Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR JARINGAN TEGANGAN

MENENGAH
ASPEK YANG MENENTUKAN STRUKTUR JTM
1. KEANDALAN
a. Jaringan dengan satu sumber pengisian
Jaringan ini adalah yang paling sederhana. Apabila terjadi gangguan
akan mengakibatkan pemadaman
b. Jaringan dengan beberapa sumber pengisian
Jaringan ini mempunyai keandalan yang lebih tinggi, tetapi
memerlukan biaya investasi yang mahal karena harus menambah
banyak peralatan. Gangguan pada sistem ini dapat diturunkan
serendah mungkin, bahkan dapat ditiadakan

ASPEK YANG MENENTUKAN STRUKTUR JTM
2. PEMBUMIAN/PENTANAHAN NETRAL SISTEM
a. Netral diisolasikan (ungrounded) atau sistem netral tidak dibumikan
atau floating (mengambang)
Sistem ini sudah tidak digunakan di Indonesia, karena cukup
membahayakan keselamatan pada saat terjadi gangguan.
b. Netral dibumikan (grounded)
Ada beberapa macam pembumian cara ini yaitu :
i. Melalui tahanan (resistance grounded), misalnya 12 Ohm, 40
ohm, 500 Ohm.
ii. Melalui Impedansi (impedance grounded)
iii. Secara langsung (solidly grounded), misalnya di Jawa Tengah
atau sistem kecil.
iv. Dengan Kumparan Peterson, sangat jarang digunakan untuk
jaringan tegangan menengah

3. Macam jaringan/saluran yang akan digunakan
a. Saluran Udara
b. Saluran bawah tanah
4. Jumlah fasa saluran
a. Saluran fasa tunggal/satu fasa/single phase
b. Saluran fasa tiga/tiga fasa/three phase
i. Saluran fasa tiga dengan tiga kawat
ii. Saluran fasa tiga dengan empat kawat
iii. Saluran fassa tiga dengan satu kawat tanah
ASPEK YANG MENENTUKAN STRUKTUR JTM
STRUKTUR JTM DI INDONESIA
1. SISTEM TIGA FASA TIGA KAWAT, PENTANAHAN TAHANAN RENDAH
Sistem ini awalnya digunakan di Jakarta dan Jawa Barat, saat ini
digunakan di seluruh sistem kelistrikan di Indonesia. Tahanan
pentanahan menggunakan 12 Ohm dan 40 Ohm.

2. SISTEM TIGA PHASA EMPAT KAWAT, PENTANAHAN LANGSUNG
Sistem ini hanya digunakan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada sistem
ini kawat pentanahan digunakan bersama untuk jaringan tegangan
menengah dan jaringan tegangan rendah. Untuk pencabangan
menggunakan sistem satu fasa.
Kawat netral ditanahkan setiap 500 meter.

3. SISTEM TIGA PHASA PEMBUMIAN TAHANAN TINGGI
Sistem ini digunakan di Jawa Timur dengan menggunakan tahanan
pentanahan 500 Ohm. Jaringan ini menggunakan kawat tanah.
POLA DASAR STRUKTUR JTM
Cikal bakal struktur jaringan :
a. Radial
b. Lingkaran (loop)
c. Anyaman (mesh atau grid)
Pada penerapannya bisa menggunakan gabungan dari ketiga struktur di atas.
Pemilihan macam struktur JTM bergantung kepada kualitas pelayanan yang
diinginkan. Kualitas pelayanan mempunyai unsur:
a. Kelangsungan/kontinuitas pelayanan
b. Pengaturan tegangan
c. Tegangan kedip yang diijinkan
RADIAL
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhana yang
menghubungkan beban dengan sumber
Sifat sistem ini :
a. Biaya murah
b. Tidak ada alternatif pasokan
c. Keandalan rendah
d. Pengaturan tegangan dapat dilaksanakan dengan baik.
Radial ganda dilakukan untuk meningkatkan keandalan
JTM 20 KV
GI
Gardu Distribusi
GI
BAGAN JTM SISTEM RADIAL
BAGAN JTM SISTEM RADIAL
Sistem ini memasok sejumlah gardu distribusi. Apabila terjadi gangguan di
salah satu seksi, menyebabkan pemutus di Gardu Induk melepas beban
akibatnya semua gardu distribusi padam.
Untuk mengurangi jumlah gardu yang padam, maka sistem ini
diperlengkapi dengan pemisah, pelebur, saklar seksi otomatis dan
penutup balik otomatis.
BAGAN JTM SISTEM RADIAL DENGAN PEMISAH
SISTEM RADIAL DENGAN PENYULANG EKSPRES
Penyulang ekspress
Penyulang ekspress memasok langsung ke pusat beban.
SISTEM SPINDLE
Sistem Spindle merupakan salah satu struktur untuk meningkatkan keandala dengan
membuat semua penyulang yang keluar dari Gardu Induk menuju kesatu titik
pertemuan sehingga membentuk suatu lingkaran yang terbuka pada titik pertemuan
tersebut yang disebut titik refleksi.Titik refleksi ini dalam praktek merupakan Gardu-
Hubung (GH) (switching substation) atau disingkat GH.
Penyulang ekspress
NO
NO
NO
NO
NO
NO
NO
NC
JTM
Pengaman
Lebur
LBS
Trafo
Distribusi
Ke JTR
Gardu Distribusi
Gardu Distribusi
JTM
GI GH
SISTEM SPINDLE
Struktur spindle ini selalu disediakan penyulang cadangan khusus yang lebih
dikenal dengan sebutan penyulang ekspres. Penyulang ekspres ini tidak
mencatu gardu-gardu distribusi, tetapi merupakan penyulang penghubung
antara Gardu Induk dengan Gardu Hubung yang dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan pemasokan tenaga listrik pada pelanggan-pelanggan, bila
terjadi gangguan pada suatu penyulang yang memasok gardu-gardu distribusi.
Luas penampang kabel dari setiap penyulang, baik yang mencatu gardu-gardu
distribusi maupun penyulang ekspres sama besarnya.
Bila kemampuan nominal dari satu penyulang sama dengan P, n adalah
banyaknya penyulangnya, maka jumlah penyulang yang akan mencatu gardu-
gardu distribusi adalah (n-1), dan batas kemampuan yang diperbolehkan dari
penyulang ini adalah:
dimana disebut koefisien penggunaan.

Berdasarkan pengalaman, banyaknya penyulang dalam suatu spindle adalah
7 buah penyulang. Pada keadaan seperti ini koefisien penggunaannya adalah
6/7 atau 85,6%.


n
P n ) 1 (
n
n ) 1 (
STRUKTUR GELANG
Struktur Gelang atau juga disebut Ring atau Loop, merupakan sistem yang memiliki
keandalan lebih baik dari pada sisitem Radial, jaringan mendapat catu listrik dari
kedua ujungnya.
Apabila terjadi gangguan di sutau tempat, maka PMT di GI akan membuka dan
membuat seluruh daerah padam. Setelah dilokalisir gangguannya, GI bisa
dihidupkan kembali samapi daerha yang gangguan. Sisanya disuplai oleh
penyulang lainnya.
Untuk menjaga keandalan, biasanya dibuat terbuka (open loop), sehingga daerah
yang padam pada saat gangguan tidak terlalu banyak.

STRUKTUR GELANG TERBUKA
(OPEN LOOP/OPEN RING)
STRUKTUR GELANG TERTUTUP
(CLOSE LOOP/CLOSE RING)
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER SISTEM
ANYAMAN
Jaringan anyaman/Mesh/Grid merupakan jaringan yang strukturnya
komplek, dimana kelangsungan penyaluran dan kualitas pelayanan sangat
diutamakan.
Struktur anyaman untuk jaring distribusi primer sangat mahal, karena
perlengkapan peralatan hubungnya mahal (daya hubung singkatnya
besar).
Struktur anyaman ini umumnya dipakai pada jaringan tegangan rendah
yang kepadatan bebannya cukup tinggi.

PMT
GI
Gambar-4.9. Jaringan Tegangan Menengah struktur Anyaman
GI
GI
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER SISTEM
ANYAMAN
~
~
~ ~
~ ~ ~
~ ~ ~
~
~
Jaring Distribusi Sekunder
Jaring Distribusi Primer
Beban
PMT
Gardu Induk
Gambar-4.10. Jaringan distribusi sekunder sistem anyaman
Beban
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
Gardu Distribusi adalah bangunan gardu transformator yang memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pemanfaat baik dengan Tegangan
Menengah maupun Tegangan Rendah.
Gardu Distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari perlengkapan
hubung bagi baik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.
Jenis perlengkapan hubung bagi Tegangan Menengah pada Gardu
Distribusi berbeda sesuai dengan jenis konstruksi gardunya.
Jenis konstruksi gardu dibedakan atas 2 jenis :
a. Gardu Distribusi konstruksi pasangan luar.
Umumnya disebut Gardu Portal (Konstruksi 2 tiang), Gardu Cantol
(Konstruksi 1 tiang) dengan kapasitas transformator terbatas.
b. Gardu Distribusi pasangan dalam
Umumnya disebut gardu beton (Masonry Wall Distribution
Substation) dengan kapasitas transformator besar.
GARDU DISTRIBUSI PASANGAN LUAR
Konstruksi Gardu Distribusi pasangan luar tipe Portal terdiri atas
a. Fused Cut Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat trafo dengan
elemen pelebur/ fuse link type expulsion.
b. Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada
transformator akibat surja petir.
c. Elektroda pembumian dipasang pada masingmasing lightning arrester
dan pembumian titik netral transformator sisi Tegangan Rendah. Kedua
elektroda pembumian tersebut dihubungkan dengan penghantar yang
berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang digelar di bawah
tanah.
d. Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah, merupakan peralatan pembagi
jurusan yang dilengkapi dengan fuse tegangan rendah (NH atau NT
Fuse).
DIAGRAM GARDU DISTRIBUSI PASANGAN LUAR
S
Trafo
PHB TR
LA
FCO
SUTM
GARDU DISTRIBUSI PASANGAN DALAM
Gardu Distribusi pasangan dalam adalah gardu konstruksi beton dengan
kapasitas transformator besar, dipakai untuk daerah padat beban tinggi
dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu pasangan luar. Gardu
beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun saluran kabel tanah.
Perlengkapan gardu tipe ini adalah
a. Load Break Switch (LBS) untuk menghubungkan kabel masuk dan kabel
keluar dengan rel.
b. Transformer Protection (TP) yang dilengkapi dengan peralatan
pengaman (circuit breaker atau HRC Fuse) yang menghubungkan rel
dengan transformator.
c. Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR) yang memiliki jurusan
maksimum 6 (enam) jurusan untuk setiap transformator.
DIAGRAM GARDU DISTRIBUSI PASANGAN DALAM
Trafo
LBS
LBS
TP
PHB TR
IN
OUT

Anda mungkin juga menyukai