perwakilan partai politik peserta pemilu, serta anggota independen. Sistem Pemilihan Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup Daerah pemilihan Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan kota) Cara pemberian suara Mencoblos lambang partai Penghitungan suara -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Stembus Accord (penggabungan suara beberapa parpol yang suaranya kurang / kecil untuk mendapatkan 1 kursi). Pembagian Kursi 3-12 kursi per dapil Penentuan Caleg terpilih Nomor urut Pemilu 2004 Pemilu 2009 KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama- nama anggota KPU. KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama- nama anggota KPU. Sistem proporsional daftar calon terbuka Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka -Penetapan dapil oleh KPU -Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU) -Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi -Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi -Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota -Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota -Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan -Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan Mencoblos nama dan / atau lambang partai Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau nama calon -Hasil di TPS -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional kursi) -Agregasi di PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi) 3-12 kursi per dapil 3-10 kursi per dapil untuk DPR 3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota Memenuhi 100% BPP atau nomor urut Memenuhi 30% BPP atau nomor urut (Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak) Pemilu 2014 KPU: anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama- nama anggota KPU. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka -Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu) - Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya -Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota -Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau nama caleg -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi) 3-10 kursi per dapil DPR 3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota -Caleg dengan suara terbanyak -Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya Aspek Penyelenggara Pemilu Sistem Pemilihan Daerah pemilihan Cara pemberian suara Penghitungan suara Pembagian Kursi Penentuan Caleg terpilih Pemilu 1999 KPU : perwakilan Pemerintah, perwakilan partai politik peserta pemilu, serta anggota independen. Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan kota) Mencoblos lambang partai -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Stembus Accord (penggabungan suara beberapa parpol yang suaranya kurang / kecil untuk mendapatkan 1 kursi). 3-12 kursi per dapil Nomor urut Pemilu 2004 KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU. Sistem proporsional daftar calon terbuka -Penetapan dapil oleh KPU -Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi -Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota -Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan Mencoblos nama dan / atau lambang partai -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional kursi) 3-12 kursi per dapil Memenuhi 100% BPP atau nomor urut Pemilu 2009 KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka -Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU) -Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi -Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota -Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau nama calon -Hasil di TPS -Agregasi di PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi) 3-10 kursi per dapil untuk DPR 3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota Memenuhi 30% BPP atau nomor urut (Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak) Pemilu 2014 KPU: anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka -Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu) - Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya -Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota -Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau nama caleg -Hasil di TPS -Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional -Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi) 3-10 kursi per dapil DPR 3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota -Caleg dengan suara terbanyak -Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya PELANGGARAN PIDANA PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012 No Perbuatan 1 Memberikan keterangan tidak benar 2 Anggota PPS atau PPLN tidak memperbaiki daftar pemilih 3 Mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye Pemilu 4 Kampanye di luar Jadwal 5 Peserta kampanye yang mengaku selaku .... (Pasal 86 Ayat 2) No Perbuatan 6 PNS, TNI, Polri, Kepdes, Perangkat Desa ikut Kampanye - Pelaksana, peserta, petugas mengakibatkan terganggunya kampanye - Pelaksana, peserta, petugas lalai 8 Memberikan keterangan tidak benar dana Kampanye 9 Majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan pekerja/karyawan 10 Anggota KPPS/KPPSLN tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali No Perbuatan 11 Membantu pemilih memberitahukan peilihan pemilih 12 Anggota KPPS tidak melaksanakan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara 13 Anggota KPPS/KPPSLN tidak membuat dan menandatangani berita acara 14 Kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan suara 15 Kelalaiannya mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi hasil No Perbuatan 16 Tidak memberikan salinan 1 eksemplar berita acara pemungutan/rekapitulasi hasil perhitungan 7 - Pengawas yang tidak mengawasi - Tidak mengawasi penyerahan kotak suara - PPS tidak mengumumkan salinan sertifikat hasil perhitungan suara 18 Mengumumkan hasil survei dalam masa tenang KEJAHATAN DALAM PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012 No Perbuatan 1 Menyebabkan orang lain kehilangan hak pilih 2 Kekerasan (ancaman), kekuasaan, menghalangi seseorang untuk terdaftar 3 KPU, PPK, PPS, PPLN yang tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu melakukan pemutakhiran data pemilih 4 KPU tidak memberikan salinan daftar pemilih 5 KPU tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu No Perbuatan 6 Menyesatkan untuk memperoleh dukungan 7 Membuat surat atau dokumen palsu untuk menjadi bakal calon 8 Melanggar larangan kampanye 9 Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim Agung/Hakim Konstitusi, Hakim, BPK, Gubernur, Deputi GS (Pasal 86 ayat (3)) No Perbuatan Pelaksana Kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi sebagai imbalan kepada peserta - Pada masa tenang - Pada hari pemungutan suara Anggota KPU sengaja melakukan tindak pidana Pemilu - Kelalaian No Perbuatan Memberikan dana kampanye melebihi batas yang ditentukan - Menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan Memberikan dana Kampanye Pemilu melebih batas - Menyerahkan kelebihan - sumbangan tidak melapor No Perbuatan 14 Peserta Pemilu menerima sumbangan dalam Pasal 139 17 10 11 12 13 15 Perusahaan surat yang mencetak surat melebihi jumlah 17 Menghalangi orang yang akan melakukan hak pilih 18 Perbuatan yang menyebabkan pemilih tidak bernilai 19 Mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau memberikan suaranya lebih dari 1 22 Sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem informasi penghitungan suara 23 KPPS/KPLN tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara Pelaksana kegiatan penghitungan cepat PKPC yang melakukan penghitungan cepat yang tidak memberitahukan bahwa perkiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi pemilu - PKPC mengumumkan prakiraan hasil sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan suara di WIB 27 KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap 28 KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu 16 Perusahaan pembuat surat suara yang tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan surat suara 20 Merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang telah disegel 21 Mengubah, merusak, atau menghilangkan berita acara pemungutan dan penghitungan suara 26 24 PPS yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara rekap, sertifikat rekapitulasi 25 PPK yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel 30 Penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, 275, 276, 283, 286, 291, 292, 293, 297, 298, 301(3), 303(1), 304(1), 308, 311, 312, 313 29 Anggota Bawaslu tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU (dst) dalam setiap tahapan Pasal 273 274 275 276 277 Pasal 278 279(1) 279(2) 280 281 282 Pasal 283 284 285 286 287 Pasal 288 289(1) 289(2) 290 291 Pasal 292 293 294 295 296 Pasal 297 298 299 300 Pasal 302(1) 302(2) Pasal 303(1) 303(2) 304(1) 304(2) Pasal 305 301(1) 306 308 309 310 313 314 317(1) 317(2) 318 319 307 311 312 315 316 321 320 Pidana 1 tahun kurungan + denda Rp 12 Juta 6 bulan kurungan + denda Rp 6 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta Pidana 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta Pidana 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta Pidana 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta Pidana 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta Pidana 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 6 tahun Penjara + Rp 72 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta Pidana 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 4 tahun Penjara + Rp 48 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 1 tahun Penjara + Rp 18 Juta Pidana 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 500 Juta 2 tahun Penjara + Rp 500 Juta Pidana 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 4 tahun Penjara + Rp 48 Juta 1 tahun Penjara + Rp 18 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta 2 tahun Penjara + 24 Juta 5 tahun Penjara + Rp 60 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta Pidana ditambah 1/3