Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN
PANCASILA SEBAGAI PENGINTEGRASIAN BANGSA





Safira Nuri Ramadhani
105070300111053



PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
[Type text] Page 2

1. Latar belakang
Dalam kehidupan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang
mempunyai Dasar Pancasila, maka amatlah banyak yang perlu dipahami
mengenai pancasila, baik ditinjau dari segi pengertiannya maupun fungsinya.
Pancasila yang cocok dengan sifatnya sebagai integritas bangsa adalah sila
ketiga. (*)Dalam sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia terkandung
nilai bahwa Negara adalah sebagai hasil penjelmaan sifat kodrat manusia
monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara
adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen
yang membentuk Negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan maupun
kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan
kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang
membentuk Negara. Konsekuensinya Negara adalah beraneka ragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu
seloka Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan
menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa
yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama
mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.


(*)pendidikan kewarganegaraan untuk perguruantinggi, kaelan,hal.34


[Type text] Page 3

2. Permasalahan
1. sila ke berapa yang mendasari integrasi bangsa
2. bagaimana peran pancasila dalam integrasi bangsa
3. apa kaitan pancasila sebagai dasar negara dan integrasi bangsa

3. Pembahasan
(*)Setiap bangsa di dunia senantiasa memiliki suatu cita-cita serta
pandangan hidup yang merupakan suatu basis nilai dalam setiap pemecahan
masalah yang dihadapi oleh bangsa tersebut. Bangsa yang hidup dalam suatu
kawasan negara bukan terjadi secara kebetulan melainkan melalui suatu
perkembangan kausalitas, dan hal ini menurut Ernest Renan dan Hans Khons
sebagai suatu proses sejarah terbentuknya suatu bangsa, sehingga unsur
kesatuan atau nasionalisme suatu bangsa ditentukan juga oleh sejarah
terbentuknya bangsa tersebut.
Meskipun bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses penjajahan
bangsa asing, namun tatkala akan mendirikan suatu negara telah memiliki
suatu landasan filosofis yang merupakan suatu esensi kultural religius dari
bangsa Indonesia sendiri yaitu berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan dan berkeadilan. Hal inilah yang oleh Notonagoro bangsa
Indonesia disebut sebagai kausa materialis Pancasila (Notonagoro, 1975).

(*)pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, kaelan,hal.37

[Type text] Page 4

Konsekuensinya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak bersama
seharusnya segala kebijakan dalam negara terutama dalam melakukan suatu
pembaharuan-pembaharuan dalam negara dalam proses reformasi dewasa ini
nilai-nilai Pancasila merupakan suatu pangkal tolak derivasi baik dalam
bidang politik,social, ekonomi, hokum serta kebijakan hubungan internasional
dewasa ini. Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa
Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab dasar Negara
merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang-undang Dasar 1945, maka cita-
cita kemerdekaan Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, kemudian, Pancasila bukan saja
sebagai dasar negara, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dengan dasar Negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau cara-cara guna
mencapai tujuan tersebut juga harus Pancasila. Sehingga, dapat dikatakan, dari
(dasar) Pancasila - dengan (pedoman) Pancasila - untuk Pancasila. Jika salah satu
komponen ini tidak terpenuhi,
maka tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila tidak mungkin dapat terwujud. Seperti halnya demokrasi: dari rakyat- oleh
rakyat - untuk rakyat.
[Type text] Page 5

Jika salah satu komnponen ini diganti, atau tidak terpenuhi, maka itu berarti sudah
tidak demokratis lagi. Sebagai contoh: dari rakyat bukan oleh rakyat untuk rakyat
maka bukan demokrasi lagi. Atau: dari rakyat oleh rakyat tetapi bukan untuk
rakyat, juga bukan demokrasi. Apalagi jika bukan dari rakyat oleh rakyat untuk
rakyat sekalipun, juga bukan demokrasi. Oleh sebab itu, dengan dasar Pancasila harus
berpedoman Pancasila dan harus bertujuan masyarakat yang Pancasila juga. Jika hal
itu tidak terpenuhi, maka dasar negara dasar negara yang Pancasila, pedoman yang
Pancasila dan tujuan yang Pancasila juga tidak mungkin terwujud. (Wahyono,
Padmo. Bahan-bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Jakarta:
Aksara Baru.hal.65)

Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsi Pancasila bukan
saja menjadi dasar negara, tetapi juga mempunyai arti dan fungsi yang semakin
banyak lagi. Kedudukan dan fungsi Pancasila dapat menjadi:
1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia
Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa Indonesia, dan
menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala aktivitas bangsa Indonesia
disemangati oleh Pancasila.
2. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia:
Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri-ciri khas yang dapat membedakan dengan bangsa lain.
Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian, dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah Pancasila.
[Type text] Page 6

3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia:
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dipergunakan
sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku
manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia:
Falsafah berasal dari kata Yunan philosophia. Philos atau philein berarti to love
(mencintai atau mencari). Sophia berarti wisdom, kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi
secara harafiah, falsafah berarti mencintai kebenaran. Dengan demikian, Pancasila
sebagai falsafah
hidup bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa, Pancasila oleh bangsa Indonesia
diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula pandangan hidup,
sikap hidup, pegangan hidup,
atau tuntunan hidup.
5. Pancasila sebagai weltanshauung bangsa Indonesia atau sebagai philosophische
grondslag bangsa Indonesia:
Kata-kata ini diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945
di muka sidang BPUPKI. Welt berarti dunia, anshauung berarti pandangan. Dalam
kamus Jerman-Inggris weltanschauung diberi arti conception of the world, philosophy
of life. Jadi weltanschauung berarti pandangan dunia atau pandangan hidup, atau
falsafah hidup atau hiloshopischegrondslag (dasar filsafat).
6. Pancasila adalah perjanjian luhur rakyat Indonesia:
Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia
melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh
[Type text] Page 7

para pendiri negara. Perjanjian luhur tersebut dipertahankan terus oleh negara dan
bangsa Indonesia. Kita semua mempunyai janji untuk melaksanakan,
mempertahankan serta tunduk pada azas Pancasila.
7. Pancasila adalah dasar Negara Repbuplik Indonesia:
Hal ini berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan pedoman dalam
mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Isi dan tujuan dari semua
perundang-undangan di Indonesia harus berdasarkan, Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini disebut dalam
Pembukaan UUD 1945.
8. Pancasila adalah landasan idiil:
Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Hal ini berarti, bahwa landasan idiil GBHN adalah Pancasila. Arti
dan fungsi Pancasila sebenarnya masih banyak lagi, salah satunya adalah: Pancasila
sebagai Pemersatu Bangsa.( Panitia Lima. Uraian Pancasila. Jakarta:
Mutiara.hal.256)

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila
sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa
Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia
sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan.
Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan,
[Type text] Page 8

politik, bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka
yang terlibat dalam
penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati
perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa
perbedaan sangat
potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat
menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan
bagi bangsa Indonesia
selain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga
menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak
mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah
yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus
dihilangkan dari muka bumi ini. Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-
mana, di negara manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi realita
semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah menjadikan perbedaan yang
ada sebagai suatu kekayaan yang justru harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun daerah.
Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah
kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun
yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa
persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru
[Type text] Page 9

akan menghancurkan umat manusia itu sendiri. Seloka Bhineka tunggal Ika memang
sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung di
dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia memerlukan
persatuan dan kerjasama di antara umat manusia. Kerjsama butuh persatuan, dan
persatuan butuh perdamaian.
Oleh sebab itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan
disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari
penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat
tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan yang
dihadapi oleh seluruh umat manusia.( tantangan multikulturalisme
Indonesia,hal.160.penerbit kanisius, Nur Syam)

Kesimpulan:
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi bangsa.
Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti Pancasila
tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang
sekarang ini ada,
tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses regenerasi, selama itu
pula pancasila sebagai pemersatu Bangsa masih tetap kita perlukan. Itu berarti,
selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita perlukan alat
pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia, maka
Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus membuktikan
[Type text] Page 10

kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun sebagai kepentingan lain.
Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi.

Saran:
Integarasi bangsa Indonesia adalah hal yang merupakan tujuan dari sila- sila yang ada
di pancasila yakni sila ketiga. Oleh karena itu, Agar tercapai sebuah tujuan nasional
bangsa Indonesia kita memerlukan sebuah integrasi bangsa yang berlandaskan pada
Pancasila sehingga akan terwujud sebuah integrasi bangsa yang membawa maju
bangsa kita. Integrasi yang kokoh sesuai dengan kaidah Pancasila inilah yang
diperlukan bangsa Indonesia semenjak lama. Semoga bangsa Indonesia menjadi
lebih kokoh dengan adanya Pancasila sebagai landasannya.












[Type text] Page 11

DAFTAR PUSTAKA
Syam Nur.Tantangan Multikulturalisme Indonesia.Jakarta: Kanisius
Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta: Gramedia
Panitia Lima, 1997. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara
Kaelan dan achmad Zubaidi.2006. Pendidikan Kewarnegaraan untuk Perguruan
Tinggi.Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai