :
a. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di perusahaan
b. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi kesehatan
kerja.
c. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.
d. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.
e. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah disetujui.
f. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha menindaklanjuti sesuai
wewenang yang diberikan kepadanya.
g. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor pekerjaan dan
melaporkan kepada dokter perusahaan.
8

h. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai kemampuan
yang ada.
i. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
j. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai salah
satu dari segi kegiatannya.
k. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.
l. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
m. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
n. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
o. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
p. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
q. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan paramedis
hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha perawatan
hiperkes.
Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in Industry, beberapa fungsi
specific dari perawat hiperkes adalah :
a. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam membuat
program dan pengolahan pelayanan hiperkes yang mana bertujuan memberikan
pemeliharaan / perawatan kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja
b. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit -penyakit atau
korban kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja bedasarkan
petunjuk- petunjuk kesehatan yang ada.
c. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit , klinik atau ke
kantor dokter untuk mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut
9

d. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow up
dengan rumah sakit atau klinik spesialis yang ada
e. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan
keselamatan yang sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan
f. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan
g. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-data
keterangan-keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang
tepat dan berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif.
h. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilaj perantara
untuk membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun personal.
i. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan memberikan
motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
j. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif dan
menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
k. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam mencari jalan bagaimana
untuk peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengawasan kesehatan
yang terus menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan bahan-bahan yang dapat
membahayakan kesehatannya.
l. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja yang
ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang
hiperkes ini.
m. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan aktifitas
perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.
n. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan paramedic
hiperkes, dan sebagainya.
o. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting adalah
mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues education).
10

6. Fungsi dan Tugas Perawat dalam Usaha K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai berikut (Effendy,
Nasrul, 1998) :
FUNGSI
1. Mengkaji masalah kesehatan
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja
4. Penilaian
TUGAS
1. Pengawasan terhadap lingkungan pekerja
2. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan
3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
4. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja
5. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada
pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
6. Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja
7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja
11

8. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan keluarga
pekerja.
9. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
10. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.
7. Penegakan Diagnosa
Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) :
a. Anamnesis/ wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat penyakit, keluhan.
b. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)
o Sejak pertama kali bekerja.
o Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis bahaya yang ada,
kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara melakukan
pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran (hobby), kebiasaan lain
(merokok, alkohol)
o Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.
c. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja.
Waktu bekerja gejala timbul/ lebih berat, waktu tidak bekerja/ istirahat gejala
berkurang/ hilang.
Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.
12

Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di
perusahaan.
d. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan
Gejala dan tanda mungkin tidak spesifik
Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik.
Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan
laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik.
e. Pemeriksaan laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik
Misal: pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-pembacaan standard
ILO)
Pemeriksaan audiometri
Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/ urine.
f. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang
memerlukan :
1. Kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan
2. Kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.
3. Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan.

13

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus
dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat
memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum.
2. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan berkerja
dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut. Kesehatan dan keselamatan kerja
14

sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai