Anda di halaman 1dari 44

Trematoda

Trematoda adalah cacing yang secara


morfologi berbentuk pipih seperti daun.
Pada umumnya cacing ini bersifat
hermaprodit, kecuali genus Schistosoma.
Pada dasarnya daur hidup trematoda ini
melampui beberapa beberapa fase kehidupan
dimana dalam fase tersebut memerlukan
hospes intermedier untuk perkembangannya.
Fase daur hidup tersebut adalah sebagai
berikut:
Telur---meracidium---sporocyst---
redia---cercariametacercaria---cacing
dewasa.
Dimana fase daur hidup tersebut sedikit
berbeda untuk setiap spesies cacing
trematoda.
sporocyst cercaria
dewasa!"
Telur meracidium sporocyst
redia cercaria metacercaria
dewasa
#"
redia cercaria
dewasa$"
redia cercaria
metacercaria
dewasa%"
(1) Schistosoma
(2) Paragonimus
(3) Clonorchis
(4) Echinostoma
&enurut lokasi berparasitnya cacing
trematoda dikelompokkan sbagai berikut:
1) Trematoda pembuluh darah:
Schistosoma haematobium, S. mansoni, S.
japonicum
2) Trematoda paru: Paragonimus
westermani
3) Trematoda usus: asciolopsis bus!i,
Echinostoma re"olutum, E. ilocanum
4) Trematoda hati: Clonorchis sinensis,
asciola hepatica, . gigantica.
Schistosomiasis
(Schistosoma haematobium, S. mansoni, S.
japonicum)
Tiga spesies schistosoma tersebut
berparasit pada orang, dimana ketiganya
struktur bentuknya sama, tetapi beberaopa
hal seperti morfologinya sedikit berbeda dan
'uga lokasi berparasitnya pada tubuh hospes
definitif. S. hematobium dan S. mansoni,
banyak dilaporkan menginfeksi orang di
&esir, (ropa dan Timur Tengah, sedangkan
S. japonicum, banyak menginfeksi orang di
daerah )epang, *hina, Taiwan, Filippina,
+ulawesi, ,aos, -ambo'a dan Thailand.
*acing betina pan'ang #.-#/ mm, lebar
.,#0-.,$ mm1 cacing 'antan pan'ang !.-#.
mm1 lebar .,2-! mm.
Daur hidup
*acing dewasa hidup dalam 3enula yang
mengalir ke organ tertentu dalam perut
hospes definitif orang", yaitu:
S. hematobium, hidup dalam 3enula yang
mengalir ke kantong kencing 3esica
urinaria",
S. mansoni, hidup dalam 3enula porta
hepatis yang mengalir ke usus besar dalam
hati",
S. japonicum, hidup dalam 3enula yang
mengalir ke usus halus.
*acing betina menempel pada bagian
g#necophore dari cacing 'antan dimana
mereka berkopulasi. *acing betina
meninggalkan tempat tersebut untuk
mengeluarkan telur di 3enula yang lebih
kecil. Telur keluar dari 3enula menu'u lumen
usus atau kantong kencing. Telur keluar dari
tubuh hospes melalui feses atau urine dan
membentuk embrio. Telur menetas dan kelur
4meraci$iun% yang bersilia dan berenang
dalam air serta bersifat fototrofik. &eraci$ia
menemukan hospes intermedier yaitu pada
babarapa spesies siput yaitu:
'S. hematobium( 5ospes intermediernya
spesies siput: )ulinus sp, Ph#sopsis sp.
atau Planorbis sp.
'S. mansoni( 5ospes intermediernya
bergantung pada lokasi mereka hidup
yaitu: )iomphalaria ale*an$ria( Di
6frika 7tara, 6rab +audi dan 8aman
). Su$anensis, ). rupelli, ). p+ei++eri( di
bagian 6frika lainnya1 ). glabrata(
(ropa 9arat1 ,ropicorbio
centrimetralis( Di 9ar:il.
'S. japonicum( hospes intermediernya pada
siput -ncomelania.
+etelah masuk kedalam siput
meraci$ium melepaskan kulitnya dan
membentuk Sporoc#st, biasanya didekat
pintu masuk dalam siput tersebut. +etelah
dua minggu Sporoc#st mempunyai %
Protonepri$ia yang akan mengeluarkan
anak sporoc#st dan anak tersbut bergerak ke
organ lain dari siput. Sporoc#st
memproduksi anak lagi dan begitu
seterusnya sampai /-; minggu.
Cercaria keluar dari anak sporocyst
kemudian keluar dari tubuh siput dlam
waktu % minggu se'ak masuknya
meracidium dalam tubuh siput. Cercaria
berenang ke permukaan air dan dengan
perlahan tenggelam kedasar air. 9ila cercaria
kontak dengan kulit hospes definitif orang",
kemudian mencari lokasi penetrasi dari
tubuh orang tersebut, kemudian menembus
penetrasi" kedalam epidermis dan
menanggalkan ekornya sehingga bentuknya
men'adi lebih kecil disebut 4Schistosomula%
yang masuk kedalam peredaran darah dan
terbawa ke 'antung kanan. +ebagian lain
schistosomula bermigrasi mengikuti sistem
peredaran cairan limfe ke duktus thoracalis
dan terbawa ke 'antung. +chistosomula ini
biasanya berada dalam 'antung sebelah
kanan.
*acing muda tersebut kemudian
meninggalkan 'antung kanan melalui kapiler
pulmonaris dan kemudian menu'u 'antung
sebelah kiri, kemudian mengikuti sistem
sirkulasi darah sistemik. 5anya
schistosomula yang masuk arteri
mesenterika dan sistem hepatoportal yang
dapat berkembang. +etelah sekitar tiga
minggu dalam sinusoid hati, cacing muda
bermigrasi ke dinding usus atau ke kantong
kencing brgantung spesiesnya", kemudian
berkopulasi dan memulai memproduksi
telur. +eluruhnya prepatent periodnya 0-2
minggu.
Patologi
(fek patologi dari cacing ini sangat
bergantung pada spesiesnya. Progresifitas
dari penyakit dari ke $ cacing ini ada tiga
fase yaitu:
- fase awal, selama $-% minggu setelah
infeksi yang menun'ukkan ge'ala demam,
toksik dan alergi.
- Fase intermediate sekitar #,0 bulan sampai
beberapa tahun setelah infeksi, yaitu
adanya perubahan patologi pada saluran
pencernaan dan saluran kencing dan waktu
telur cacing keluar tubuh.
- Fase terakhir, adanya komplikasi gastro-
intestinal, renal dan sistem lain, sering tak
ada telur cacing yang keluar tubuh. Proses
permulaan dari fase dari ke $ spesies
cacing ini adalah sama yaitu: Demam yang
berfluktuasi, kulit kering, sakit perut,
bronchitis, pembesaran hati dan limpa
serta ge'ala diaree.
-erusakan yang nyata disebabkan oleh telur
cacing, dimana S. mansoni , usus besar lebih
terpengaruh. Telur terdapat dalam 3enula
dan submukosa yang bertindak sebagai
benda asing, sehingga menyebabkan reaksi
radang dengan laukosit dan infiltrasi
fibroblast. 5al tersebut menimbulkan nodule
disebut pseudotuberkel, karena nodule
yang disebabkan reaksi 'aringan. 6bses kecil
akan terbentuk sehingga menyebabkan
nekrosis dan ulserasi. +ering ditemuai
adanya sel eosinofil dalam 'umlah besar
dalam darah dan diikuti penurunan 'umlah
sel radang. 9anyak telur terbawa kembali
kedalam 'aringan hati dan menumpuk dalam
kapiler hati sehingga menimbulkan reaksi
sel dan terbentuk nodule pseudotuberkel.
5al tersebut menimbulkan reaksi
pembentukan sel fibrotik 'aringan ikat"
didalam hati dan menyebabkan sirosis
hepatis dan mengakibatkan portal hipertensi.
Pembengkakan limpa ter'adi karena kongesti
kronik dalam hati. -rena ter'adinya kongesti
pembuluh darah 3iscera mengakibatkan
ter'adinya ascites. +e'umlah telur cacing
dapat terbawa kedalam paru-paru, sistem
saraf dan organ lain sehingga menyebabkan
terbentuknya pseudotuberkel di setiap lokasi
tersabut.
S. japonicum menyebabkan perubahan
patologi terutama di dalam intestinum dan
hati, mirip dengan yang disebabkan oleh S.
mansoni, tetapi lebih parah bagian yang
menderita ialah usus kecil. <odule yang
dikelilingi 'aringan fibrosa yang berisi telur
cacing ditemukan pada 'aringan serosa dan
permukaan peritonium. Telur cacing S.
japonicum terlihat lebih sering mencapai
'aringan otak daripada dua spesies lainnya,
sehingga menyebabkan gangguan saraf
yaitu: koma dan paralysis ==> kasus".
+chistosomiasis disebabkan oleh S.
japonicum, terlihat lebih parah prognosanya
dapat infausta pada infeksi yang berat dan
tidak lekas diobati.
?nfeksi oleh S. hematobium terlihat
paling ringan dibanding dua spesies lainnya.
+elama cacing dewasa tinggal didalam
3enula kantong kencing, ge'ala yang terlihat
adalah adanya gangguan pada sistem
urinaria sa'a yaitu: cystitis, hematuria dan
rasa sakit pada waktu kencing. Ter'adinya
hematuria biasanya secara gradual dan
men'adi parah bila penyakit berkembang
dengan adanya ulserasi pada dinding
kantong kencing. @asa sakit ter'adi akhir
urinasi. Perubahan patologi dinding kantong
kencing disebabkan oleh reaksi tubuh
terhadap telur sehingga membentuk
pseudotuberkel, infiltrasi sel fibrotik,
penebalan lapisan muskularis dan ulserasi.
Diagnosis
+eperti pada cacing lainnya, diagnosis
dilakukan dengan melihat telur cacing dalam
ekskreta. Tetapi 'umlah telur yang
diproduksi caing betina schistosoma sangat
sedikit sekali dibanding dengan parasit
cacing lainnya yang menginfeksi orang.
5anya sekitar %;> pasien dapat didiagnosis
dengan cara smear langsung itupun setelah
dilakukan tiga kali smear. 9iopsi dapat
dilakukan yaitu dengan biopsi rektal, li3er
dan katong kencing akan mendapatkan hasil
yang baik, tetapi hal tersebut berlu keahlian
khusus bagi yang melakukannya. Penelitian
telah dilakukan dengan metoda imuno-
diagnostik, yaitu dengan tes intradermal.
Tes intradermal akan terlihat positif
setelah %-2 minggu setelah infeksi,
walaupun pasien mungkin telah sembuh.
5asilnya =;> akuarat dan lebih efisien. Tes
'uga dapat dilakukan dengan
*FT*omplemen fiksasion tes", tetapi hal
ini dapat ter'adi kros reaksi dengan penyakit
shyfilis dan Paragonimus sp, tetapi bila
tidak hasilnya dapat !..>.
Pengobatan
+ulit dilakukan, dan penyakit
schistosomiasis ini merupakan penyakit
yang cukup bermasalah bagi A5B, karena
distribusinya yang sangat luas. Bbat yang
telah dicoba dan cukup efektif adalah
4tri3alen organik antimonialC tetapi obat ini
sedikit bersifat toksik terhadap orang,
sehingga pemebriannya harus hati-hati. Bbat
lain yang toksik seperti:
-,ucanthone hydroksoid dan mirida:ole,
tetapi obat ini kurang efektif. Bbat tersebut
hanya menghambat cacing untuk
memproduksi telur dan cacing kembali ke
hati untuk sementar, suatu saat cacing dapat
balik lagi ke3enula porta dan memproduksi
telur lagi. 9eberapa obat yang masih dalam
proses penelitian ialah: hycanthone,
metriphonat, oDamniEuine, pra:iEuantel,
menun'ukkan hasil yang cukup men'an'ikan
untuk lebih efektif.
Pada fase dimana hati sudah mengalami
kerusakan, semua obat men'adi berefek
kontra-indikatif, mungkin operasi adalah
'alan yang terbaik. Pada kasus yang sudah
sangat terlambat prognosanya 'elek,
pengobatan hanya dilakukan sebagai
suportif sa'a.
-ontrol schistosomiasis sangat sulit
dilakukan, bergantung pada sosialisasi
mengenai sanitasi dan pendidikan
masyarakat setempat untuk merubah
kebiasaan dan tradisi mereka.
Pemberantasan hospes intermedier
dengan moluskisida cukup baik, tetapi untuk
hospes intermedier cacing S. japonicus agak
sulit karena siput -nchomelania bersifat
amfibia dan mereka hanya masuk kedalam
air bila akan bertelur sa'a.
Fasciolopsis buski
Parasit cacing sering dilaporkan
menginfeksi orang dan babi. Diperkirakan
sekitar !. 'uta orang terinfeksi oleh parasit
cacing ini. *acing dewasa pan'angnya #.-;0
mm dan lebar lebar #. mm.
Daur hidup
cacing dewasa hidup dalam usus halus
memproduksi telur sampai #0...
butirFekorFhari yang keluar melalui feses.
Telur menetas pada sushu optimum #;-
$#o*" selama sekitar ; minggu. &eracidium
keluar dan masuk kedalam hospes
intermedier siput yang termasuk dalam
genus segmentia dan hippeutis planorbidae"
untuk membentuk sporocyst. +porocyst
berada dalam 'antung dan hati siput,
kemudian mengeluarkan redia induk,
kemudian redia induk memproduksi redia
anak. @edia berubah menadi cercaria keluar
dari tubuh siput dan berenang dalam air,
kemudian menempel pada
tanamanFsayuranFrumput dimana cercaria
berubah men'adi metacercaria. 9ila tanaman
tersebut dimakanFtermakan manusiaFbabi
maka cercaria menginfeksi hospes definitif.
Patologi
Perubahan patologi yang disebabkan
oleh cacing ini ada tiga bentuk yaitu toksik,
obstruksi dan traumatik. Ter'adinya radang
di daerah gigitan, menyebabkan hipersekresi
dari lapisan mukosa usus sehingga
menyebabkan hambatan makanan yang
lewat. +ebagai akibatnya adalah ulserasi,
haemoragik dan absces pada dinding usus.
Ter'adi ge'ala diaree kronis. Toksemia
ter'adi sebagai akibat dari absorpsi sekresi
metabolit dari cacing, hal ini dapat
mengakibatkan kematian.
Diagnosis
9erdasarkan ge'ala klinis dan ditemukan
telur cacing dalam feses.
Pengobatan
Diklorofen, niklosamide dan
pra:iEuantel, cukup efektif untuk
pengobatan cacing ini.
Echinostoma revolutum, E. ilocanum, E.
malayanum
Telur cacing E. ilocanum pertama
ditemukan dalam feses dari seorang
hukuman di &anila tahun !=.;. -emudian
cacing ini banyak ditemukan menginfeksi
orang di daerah ?ndia 9arat dan *hina.
&orfologi dan biologinya sangat mirip
dengan cacing E. re"olutum.
E. re"olutum merupakan parasit cacing
trematoda yang sering dilaporkan
menginfeksi orang di Taiwan dan ?ndonesia.
(. malayanum ditemukan menginfeksi
orang di ?ndia, 6sia Tenggara dan ?ndia
9arat.
Daur hidup
*acing trematoda yang termasuk famili
(chinostomatidae ini terciri dengan adanya
duri leher yang melingkar dalam sebaris atau
dua baris yang melingkari batl isap kepala.
*acing dewasa hidup dalam usus halus, telur
keluar melalui feses dan kemudian menetas
dalam waktu $ minggu dan kemudian keluar
meracidium yang berenang dalam air
mencari hospes intermedier ke ! berupa
siput genus Physa, ,ymnea, 5eliosoma,
Paludina dan segmentia. Dalam hospes
intermedier tersebut meracidium
membentuk sporocyst dan kemudian
terbentuk redia induk, redia anak yang
kemudian membentuk cercaria. *ercaria
keluar dari siput berenang mencari hospes
intermedier ke # yaitu 'enis moluska siput
besar", planaria, ikan atau katak. 9ila hospes
intermedier dimakan orang maka orang akan
terinfeksi.
Patologi
?nfeksi cacing ini tidak memperlihatkan
ge'ala yang nyata.
Paragonimus estermani
Pertama ditemukan berparasit pada
harimau 9engali di kebon binatang di (ropa
tahun !2;2. Pada ddua tahun kemudian
infeksi cacing ini pada manusia dilaporkan
di Formosa. Ditemukan cacing pada organ
paru-paru, otak dan 3iscera pada orang di
)epang, -orea dan Filipina. +ekarang parasit
ini telah menyebar ke ?ndia 9arat, <ew
Guenia,, +alomon, +amoa, 6frika 9arat,
Peru, *olombia dan Hene:uela.
Paragonimiasis termasuk dalam penyakit
:oonosis. *acing dewasa pan'angnya ;,0-!#
mm dan lebar %-/ mm berwarna merah
kecoklatan.
Daur hidup
*acing dewasa biasanya hidup di paru
yang diselaputi oleh 'aringan ikat dan
biasanya berpasangan. *acing tersebut 'uga
dapat ditemukan pada organ lainnya.
Fertilisasi silang dari dua cacing biasanya
ter'adi hermaprodit". Telurnya sering
ter'ebak dalam 'aringan sehingga tidak dapat
meninggalkan paru, tetapi bila dapat keluar
kesaluran udara paru akan bergerak ke silia
epitelium. +ampai di pharynD, kemudian
tertelan dan mengikuti saluran pencernaan
dan keluar melalui feses. ,ar3a dalam telur
memerlukan waktu sekitar !/ hari sampai
beberapa minggu sebelum berkembang
men'adi miracidium. Telur kemudian
menertas dan miracidium harus menemukan
hospes intermedier ke !, siput ,hieri$ae
supaya tetap hidup. Didalam tubuh siput
miracidium cepat membentuk sporocyst
yang kemudian memproduksi rediae yang
kemudian berkembang men'adi cercariae,
dimana ceracaria ini berbentuk
micrococcus.
+etelah keluar dari siput cercariae
men'adi aktif dan dapat merambat batuan
dan masuk kedalam kepiting crab" dan
Cra#+ish, dan membentuk cysta dalam
3iscera atau muskulus hewan tersebut
hospes intermedier ke #". 5ospes
intermedier ke # ini di Taiwan adalah
kepiting yang termasuk spesies Eriocheir
japonicus. Dapat 'uga ter'adi infeksi bila
krustasea ini langsung memakan siput yang
terinfeksi. *ercaria kemudian membentuk
metacercaria yang menempel terutama
pada filamen insang dari krustasea tersebut.
9ilamana hospes definitif memakan kepiting
terutama bila dimakan mentahFtidak
matang", maka metacercaria tertelan dan
menempel pada dinding abdomen. 9eberapa
hari kemudian masuk kedalam kolon dan
penetrasi ke diafragma dan menu'u pleura
yang kemudian masuk ke broncheol paru.
*acing kemudian men'adi dewasa dalam
waktu 2-!# minggu. ,ar3a migran mungkin
dapat berlokasi dalam otak, mesenterium,
pleura atau kulit.
Patologi
Pada fase awal in3asi tidak
memperlihatkan ge'ala patologik. Pada
'aringan paru atau 'aringan ektopik lainnya,
cacing akan merangsang terbentuknya
'aringan ikat dan membentuk kapsul yang
berwarna kecoklatan. -apsul tersebut sering
membentuk ulser dan secara perlahan dapat
sembuh. Telur cacing di dalam 'aringan akan
merupakan pusat terbentuknya
pseudotuberkel. *acing dalam saraf tulang
belakang spinal cord" akan dapat
menyebabkan paralysis baik total maupun
sebagian. -asus fatal ter'adi bila
Paragonimus berada dalam 'antung. -asus
serebral dapat menun'ukkan ge'ala seperti
C#tisercosis. -asus pulmonaris dapat
menyebabkan ge'ala gangguan pernafasan
yaitu sesak bila bernafas, batuk kronis,
dahakFsputum becampur darah yang
berwarna coklat ada telur cacing". -asus
yang fatal sering tetr'adi.
Diagnosis
Diagnosis pasti hanya dapat ditentukan
dengan operasi sehingga menemukan cacing
dewasa, 'uga dapat ditentukan dengan
menemukan telur cacing dalam sputum,
menyedot cairan pleura, dari feses atau
bahan apapun yang menyebabkan ulser dari
Paragonimus. Diagnosis dapat dikelirukan
dengan tuberkulosis, pneumonia,
spirochaeta dan sebagainya. Gangguan
serebral perlu dibedakan dengan tumor,
cystisercosis, hydatidosis, enchepalitis dan
sebagainya. Diagnosis 'uga dapat dilakukan
dengan tes intradermal yang diikuti dengan
*FT.
Pengobatan
Pengobatan masih dalam proses
penelitian. Pencegahan dilakukan dengan
memasak kepiting yang akan dimakan
sampai benar-benar matang.
!lonorchis sinensis
*hinese li3er fluke"
*acing ini pertama ditemukan di
-alkuta ?ndia pada seorang tukang kayu
suku cina pada tahun !2;0. ?nfeksi lain
ditemukan di 5ong--ong dan )epang.
Dewasa ini diketahui bahwa 4chinese li3er
flukeC tersebar secara luas di )epang, -orea,
*ina, Taiwan dan Hietnam. Diperkirakan
sekitar != 'uta orang terinfeksi cacing di
6sia Timur tahun !=%;, yang mungkin akan
men'adi lebih banyak lagi dewasa ini.
*acing berukuran pan'ang 2-#0 mm dan
lebar !,0-0 mm.
Daur hidup
*acing dewasa hidup di saluran empedu
hati dan memproduksi telur sampai %...
butirFhari sampai / bulan. Telur yang telah
masak berwarna kuning coklat dan akan
menetas bila dimakan oleh siput
Para+ossarulus manchouricus yang
merupakan hospes intermedier ke !. Telur
menetas keluar meracidium yang akan
berubah men'adi sporocyst yang menempel
pada dinding intestinum atau organ lain
siput dalam waktu % 'am setelah infeksi.
+porocyst memproduksi redia dalam wakti
!; hari, dan setiap redia memproduksi 0-0.
cercaria. *ercaria mempunyai # titik mata
dan ekork, kemudian keluar dari siput
berenang dalam air menu'u permukaan dan
kemudian tenggelam kedasar air. 9ila
menemukan ikan sebagai hospes intermedier
ke #, cercaria akan menempel pada
epithelium kulit ikan tersebut. -emudian
menanggalkan ekornya dan menempus kulit
ikan dan membentuk cyste dibawah sisik
ikan tersebut men'adi metacercaria. 9anyak
spesies ikan yang men'adi hospes
intermedier ke # dari C. sinensis ini terutama
yang termasuk dalam famili *yprinidae.
&etacercaria 'uga dapat menginfeksi 'enis
krustacea udang" seperti: Carin$ina,
&acrobrachium dan Palaemonetes. 5ospes
definitif orang" akan terinfeksi oleh cacing
ini bila makan ikanFudang secara mentah-
mentahFdimasak kurang matang.
5ewan yang dapat terinfeksi C. sinensis
ini adalah babi, an'ing, kucing, tikus dan
unta. 5ewan laboratorium seperti kelinci
dan marmot sangat peka terhadap infeksi
cacing ini.
&etacercaria men'adi cacing muda pada
dinding duodenum dan bermigrasi ke hati
melalui saluran empedu. *acing muda
ditemukan didalam hati dalam waktu !.-%.
'am setelah infeksi pada hewan percobaan".
*acing tumbuh men'adi dewasa dan
memproduksi telur dalam waktu sekitar !
bulan, sedangkan daur hidup secara komplit
dalam waktu $ bulan. *acing dewasa dapat
hidup selama 2 tahun pada tubuh orang.
Patologi
Perubahan patologi terutama ter'adi pada
sel epitel saluran empedu. Pengaruhnya
terutama bergantung pada 'umlah cacing dan
lamanya menginfeksi, untungnya 'umlah
cacing yang menginfeksi biasanya sedikit.
Pada daerah endemik 'umlah cacing yang
pernah ditemukan sekitar #.-#.. ekor
cacing. ?nfeksi kronis pada saluran empedu
menyebabkan ter'adinya penebalan epithel
empedu sehingga dapat menyumbat saluran
empedu. Pembentukan kantong-kantong
pada saluran empedu dalam hati dan
'aringan parenchym hati dapat merusak sel
sekitarnya. 6danya infiltrasi telur cacing
yang kemudian dikelilingi 'aringan ikat
menyebabkan penurunan fungsi hati.
Ge'ala asites sering ditemukan pada
kasus yang berat, tetapi apakah ada
hubungannya antara infeksi C. sinensis
dengan asites ini masih belum dapat
dipastikan. Ge'ala 'oundice penyakit
kuning" dapat ter'adi, tetapi persentasinya
masih rendah, hal ini mungkin disebabkan
oleh obstruksi saluran empedu oleh telur
cacing. -e'adian kanker hati sering
dilaporkan di )epang, hal ini perlu
penelitioan lebih 'auh apakah ada
hubungannya dengan penyakit
*lonorchiasis.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis dilakukan berdsarkan atas
adanya telur cacing dalam feses. 6danya
ge'ala gangguan fungsi hati dapat dicurigai
sebagai clonorchiasis bila ter'adi di daerah
endemik, tetapi perlu dibedakan dengan
ge'ala penyakit cancer, hydatidosis, beri-
beri, abses amuba dan penyakit hati lainnya.
Pengobatan masih belum ditemukan obat
yang efektif terhadap penyakit cacing ini.
Fasciola hepatica, F. gigantica
*acing ini banyak menyerang hewan
ruminansia yang biasanya memakan rumput
yang tercemar netacercaria, tetapi dapat 'uga
menyerang manusia. *acing ini termasuk
cacing daun yang besar dengan ukuran $.
mm pan'ang dan !$ mm lebar.
Daur hidup
*acing dewasa hidup dalam saluran
empedu hospes definitif terutama
ruminansia kadang 'uga orang". *acing
bertelur dan keluar melalui saluran empedu
dan keluar melalui feses. Telur berkembang
membentuk meracidium dalam waktu =-!.
hari pada suhu optimum. &eracidium
mencari hospes intermedier siput .#mnea
rubiginosa dan berkembang men'adi
cercaria. *ercaria keluar dari siput dan
menempel pada tanaman
airFrumputFsayuran. *ercaria melepaskan
ekornya memmbetuk metacercaria. 9ila
rumputFtanaman yang mengandung
metacercaria dimakan oleh ternakForang,
maka cacing akan menginfeksi hospes
definitif dan berkembang men'adi cacing
dewasa.
Patologi
*acing dalam saluran empedu
menyebabkan peradangan sehingga
merangsang terbentuknya 'aringan fibrosa
pada dinding saluran empedu. Penebalan
saluran empedu menyebabkan cairan
empedu mengalir tidak lancar. Disamping
itu pengaruh cacing dalam hati
menyebabkan kerusakan parenchym hati dan
mengakibatkan sirosis hepatis. 5ambatan
cairan empedu keluar dari saluran empedu
menyebabkan ichterus. 9ila penyakit
bertambah parah akan menyebabkan tidak
berfungsinya hati.

Anda mungkin juga menyukai