Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SUMBER AJARAN

AGAMA ISLAM



D3 TEKNIK SIPIL
2013

MAKALAH SUMBER AJARAN
AGAMA ISLAM









DISUSUN OLEH:
1. YOGA YUDATAMA (80)
2. HAYYUN NIHAYAH (81)
3. ANDRE GALIH P. (82)
4. RIZKI ARDIANSYAH (83)
5. YUNIA BUDI A. (85)


Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sumber Ajaran
Agama Islam Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Agama
Islam di program studi D3 Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Masud, S.Ag M.S.I. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Agama Islam dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.



Semarang, 23 September 2013



Penulis





Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

Bab II Pembahasan
A. Pengartian islam
B. Al-Quran sebagai sumber ajaran islam
C. Al-Hadist sebagai sumber ajaran islam
D. Ijtihad sebagai sumber ajaran islam

Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA












Bab I
Pendahuluan

A. Latar belakang

Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki
karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang
datang sebelumnya. Melalui berbagai literatur yang berbicara
tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian agama
Islam, dan juga sumber hukum islam dan ajarannya serta cara
untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang
berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga
dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini
penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keislaman
seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan
keislaman yang bersangkutan. Kita barangkali terikat terhadap
kualitas keislaman seseorang yang benar-benar komprehensif dan
berkualitas. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk
mendapatkan pemahaman tentang Islam.

B. Rumusan masalah

a) Apakah Fungsi Alquran ?
b) Apakah fungsi hadits?
c) Apa pengertian Ijtihad ?
d) Apakah dasar-dasr Ijtihad?




C. Tujuan penulisan

a) Mengetahui apa saja sumber ajaran islam.
b) Mengetahui isi yang terkandung dalam sumber ajaran islam.
c) Mengetahui beberapa pembagian sumber ajran islam.
d) Mengetahui hukum-hukum yang terkandung dalam ajaran
islam.
e) Megetahuicara untuk melaksanakan ajaran islam sesuai
dengan sumber ajaran islam yang ada.
















Bab II
Pembahasan

A. Pengertian agama islam
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami
pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan.
Kedua sisi pengertian tentang ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti
patuh, tunduk, taat, dan herserah diri kepada Allah SWT dalam
upaya mencari keselamatan dan kebaliagiaan hidup, baik di dunia
maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan
kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan
sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak
dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada
Allah SWT.
Kedua, pengertian Islam secara istilah, Islam adalah nama
bagi suatu agama yang berasal dari Allah Swt. Nama Islam
demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama
agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan
orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri.
Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah SWT sendiri.
Sebagaimana firman Allah,
Artinya: Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah di sisinya
adalah agama Islam (QS. Ali Imron : 19)
Demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Alquran
yang diturunkan oleh Allah Swt. Selanjutnya, dilihat dari segi misi
ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama
dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah Swt.
pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam
itulah agama bagi Adam as, Nabi Ibrahim, Nabi Ya'kub, Nabi
Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa as. Hal demikian
dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat di dalam Alquran yang
menegaskan bahwa para nabi tersebut termasuk orang yang
berserah diri kepada Allah.
B. Al-quran sebagai sumber ajaran islam.
Secara etimologi Al-quran berasal dari kata qaraa, yaqrau,
qiraaatan, atau quranan yang berarti mengumpulkan (al-jamu)
dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi
(syariat). Al-quran adalah Kalam Allah taala yang diturunkan
kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW,
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Dan menurut para ulama, Alquran adalah Kalamullah yang
diturunkan pada rasulullah dengan bahasa arab, merupakan
mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya
adalah ibadah.
a) Pokok-pokok kandungan Al-Quran
1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah,
keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-
kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syariah sebagai dasar pijakan
manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan
tetap dalam koridor yang benar bagaimana
menjalin hubungan kepada Allah (hablun
minallah, ibadah) dan (hablun minannas,
muamalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat
baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang
berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para
kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat
benar maupun yang durhaka kepada Allah
SWT.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu
pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu
hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian,
kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi,
psikologi, dan sebagainya.

b) Keutamaan Al-Quran ditegaskan dalam Sabda
Rasullullah, antara lain:
1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang
mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal)
Al-Quran (HR. Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Quran adalah
beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia,
sedangkan orang membaca Al-Quran dan kurang
fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka
baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah,
maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan
kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Quran sebab di hari Kiamat nanti akan
datang Al-Quran sebagai penolong bagai
pembacanya (HR. Turmuzi).
c) Fungsi Al-Quran antara lain adalah:

Menerangkan dan menjelaskan
Al-Quran kebenaran mutlak
Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya)
Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil,
baik dan buruk)
Sebagai obat penyakit (jiwa)
Sebagai pemberi kabar gembira
Sebagai hidayah atau petunjuk
Sebagai peringatan
Sebagai cahaya petunjuk
Sebagai pedoman hidup
Sebagai pelajaran


C. Hadist sebagai sumber ajaran islam

Sunnah atau hadist menurut syari adalah segala sesuatu
yang berasal dari Rasulullah SAW baik perbuatan, perkataan, dan
penetapan pengakuan.Sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat
Alquran yang kurang jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak
terdapat dalam Alquran.

a) Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
2. Sunnah filiyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
3. Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan
Rasulullah terhadap pernyataan ataupun perbuatan orang
lain
4. Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan
akan dikerjakan tapi tidak sampai dikerjakan

b) Ada 3 peranan al-hadits disamping al-quran sebagai
sumber agama dan ajaran islam.

1. Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat di dalam
al-quran.
2. Sebagai penjelasan isi al-quran.
3. Menambahkan / mengembangkan sesuatu yang tidak ada /
samar-samar ketentuannya di dalam al-quran.



c) Hubungan Hadits dengan Al-Quran
1. Sebagai Bayan ( menerangkan ayat-ayat yang sangat
umum).
2. Sebagai Taqrir ( memperkokoh dan memperkuat pernyataan
al-Quran ).
3. Sebagai Bayan Tawdih ( menerangkan maksud dan tujuan
sesuatu ).
d) Perbedaan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran
islam
Sekalipun al-Quran dan Hadits sama-sama sebagai sumber
hukum Islam, namun diantara keduanya terdapat perbedaan-
perbedaan yang cukup prinsipil, antara lain sebagai berikut :
Al-quran Pembeda Hadist
QathI (mutlak) Sifat Dzhanni (relative)
Keseluruhan Pedoman hidup Tidak semuanya
Autentik Lafadz dan makna Belum tentu
autentik
Wajib Mengimani Tidak wajib


C. Ijtihad sebagai sumber sekunder ajaran
islam

Ijtihad berasal dari kata ijtahada, artinya mencurahkan
tenaga, memeras pikiran, berusaha keras, bekerja semaksimal
mungkin. Secara terminologis, Ijtihad adalah berpikir keras untuk
menghasilkan pendapat hukum atas suatu masalah yang tidak
secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pelakunya
disebut Mujtahid.





D. DASAR-DASAR IJTIHAD

Adapun yang menjadi dasar hukum ijtihad ialah Al-Quran
dan al-Sunah. Di antara ayat Al-Quran yang menjadi dasar ijtihad
adalah sebagai berikut.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang
(orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat. (QS.al-Nisa [4]:105)
Dan,
....Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. al-
Rum [30]:21)

Adapun sunah yang menjadi dasar ijtihad di antaranya hadis Amr
bin al-Ash yang diriwayatkan oleh imam Bukhari,Muslim, dan
Ahmad yang menyebutkan bahwa nabi Muhammad bersabda:

Artinya: Apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan
berijtihad,kemudian dia benar maka ia mendapatkan dua
pahala. Akan tetapi jika ia menetapkan hukum dalam
ijtihad itu salah maka ia mendapatkan satu pahala.

Hadits lain yang dijadikan dasar ijtihad ialah hadits Muadz
bin Jabal ketika ia diutus oleh nabi ke Yaman sebagai hakim:

Artinya: Dengan apa kamu memutuskan perkara Muadz?
Muadz menjawab: Dengan sesuatu yang terdapat kitab Allah.
Nabi bersabda: Apabila kamu tidak mendapatkannya dari kitab
Allah? Muadz menjawab: Saya akan memutuskannya dengan
sesuatu yang telah diputuskan oleh Rasullullah.
Nabi berkata: Apabila kamu tidak mendapatkan sesuatu yang
telah diputuskan oleh Rasulullah?
Muadz menjawab: Saya akan berijtihad dengan pendapat saya.
Nabi bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq
kepada utusan dari rasul-Nya.

E. RUKUN-RUKUN IJTIHAD

Mengenai rukun ijtihad, yaitu sebagai berikut :
1. Al-waqi, yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan
terjadi yang tidak di terangkan oleh nash.
2. Mujtahid, ialah orang yang melakukan ijtihad yang
mempunyai kemampuan untuk berijtihad dengan syarat-
syarat tertentu.
3. Mujtahid fih, ialah hukum-hukum syariah yang bersifat
amali (taklifi).
4. Dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid
fih.





F. Sejumlah metode dalam pelaksanaan
Ijtihad
A. Qiyas
Qiyas artinya mengukur atau mempersamakan, yakni
memperbandingkan atau mempersamakan hukum suatu
perkara dengan perkara lain berdasarkan persamaan illah
(sebab yang mendasari ketetapan hukum).
Misalnya, arak (khamr) diharamkan karena memabukkan
(Q.S. 2:219) dan riba diharamkan karena mengandung
unsur penganiayaan (Q.S. 2:275).
Maka, secara Qiyas, benda dan hal lain pun jika ternyata
memabukkan atau mengandung unsur penganiayaan
menjadi haram juga. Kaidah Ushul Fiqih menyatakan,
Hukum itu berputar menurut illah-nya.
B. Mashalih Mursalah.
Mashalih Mursalah adalah melakukan hal-hal yang
tidak melanggar hukum, tidak dianjurkan Quran dan
Sunnah, tetapi sangat diperlukan untuk memelihara
kelestarian dan keselamatan agama, akal, harta, diri, dan
keturunan. Misalnya, membukukan dan mencetak Al-Quran
dan Al-Hadits; menggaji muadzin, imam, khotib, dan guru
agama, serta mengadakan perayaan peringatan Hari-Hari
Besar Islam.
C. Istinbath
Istinbath yaitu menghukumi suatu perkara setelah
mempertimbangkan permasalahannya. Misalnya soal riba
(pembayaran berlebih atas utang atau pinjaman yang
disyaratkan pemberi pinjaman). Bunga pinjaman bank
secara istinbath dibolehkan karena pinjaman yang
diberikan bersifar pinjaman-produktif.
Bab 3
Penutup

A.Kesimpulan
Dari seluruh kesimpulan diatas bisa ditarik kesimpulan :
Sumber Ajaran Agama Islam ada dua
a. Al-Quran
b. Al-Hadits
c. Ijtihad

Dalil secara etimologis dengan sesuatu yang dapat memberi
petunjuk kepada apa yang dikehendaki. Secara terminologis dalil
hukum ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan alasan atau
pijakan yang dapat dipergunakan dalam usaha menemukan dan
meneapkan hukum syara atas dasar pertimbangan yang benar dan
tepat. Akan tetapi, dalam perkembangan perkembangan
pemikiran ushul fikih yang terlihat dalam kitab-kitab ushul fikih
kontemporer, istilah sumber hukum dan dalil hukum tidak
dibedakan. Mereka menyatakan bahwa apa yang disebut denagan
dalil hukum adalah mencakup dalil-dalil lain yang dipergunakan
dalam istinbat hukum selain Al Quran dan as sunnah

Al Quran merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum
Islam. Al Quran yang berasal dari kata qaraa yang dapat diartikan
dengan membaca, namun yang dimaksud dengan Al Qura dalam
uraian ini ialah,kalamullah yang diturunkan berperantakan ruhul
amin kepada Nabi Muhammad saw dalam bahasa arab, agar
menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah utusan Allah dan agar
menjadi pelajaran bagi orang yang mengikuti petunjuknya.
Menjadi ibadah bagi siapa yang membacanya, ia ditulis di atas
lembaran mushaf, dimulai dengan surah Al Fatihah dan di akhiri
dengan surah An Naas. Yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari satu generai ke
generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan
pergantian.




B.Saran
Hendaknya para mahasiswa bersungguh-sungguh dalam
mempelajari sumber agama dan ajaran islam agar tau kandungan
isi yang dipelajari.











































DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, sulaiman. 1995. Sumber Hukum Islam. Jambi : Sinar
Grafika.
Abdurachman, Asmuni. 1985. Filsafat Hukum Islam. Jakarta :
Logos Wacana Ilmu.
Al subki, ibn. t.t. Matn jami Al JawaI .Juz I dan II, Indonesia:
Maktabah Dar Ihya Al Kitab Al Arabiyah.
Bakry Nazar. 2003. Fiqh dan Ushul Fiqh. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada..
Djamil, Fathurrahman. 1997. Filsafat Hukum Islam. Jakarta : Logos
Wacana Ilmu.
Karim, Syafii. 2001. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung : Pustaka setia.
Khallaf, Abdul Wahab. 1972. Fi Ulumil ushul Fiqih. Kairo :
Maktabah Dawah Islamiyah.
Muhammad Syah, Ismail. 1991. Filsafat Hukum Islam : Jakarta :
Bumi Aksara.
Romli. 1999 .Muqaranah Mazahib Fil Ushul. Jakarta : Gaya Media
Pratama
Qattan, Manna. 1973 . Mabahits Fi Ulumil Quran. Riyadh :
Mansyuratul Asril Hadi

Anda mungkin juga menyukai