Anda di halaman 1dari 23

Aspek Pemilu 1999

Penyelenggara Pemilu KPU : perwakilan Pemerintah,


perwakilan partai politik peserta
pemilu, serta anggota
independen.
Sistem Pemilihan Sistem proporsional dengan
daftar calon tertutup
Daerah pemilihan Wilayah administratif (provinsi,
kabupaten dan kota)
Cara pemberian suara Mencoblos lambang partai
Penghitungan suara -Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU
Kabupaten / Kota, KPU Provinsi
dan KPU Nasional
-Stembus Accord
(penggabungan suara beberapa
parpol yang suaranya kurang /
kecil untuk mendapatkan 1
kursi).
Pembagian Kursi 3-12 kursi per dapil
Penentuan Caleg
terpilih
Nomor urut
Pemilu 2004 Pemilu 2009
KPU : anggotanya dipilih melalui
proses pemilihan oleh Presiden
(pengusul nama balon) dan
DPR yang menyeleksi dan
menentukan hasil akhir nama-
nama anggota KPU.
KPU : anggotanya dipilih melalui
proses pemilihan oleh Presiden
(pengusul nama balon) dan
DPR yang menyeleksi dan
menentukan hasil akhir nama-
nama anggota KPU.
Sistem proporsional daftar calon
terbuka
Sistem proporsional dengan
daftar calon terbuka
-Penetapan dapil oleh KPU -Penetapan dapil DPR RI oleh
DPR RI (dlm UU)
-Dapil DPR : provinsi atau
bagian-bagian provinsi
-Dapil DPR : provinsi atau
bagian-bagian dari provinsi
-Dapil DPRD Provinsi :
kabupaten/kota
-Dapil DPRD Provinsi :
kabupaten/kota
-Dapil DPRD Kabupaten/Kota:
kecamatan
-Dapil DPRD Kab./Kota :
kecamatan
Mencoblos nama dan / atau
lambang partai
Memberi tanda satu kali pada
nama partai atau lambang
partai atau nama calon
-Hasil di TPS -Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU
Kabupaten / Kota, KPU Provinsi
dan KPU Nasional kursi)
-Agregasi di PPK, KPU
Kabupaten / Kota, KPU Provinsi
dan KPU Nasional
-Penerapan 2,5% Parliamentary
Threshold (ambang batas
perolehan suara partai politik
untuk diikutkan dalam
pembagian kursi)
3-12 kursi per dapil 3-10 kursi per dapil untuk DPR
3-12 kursi per dapil untuk DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten /
Kota
Memenuhi 100% BPP atau
nomor urut
Memenuhi 30% BPP atau
nomor urut
(Setelah Putusan MK,
berdasarkan suara terbanyak)
Pemilu 2014
KPU:
anggotanya dipilih melalui
proses pemilihan oleh Presiden
(pengusul nama balon) dan
DPR yang menyeleksi dan
menentukan hasil akhir nama-
nama anggota KPU.
Sistem proporsional dengan
daftar calon terbuka
-Penetapan dapil DPR RI oleh
anggota DPR RI (dalam UU
Pemilu)
- Dapil DPR adalah provinsi atau
bagian-bagiannya
-Dapil DPRD Provinsi adalah
kabupaten/kota
-Dapil DPRD Kabupaten/Kota
adalah kecamatan
Mencoblos satu kali pada nomor
atau tanda gambar partai politik
atau nama caleg
-Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU
Kabupaten / Kota, KPU Provinsi
dan KPU Nasional
-Penerapan 3,5% Parliamentary
Threshold (ambang batas
perolehan suara partai politik
untuk diikutkan dalam
pembagian kursi)
3-10 kursi per dapil DPR
3-12 kursi per dapil DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten /
Kota
-Caleg dengan suara terbanyak
-Jika caleg terpilih jumlahnya
kurang dari kursi yang diperoleh
partai, kursi diisi oleh caleg
yang memperoleh suara
terbanyak berikutnya
Aspek
Penyelenggara Pemilu
Sistem Pemilihan
Daerah pemilihan
Cara pemberian suara
Penghitungan suara
Pembagian Kursi
Penentuan Caleg terpilih
Pemilu 1999
KPU : perwakilan Pemerintah, perwakilan partai
politik peserta pemilu, serta anggota independen.
Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup
Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan
kota)
Mencoblos lambang partai
-Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota,
KPU Provinsi dan KPU Nasional
-Stembus Accord (penggabungan suara beberapa
parpol yang suaranya kurang / kecil untuk
mendapatkan 1 kursi).
3-12 kursi per dapil
Nomor urut
Pemilu 2004
KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden
(pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan
hasil akhir nama-nama anggota KPU.
Sistem proporsional daftar calon terbuka
-Penetapan dapil oleh KPU
-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi
-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota
-Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan
Mencoblos nama dan / atau lambang partai
-Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU
Nasional kursi)
3-12 kursi per dapil
Memenuhi 100% BPP atau nomor urut
Pemilu 2009
KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden
(pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil
akhir nama-nama anggota KPU.
Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
-Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU)
-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi
-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota
-Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan
Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau
nama calon
-Hasil di TPS
-Agregasi di PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional
-Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan
suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)
3-10 kursi per dapil untuk DPR
3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota
Memenuhi 30% BPP atau nomor urut
(Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak)
Pemilu 2014
KPU:
anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul
nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir
nama-nama anggota KPU.
Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
-Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu)
- Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya
-Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota
-Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan
Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau
nama caleg
-Hasil di TPS
-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU
Nasional
-Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan
suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)
3-10 kursi per dapil DPR
3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota
-Caleg dengan suara terbanyak
-Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai,
kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya
PELANGGARAN PIDANA PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012
No Perbuatan
1 Memberikan keterangan tidak benar
2 Anggota PPS atau PPLN tidak memperbaiki daftar pemilih
3 Mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya
Kampanye Pemilu
4 Kampanye di luar Jadwal
5 Peserta kampanye yang mengaku selaku .... (Pasal 86 Ayat 2)
No Perbuatan
6 PNS, TNI, Polri, Kepdes, Perangkat Desa ikut Kampanye
- Pelaksana, peserta,
petugas mengakibatkan
terganggunya kampanye
- Pelaksana, peserta,
petugas lalai
8 Memberikan keterangan tidak benar dana Kampanye
9 Majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan
pekerja/karyawan
10 Anggota KPPS/KPPSLN tidak memberikan surat suara
pengganti hanya 1 (satu) kali
No Perbuatan
11 Membantu pemilih memberitahukan peilihan pemilih
12 Anggota KPPS tidak melaksanakan keputusan KPU
Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara
13 Anggota KPPS/KPPSLN tidak membuat dan menandatangani
berita acara
14 Kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara
pemungutan dan penghitungan suara
15 Kelalaiannya mengakibatkan hilang atau berubahnya berita
acara rekapitulasi hasil
No Perbuatan
16 Tidak memberikan salinan 1 eksemplar berita acara
pemungutan/rekapitulasi hasil perhitungan
7
- Pengawas yang tidak
mengawasi
- Tidak mengawasi
penyerahan kotak suara
- PPS tidak mengumumkan
salinan sertifikat hasil
perhitungan suara
18 Mengumumkan hasil survei dalam masa tenang
KEJAHATAN DALAM PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012
No Perbuatan
1 Menyebabkan orang lain kehilangan hak pilih
2 Kekerasan (ancaman), kekuasaan, menghalangi seseorang
untuk terdaftar
3 KPU, PPK, PPS, PPLN yang tidak menindaklanjuti temuan
Bawaslu melakukan pemutakhiran data pemilih
4 KPU tidak memberikan salinan daftar pemilih
5 KPU tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu
No Perbuatan
6 Menyesatkan untuk memperoleh dukungan
7 Membuat surat atau dokumen palsu untuk menjadi bakal
calon
8 Melanggar larangan kampanye
9 Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim Agung/Hakim
Konstitusi, Hakim, BPK, Gubernur, Deputi GS (Pasal 86 ayat
(3))
No Perbuatan
Pelaksana Kampanye menjanjikan atau memberikan uang
atau materi sebagai imbalan kepada peserta
- Pada masa tenang
- Pada hari pemungutan
suara
Anggota KPU sengaja melakukan tindak pidana Pemilu
- Kelalaian
No Perbuatan
Memberikan dana kampanye melebihi batas yang ditentukan
- Menggunakan kelebihan
sumbangan, tidak
melaporkan kelebihan
Memberikan dana Kampanye Pemilu melebih batas
- Menyerahkan kelebihan
- sumbangan tidak melapor
No Perbuatan
14 Peserta Pemilu menerima sumbangan dalam Pasal 139
17
10
11
12
13
15 Perusahaan surat yang mencetak surat melebihi jumlah
17 Menghalangi orang yang akan melakukan hak pilih
18 Perbuatan yang menyebabkan pemilih tidak bernilai
19 Mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau memberikan
suaranya lebih dari 1
22 Sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem
informasi penghitungan suara
23 KPPS/KPLN tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak
suara
Pelaksana kegiatan penghitungan cepat PKPC yang melakukan
penghitungan cepat yang tidak memberitahukan bahwa
perkiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil
resmi pemilu
- PKPC mengumumkan
prakiraan hasil sebelum 2
(dua) jam setelah selesainya
pemungutan suara di WIB
27 KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang tidak
melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
28 KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu
16 Perusahaan pembuat surat suara yang tidak menjaga
kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan surat suara
20 Merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang
telah disegel
21 Mengubah, merusak, atau menghilangkan berita acara
pemungutan dan penghitungan suara
26
24 PPS yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita
acara rekap, sertifikat rekapitulasi
25 PPK yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel
30 Penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, 275, 276, 283, 286,
291, 292, 293, 297, 298, 301(3), 303(1), 304(1), 308, 311,
312, 313
29 Anggota Bawaslu tidak menindaklanjuti temuan dan/atau
laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU
(dst) dalam setiap tahapan
Pasal
273
274
275
276
277
Pasal
278
279(1)
279(2)
280
281
282
Pasal
283
284
285
286
287
Pasal
288
289(1)
289(2)
290
291
Pasal
292
293
294
295
296
Pasal
297
298
299
300
Pasal
302(1)
302(2)
Pasal
303(1)
303(2)
304(1)
304(2)
Pasal
305
301(1)
306
308
309
310
313
314
317(1)
317(2)
318
319
307
311
312
315
316
321
320
Pidana
1 tahun kurungan + denda Rp 12 Juta
6 bulan kurungan + denda Rp 6 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
Pidana
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
Pidana
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
Pidana
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
1 tahun kurungan + Rp 12 Juta
Pidana
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
Pidana
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
6 tahun Penjara + Rp 72 Juta
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
Pidana
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
4 tahun Penjara + Rp 48 Juta
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
1 tahun Penjara + Rp 18 Juta
Pidana
2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar
2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar
2 tahun Penjara + Rp 500 Juta
2 tahun Penjara + Rp 500 Juta
Pidana
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
2 tahun Penjara +
Rp 5 Milyar
2 tahun Penjara +
Rp 5 Milyar
2 tahun Penjara + Rp 24 Juta
4 tahun Penjara + Rp 48 Juta
1 tahun Penjara + Rp 18 Juta
3 tahun Penjara +
Rp 36 Juta
3 tahun Penjara +
Rp 36 Juta
3 tahun Penjara + Rp 36 Juta
1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta
2 tahun Penjara +
Rp 24 Juta
2 tahun Penjara +
Rp 24 Juta
1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta
1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta
2 tahun Penjara + 24 Juta
5 tahun Penjara + Rp 60 Juta
2 tahun Penjara +
Rp 24 Juta
Pidana ditambah 1/3

Anda mungkin juga menyukai