Anda di halaman 1dari 2

Bab 5.

Kesimpulan Dan Saran


5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji radiografi untuk mengetahui cacat las, pengujian kekerasan
menggunakan vickers dan hasil foto micro, maka dari analisa hasil pengujian diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dari pengujian radiografi
Hasil uji radiografi menunjukkan adanya cacat las yang timbul adalah porosity. Untuk
pengelasan aluminium 5083 dengan suhu interpass 100C memiliki cacat porosity
sebanyak 2 buah dengan ukuran sebesar 1 dan 1,1 mm. Sedangkan untuk pengelasan
dengan suhu interpass 50C dan 200C tidak terdapat cacat. Meskipun pada spesimen
200C tidak terdapat cacat, tetapi pada spesimen tersebut memiliki hasil pengelasan yang
jelek karena terjadi burn through pada salah satu sisi pengelasannya. Dan untuk
pengelasan dengan suhu interpass 50C memiliki hasil yang lebih baik, yaitu tidak
terdapat cacat dan tidak terjadi burn through. Ini berarti bahwa pada pengelasan multipass,
suhu interpass sangat penting untuk diperhatikan, karena suhu interpass yang melebihi
batas maksimum yang diijinkan (40 ~ 65C) akan menyebabkan cacat las berupa porosity
ataupun cacat permukaan seperti burn through.
2. Dari pengujian kekerasan
Nilai kekerasan tertinggi pada base metal adalah sebesar 175,44 HV. Pada Daerah HAZ,
spesimen dengan suhu interpass 50C memiliki nilai kekerasan rata-rata sebesar 123,89
HV dan spesimen dengan suhu interpas 100C memiliki nilai kekerasan yang tertinggi,
yaitu 126,00 HV, sedangkan pada suhu interpass 200C memiliki niai kekerasan terendah,
yaitu 123,33 HV. Peningkatan dan penurunan nilai kekerasan ini tidak terlalu terlihat
karena rata-rata setiap peningkatan dan penurunan hanya terjadi sebesar 1,97 %. Pada
daerah weld metal, harga kekerasan pada spesimen dengan suhu interpass 50C adalah
117,92 HV dan pada spesimen dengan suhu interpass 100C mengalami peningkatan
dengan nilai kekerasan sebesar 120,44 HV. Sedangkan untuk nilai kekerasan spesimen
dengan suhu interpass 200C mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga nilai
rata-rata kekerasannya mencapai 113,94 HV. Peningkatan dan penurunan nilai kekerasan
pada setiap spesimen memeliki prosentasi yang kecil, yaitu rata-rata sebesar 3,77 %.
Dari prosentase peningkatan dan penurunan nilai kekerasan pada daerah HAZ yang
sebesar 1,97 % dan pada weld metal sebesar 3,77 %, maka dapat disimpulkan bahwa
seiring dengan meningkatnya suhu interpass pada pengelasan, tidak menyebabkan
perubahan yang terlalu besar terhadap nilai kekerasan pada pengelasan Aluminium 5083.
3. Perbandingan Struktur Mikro Pengelasan
Pada daerah weld metal, pada foto mikro dengan pembesaran 100x terlihat bahwa ukuran
dari struktur mikro pada suhu interpass 50C memiliki struktur yang lebih besar
dibandingkan dengan suhu interpass 100C dan pada pembesaran 500x, suhu interpass
50C memiliki lebih banyak Mg
2
Si sehingga lebih tangguh dibandingkan dengan suhu
interpass 100C. Pada spesimen dengan suhu interpass 100C memiliki struktur mikro
yang paling halus butiranya tetapi memiliki (FeMn)Al
6
dengan jumlah yang terbanyak
63
sehingga lebih keras jika dibandingkan dengan specimen lainnya. Pada specimen dengan
suhu interpass 200C memiliki striktur mikro yang paling besar dan memiliki unsur Mg
2
Si
dan (FeMn)Al
6
yang paling sedikit dibandingkan dengan specimen lainnya.
4. Dari analisa foto mikro
Seiring dengan ditingkatkannya suhu interpass yang digunakan, maka magnesium silikat
(Mg
2
Si) semakin bertambah sedikit serta penyebarannya semakin kasar. Berkurangnya
Mg
2
Si akan mengurangi ketangguhan material. Selain Mg
2
Si, partikel (FeMn)Al
6
semakin
meningkat jumlahnya pada suhu interpass 100C dan kembali menurun pada suhu
interpass 200C. Partikel (FeMn)Al
6
ini akan mempengaruhi nilai kekerasan yang terjadi
pada weld metal.
5. Hubungan Hardness dan Struktur Mikro
Dari analisa hasil fotomikro dan hardness, dapat disimpulkan bahwa pada suhu interpass
50C struktur mikro memiliki kandungan (FeMn)Al
6
yang lebih sedikit dibandingkan
spesimen dengan suhu interpass 100C dan pada suhu iterpass 50C ini, weld metal
memiliki nilai kekerasan sebesar 117,92 HV. Pada spesimen dengan suhu interpass 100C,
(FeMn)Al
6
mengalami peningkatan jumlah dan tersebar lebih merata pada weld metal
sehingga material menjadi lebih keras. Nilai kekerasan pada suhu interpass ini yaitu
sebesar 120,44 HV. Sedangkan pada specimen dengan suhu interpass 200C, (FeMn)Al
6
mengalami penurunan jumlah jika dibandingan dengan specimen pada suhu interpass
50C dan 100C, sehingga nilai kekerasan pada spesimen dengan suhu interpass 200C
menjadi turun hingga sebesar 113,94 HV.

5.2. Saran
Saran yang dapat dianjurkan untuk pengerjaan pengelasan aluminium 5083 di
lapangan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Lebih memperhatikan suhu interpas dalam pengelasan multipass di lapangan khususnya
untuk aluminium 5083.
2. Menggunakan suhu interpass yang diijinkan, yaitu antara 40 ~ 65C karena penggunaan
suhu interpass melebihi batas maksimum yang diijinkan terutama untuk pelat dengan tebal
8 mm dapat menimbulkan porosity pada suhu interpass 100C dan pada suhu interpass
200C dapat menghasilkan kualitas hasil pengelasan yang jelek seperti terjadinya burn
through.

64

Anda mungkin juga menyukai