Anda di halaman 1dari 109

HUBUNGAN PRESTASI AKADEMIK, KETERAMPILAN PSIKOMOTOR

DAN KEMATANGAN EMOSI MAHASISWA PROFESI NERS UNSOED


TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT KLIEN GANGGUAN JIWA







SKRIPSI

Oleh:
LIA FITRY OKTAVIA
G1D008044


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2013





PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan
atau kesarjanaan lain di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.


Purwokerto, Agustus 2013


Lia Fitry Oktavia
G1D008044




















PERSEMBAHAN


Skripsi ini saya persembahkan untuk :


Allah swt, beserta Rasul Muhammad saw yang selalu menjadi
sumber kekuatanku.
Almarhumah kedua orang tuaku Bapak H. Nasikin dan Mamah
H. Carsiti, semoga kita bisa bertemu di surga nanti aamiin.
Kakak-kakaku yang selalu membantu dan mendukungku,
terutama Angoni & kaka iparku Anglina terimakasih selama ini
telah banyak sekali membantuku dengan semangat, doa, &
pengertiannya kalian berdua terasa sebagai pengganti kedua
orangtua, serta terimakasih kakaku Angidah.
Keponakan-keponakanku yang lucu-lucu dan selalu membuat
kangen, Nailu, dede Agis, dede Nada, Suud. Tina & Habib.
Ibu Kuntari, Ibu & Bapak Anglia, terimakasih sudah menjadi
keluargaku di Purwokerto.
Sahabat-sahabat terbaikku di kampus Anjar & Lintang, Amy &
Andriyatno terimakasih atas semua bantuan dan kebaikan
kalian.
Temen2 kosan Madrani 50 Mba Eka, Nia, Syifa, Nisa, Richa,
bakalan kangen makan bareng, sholat bareng, main uno,
terimakasih atas kekeluargaannya.
Sahabat-sahabat SMA q Pipit, Kiki, Dian, Fety, Dinar, Dewi,
serta temen2 SMP q Bety, Ulis, Heny.
Kedua dosen pembimbingku Bu Made dan Pak Pujo serta
Pengujiku Bu Wahyu terimakasih telah membimbingku, aku
bersyukur mendapatkan pembimbing yang baik, pengertian &
sabar.
Respondenku mahasiswa profesi ners angkatan 10 dan angkatan
9 terimakasih telah menjadi uji validitasku terimakasih atas
kerjasama kalian.
Temen-temen angkatan 2008 kelas A1 & A2
Dosen pengajar dan seluruh staff jurusan keperawatan Unsoed
terimakasih atas ilmu dan kekeluargaannya.
Almamaterku



DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lia Fitry Oktavia
Alamat : Juntikedokan Rt /Rw 04/01, no 10, Kecamatan Juntinyuat,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45282
Tempat, tanggal lahir : Indramayu, 18 Oktober 1990
Alamat email : liafitryoktavia@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Juntikedokan 2 Lulus tahun 2002
2. SMPN 1 Juntinyuat Lulus tahun 2005
3. SMAN 1 Jatibarang Lulus tahun 2008
4. Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
Tahun Angkatan 2008









PRAKATA


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Hubungan Prestasi Akademik, Keterampilan Psikomotor dan
Kematangan Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Terhadap Kemampuan
Merawat Klien Gangguan Jiwa yang penulis susun. Terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Ibu dr. Hj. Retno Widiastuti. MS, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
2. Ibu Made Sumarwati P, S.Kep., MN, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Jenderal Soedirman dan juga selaku dosen pembimbing I, yang
telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Pujo Rohadi, S.Kep.,Ns., selaku dosen pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Wahyu Ekowati, M.Kep.,Sp.,Kep.,J, selaku dosen penguji yang telah
berkenan memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan skripsi
ini.
5. Almarhum kedua orang tua, Bapak H.Nasikin & Ibu H.Carsiti, sebagai
inspirasi & semangatku untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua kakak dan kakak iparku yang selalu memberikan semangat dan doa.


7. Sahabat dan teman-teman jurusan keperawatan angkatan 2008 yang telah
memberikan dukungan serta bantuan hingga dapat terselesaikannya skripsi
ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, walaupun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.


Purwokerto, Agustus 2013


Penulis




















HUBUNGAN PRESTASI AKADEMIK, KETERAMPILAN PSIKOMOTOR
DAN KEMATANGAN EMOSI MAHASISWA PROFESI NERS UNSOED
TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT KLIEN GANGGUAN JIWA


ABSTRAK

Lia Fitry Oktavia , Made Sumarwati MN , Pujo Rohadi S.Kep., Ns


Latar Belakang : Prestasi akademik adalah pencapaian tingkat keberhasilan
karena usaha belajar dilakukan secara optimal. Keterampilan psikomotor adalah
keterampilan individu merawat sesuai prosedur keamanan penuh bagi kliennya.
Kematangan emosi adalah pencapaian tingkat kedewasaan dari perkembangan
emosi. Pada saat profesi ners mahasiswa dilihat kemampuanya dalam merawat
klien gangguan jiwa.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap
kemampuan merawat klien gangguan jiwa.
Metode Penelitian : Penelitian kuantitatif non-eksperimental menggunakan
pendekatan cross sectional. Menggunakan teknik total sampling, yang berjumlah
61 mahasiswa. Analisa data menggunakan Rank Spearman.
Hasil Penelitian : Hasil analisis Rank Spearman data tidak terdistribusi secara
normal atau datanya tidak tersebar merata di setiap range, namun mengelompok di
1 range B (66-79,99) mengakibatkan tidak adanya korelasi antara prestasi
akademik, keterampilan psikomotor dan kematangan emosi terhadap kemampuan
mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan jiwa.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan signifikan prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap
kemampuan merawat klien gangguan jiwa.
Kata Kunci : Kemampuan merawat klien gangguan jiwa, kematangan emosi,
keterampilan psikomotor, mahasiswa profesi ners, prestasi akademik.








THE RELATION OF ACADEMIC ACHIEVEMENT, PSYCHOMOTORIC
SKILL AND EMOTION RIPENESS OF NURSE PROFESSION UNSOED
STUDENTS CONCERNING THE ABILITY TO TAKE CARE THE
CLIENT OF SOUL DISTURBANCE

ABSTRACT

Lia Fitry Oktavia , Made Sumarwati MN , Pujo Rohadi S.Kep., Ns

Background : Academic achievement is the achievement level of success
because of the efforts done in an optimal learning. Psychomotor skills are
individual skills appropriate care for full security procedures for its clients.
Attainment of emotional maturity is the maturity level of emotional development.
By the time a student nurse profession seen the ability to care for clients with
mental disorders.
Goal : To identify the relationship of academic achievement, psychomotor skills
and emotional maturity of the student professional nurses Unsoed client's ability
to treat mental disorders.
Methods : A quantitative non-experimental study using cross-sectional approach.
Using total sampling techniques that amounted to a total of 61 students. Data
analysis using the Spearman Rank.
Results : Spearman Rank analysis of the results of the data is not normally
distributed or the data are not evenly distributed in each range, but the range 1 to
cluster B (66 to 79.99) resulted in the absence of correlation between academic
achievement, psychomotor skills and emotional maturity of the student's ability in
the profession of nurse care for clients with mental disorders.
Conclusion : There is no significant relationship of academic achievement,
psychomotor skills and emotional maturity of the student professional nurses
Unsoed client's ability to treat mental disorders.
Keyword : Academic achievement. ability to care for clients with mental
disorders, emotional maturity, psychomotor skills, student nurse profession.










DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN........................... . iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori ............................................................................... 10
1. Prestasi Akademik..................................................................... 10
a. Pengertian Prestasi Akademik............................................... 10
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik....... 11
2. Keterampilan Psikomotor.......................................................... 12
a. Pengertian Keterampilan Psikomotor................................... 12


b. Pengukuran Keterampilan Psikomotor................................. 14
3. Kematangan Emosi................................................................... 15
a. Pengertian Kematangan Emosi.............................................. 15
b. Karakteristik Kematangan Emosi.......................................... 16
c. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi......... 18
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi....... 19
4. Mahasiswa Profesi Ners Unsoed................................................. 20
a. Pengertian Profesi Ners.......................................................... 20
b. Pelaksanaan Pembelajaran Klinik.......................................... 22
c. Evaluasi Pembelajaran Klinik................................................ 23
5. Kemampuan................................................................................ 24
6. Merawat Klien Gangguan Jiwa................................................. 24
7.Hubungan antara Prestasi Akademik, Keterampilan Psikomotor, dan
Kematangan Emosi Terhadap Kemampuan Mahasiswa Profesi
Ners Unsoed dalam Merawat Klien Gangguan Jiwa................. 29
B. Kerangka Teori .............................................................................. .. 30
C. Kerangka Konsep.. 31
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .......................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 34
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 35
D. Definisi Operasional ...................................................................... . 36
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... . 38
F. Validitas dan Reabilitas ................................................................ . 41
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ . 44
H. Analisis Data ................................................................................ .. 47
I. Etika Penelitian ............................................................................ . 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 53


1. Analisa Univariat........................................................................ 53
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................. 53
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............. 54
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa................. 54
2. Analisa Bivariat............................................................................ 55
a. Kemampuan Mahasiswa Profesi Ners Unsoed dalam Merawat
Klien Gangguan Jiwa................................................................ 56
b. Hubungan Prestasi Akademik Mahasiswa Profesi Ners Unsoed
Terhadap Kemampuan Merawat Klien Gangguan Jiwa........... 57
c. Hubungan Keterampilan Psikomotor Mahasiswa Profesi Ners
Unsoed Terhadap Kemampuan Merawat Klien Gangguan
Jiwa........................................................................................... 58
d. Hubungan Kematangan Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed
Terhadap Kemampuan Merawat Klien Gangguan Klien.......... 60
3. Analisa Mulitivariat...................................................................... 61
B. Pembahasan....................................................................................... 62
1. Karakteristik Responden............................................................... 62
a. Usia........................................................................................... 62
b. Jenis Kelamin............................................................................ 62
c. Suku Bangsa.............................................................................. 63
2. Prestasi Akademik......................................................................... 64
3. Keterampilan Psikomotor.............................................................. 68
4. Kematangan Emosi........................................................................ 70
5.Kemampuan Mahasiswa Profesi Ners Unsoed dalam Merawat
Klien Gangguan Jiwa .............................. ................................ .... 72
6.Hubungan Prestasi Akademik, Keterampilan Psikomotor dan
Kematangan Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Terhadap
Merawat Klien Gangguan Jiwa..................................................... 73
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................ 76


B. Saran................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



























DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Definisi operasional penelitian... 37
4.1. Distribusi responden berdasarkan usia 53
4.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin. 54
4.3. Distribusi responden berdasarkan suku bangsa... 55
4.4. Distribusi responden berdasarkan kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa 56
4.5. Distribusi responden berdasarkan prestasi akademik mahasiswa profesi ners
Unsoed angkatan X. 57
4.6. Hasil uji Spearman Rank prestasi akademik dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan
jiwa 57
4.7 Distribusi responden berdasarkan keterampilan psikomotor mahasiswa
profesi ners Unsoed angkatan X 59
4.8 Hasil uji Spearman Rank keterampilan psikomotor dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan jiwa.59
4.9 Distribusi responden berdasarkan kematangan emosi mahasiswa profesi ners
Unsoed angkatan X60
4.10 Hasil uji Spearman Rank kematangan emosi dengan kemapuan mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa61




DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Kerangka Teori Penelitian........................................................................ 30
2.2. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 31




DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal kegiatan penelitian
Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 3. Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 4. Lembar kuisioner kematangan emosi
Lampiran 5. Kisi-kisi kematangan emosi
Lampiran 6. Analisis data kuisioner validitas dan reliabilitas
Lampiran 7. Analisis data bivariat
Lampiran 8. Lembar konsultasi skripsi















BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Perawat profesional harus melewati dua tahap pendidikan yaitu tahap
pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar S.Kep. dan tahap
pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners (Ns). Kedua tahap
pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya merupakan
tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan antara
satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori dan
konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini terbagi menjadi kelompok mata
kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah penunjang seperti mata kuliah medis
yang secara tidak langsung menunjang mata kuliah keperawatan dan mata
kuliah keahlian. Pada tahap profesi mahasiswa mengaplikasikan teori-teori
dan konsep-konsep yang telah didapat selama tahap akademik yang bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu
yang telah dipelajarinya selama pada tahap akademik (Nursalam, 2008).
Menurut Nursalam (2008) program profesi merupakan suatu proses
sosialisasi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk
mencapai kemampuan keterampilan profesional: intelektual, sikap, dan teknis
dalam melaksanakan asuhan keperawatan, maka program profesi mempunyai
tujuan mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian profesional dalam


bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif,
sehingga memiliki kemampuan profesional.
Profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal kemampuan teknis dan moral. Hal ini dapat ditempuh dengan
meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program
pendidikan profesi ners. Melalui pendidikan program profesi ners diharapkan
dapat terbentuk kemampuan akademik dan profesional serta kemampuan
mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan profesional dan dapat bersosialisasi dengan peran profesionalnya
(Nursalam, 2008). Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal
kecakapan tingkah laku ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama
beberapa waktu yang tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya
situasi belajar. Sehingga dipandang sebagai bukti usaha yang diperoleh
mahasiswa (Sobur, 2006).
Berdasarkan data yang didapat dari dosen pengampu mata kuliah
keperawatan jiwa, saat pendidikan akademik mahasiswa profesi ners angkatan X
didapatkan nilai terendah mata kuliah keperawatan jiwa 1 yaitu 60,88 nilai rata-
rata mata kuliah keperawatan jiwa 1 yaitu 71,07 dan nilai tertinggi mata kuliah
keperawatan jiwa 1 yaitu 85 sedangkan nilai terendah mata kuliah keperawatan
jiwa 2 yaitu 61,26 nilai rata-rata mata kuliah keperawatan jiwa 2 yaitu 68,16 dan
nilai tertinggi mata kuliah keperawatan jiwa 2 yaitu 80,1. Pada dasarnya prestasi
akademik merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor, selain prestasi
akademik kemampuan selanjutnya yaitu keterampilan psikomotor.


Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1998) yang
menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar
psikomotor skill lab keperawatan jiwa seperti terapi aktivitas kelompok dan
restrain. Sutrisno (2004) menjelaskan bahwa kematangan emosi berhubungan
dengan kompetensi sosial serta perilaku seseorang. Semakin tinggi
kematangan emosi seseorang maka akan semakin tinggi pula kompetensi
sosialnya dan sebaliknya semakin rendah kematangan emosi seseorang maka
akan semakin rendah pula kompetensi sosialnya. Kompetensi sosial disini
merupakan kemampuan atau kecakapan serta perilaku seseorang untuk
berhubungan dengan orang lain untuk terlibat dengan situasi sosial.
Kematangan emosi seseorang dalam bersikap untuk berperilaku positif,
mempunyai kontrol diri sendiri, serta mampu menerima dirinya dan orang
lain. Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang
masuk akal, berlebihan, berlangsung lama, dan menyebabkan kendala terhadap
individu atau orang lain (Nurman, 2012). Mahasiswa mendapatkan pengetahuan
yang lebih baik tentang keperawatan kesehatan jiwa setelah pembelajaran klinik
(Prasetyo, 2009)
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) adalah salah satu universitas di
Jawa Tengah yang memiliki Jurusan Keperawatan dan telah membuka
program profesi ners. Program profesi ners jurusan keperawatan Unsoed
bekerjasama dengan Institusi pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit
Pendidikan Keperawatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan


keterangan dari mahasiswa profesi ners Unsoed angkatan X, mereka
menyatakan mengalami kesulitan saat berhadapan dengan masalah-masalah
selama menjalani pembelajaran klinik. Penyebab masalah tersebut sangat
bervariasi di antaranya karena mahasiswa baru pertama kali mengahadapi
pembelajaran klinik, pemahaman yang terbatas terhadap tugas profesi,
lingkungan baru, dan pengalaman pertama berinteraksi dengan pasien.
Untuk lebih mendalam peneliti melakukan survey pendahuluan dengan
melakukan wawancara terhadap mahasiswa profesi ners angkatan X
Universitas Jenderal Soedirman pada stase awal yaitu stase KDM (kebutuhan
dasar manusia) pada bulan Oktober tahun 2012 yang berjumlah 10 orang
mahasiswa. Peneliti melakukan wawancara mengenai tiga topik yaitu prestasi
akademik, keterampilan psikomotor dan kematangan emosi. Pada saat
peneliti mengajukan pertanyaan tentang prestasi akademik; Berdasarkan
teori yang telah didapatkan selama pendidikan akademik apakah anda cukup
memahami materi keperawatan jiwa?, sejumlah 7 orang menyatakan mereka
kurang memahami materi keperawatan jiwa, karena kurangnya belajar dari
mahasiswa tersebut, dan sejumlah 3 orang menyatakan sudah memahami
materi yang didapatkan selama pendidikan akademik.
Pertanyaan selanjutnya peneliti menanyakan tentang keterampilan
psikomotor Apakah saat skill lab keperawatan jiwa anda terampil melakukan
terapi aktivitas kelompok dan restrain? Berdasarkan wawancara tersebut,
ada 6 orang menyatakan kurang memahami cara melakukan terapi aktivitas
kelompok dan restrain dengan baik, sedangkan 4 orang lainya menyatakan


secara keterampilan psikomotor mereka memahami cara melakukan terapi
aktivitas kelompok dan restrain dengan baik sesuai dengan petunjuk yang
dijarkan. Pertanyaan selanjutnya peneliti menanyakan tentang kematangan
emosi, melalui pertanyaan yang peneliti ajukan, Apakah secara emosional
anda sudah matang dalam merawat klien gangguan jiwa?, sejumlah 8 orang
menyatakan belum matang atau kurang percaya diri dan takut salah
penanganan dalam menghadapi klien, dan sejumlah 2 orang merasa percaya
diri dan tidak takut menangani klien gangguan jiwa.
Berdasarkan data tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan
kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap kemampuan
merawat klien gangguan jiwa.

B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap
kemampuan merawat klien gangguan jiwa ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed
terhadap kemampuan merawat klien gangguan jiwa.



2. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis
kelamin dan suku bangsa.
b. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik mahasiswa
profesi ners Unsoed terhadap kemampuan merawat klien gangguan
jiwa.
c. Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan psikomotor
mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap kemampuan merawat klien
gangguan jiwa
d. Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi mahasiswa
profesi ners Unsoed terhadap kemampuan merawat klien gangguan
jiwa

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan keilmuan
dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya tentang hubungan
antara prestasi akademik, keterampilan psikomotor dan kematangan
emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap kemampuan merawat
klien gangguan jiwa.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi bagi
mahasiswa yang sedang dalam pendidikan akademik ataupun yang
sedang menjalani profesi ners untuk lebih meningkatkan kemampuannya
untuk menjadi perawat profesional, terlebih lagi untuk meningkatkan
kemampuan ketika merawat klien gangguan jiwa.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan
pengalaman dalam penulisan karya ilmiah.

E. Keaslian Penelitian
Peneliti mengambil contoh dari beberapa penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan tema penelitian yang hampir sama, diantaranya:
1. Herry Prasetyo & Petrus Nugroho D.S (2009) yang meneliti tentang
tingkat pengetahuan mahasiswa dalam merawat pasien jiwa pada praktik
klinik keperawatan jiwa. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa
Solo. Penelitian ini menggunakan metode a one group post-test design,
sedangkan populasinya adalah mahasiswa keperawatan Tingkat III
Semester V pada Program studi keperawatan Purwokerto. Metode
pengambilan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa manfaat yang didapat oleh mahasiswa setelah praktik klinik
keperawatan jiwa juga sangat baik yaitu pengetahuan tentang cara
merawat pasien jiwa yang meliputi pengetahuan konsep sehat jiwa dan
sakit jiwa.


Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah metode pengambilan data dengan menggunakan
kuisioner. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode penelitian
metode a one group post-test design sedangkan penulis menggunakan
total sampling selain itu, berbeda tempat dan waktu penelitian.
2. Zainul Anwar (2011) yang meneliti tentang korelasi antara emosional
maturity dengan nursing service. Penelitian ini dilakukan di RSI Aisyiah
Malang. Metode penelitiannya adalah kuantitatif dan populasi dalam
penelitian ini adalah semua perawat tetap, sampel 50 orang. Metode
pengumpulan data adalah dengan menggunakan skala pengukuran.
Teknik analisa data yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment
dengan menggunakan SPSS for windows. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada korelasi yang sangat signifikan antara
emosional maturity dengan nursing service. Persamaan dari peneliti ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama
menggunakan pada variabel bebas yaitu kematangan emosi. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah teknik analisa datanya selain itu, berbeda
waktu dan lokasi penelitian.
3. Elfi Syahreni & Fajar Tri Waluyanti (2008) yang meneliti tentang
pengalaman mahasiswa S1 keperawatan program regular dalam
pembelajaran klinik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman
belajar mahasiswa program di klinik sehingga para pembimbing klinik
dapat memberikan persiapan dan bimbingan yang tepat pada mahasiswa


selama proses pembelajaran klinik. Sampel yang digunakan adalah
purposive sampling dan pendekatan cross sectional dengan jumlah
sampel lima mahasiswa program regular yang sedang menjalani proses
pembelajaran tahap klinik (profesi). Data dikumpulkan melalui
unstructured interview. Hasil wawancara direkam dengan menggunakan
tape recorder dan kemudian dibuat transkripnya. Data tersebut dianalisis
menggunakan metode Collaizzis phenomenology methods. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat tujuh tema yang muncul meliputi
integrasi teori ke praktik, berupaya untuk tampil baik sebagai mahasiswa,
berupaya untuk tampil sebagai perawat yang baik, keinginan untuk tidak
membahayakan klien, penyebab stress, serta pembelajaran keterampilan
psikomotor.
Persamaan dari penelitian ini yaitu adalah pada metode pendekatan
dengan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini pada metode
pengumpulan data, selain itu, berbeda tempat dan waktu penelitian.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori
1. Prestasi Akademik
a. Pengertian Prestasi Akademik
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan
maupun berupa keterampilan. Prestasi menyatakan hasil yang telah
dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya, dengan hasil yang
menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja
(Nasrun, 2000).
Chaplin (2001) mengatakan prestasi akademik dalam bidang
pendidikan akademik, merupakan satu tingkat khusus perolehan atau
hasil keahlian karya akademik yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes
yang dibakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. Menurut
Winkel (1996) prestasi akademik adalah proses belajar yang dialami
siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, penerapan, daya analisis, dan evaluasi.
Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu
pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu
usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal
(Setiawan, 2006). Suryabrata (1993) menjelaskan bahwa prestasi


akademik adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus
dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya nilai pelajaran, mata
kuliah, nilai ujian dan lain sebagainya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik
individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang
mempengaruhi terhadap prestasi akademik yaitu:
1) Jenis Kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan
maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak
maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria.
Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan,
yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya
akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh
kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih
diperdebatkan.
2) Keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada
anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak
dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu


daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi
yang bisa meningkatkan semangat.
3) Konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang
dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu
untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk
melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah
lakunya.
4) Pengakuan prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa
diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat
dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan
lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi
dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai
tujuannya.
2. Keterampilan Psikomotor
a. Pengertian Keterampilan Psikomotor
Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu
kepastian yang tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat menunjuk
pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat di mana
keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai
suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan
derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan


tingkat keterampilannya. Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan yang
sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa
pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan,
misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin,
berjalan, berlari, melompat, dan sebagainya. Jika ini yang digunakan,
maka kata keterampilan yang dimaksud adalah sebagai kata benda.
Di pihak lain, keterampilan juga bisa digunakan sebagai kata sifat,
walaupun kalau hal ini digunakan, kata tersebut sudah berubah
strukturnya hanya menjadi terampil (Anita, 2002).
Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson
(1998) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak
dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan
hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif
akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah
menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu.
Keterampilan psikomotor dalam keperawatan yaitu berupa
keterampilan dalam menggunakan alat kesehatan dan melakukan
tindakan keperawatan sesuai prosedur dengan keamanan penuh bagi
kliennya. Keterampilan psikomotorik dapat dilatih, tetapi tidak
semua orang menghasilkan kemampuan yang sama melalui
pendidikan yang sama pula (Sutedjo, 2005).


Berkaitan dengan psikomotor, Sudrajat (2005) berpendapat
bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
lima faktor yang perlu dimiliki siswa, yaitu (a) kesiapan (readiness);
(b) peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual); (d)
menyesuaikan (adaptation) dan (e) menciptakan (origination).
b. Pengukuran Keterampilan Psikomotor
Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar
psikomotor. Slameto (2003) menjelaskan bahwa hasil belajar
keterampilan dapat diukur melalui (a) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran
praktik berlangsung, (b) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu
dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (c) beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
c. Leighbody (1968) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan psikomotor yaitu:
1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja.
2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-
urutan pengerjaan.
3) Kecepatan mengerjakan tugas.
4) Kemampuan membaca gambar dan atau symbol.


5) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran
yang telah ditentukan.


3. Kematangan Emosi
a. Pengertian Kematangan Emosi
Emosi adalah suatu reaksi kognitif dan reaksi tubuh terhadap
situasi tertentu. Emosi terkait pada tiga aspek yaitu: 1) Persepsi, 2)
Pengalaman, dan 3) Proses berpikir. Ada empat komponen
pengendali emosi: 1) Emotional Knowledge, 2) Emotional
Spirituality, 3) Emotional Authenticity, dan 4) Emotional
Reconciliation. Di samping keempat pengendali tersebut,
kematangan emosi harus didorong oleh empat komponen berikut: 1)
kesadaran emosi (emotional awareness); 2) penerimaan emosi
(emotional acceptance); 3) pengaruh emosi (emotional affection)
dan 4) penegasan emosi (emotional affirmation) (Martin, 2003).
Chaplin (2001) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu
keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan
emosional. Ditambahkan Ratnawati (2005), kematangan emosi
adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat
kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak,
kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol
emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan


dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol
emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang
disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap
memperhatikan kesopanan sosial.
Asmiyati (2001) mengemukakan kematangan emosi adalah
suatu kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan
emosi pada diri individu. Individu yang telah mencapai kematangan
emosi ditandai oleh adanya kemampuan dalam mengontrol emosi,
berfikir realistik, memahami diri sendiri dan menampakkan emosi di
saat dan tempat yang tepat. Reaksi yang diberikan individu terhadap
setiap emosi dapat memuaskan dirinya sendiri dan dapat diterima
oleh lingkungannya. Seseorang yang matang secara emosional akan
sanggup mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan
dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak
mementingkan diri sendiri tetapi mempertimbangkan perasaan orang
lain.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kematangan emosi merupakan suatu kondisi pencapaian tingkat
kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu. Individu
yang mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kesanggupan
mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak


mementingkan diri sendiri tetapi mempertimbangkan perasaan orang
lain.
b. Karakteristik Kematangan Emosi
Feinberg dalam Asmiyati (2001), ada beberapa karakteristik
atau tanda mengenai kematangan emosi seseorang untuk dapat
menerima dirinya sendiri, menghargai orang lain, menerima
tanggung jawab, percaya pada diri sendiri, sabar dan mempunyai
rasa humor. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Mampu menerima dirinya sendiri
Seseorang yang mempunyai pandangan atau penilaian yang
baik terhadap kekuatan dan kelemahannya mampu melihat dan
menilai dirinya secara obyektif dan realitas.
2) Menghargai orang lain
Seorang yang bisa menerima keadaan orang lain yang
berbeda-beda dikatakan dewasa jika mampu menghargai
perbedaan. Orang yang dewasa mengenal dirinya dengan baik
senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak
menandingi orang lain melainkan berusaha mengembangkan
dirinya sendiri.
3) Menerima tanggung jawab
Orang yang belum dewasa akan merasa terbebani apabila
diberikan tanggung jawab. Tetapi apabila orang yang sudah
dewasa bisa menerima tanggung jawab atas semua kegiatan dan


mempunyai dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa
yang harus diselesaikan.
4) Sabar
Seorang yang dewasa akan lebih sabar karena memiliki
kematangan emosi untuk mampu menerima, merespon, dan
melakukan sesuatu secara rasional.
5) Mempunyai rasa humor
Orang yang dewasa memiliki rasa humor yang tinggi
merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan
senyuman hangat untuk bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan keberadaannya.
c. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
kematangan emosi seseorang, antara lain (Ratnawati, 2005):
a) Pola asuh orang tua
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam
kehidupan anak, tempat belajar dan menyatakan dirinya sebagai
makhluk sosial, karena keluarga merupakan kelompok sosial
yang pertama tempat anak dapat berinteraksi. Dari pengalaman
berinteraksi dalam keluarga ini akan menentukan pula pola
perilaku anak.
b) Pengalaman traumatik


Kejadian-kejadian traumatis masa lalu dapat mempengaruhi
perkembangan emosi seseorang. Kejadian-kejadian traumatis
dapat bersumber dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan
di luar keluarga.
c) Temperamen
Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang
mencirikan kehidupan emosional seseorang. Pada tahap tertentu
masing-masing individu memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri,
dimana temperamen merupakan bawaan sejak lahir, dan
merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan hebat
dalam rentang kehidupan manusia.
d) Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan
dengan adanya perbedaan hormonal antara laki-laki dan
perempuan, peran jenis maupun tuntutan sosial yang
berpengaruh terhadap adanya perbedaan karakteristik emosi
diantara keduanya.
e) Usia
Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang
sejalan dengan pertambahan usia, hal ini dikarenakan
kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan
kematangan fisiologis seseorang.
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi


Overstreet dalam Asmiyati (2001), membagi aspek-aspek
kematangan menjadi empat bagian yaitu:
1) Sikap untuk belajar
Bersikap terbuka untuk menambah pengetahuan, jujur,
mempunyai keterbukaan, serta motivasi diri yang tinggi, bisa
memahami agar bermakna bagi dirinya.

2) Memiliki rasa untuk tanggung jawab
Memiliki rasa tanggung jawab untuk mengambil keputusan
atau melakukan suatu tindakan dan berani untuk menanggung
resikonya. Individu yang matang tidak menggantungkan hidup
sepenuhnya kepada individu lain karena individu yang matang
tahu bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri-sendiri.
3) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif
Memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaan,
memilih apa yang akan dilakukan, mengemukakan pendapat,
meningkatkan penghargaan pada diri merupakan bentuk
komunikasi secara efektif dimana individu sudah matang dan
mampu menyesuaikan diri dengan orang lain.
4) Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial
Individu yang matang, mampu melihat kebutuhan individu
yang lain dan memberikan potensi dirinya. Hal ini dikarenakan


individu yang matang mampu menunjukkan ekspresi cintanya
kepada individu lain. Jadi secara emosional individu mampu
menyesuaikan diri dan hubungan sosial antar individu.
4. Mahasiswa Profesi Ners UNSOED
a. Pengertian Profesi Ners
. Keperawatan di Indonesia sebagai pofesi, mencakup
pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan
pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (profesional
education). Sesuai dengan hakikatnya sebagai pendidikan profesi,
maka kurikulum pendidikan tinggi keperawatan disusun berdasarkan
pada kerangka konsep pendidikan yang kokoh, yang mencakup:
penguasaan IPTEK keperawatan, menyelesaikan masalah secara
ilmiah, sikap tingkah laku dan kemampuan profesional, belajar
mandiri serta belajar dimasyarakat. Program pendidikan Ners
menghasilkan Sarjana keperawatan dan profesional (Ners= First
Profesional Degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan
profesional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan dasar secara mandiri. Program pendidikan Ners
memiliki landasan keilmuan yang kokoh dan landasan keprofesian
yang mantap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan profesi
(Nursalam 2008).
Program pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan
pengajaran klinik dan lapangan, yang bertujuan untuk memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu yang
dipelajari di kelas (pada tahap akademik) ke praktik klinik. Ini
merupakan suatu proses transformasi mahasiswa menjadi seorang
perawat profesional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk
beradaptasi dengan perannya sebagai perawat profesional dalam
melaksanakan praktik keperawatan profesional disituasi nyata pada
pelayanan kesehatan klinik atau komunitas dengan melaksanakan
asuhan keperawatan dengan benar, menerapkan pendekatan proses
keperawatan, menampilkan sikap profesional dan menerapkan
keterampilan profesional (Nursalam, 2008).
b. Pelaksanaan Pembelajaran Klinik
Melalui tahap pendidikan profesi diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan
keterampilan profesional. Oleh karena itu pada tahap profesi,
pendidikan disusun berdasarkan pada:
1) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Pada
tahap ini peserta didik dan perseptor harus memahami dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang
diperlukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
2) Menyelesaikan masalah secara ilmiah, maksudnya peserta didik
dituntut untuk mampu memecahkan masalah secara langsung


saat berhubungan dengan pasien/klien dalam membantu
memenuhi kebutuhannya melalui tahapan proses keperawatan.
3) Sikap dan tingkah laku profesional yang dituntut dari seorang
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
kehidupan profesi meliputi penumbuhan dan pembinaan
kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak profesional melalui
suatu lingkungan yang sarat dengan model peran (role model).
4) Belajar aktif dan mandiri yang dapat dicapai selama
pembelajaran klinik antara lain dengan membuat laporan
pendahuluan, presentasi kasus dan seminar hasil dan kegiatan
lainnya yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri.
5) Pendidikan berada di masyarakat atau pengalaman belajar yang
dikembangkan di masyarakat (community based learning) yang
dapat menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan para
mahasiswa di masyarakat.
Setiap institusi pendidikan tinggi keperawatan hampir memiliki
kurikulum yang berbeda. Kurikulum dikembangkan sejalan dengan
visi dan misi institusi tersebut. Pendidikan profesi ners Unsoed
membagi menjadi 2 semester dengan lama studi maksimal 3
semester di luar cuti akademik baik untuk program regular A dan B
(Panduan program, 2011). Beban studi untuk program A dan B tahap
profesi adalah sama sebanyak 36 SKS. Komposisi 2 SKS PKKT, 3
SKS keperawatan dasar, 2 SKS keperawatan jiwa, 5 SKS


keperawatan medikal bedah, 2 SKS keperawatan anak, 3 SKS
keperawatan maternitas, 2 SKS keperawatan gawat darurat, 2 SKS
manajemen keperawatan, 4 SKS keperawatan keluarga dan
komunitas, 2 SKS keperawatan gerontik, 3 SKS peminatan, dan 6
SKS integratif.
c. Evaluasi Pembelajaran Klinik
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-
keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran
(Hamalik, 2003). Evaluasi belajar mengajar merupakan bagian
integral dalam proses pendidikan. Karena itu harus dilakukan oleh
setiap pendidik sebagai bagian dari tugasnya dalam merancang
sistem pembelajaran. Evaluasi peserta didik profesi ners jurusan
keperawatan Unsoed meliputi tiga ranah yaitu : aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Berdasarkan hal tersebut, maka penilaian
peserta didik terdiri dari laporan pendahuluan, pre dan post conferen,
sikap, target keterampilan, laporan asuhan keperawatan, pendidikan
kesehatan, seminar keperawatan dan ujian akhir stase (Panduan
program, 2011).
5. Kemampuan
Menurut Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2008)
menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang individu pada
dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu:


a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas
mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah).
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.
6. Merawat Klien Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologik atau
mentalnya kurang berfungsi dengan baik sehingga mengganggunya
dalam fungsi sehari-hari. Gangguan ini sering juga disebut sebagai
gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam masyarakat umum
kadang disebut sebagai gangguan saraf (Nurman, 2012).
Menurut Nurjanah (2005) kegiatan/langkah-langkah dari proses
keperawatan jiwa dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula
berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien.
Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) dimensi yaitu : fisik,


emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Kemampuan perawat
yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai
kesadaran/tilik diri (self awareness) , kemampuan mengobservasi
dengan akurat, kemampuan berkomunikasi teraupetik dan senantiasa
mampu berespon secara efektif. Perilaku atau kegiatan yang perlu
dilakukan oleh perawat adalah membina hubungan saling percaya
dengan melakukan kontrak dengan klien, mengkaji data dari klien
dan keluarga, memvalidasi data dengan klien, mengorganisasi dan
mengelompokkan data, dan menetapkan kebutuhan dan atau masalah
klien. Sumber informasi penting yang lain adalah: keluarga, catatan
saat ini atau yang lalu atau bias juga laporan dari pemberi perawatan
lain.
b. Penentuan Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat
professional yang menggambarkan tanda dan gejala yang
menunjukkan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana
perawat yang berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu
menolongnya. Beberapa hal yang diperlukan dalam menentukan
diagnosa keperawatan, perawat perlu mempunyai kondisi yaitu
pembuatan keputusan yang logis, pengetahuan mengenai parameter
yang normal, alas an induktif dan deduktif, sensitifitas sosio-kultural.
Perilaku perawat yang perlu dimiliki yaitu mengidentifikasi pola
harian, membandingkan data dengan norma, menganalisa dan


mensintesis data, mengidentifikasi masalah/kekuatan, memvalidasi
masalah dengan pasien, memformulasikan diagnosa keperawatan,
menyusun prioritas masalah.
c. Perumusan Outcome
Beberapa kondisi perawat yang perlu dimiliki pada saat
mengidentifikasi hasil yaitu keterampilan berpikir kritis, dan
bekerjasama dengan pasien dan keluarga. Beberapa perilaku perawat
yang diperlukan pada saat mengidentifikasi hasil yaitu membuat
hipotesis, hasil spesifik yang diharapkan dan memvalidasi tujuan
dengan pasien. Kualitas dari kriteria hasil yang ditulis dengan baik
yaitu spesifik (bukan general), dapat diukur (bukan subyektif), dapat
dicapai (bukan yang tidak realistik), diperlukan saat ini/aktual,
adekuat dalam jumlah, dan menyeluruh. Tujuan dalam kriteria hasil
juga akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk tindakan
keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari perawatan.
Tujuan seharusnya ditulis dalam terminologi tingkah laku. Ini berarti
kata kerja digunakan untuk menunjukkan tujuan yang
menggambarkan tingkah laku yang mungkin diobservasi dan harus
mempunyai sedikit interpretasi, tujuan harus realistik
menggambarkan apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu
yang spesifik.
d. Perencanaan


Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan
yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatn
meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi. Beberapa
kondisi dan tingkah laku perawat yang diperlukan pada saat
membuat perencanaan yaitu kondisi perawat mengaplikasikan teori
dan respek pada pasien dan keluarga. Tingkah laku perawat
memprioritaskan tujuan, mengidentifikasi aktifitas keperawatan dan
memvalidasi rencana dengan klien. Kunci pokok membuat
perencanaan adalah perencanaan selalu individual untuk pasien,
perencanaan intervensi harus berdasarkan pengetahuan terbaru,
perencanaan dilakukan berkolaborasi dengan pasien, keluarga, dan
tim kesehatan lain, dan dokumentasi dari rencana keperawatan
penting dalam aktifitas dalam keperawatan.
e. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih dibutuhkan klien dan sesuai dengan
kondisinya saat ini. Beberapa kondisi dan perilaku perawat yang


diperlukan pada saat melakukan imlementasi keperawatan yaitu
kondisi perawat yang memiliki pengalaman klinik, pengetahuan
tentang riset, responsive dan tindakan mempunyai dimensi
perawatan. Perilaku perawat dapat mempertimbangkan sumber yang
tersedia, mengimplementasikan aktifitas perawatan, memunculkan
alternative, berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus
pada respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi
agar dapat melihat perubahan dan berupaya mempertahankan dan
memelihara. Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk
menguatkan perubahan yang positif. Klien dan keluarga dimotivasi
untuk melakukan self- reinforcement. Beberapa kondisi dan perilaku
perawat yang diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses
keperawatan yaitu kondisi perawat supervisi, analisis diri, peer
review, partisipasi pasien dan keluarga. Perilaku perawat dapat
membandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan, mereview
proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatn sesuai yang
dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas
yang dilakukan.


7. Hubungan antara prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan
kematangan emosi terhadap kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa
Mahasiswa profesi ners yang menjalani stase keperawatan jiwa
diupayakan memiliki prestasi akademik yang baik yang dinilai dari nilai
akademik keperawatan jiwa 1 dan nilai akademik keperawatan jiwa 2
serta keterampilan psikomotorik dan kematangan emosi yang mumpuni
guna menghasilkan kemampuan seorang perawat yang baik, salah
satunya dibutuhkan dalam merawat klien gangguan jiwa.
















B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka menurut Rola (2006), Leighbody
(1968), Asmiyati (2001), maka dapat dibentuk kerangka teori sebagai
berikut:


















Gambar 2.1 Kerangka Teori
Prestasi
akademik
Faktor yang
mempengaruhi
menurut Rola
(2006) :
a. Jenis kelamin
b. Keluarga dan
kebudayaan
c. Konsep diri
d. Pengakuan
prestasi
Mahasiswa Profesi Ners dalam
merawat klien gangguan jiwa
Kemampuan
Keterampilan psikomotor Kematangan
emosi
Faktor yang
mempengaruhi
Asmiyati (2001) :
a) Sikap untuk
belajar
b) Memiliki rasa
tanggung
jawab
c) Memiliki
kemampuan
berkomunikasi
dengan baik
d) Memiliki
kemampuan
untuk
menjalin
hubungan
sosial
Faktor yang
mempengaruhi Leighbody
(1968) :
a. Kemampuan
menggunakan alat dan
sikap kerja
b. Kemampuan
menganalisis suatu
pekerjaan dan
menyusun urut-urutan
pengerjaan
c. Kecepatan
mengerjakan tugas
d. Kemampuan membaca
gambar atau simbol
e. Keserasian bentuk
dengan yang
diharapkan atau ukuran
yang telah ditentukan


C. Kerangka Konsep
Dari kerangka teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep yang
dikembangkan dari pendapat Rola (2006), Leighbody (1968) dan Asmiyati
(2001), yaitu:















Keterangan:
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
1. Prestasi akademik
2. Keterampilan
psikomotor
3. Kematangan
emosi
Kemampuan
merawat klien
gangguan jiwa

Faktor yang
mempengaruhi
prestasi
akademik
menurut Rola
(2006) :
1.Jenis Kelamin
Faktor yang
mempengaruhi
Asmiyati (2001) :
1. Sikap untuk
belajar
2. Memiliki rasa
tanggung jawab
3. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi
dengan baik
4. Memiliki
kemampuan
untuk menjalin
hubungan sosial


2.Keluarga dan
kebudayaan
3.Konsep diri
4.Pengakuan
prestasi

Faktor yang
mempengaruhi
Leighbody (1968) :
a. Kemampuan
menggunakan alat dan
sikap kerja
b. Kemampuan
menganalisis suatu
pekerjaan dan
menyusun urut-urutan
pengerjaan
c. Kecepatan
mengerjakan tugas
d. Kemampuan
membaca gambar atau
simbol
e. Keserasian bentuk
dengan yang diharapkan
atau ukuran yang telah
ditentukan
Mahasiswa
profesi ners
angkatan X


B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan prediksi dari hasil penelitian atau
hubungan yang diharapkan antar variabel yang dipelajari. Jadi hipotesis
penelitian menterjemahkan tujuan penelitian kedalam dugaan yang jelas dari
hasil penelitian yang diharapkan (Saryono, 2011).
Menurut Arikunto (2006) ada dua Hipotesis yaitu hipotesis statistik
atau disebut juga Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis kerja (Ha) disebut juga
hipotesis alternatif. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha:
Ada hubungan antara prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan
kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap kemampuan
merawat klien gangguan jiwa, yaitu jika nilai < 0,05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima atau terdapat korelasi yang bermakna antara dua
variabel yang diuji. Sedangkan Ho: Tidak ada hubungan antara prestasi
akademik, keterampilan psikomotor, dan kematangan emosi mahasiswa
profesi ners Unsoed terhadap kemampuan merawat klien gangguan jiwa
yaitu jika nilai > 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak
terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji (Dahlan,
2008).


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan
desain analitik korelasi yaitu mengkaji hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah
prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan kematangan emosi
sedangkan variabel terikatnya adalah mahasiswa profesi Ners Unsoed
terhadap kemampuan merawat klien gangguan jiwa.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian
ini hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada saat tertentu
saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu
bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya dikenai
satu kali pengukuran, tanpa dikenai tindak lanjut atau pengulangan
pengukuran (Saryono, 2011).
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Penelitian dimulai dari awal bulan
Maret 2013 dengan membagikan kuisioner kematangan emosi pada
mahasiswa profesi ners yang sedang menjalani stase keperawatan jiwa
rombongan pertama dan akhir bulan Maret membagikan kuisioner


kematangan emosi pada mahasiwa profesi ners yang sedang menjalani
stase keperawatan jiwa pada rombongan yang kedua, serta pengumpulan
nilai evaluasi ujian stase keperawatan jiwa sampai awal bulan Mei 2013.

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2003). Menurut Sugiyono (2009), populasi
merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting
dan menentukan keakuratan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa profesi ners angkatan X yang berjumlah 64 orang
mahasiswa.
2. Sampel
Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi disebut
sampel (Sugiyono, 2009). Sampel merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Purwanto, 2007). Sampel yang dikehendaki untuk menjawab masalah
penelitian merupakan bagian dari populasi terjangkau sehingga
pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
total sampling teknik pengambilan sampel ini mendasarkan pada kriteria
tertentu yang sebelumnya ditetapkan oleh peneliti, subyek yang memenuhi
kriteria tersebut menjadi anggota sampel, yang merupakan teknik


penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian),
sehingga sampel tersebut dapat mewakii karakteristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya (Nursalam 2008). Dalam penelitian ini jumlah sampel
berjumlah 61 responden sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun
kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi :
1) Mahasiswa profesi ners unsoed angkatan X yang memiliki
kelengkapan nilai dari dosen pengampu keperawatan jiwa Unsoed,
yaitu nilai akademik mata kuliah keperawatan jiwa 1, nilai akademik
mata kuliah keperawatan jiwa 2, nilai skill lab TAK, nilai skill lab
restrain, nilai PKKT stase keperawatan jiwa dan nilai ujian profesi
stase keperawatan jiwa.
2) Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi :
1) Mahasiswa menolak menjadi responden.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2003). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas


Variabel bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya independent variabel atau
yang mempengaruhi stimulus, input (Sugiyono, 2009). Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu prestasi akademik, keterampilan psikomotor,
dan kematangan emosi
2. Variabel terikat
Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan
variabel ini sering disebut variabel respon, output (Sugiyono, 2009).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi Ners
Unsoed terhadap kemampuan merawat klien gangguan jiwa.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menurut Saryono (2011) adalah
mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang
diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi, atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adapun
definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut:








Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian
No Variabel Definisi operasional Alat Ukur Cara
mengukur
Hasil ukur Skala
1 Prestasi
akademik
Istilah untuk
menunjukkan suatu
pencapaian tingkat
keberhasilan tentang
suatu tujuan karena suatu
usaha belajar telah
dilakukan oleh seseorang
secara optimal
Nilai
akademik
mata kuliah
keperawatan
jiwa 1 dan
nilai
keperawatan
jiwa 2
Rata-rata
(mean) nilai
akademik
keperawatan
jiwa 1 dan nilai
keperawatan
jiwa 2
mahasiswa
profesi Ners
Unsoed
angkatan X

1. A= >80
2. B= 66-79,99
3. C= 56-65,99
4. D= 46-55,99
5. E= <46
Interval
2 Keterampilan
psikomotor
Keterampilan individu
dalam merawat klien
sesuai prosedur dengan
keamanan penuh bagi
kliennya
Nilai Skillab
TAK, niai
skill lab
restrain, nilai
PKKT
keperawatan
jiwa
Rata-rata
(mean) nilai
skill lab TAK
dan nilai skill
lab restrain
dan rata-rata
(mean) nilai
PKKT

1. A= >80
2. B= 66-79,99
3. C= 56-65,99
4. D= 46-55,99
5. E= <66
Interval
3 Kematangan
emosi
Merupakan suatu kondisi
pencapaian tingkat
kedewasaan dari
perkembangan emosi
pada diri individu
Kuisioner Kuisioner
dengan skala
Likert yang
terdiri dari 29
item
pernyataan
dengan skor 1-
4, dengan skor
tertinggi 116
dan skor
terendah 29

1. Matang
(>87)
2. Cukup
matang (58-
87)
3. Belum
matang
(<58)
Ordinal
4 Kemampuan
mahasiswa
profesi Ners
dalam
merawat klien
gangguan
jiwa

Merupakan kesanggupan
atau kecakapan individu
yang digunakan untuk
mengerjakan beragam
tugas dalam memberikan
asuhan keperawatan pada
klien gangguan jiwa.
Nilai
evaluasi
ujian profesi
stase
keperawatan
jiwa
Nilai evaluasi
ujian profesi
stase
keperawatan
jiwa
1. A= >80
2. B= 66-79,99
3. C= 56-65,99
4. D= 46-55,99
5. E= <46
Interval




E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
diolah (Saryono, 2011). Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Prestasi Akademik
Instrumen penelitian menilai prestasi akademik menggunakan nilai
rata-rata (mean) mata kuliah keperawatan jiwa 1 dan keperawatan jiwa 2
mahasiswa profesi ners angkatan X.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) penilaian berdasarkan kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh program studi sesuai dengan Buku
Pedoman Unsoed 2006-2007 interpretasi skor penilaian dikategorikan
menjadi 5, yaitu A = >80, B = 66-79,99, C = 56-65,99, D = 46-55,99, E =
<46
2. Keterampilan Psikomotor
Instrumen penelitian menilai keterampilan psikomotor dengan
menggunakan nilai rata-rata (mean) skill lab TAK, nilai skill lab
restrain, dan nilai ujian PKKT keperawatan jiwa.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) penilaian berdasarkan kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh program studi sesuai dengan Buku
Pedoman Unsoed 2006-2007 interpretasi skor penilaian dikategorikan


menjadi 5, yaitu A = >80, B = 66-79,99, C = 56-65,99, D = 46-55,99, E =
<46

3. Kematangan emosi
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang dibuat sendiri oleh
peneliti yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian
kuisioner tersebut digunakan untuk meneliti kematangan emosi
mahasiswa profesi ners Unsoed angkatan X dalam merawat klien
gangguan jiwa yang berisi tentang data pribadi seperti nama, umur, jenis
kelamin, alamat dan suku bangsa serta pernyataan tentang kematangan
emosi yang terdiri dari 29 item peryataan. Setiap itemnya diberi skor 1
untuk jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai), skor 2 untuk jawaban TS
(Tidak Sesuai), skor 3 untuk jawaban S (Sesuai), skor 4 untuk jawaban
SS (Sangat Sesuai) untuk pertanyaan positif. Untuk pertanyaan negatif
setiap itemnya diberi skor 4 untuk jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai),
skor 3 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), skor 2 untuk jawaban S
(Sesuai), skor 1 untuk jawaban SS (Sangat Sesuai).
Nilai skor 1-4 dan jumlah pertanyaan 29, maka didapatkan skor
tertinggi 116 dan skor terendah 29. Interpretasi skor penilaian
dikategorikan menjadi 3, yaitu matang, cukup matang dan belum matang.
Untuk memperoleh kategori matang, cukup matang dan belum matang
digunakan teknik skoring dengan menggunakan rumus interval kelas
(Sugiyono, 2009):




Interval kelas (IK) =

Pengelompokan kategori adalah:
Belum matang : skor minimum x skor minimum + IK
Cukup Matang : skor minimum + IK < x skor minimum + 2 IK
Matang : x > skor minimum (NR) + 2 IK
Jadi dapat disimpulkan bahwa skor penilaian; belum matang (29 x
58), Cukup matang (58 < x 87), Matang (x > 87-116)
Kisi-kisi kematangan emosi dalam penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a) Pernyataan favourable sikap untuk belajar ada pada item
pernyataan soal nomer 1, 2, 3, 17, 18, 20, 25, 27 dan 29
b) Pernyataan unfavourable sikap untuk belajar ada pada item
pernyataan soal nomer 24
c) Pernyataan favourable memiliki rasa tanggung jawab ada pada
item pernyataan soal nomer 4, 6, 7, 13, 14 dan 21
d) Pernyataan unfavourable memiliki rasa tanggung jawab ada pada
item pernyataan nomer 5
e) Pernyataan favourable memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik ada pada item pernyataan nomer 8, 10 dan 15
f) Pernyataan unfavourable memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik pada item pernyataan nomer 11


g) Pernyataan favourable memiliki kemampuan untuk memiliki
kemampuan untuk menjalin hubungan sosial ada pada item
pernyataan nomer 9, 12, 13, 16, 19, 22, 23 dan 28
h) Pernyataan unfavourable memiliki kemampuan untuk menjalin
hubungan sosial ada pada item pernyataan nomer 26
4. Kemampuan
Instrumen penelitian menggunakan nilai rata-rata ujian profesi stase
keperawatan jiwa. Penilaian Acuan Patokan (PAP) penilaian berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan oleh program studi sesuai dengan Buku
Pedoman Unsoed 2006-2007 interpretasi skor penilaian dikategorikan
menjadi 5, yaitu A = >80, B = 66-79,99, C = 56-65,99, D = 46-55,99, E =
<46

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan
reliabel (Arikunto, 2006). Kuisioner sebagai alat ukur penelitian perlu diuji
coba sebelum digunakan karena benar tidaknya data sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung
dari baik tidaknya instrumen pengumpul data.
1. Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-
benar mengukur apa yang diukur. Pengukuran validitas kuisioner
dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2003). Uji


validitas ini dilakukan kepada mahasiswa profesi ners angkatan IX
keperawatan UNSOED, sejumlah 15 orang kemudian dihitung
korelasinya untuk mengetahui pernyataan dalam kuisioner tersebut valid
atau tidak valid. Uji validitas kuisioner ini menggunakan korelasi
Pearson Product Moment.
Analisis korelasi Pearson Product Moment merupakan analisisis
untuk menguji validitas instrumen yang dicapai apabila data yang
dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian yang
dimaksud. Adapun formula korelasi Product moment adalah:

Keterangan:
r = Nilai korelasi antara X dan Y
N = Banyaknya subjek
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
Kriteria pengujian:
Jika r > r tabel, berarti item pernyataan valid
jika r < r tabel, berarti item pernyataan tidak valid.
Pada uji validitas menggunakan analisis korelasi Pearson Product
Moment data yang dihasilkan dari instrumen kematangan emosi. Nilai r
tabel dengan jumlah pertanyaan 40 adalah 0,514. Hasil perhitungan
korelasi Pearson Product Moment menggunakan nilai Pearson
correlation pada tiap item pertanyaan kematangan emosi diperlihatkan


pada data tersebut diatas, terlihat korelasi yang diperoleh berkisar antara -
0,14 sampai 0,882. Ada 11 item pertanyaan yang nilai Pearson
correlation kurang dari nilai r tabel (0,514), jadi 29 item pertanyaan yang
dinyatakan valid, bahwa sebuah instrumen penelitian dikatakan valid
apabila mempunyai nilai Pearson correlation lebih dari nilai r tabel
(0,514).
Untuk kuisioner kematangan emosi terdiri dari 40 pertanyaan, ada 11
pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 3, 4, 5, 7, 13, 21, 22, 27,
28, 37, dan 38. Item yang tidak valid oleh peneliti dihapus, sehingga
jumlah kuisioner yang digunakan untuk kematangan emosi sejumlah 29
pernyataan. Ukuran valid tidaknya sebuah indikator pernyataan dapat
dilihat dari nilai korelasi Pearson product moment yang ditampilkan dari
hasil nilai analisanya (corrected item-total correlation).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan pertimbangan reliabilitas harus dilakukan pada
pernyataan-pernyataaan yang sudah memiliki Validitas (Notoatmodjo,
2003). Uji reliabilitas kuisioner yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara
menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Pengujian reliabilitas


instrumen tersebut digunakan rumus alpha Cronbach yaitu (Arikunto,
2006):


Keterangan:
r
1
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
a
i
= jumlah Varians butir
a
u
= varians total
Kriteria pengujian:
Jika rxx > r tabel, berarti kuisioner reliabel
Jika rxx < r tabel, berarti kuisioner tidak reliabel.
Uji reliabilitas pada penelitian ini adalah uji untuk melihat
konsistensi jawaban responden dalam menjawab sebuah subdimensi. Uji
ini menggunakan indikator nilai alpha cronbach. Sebuah subdimensi
dinyatakan sudah reliabel jika nilai alpha cronbach >0,5 (Arikunto,
2006).
Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach untuk 29
pertanyaan item pernyataan yang dinyatakan valid mendapatkan nilai
alpha cronbach 0,975, berarti kuisioner memiliki konsistensi dan
keandalan maksud yang baik. Berdasarkan kemampuan ini kuisioner
dinyatakan reliabel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2006)
bahwa kuisioner dinyatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach >0,5.


G. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut :

1. Tahap persiapan
a. Penyusunan proposal penelitian yang dilanjutkan dengan pengujian
proposal penelitian.
b. Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuisioner ke mahasiswa
profesi angkatan IX
c. Permohonan ijin penelitian kepada Ketua Jurusan Keperawatan
Unsoed.
d. Permohonan ijin penelitian kepada Ketua Profesi Keperawatan
Unsoed.
e. Permohonan ijin penelitian kepada Ketua Profesi Stase
Keperawatan Jiwa.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden. Profesi stase keperawatan jiwa angkatan X
dilaksanakan dalam 2 rombongan, pada tanggal 10 Maret 2013
peneliti membagikan kuisioner kematangan emosi mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa pada
rombongan pertama sejumlah 32 responden, lalu melakukan


pengecekan kuisioner yang sudah diisi oleh responden. Pada
tanggal 31 Maret 2013 peneliti membagikan kuisioner kematangan
emosi mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien
gangguan jiwa pada rombongan yang kedua sejumlah 29
responden lalu melakukan pengecekan kuisioner yang sudah diisi
oleh responden. Setelah kuisioner terisi lengkap lalu menunggu
hasil nilai ujian profesi stase keperawatan jiwa yang keluar pada
tanggal 9 Mei 2013 kemudian dilanjutkan pada proses pengolahan
data.
b. Tahap Pengolahan Data
Setelah penelitian selesai sampai target sampel terpenuhi, semua
data dihitung, dicatat kemudian dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan komputer. Menurut Alimul (2008) dalam proses
pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh,
diantaranya :
1) Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian
kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data


menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode
dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti dari
suatu kode atau variabel. Dalam penelitian ini dilakukan coding
pada variabel bebas dan variabel terikat.
3) Entri Data
Entri data adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa
juga dengan membuat tabel kontingensi.
4) Melakukan Teknik Analisis
Analisa data terhadap penelitian menggunakan ilmu statistik
terapan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dianalisis. Pada
penelitian ini uji yang digunakan adalah korelasi Pearson
Product Moment akan tetapi sebaran data tidak normal pada uji
korelasi Pearson Product Moment tidak terpenuhi maka
peneliti menggunakan uji alternatif yaitu Rank Spearman.
H. Analisis Data
Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian diproses dan dianalisis
secara sistematis supaya hipotesis dapat ditegakkan. Data dianalisis
menggunakan prosedur statistik, memungkinkan peneliti untuk mengurangi,
menyimpulkan, mengorganisasi, mengevaluasi, menginterpretasi dan


menyajikan informasi yang jelas dengan angka-angka yang bermakna
(Nursalam, 2008).
Adapun tahapan dalam analisis data antara lain :
1. Setelah semua data terkumpul kemudian peneliti memasukan data yang
telah ditabulasi kedalam program komputer.
2. Kemudian dilakukan analisa data secara bertahap dan melalui proses
komputerisasi. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan
korelasi Rank Spearman dengan rumus :

Keterangan :
: koefisien korelasi Rank-Spearman
Kriteria pengujian :
Jika < , berarti Ha diterima
Jika > , berarti Ha ditolak (Sugiyono,2001)
Setelah dilakukan pengumpulan data maka komponen variabel
penelitian dapat dilakukan analisis adalah :
1. Analisis Univariat
Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase.
Tujuan analisis ini untuk melihat kelayakan data dan mengetahui
gambaran dari karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin dan
suku bangsa mahasiswa profesi ners Unsoed. Tabel distribusi frekuensi
merupakan bentuk tabel yang sederhana, biasanya data terdiri atas


variabel disertai dengan frekuensi masing-masing kategori dari variabel
tersebut (Hidayat, 2010).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel,
antara variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini uji yang
digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment akan tetapi sebaran
data tidak normal pada uji korelasi Pearson Product Moment tidak
terpenuhi maka peneliti menggunakan uji alternatif yaitu Rank
Spearman.
3. Analisis Multivariat
Analisis ini dilakukan terhadap besarnya pengaruh secara bersama-sama
beberapa Variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2003). Analisis multivariat dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik, keterampilan
psikomotor, dan kematangan emosi terhadap kesiapan mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan regresi logistic. Rumus persamaan regresi logistic adalah
sebagai berikut (Saryono, 2011):

) 3 3 2 2 1 1 (
1
1
) (
x b x b x b a
e
x p


Keterangan:
p(x) = probabilitas (kemampuan).
b1 = skala Variabel prestasi akademik.


b2 = skala Variabel keterampilan psikomotor.
b3 = skala Variabel kematangan emosi.
I. Etika Penelitian
Pada penelitian ilmu keperawatan, hampir 90 persen subjek penelitian
yang digunakan adalah manusia, oleh karena itu peneliti harus memahami
prinsip-prinsip etika penelitian. Secara umum prinsip etika dalam
penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan
(Nursalam, 2008).
a. Prinsip Manfaat
1) Bebas dari penderitaan
Perlakuan pada penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan
kerugian kepada subjek, walaupun dengan adanya penelitian ini akan
menyita waktu untuk mengisi kuisioner. Akan tetapi peneliti sudah
mengantisipasinya dengan melakukan pengisian kuisioner yang
dilakukan di dalam asrama sehingga tidak mengganggu proses
shift/jaga di Rumah Sakit Jiwa.
2) Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian tidak akan merugikan dalam bentuk
apapun bagi pihak manapun. Peneliti mengutamakan privasi subjek
yaitu saat kuisioner selesai diisi oleh subjek, maka langsung
dikumpulkan ke peneliti, sehingga dapat diminimalisir kemungkinan
eksploitasi dalam pengisian kuisioner.


3) Risiko (benefits ratio)
Penelitian ini sudah dipertimbangkan, bahwa tidak ada risiko yang
berakibat pada subjek saat dilakukan pengumpulan data. Penelitian ini
tidak akan menimbulkan risiko karena sudah dipertimbangkan isi dari
setiap item kuisioner untuk pengumpulan data.
b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
1) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination).
Penelitian ini memperlakukan subjek secara manusiawi. Subjek
mempunyai hak kesediaan untuk menjadi subjek maupun tidak, tanpa
adanya sanksi atau paksaan dalam bentuk apapun. Peneliti
mengantisipasi dengan adanya pemberian inform consent sebelum
pengisian kuisioner.
2) Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan.
Peneliti dalam hal ini memberikan penjelasan secara rinci mengenai
prosedur pengisian kuisioner, dalam pengisian kuisioner ini semua
subjek terjamin kerahasiaanya. Selain itu, peneliti juga menjelaskan
tujuan, manfaat dan kerugian yang dialami subjek dalam pengisian
kuisioner.
3) Informed consent
Subjek mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian
yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebasberpartisipasi atau
menolak menjadi responden. Pada informed consent tercantum bahwa


data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan
ilmu keperawatan.
c. Prinsip keadilan (right to justice)
1) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (right in fair treatment)
Subjek penelitian dalam hal ini dilakukan secara adil baik sebelum,
selama, dan sesudah keikutsertaanya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia. Subjek
diperlakukan secara adil dengan mengisi kuisioner yang sama dalam
waktu yang bersamaan karena subjek memiliki hak yang sama dalam
pengisian kuisioner ini.
2) Hak atas kerahasiaanya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dijaga kerahasiannya, sehingga perlu adanya tanpa nama
(anonymity) dan rahasia (confidentially) dengan cara menuliskan kode
pada lembar observasi tanpa keterangan nama lengkap. Kerahasiaan
subjek terjamin karena dalam pengisian kuisioner subjek tidak perlu
mencantumkan nama, namun peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar kuisioner dan jika penelitian sudah selesai kuisioner akan
dimusnahkan.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Solo karena untuk profesi stase
keperawatan jiwa dilakukan di RSJD Surakarta. Sampel penelitian berjumlah
61 mahasiswa profesi ners Unsoed. Pada bab ini dijelaskan hasil dari
penelitian yang telah dilaksanakan.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini menggambarkan distribusi
frekuensi dan presentase. Tujuan analisis ini untuk mengetahui gambaran
dari karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin dan suku bangsa.
a. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat diperlihatkan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia Mahasiswa Profesi
Ners Unsoed Angkatan X, Maret 2013 (N=61)
Usia Frekuensi (orang) Presentase (%)
22
23
24
38
21
2
62,3
34,4
3,2
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer



Berdasarkan tabel 4.1 maka diketahui bahwa dari 61
mahasiswa yang menjadi responden mayoritas sebanyak 38 orang
(62,3%) berusia 22 tahun, 21 orang (34,4%) berusia 23 tahun dan 2
orang (3,2%) berusia 24 tahun.
b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa
Profesi Ners Unsoed Angkatan X, Maret 2013 (N=61)
Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)
Laki-laki
Perempuan
19
42
31,1
68,9
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 maka diketahui bahwa dari 61
mahasiswa yang menjadi responden, mayoritas sebesar 42 orang
(68,9%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan untuk jenis kelamin
laki-laki sebanyak 19 orang (31,1%).
c. Karakteristik Responden berdasarkan Suku Bangsa
Karakteristik responden berdasarkan suku bangsa dapat
diperlihatkan pada tabel 4.3 dibawah ini :





Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Suku Bangsa, Mahasiswa
Profesi Ners Unsoed Angkatan X, Maret 2013 (N=61)
Suku Bangsa Frekuensi (orang) Presentase (%)
Jawa
Sunda
Bugis
Batak
Lampung
48
10
1
1
1
78,7
16,3
1,6
1,6
1,6
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 maka diketahui bahwa mayoritas
responden bersuku bangsa Jawa yaitu sebanyak 48 orang (78,7%),
suku bangsa sunda yaitu sebanyak 10 orang (16,3%), sedangkan suku
bangsa bugis, batak dan lampung yaitu masing-masing sebanyak 1
orang (1,6%).
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis untuk mengetahui interaksi dua
variabel, antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu
prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan kematangan emosi, dan
variabel terikat yaitu kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed dalam
merawat klien gangguan jiwa. Pada penelitian ini uji yang digunakan
adalah korelasi Pearson Product Moment akan tetapi sebaran data tidak
normal pada uji korelasi Pearson Product Moment tidak terpenuhi maka
peneliti menggunakan uji alternatif yaitu Rank Spearman. Salah satu
variabel yaitu variabel kematangan emosi menggunakan skala data


ordinal yang termasuk data non parametrik sehingga analisis yang
digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman
sendiri digunakan untuk menghubungkan dua variabel atau digunakan
karena skala pada definisi operasionalnya menggunakan ordinal.
a. Kemampuan Mahasiswa Profesi Ners Unsoed dalam Merawat
Klien Gangguan Jiwa
Kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat
klien gangguan jiwa dapat diperlihatkan pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Kemampuan
Mahasiswa Profesi Ners Unsoed dalam Merawat Klien
Gangguan Jiwa Angkatan X, Maret 2013 (N=61)
Kategori
kemampuan
mahasiswa profesi
ners Unsoed dalam
merawat klien
gangguan jiwa
Frekuensi (orang) Presentase (%)
A (80)

B (66-79,99)

C (56-65,99)

D (46-55,99)

E (<46)

0

61

0

0

0
0

100

0

0

0
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4 maka diketahui bahwa 61 responden
(100 %) mendapat nilai B yaitu antara (66-79,99), dan tidak ada
responden yang mendapat nilai A, C, D, dan E


b. Hubungan Prestasi Akademik Mahasiswa Profesi Ners Unsoed
terhadap kemampuan merawat klien gangguan jiwa
Prestasi akademik pada responden dapat diketahui dengan
melihat rata-rata (mean) nilai akademik mata kuliah keperawatan jiwa
1 dan mata kuliah keperawatan jiwa 2. Jumlah responden n = 61
dengan nilai tertinggi 83, nilai terendah 61, mean 70,71, dan median
70,92.
Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Prestasi Akademik,
Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Angkatan X, Maret
2013 (N=61)
Kategori
Frekuensi
(orang)
Presentase (%)
A ( 80) 1 1,6
B (66-79,99) 52 85,2
C (56-65,99) 8 13,1
D (46-55,99) 0 0
E (<46) 0 0
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 maka diketahui mayoritas 85,2% responden
memiliki nilai prestasi akademik B yaitu antara (66-79,99).
Tabel 4.6 Hasil uji Rank Spearman prestasi akademik dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan jiwa
Variabel N
Kemampuan mahasiswa
profesi Ners Unsoed dalam
merawat klien gangguan jiwa
Koefisien
Korelasi

Prestasi
akademik
-0,037 0,779
61




Pada tabel 4.6 berdasarkan dari hasil pengujian statistik
dengan korelasi Rank Spearman menggunakan software statistic,
diketahui N sejumlah 61 responden, nilai koefisien korelasi (r) -0,037
maka dapat diinterpretasikan memiliki kekuatan korelasi yang lemah
dengan arah korelasi negatif yang artinya semakin besar prestasi
akademik semakin kecil kemampuan dalam merawat klien gangguan
jiwa. Jika nilai < 0,05 maka dapat disimpulkan Ha diterima
atau terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji
sedangkan dari prestasi akademik nilai 0,779 berarti > 0,05
maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak ada hubungan antara
prestasi akademik dengan kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
c. Hubungan Keterampilan Psikomotor Mahasiswa Profesi Ners
Unsoed terhadap Kemampuan Merawat Klien Gangguan Jiwa
Keterampilan psikomotor pada responden dapat diketahui
dengan melihat nilai rata-rata (mean) dari nilai skill lab TAK, skill
lab restrain, dan nilai PKKT stase keperawatan jiwa. Jumlah
responden n = 61 dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 55 , mean
78,84 , dan median 79,17.





Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan Keterampilan
Psikomotor, Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Angkatan
X, Maret 2013 (N=61)

Kategori
Frekuensi
(orang)
Presentase (%)
A ( 80) 6 9,8
B (66-79,99) 55 90,2
C (56-65,99) 0 0
D (46-55,99) 0 0
E (<46) 0 0
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 maka diketahui mayoritas 90,2% responden
memiliki nilai keterampilan psikomotor B yaitu antara (66-79,99).
Tabel 4.8 Hasil uji Rank Spearman keterampilan psikomotor
dengan kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed
dalam merawat klien gangguan jiwa.

Variabel
N
Kemampuan mahasiswa
profesi Ners Unsoed dalam
merawat klien gangguan
jiwa
Koefisien
Korelasi

Keterampilan
psikomotor
61 0,190 0,143



Pada tabel 4.8 berdasarkan dari hasil pengujian statistik
dengan korelasi Rank Spearman menggunakan software statistic,
diketahui N sejumlah 61 responden, nilai koefisien korelasi (r) 0,190
maka dapat diinterpretasikan memiliki kekuatan korelasi yang sangat
lemah dengan arah korelasi positif yang artinya semakin besar


keterampilan psikomotor semakin besar pula kemampuan dalam
merawat klien gangguan jiwa. Jika nilai < 0,05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima atau terdapat korelasi yang bermakna antara
dua variabel yang diuji sedangkan dari prestasi akademik nilai
0,143 berarti > 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak
ada hubungan antara keterampilan psikomotor dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.

d. Hubungan Kematangan Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed
terhadap Kemampuan Merawat Klien Gangguan Jiwa
Kematangan emosi yang terjadi pada responden dapat
diketahui dengan memberikan kuisioner kepada responden, maka
kematangan emosi dapat dijabarkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Responden berdasarkan Kematangan emosi,
Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Angkatan X, Maret
2013 (N=61)

Kategori
kematangan emosi
Frekuensi (orang) Presentase
(%)
Matang 49 80,3
Cukup matang 12 19,7
Belum matang 0 0
Total 61 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9 maka diketahui mayoritas 80,3% responden
memiliki kematangan emosi yang matang.



Tabel 4.10 Hasil uji Rank Spearman kematangan emosi dengan
kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed dalam
merawat klien gangguan jiwa.

Variabel N
Kemampuan mahasiswa
profesi Ners Unsoed dalam
merawat klien gangguan
jiwa
Koefisien
Korelasi

Kematangan
emosi
61 0,247 0,055



Pada tabel 4.10 berdasarkan dari hasil pengujian statistik
dengan korelasi Rank Spearman menggunakan software statistic,
diketahui N sejumlah 61 responden, nilai koefisien korelasi (r) 0,247
maka dapat diinterpretasikan memiliki kekuatan korelasi yang lemah
dengan arah korelasi positif yang artinya semakin besar kematangan
emosi semakin besar pula kemampuan dalam merawat klien
gangguan jiwa. Jika nilai < 0,05 maka dapat disimpulkan Ha
diterima atau terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel
yang diuji sedangkan dari prestasi akademik nilai 0,055 berarti
> 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak ada hubungan
antara kematangan emosi dengan kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
3. Analisa Multivariat
Analisis ini dilakukan terhadap besarnya pengaruh secara bersama-
sama beberapa Variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi


(Notoatmodjo, 2003). Analisis multivariat dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik, keterampilan
psikomotor, dan kematangan emosi terhadap kemampuan mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji Rank
Spearman, didapat hasil bahwa tidak ada hubungan antara prestasi
akademik, keterampilan psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa. Karena tidak
didapatkanya hubungan antar variabel, maka tidak dilakukan analisis
multivariat.

B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Berdasarkan data hasil penelitian 61 responden mahasiswa
profesi ners Unsoed angkatan X dapat diketahui bahwa responden
yang dijadikan sampel mempunyai rentang usia antara 22-24 tahun.
Mayoritas sebanyak 62,3% berusia 22 tahun. Usia 22 tahun menurut
Potter & Perry (2005) adalah tergolong dalam kelompok usia dewasa.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian ini
mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 68,9%, sedangkan
sisanya 31,1% berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin responden


perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki. Hal ini
mungkin disebabkan oleh peminat profesi keperawatan didominasi
perempuan. Paradigma di masyarakat profesi keperawatan atau
perawat adalah seorang perempuan (Putra, 2011)
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk belajar dan menuntut ilmu. Walaupun demikian umumnya dari
profesi keperawatan mayoritas adalah perempuan, dengan demikian
proporsi responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini
dapat dianggap mewakili proporsi perawat secara umum (Sobur,
2006)
c. Suku Bangsa
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa suku bangsa
responden dalam penelitian ini mayoritas bersuku bangsa jawa
sebanyak 78,7%, hal tersebut dikarenakan faktor sosial dan budaya.
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto terletak di Jawa Tengah
sehingga suku Jawa lebih banyak dibandingkan suku lainnya, namun
tidak menutup kemungkinan selain suku Jawa banyak juga seperti
suku Sunda, Batak, Bugis, Lampung dan lainnya yang tinggal di
daerah Jawa.
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari
golongan sosial lainnya. Menurut Koentjaraningrat (2006), suku
bangsa adalah kelompok masyarakat dengan corak kebudayaan yang
khas. Praktik klinik yang dilaksanakan merupakan wahana untuk


mengaplikasikan teori yang didapat dibangku perkuliahan. Disamping
itu secara tidak langsung mahasiswa juga dilatih untuk bertanggung
jawab dan bertanggung gugat selama praktik, kemandirian dan
kejujuran. Semangat pantang menyerah, pekerja keras, sikap yang
santun, gemar menolong tanpa membedakan suku, agama dan ras.
2. Prestasi Akademik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
sebanyak 1,6% mahasiswa mendapatkan nilai A (80), 85,2 % mahasiswa
mendapatkan nilai B (66-79,99), dan 13,1% mahasiswa mendapatkan nilai
C (56-65,99). Pengkatagorian nilai dalam penelitian ini berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan oleh program studi sesuai dengan buku pedoman Unsoed 2006-
2007 intrepretasi penilaian dikatagorikan menjadi 5 yaitu A= > 80, B= 66-
79,99, C= 56-65,99, D=46-55,99, E= < 46. Dalam penelitian ini prestasi
akademik dihubungkan dengan variabel kemampuan N=61 semua
responden mendapatkan nilai B (66-79,99) dan tidak terdapat mahasiswa
yang mendapat nilai A, C, D dan E maka range tidak terisi secara merata
disetiap range, namun mengelompok di 1 range yaitu range B (66-79,99).
Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dengan korelasi Rank
Spearman menggunakan software statistic, diketahui N sejumlah 61
responden, nilai koefisien korelasi (r) -0,037 maka dapat diinterpretasikan
memiliki kekuatan korelasi yang lemah dengan arah korelasi negatif yang
artinya semakin besar prestasi akademik semakin kecil kemampuan dalam


merawat klien gangguan jiwa. Jika nilai < 0,05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima atau terdapat korelasi yang bermakna antara dua
variabel yang diuji sedangkan dari prestasi akademik nilai 0,779
berarti > 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak ada hubungan
antara prestasi akademik dengan kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanifah dan
Abdullah (2001) yang mengemukakan bahwa variabel kebiasaan
mengikuti pelajaran mempunyai nilai 0,186 ini berarti >
0,05 yang artinya variabel kebiasaan mengikuti pelajaran tidak memiliki
korelasi dengan prestasi akademik mahasiswa akuntansi. Hal ini bisa saja
disebabkan antara lain karena faktor tekanan mental yang dialami
mahasiswa sebelum ujian sehingga mahasiswa tersebut tidak bisa
berkonsentrasi menghadapi ujian walaupun kebisaan mahasiswa yang
bersangkutan dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Serta variabel kedua
yang diteliti oleh Hanifah dan Abdullah menyatakan bahwa kebiasaan
membaca buku teks mempunyai nilai 0,325 ini berarti >
0,05 hal ini berarti variabel membaca buku tidak memiliki korelasi dengan
prestasi akademik mahasiswa akuntansi. Hal ini bisa saja disebabkan
antara lain karena bahan pelajaran yang telah dibaca atau dipelajari oleh
mahasiswa yang bersangkutan tidak keluar dalam soal ujian, akibatnya
mahasiswa tidak mampu menjawab soal ujian sesuai yang diharapkan,
ssehingga hal tersebut mempengaruhi hasil prestasi akademik.


Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nabhani dalam Agustiana (2010) bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara minat dan motivasi dengan prestasi
belajar pada mahasiswa AKPER Muhammadiyah Surakarta pada tingkat
signifikansi 0,05%. Penelitian yang serupa juga dilakukan Wicahyanti
dalam Agustiana (2010) yang menunjukkan ada korelasi antara minat dan
motivasi terhadap prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi
Universitas Negeri Malang dengan tingkat kepercayaan 10%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa minat dan motivasi memang secara positif dan
signifikan mempengaruhi prestasi belajar.
Sehingga walaupun secara uji statistik tidak terdapat hasil korelasi,
namun pada penelitian ini dimungkinkan memiliki potensi ada hubungan
walaupun lemah. Hal ini sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa
keberhasilan dalam proses belajar yang terjadi, dilatarbelakangi oleh
adanya sumber atau penyebab yang mempengaruhi berlangsungnya proses
belajar mengajar itu sendiri. Faktor tersebut dapat berupa penghambat
maupun pendorong pencapaian prestasi. Menurut Burton dalam Rakhmat
(1994), sumber penyebab yang menghambat hasil belajar tersebut secara
sederhana dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan
eksternal.
1). Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor penghambat yang berasal dari diri peserta
didik, antara lain kelemahan fisik, cacat fisik, dan kelemahan mental.


Faktor ini dapat terjadi karena bawaan, pertumbuhan yang terhambat,
kurang gizi,kecelakaan maupun penyakit. Terdapat pula hambatan yang
berupa kelemahan emosional, maupun kelemahan sebagai akibat dari
sikap atau kebiasaan yang salah.
2). Faktor Eksternal
Faktor penghambat prestasi belajar yang berasala dari luar peserta didik
antara lain situasi tempat belajar (kampus), keluarga dan masyarakat.
Secara detail faktor penghambat ini dapat berupa sistem pengajaran
(kurikulum) yang tidak sesuai, fasilitas yang terbatas, beban belajar yang
berlebihan, kondisi rumah tangga keluarga dan pergaulan, serta adanya
kegiatan atau kesibukan lain yang menyita waktu. Sedangkan, Ahmadi
(1996) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
sebagai berikut:
a) Faktor fisiologi (jasmaniah), baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh.
b) Faktor psikologis, yang meliputi faktor intelektif (bakat, kecerdasan dan
keterampilan) dan faktor non intelektif (sikap, persepsi, motivasi, emosi,
kebiasaan dan lain-lain).
c) Faktor sosial, yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan kelompok.
d) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian dan lain-lain.


e) Faktor lingkungan fisik, seperti kondisi rumah, kondisi sekolah, fasilitas
belajar, iklim.
f) Faktor lingkungan non fisik, seperti lingkungan spiritual dan keamanan.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat bersifat individual dan kompleks.
Bersifat individual maksudnya adalah faktor penyebab tersebut pada setiap
peserta didik selalu sama, bersifat kompleks maksudnya pengaruh tersebut
merupakan interaksi dari beberapa faktor baik dari luar diri maupun dari
dalam diri mahasiswa. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun
tidak langsung saling berinteraksi mempengaruhi individu mahasiswa
dalam mencapai prestasi akademik.

3. Keterampilan Psikomotor
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 9,8%
mahasiwa mendapatkan nilai A (80), dan 90,2% mahasiswa mendapatkan
nilai B (66-79,99), tidak terdapat mahasiswa yang nilainya dibawah 66.
Dalam penelitian ini keterampilan psikomotor dihubungkan dengan
variabel kemampuan N=61 semua responden mendapatkan nilai B (66-
79,99) dan tidak terdapat mahasiswa yang mendapat nilai A, C, D dan E
maka range tidak terisi secara merata disetiap range, namun mengelompok
di 1 range yaitu range B (66-79,99).
Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dengan korelasi Rank
Spearman menggunakan software statistic, diketahui N sejumlah 61


responden, nilai koefisien korelasi (r) 0,190 maka dapat diinterpretasikan
memiliki kekuatan korelasi yang sangat lemah dengan arah korelasi positif
yang artinya semakin besar keterampilan psikomotor semakin besar pula
kemampuan dalam merawat klien gangguan jiwa. Jika nilai < 0,05
maka dapat disimpulkan Ha diterima atau terdapat korelasi yang bermakna
antara dua variabel yang diuji sedangkan dari prestasi akademik nilai
0,143 berarti > 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak
ada hubungan antara keterampilan psikomotor dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
Penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martin
& Happell (2001) yaitu mahasiswa kurang mendapat pengetahuan tentang
cara merawat pasien jiwa karena adanya perasaan takut selama praktik
klinik di Rumah Sakit Jiwa. Arthur (1999) berpendapat bahwa
keterampilan komunikasi therapeutic (therapeutic communication skills)
harus dipraktikkan secara nyata dalam klinik dengan pasien jiwa. Sehingga
mahasiswa akan mampu mendemonstrasikannya secara langsung dan
membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien selama di rawat di rumah
sakit.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Prasetyo, 2009) yang mengemukakan bahwa manfaat yang
didapatkan mahasiswa setelah praktik klinik keperawatan jiwa sangat baik
yaitu pengetahuan tentang merawat pasien jiwa yang meliputi pengetahuan
masyarakat tentang persoalan kesehatan jiwa. Serta penelitian yang


dilakukan oleh (Syahreni, 2007) yang mengemukakan bahwa dengan
pengalaman belajar di klinik merupakan bagian yang sangat penting dari
proses pembelajaran karena mahasiswa akan memperoleh keterampilan
berpikir kritis, prosedur, berinteraksi dengan klien, dan teman sejawat
serta dengan tim kesehatan lain.
Sehingga walaupun secara uji statistik tidak terdapat hasil korelasi,
namun pada penelitian ini dimungkinkan memiliki potensi ada hubungan
walaupun sangat lemah. Ahmadi (1996) menggolongkan faktor-faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor psikologis, yang meliputi faktor intelektif
(bakat, kecerdasan dan keterampilan) dan faktor non intelektif (sikap,
persepsi, motivasi, emosi, kebiasaan dan lain-lain).

4. Kematangan Emosi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 80,3%
mahasiswa memiliki kematangan emosi yang matang, sedangkan sisanya
19,7% memiliki kematangan emosi yang cukup matang. Dalam penelitian
ini keterampilan psikomotor dihubungkan dengan variabel kemampuan
N=61 semua responden mendapatkan nilai B (66-79,99) dan tidak terdapat
mahasiswa yang mendapat nilai A, C, D dan E maka range tidak terisi
secara merata disetiap range, namun mengelompok di 1 range yaitu range
B (66-79,99).
Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dengan korelasi Rank
Spearman menggunakan software statistic, diketahui N sejumlah 61


responden, nilai koefisien korelasi (r) 0,247 maka dapat diinterpretasikan
memiliki kekuatan korelasi yang lemah dengan arah korelasi positif yang
artinya semakin besar kematangan emosi semakin besar pula kemampuan
dalam merawat klien gangguan jiwa. Jika nilai < 0,05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima atau terdapat korelasi yang bermakna antara dua
variabel yang diuji sedangkan dari kematangan emosi nilai 0,055
berarti > 0,05 maka dapat disimpulkan Ha ditolak atau tidak ada hubungan
antara kematangan emosi dengan kemampuan mahasiswa profesi ners
Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Anwar, 2011) yang mengemukakan bahwa ada korelasi
sangat signifikan antara emotional maturity dengan nursing service,
kemampuan perawat dalam mengendalikan emosi dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang mempunyai kematangan emosi lebih
menunjukan pelayanan yang baik dan lebih perhatian terhadap individu
lain atau pasien dan keluarga pasien karena perawat yang memiliki
kematangan emosi yang tinggi akan mampu mengekspresikan emosinya
secara baik melalui pelayanan keperawatan yang diberikan.
Sehingga walaupun secara uji statistik tidak terdapat hasil korelasi,
namun pada penelitian ini dimungkinkan memiliki potensi ada hubungan
walaupun lemah. Walgito (2002) menjelaskan bahwa kemampuan untuk
menyelesaikan masalah secara obyektif pada seseorang dipengaruhi oleh
kematangan emosi yang dimiliki.


5. Kemampuan Mahasiswa Profesi Ners Unsoed dalam Merawat Klien
Gangguan Jiwa
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 61 responden (100
%) atau semua responden mendapat nilai B (66-79,99). Didalam
penelitian ini, range kemampuan mengelompok di 1 kelas yaitu B (66-
79,99) sedangkan di kelas A,C,D dan E tidak terisi.
Menurut Keliat (2010) tindakan keperawatan atau implementasi
merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung pada pasien, keluarga
dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat. Berdasarkan
manajemen asuhan keperawatan, diperlukan sistem klasifikasi pasien
dalam pemberian asuhan keperawatan. Pasien diklasifikasikan berdasarkan
kebutuhannya menurut tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari
perawatan total, parsial dan mandiri. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk pasien gangguan jiwa.
pelaksanaan terapi ini merupakan tanggung jawab penuh dari seorang
perawat. Didalam ruang MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional),
pelaksanaan terapi ini merupakan tanggung jawab Katim.
Beberapa tindakan yang dilakukan perawat menangani klien
gangguan jiwa yaitu:
a) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harga diri rendah dan
keluarganya,
b) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien isolasi social dan
keluarganya,


c) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan persepsi
sensori : halusinasi dan keluarganya,
d) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan proses
pikir : Waham dan keluarganya,
e) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien risiko perilaku
kekerasan dan keluarganya,
f) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien risiko bunuh diri dan
keluarganya.
g) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien defisit perawatan diri
dan keluarganya,
h) Memberikan terapi aktivitas kelompok kepada pasien dan
keluarganya,
i) Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga.
Monitoring dan evaluasi merupakan langkah pemantauan terhadap
aktivitas organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Langkah monitoring dan evaluasi diterapkan dalam bentuk
supervise semua aktivitas MPKP secara berkala yang dilanjutkan dengan
pemberian masukan agar MPKP dapat benar-benar menunjukkan kinerja
professional (Keliat, 2010).
6. Hubungan Prestasi Akademik, Keterampilan Psikomotor, dan
Kematangan Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed terhadap
Kemampuan Merawat Klien Gangguan Jiwa


Berdasarkan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji Rank
Spearman, didapat hasil bahwa tidak ada hubungan antara prestasi
akademik, keterampilan psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa
profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa. Karena tidak
didapatkanya hubungan antar variabel, maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel prestasi akademik, keterampilan
psikomotor, dan kematangan emosi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien
gangguan jiwa.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan. Kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini
antara lain :
1) Saat melakukan uji coba instrumen, mahasiswa profesi ners angkatan IX
baru selesai masa profesinya dan mendekati liburan jadi ada beberapa
mahasiswa yang berdomisili di luar Purwokerto yang pulang ke
daerahnya masing-masing sehingga untuk mengumpulkanya kembali itu
lumayan sulit, sehingga beberapa item pernyataan kuisioner yang tidak
valid tidak sempat diperbaiki dan diujikan kembali namun langsung
dihilangkan dan dihapus tanpa mengurangi validitas konten atau isi.
2) Penelitian ini dilakukan dalam 2 periode waktu yaitu di awal bulan
Maret dan di akhir bulan Maret karena pembagian kelompok stase
keperawatan Jiwa di RSJD Surakarta ada 2 gelombang. Gelombang


pertama berjumlah 32 mahasiswa dan gelombang kedua berjumlah 32
mahasiswa, jadi lumayan memakan waktu yang cukup lama.
3) Peneliti harus menunggu keluarnya nilai ujian profesi stase keperawatan
jiwa di awal bulan Mei sehingga lumayan memakan waktu yang cukup
lama.
4) Apabila akan mengembangkan penelitian semacam ini, disarankan agar
mencoba di stase lain, selain keperawatan jiwa agar lebih bervariatif.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penelitian dilakukan pada 61 mahasiswa profesi ners Unsoed angkatan
X baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan hasil penelitian pada 61
responden dapat disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik responden sebagian besar berusia 22 tahun yaitu sebanyak 38
orang (62,3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang (68,9%),
bersuku bangsa Jawa yaitu sebanyak 48 orang (78,7%).
2. Tidak terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.
3. Tidak terdapat hubungan antara keterampilan psikomotor dengan
kemampuan mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien
gangguan jiwa.
4. Tidak terdapat hubungan antara kematangan emosi dengan kemampuan
mahasiswa profesi ners Unsoed dalam merawat klien gangguan jiwa.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Meskipun hasil penelitian ini tidak berhubungan namun bukan berarti
prestasi akademik, keterampilan psikomotor, dan kematangan emosi tidak


dibutuhkan, namun diharapkan mahasiswa terus berlatih dalam
meningkatkan kemampuan dalam merawat pasien gangguan jiwa
2. Bagi peneliti lain
Bila akan melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antar
variabel, perhatikan studi pendahuluan terhadap kemungkinan distribusi
data sehingga dapat menyusun definisi operasional dengan tepat.
Penelitian yang direkomendasikan responden atau kelompok lain atau
ditinjau dari aspek kemampuan mahasiswa dalam merawat klien lainnya
seperti anak, critical care, atau penyakit kronis.
3. Bagi penelitian keperawatan
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan
antara kemampuan mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan
jiwa dengan klien yang mengalami penyakit kritis atau penyakit kronis.
Diharapkan pula dilakukan penelitian deskriptif tentang perjalanan
mahasiswa profesi ners dalam merawat klien gangguan jiwa dengan resiko
perilaku kekerasan, halusinasi atau waham.









DAFTAR PUSTAKA

Agustiana,S. 2010. Hubungan Minat dan Motivasi menjadi Perawat dengan
Prestasi Belajar. Pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Utama Abdi Husada Tulungagung, (Thesis),
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ahmadi, A. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung.CV.Pustaka Setia.

Anita, J. 2002. A Taxonomy of the Psychomotor Domain. New York: Longman
Inc.

Anwar, Z. 2011. Korelasi antara Emotional Maturity dengan Nursing Service,
(Tesis), Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Arthur, D. (1999). Assessing nursing students basic communication and
interviewing skills : the development and testing of a rating scale. Journal
of Advanced Nursing, 29, 658-665.

Asmiyati. 2001. Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Perilaku Asertif
Pada Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya, (Skripsi), Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Chaplin, J. P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika

Hamalik, Omemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hanifah & Abdullah. Syukriy (2001) Pengaruh perilaku belajar terhadap prestasi
akademik mahasiswa akuntansi. Journal Auditing dan Informasi; Vol.1,
No. 3, 63-86.

Hidayat, A. A. A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.
Surabaya : Health Books Publisihinh.

Keliat, Budi. Anna & Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa : Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.



Koentjaraningrat. 2006. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Leighbody, G.B. 1968. Methods of teaching shop and technical subjects. New
York:Delmar Publishing

Martin A,D. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta: Arga.

Martin, T. & Happell, B (2001), Undergraduate nursing students views of mental
health nursing in their forensic environment. Australian and New Zealand
Journal of mental Health Nursing.10, 116-125.

Munnukka, T. Pukuri, T. & Linnainmaa, P. (2002). Integration of theory and
practice in learning mental health nursing. Journal of psychiatric and
mental Health Nursing, 9, 5-14.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjanah, Intansari. 2005. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Jogjakarta: Mocomedia.

Nurman, Achmad. 2012. Sistem Perawatan Dan Penyembuhan Terhadap Pasien
Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan
Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di
Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara) [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara
(USU). Medan.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba medika.

Nasrun. 2000. Prestasi Belajar. (Online) dalam
http://www.prestasi.com/belajarnews/0544/saq/html. diakses pada tanggal
2 Oktober 2012.


Prasetyo, Harry & Nugroho, Petrus. 2009. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Dalam Merawat Pasien Jiwa Pada Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.
Jurnal Keperawatan Soedirman: Vol.4, No.1.

Purwanto, Erwan Agus. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava
Media.

Putra, A. 2011. Hubungan antara Lingkar Kepala dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa di Jurusan Keperawatan Universitas Jendral Soedirman,
(Skripsi). Universitas Jendral Soedirman(UNSOED). Purwokerto.



Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta :
EGC.2005

Rakhmat. 1994. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta.
Rineka Cipta.

Ratnawati, I. 2005. Studi tentang Kematangan Emosi dan Kematangan Sosial
Pada siswa SMU Yang Mengikuti Program Akselerasi. (Skripsi). Tidak
Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12,
Jakarta: Salemba Empat

Rola, 2006. Cermin Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan, Purwokerto: UPT.
Percetakan dan Penerbitan Unsoed.

Setiawan. 2006. Meraih Nilai Akademik Maksimal. (Online) dalam
http://www.pend-tinggi.com/nilai098+akademik/html., diakses pada
tanggal 2 Oktober 2012.

Simpson, A.E. 1998. Educational Psychology. New York: Ally&Bacon Inc.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rhineka Cipta

Sobur, Alex. 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudrajat. 2005. Statistik Non Parametrik. Bandung: Amico.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, S., 1993. Psikologi pendidikan. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Sutedjo, 2005. Menempatkan Psikotes pada Penerimaan Mahasiswa Baru
Jurusan Keperawatan. Yogyakarta: Bulletin Care.

Sutrisno. 2004. Pengaruh Kematangan Emosional dengan Motivasi Berprestasi
pada Mahasiswa Semester II D IV Kebidanan UNS Surakarta. (Skripsi).
UNS, Surakarta..



Syahreni, Elfi & Fajar Tri Waluyanti. 2007. Pengalaman Mahasiswa S1
Keperawatan Program Regular Dalam Pembelajaran Klinik. Jurnal
Keperawatan Indonesia; Vol.11, No. 2, 47-56.

Walgito, B. 2002. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta. Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Winkel. 1996. Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo.






























Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Desember Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke - Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal

2 Uji proposal
dan revisi

3 Uji validitas
dan
reliabilitas

4 Pelaksanaan
penelitian

5 Penyusunan
hasil
penelitian
dan
bimbingan

6 Uji skripsi
dan revisi

7 Laporan
hasil



Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Angkatan X
Di RSJD Surakarta

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan:
Nama : Lia Fitry Oktavia
NIM : GID008044
Merupakan mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman akan mengadakan
penelitian dengan judul Hubungan prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap
kemampuan merawat klien gangguan jiwa .
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan untuk menjadi
responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, Atas perhatian dan
partisipasi saudara/saudari saya ucapkan terima kasih.




Peneliti,

Lia Fitry Oktavia


Lampiran 3. Lembar persetujuan responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Inisial :
Jenis Kelamin :
Umur :
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ini,
dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden yang akan dilakukan
oleh saudari Lia Fitry Oktavia mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman dengan
penelitian yang berjudul Hubungan prestasi akademik, keterampilan
psikomotor dan kematangan emosi mahasiswa profesi ners Unsoed terhadap
kemampuan merawat klien gangguan jiwa.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap
saya. Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.






Solo, Maret 2013
Responden


..................................


Lampiran 4. Kuisioner kematangan emosi

KUISIONER PENELITIAN

Hubungan Prestasi Akademik, Keterampilan Psikomotor dan Kematangan
Emosi Mahasiswa Profesi Ners Unsoed Terhadap Kemampuan Merawat
Klien Gangguan Jiwa

A. Data Diri
No. Responden : (diisi oleh peneliti)
Nama Inisial : ..
Umur :...Tahun
Jenis Kelamin : *Laki-laki / *Perempuan
Alamat :.
Suku Bangsa :

PETUNJUK PENGISIAN:
1. Mohon kuisioner ini diisi untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada.
2. Berilah tanda silang () pada kolom yang tersedia dan pilihlah sesuai
keadaan yang sebenarnya.
3. Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda-beda
berdasarkan keadaannya masing-masing, oleh karena itu pilihlah jawaban
yang paling sesuai dengan diri Anda, karena tidak ada jawaban yang
dianggap salah.



B. Kematangan Emosi
No PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya menerima kritik dan saran dari berbagai
pihak

2 Saya memiliki motivasi yang tinggi untuk
menangani klien gangguan jiwa

3 Saya mudah memahami perintah yang
diberikan CI/kepala ruang keperawatan jiwa

4 Saya bertanggung jawab terhadap keputusan
yang saya ambil dalam menegakan diagnosa
keperawatan jiwa

5 Saya bergantung kepada orang lain dalam
merawat klien gangguan jiwa.

6 Saya dapat melakukan tugas secara mandiri
sesuai dengan perintah CI/kepala ruang
keperawatan jiwa

7 Saya datang tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang ditentukan oleh CI/kepala ruang
keperawatan jiwa

8 Saya dapat berkomunikasi secara baik dengan
sesama tim medis

9 Saya berani memperkenalkan diri kepada orang
baru di lingkungan yang baru

10 Saya berani mengemukakan pendapat ketika
merawat klien ganguan jiwa

11 Saya tidak berani mengemukakan pendapat
ketika merawat klien ganguan jiwa

12 Saya mudah menyesuaikan diri dengan orang
lain

13 Apabila ada teman sejawat yang kesusahan
ketika menangani klien gangguan jiwa, saya
berusaha membantunya


14 Apabila saya melakukan kesalahan terhadap
pasien, saya berani bertanggung jawab

15 Saya mengutarakan perasaan yang sedang saya
alami ke teman sejawat ketika menangani klien
gangguan jiwa .

16 Walaupun pasien saya sedang marah, saya
berusaha untuk tidak terbawa emosi

17 Saya belajar memahami kebiasaan pasien
gangguan jiwa yang saya tangani

18 Saya membaca referensi dari buku atau internet
tentang penanganan klien gangguan jiwa

19 Saya berusaha sabar terhadap permasalahan


yang saya hadapi selama proses pembelajaran
klinik di stase keperawatan jiwa.
20 Saya mengambil pelajaran dari setiap kasus
yang saya alami selama pembelajaran klinik
keperawatan jiwa

21 Saya memiliki rasa tanggung jawab kepada
keluarga pasien agar mengedukasi lingkungan
untuk bisa menerima klien gangguan jiwa yang
sudah sembuh

22 Saya berusaha jujur kepada sesama teman
sejawat walaupun itu menyakitkannya.

23 Saya mudah berteman dengan siapapun selama
proses pembelajaran klinik di stase
keperawatan jiwa

24 Saya ragu dengan kemampuan akademik saya
untuk dipraktikan kedalam klinik

25 Saya selalu bersemangat dalam berbagai hal
selama mengikuti pembelajaran klinik di stase
keperawatan jiwa

26 Saya takut dengan pasien gangguan jiwa
27 Saya merasa tertantang dengan stase
keperawatan jiwa walaupun ini bukan stase
yang saya sukai

28 Saya senang bersosialisasi dengan banyak
orang

29 Saya berusaha menjadi pemimpin bagi diri
saya














Lampiran 5 Kisi-kisi kuesioner kematangan emosi

Variabel Aspek Nomor item
Favourable Unfavourable
Kematangan
emosi
a. Sikap untuk
belajar
1, 2, 3, 17,
18, 20, 25,
27, 29

24
b. Memiliki rasa
tanggung
jawab

4, 6, 7, 13,
14, 21
5
c. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi
dengan baik

8, 10, 15 11
d. Memiliki
kemampuan
untuk menjalin
hubungan
sosial
9, 12, 13,
16, 19, 22,
23, 28
26














Lampiran 6. Analisis data kuisioner validitas dan reliabilitas

No
Kematangan emosi
r tab 0.05
Keterangan
r hitung
1 0.732 0.514 V
2 0.563 0.514 V
3 0.134 0.514 TV
4 0.335 0.514 TV
5 0.121 0.514 TV
6 0.679 0.514 V
7 0.123 0.514 TV
8 0.812 0.514 V
9 0.647 0.514 V
10 0.585 0.514 V
11 0.661 0.514 V
12 0.709 0.514 V
13 0.263 0.514 TV
14 0.790 0.514 V
15 0.766 0.514 V
16 0.679 0.514 V
17 0.731 0.514 V
18 0.869 0.514 V
19 0.882 0.514 V
20 0.674 0.514 V
21 -0.014 0.514 TV
22 0.111 0.514 TV
23 0.651 0.514 V
24 0.651 0.514 V
25 0.801 0.514 V
26 0.837 0.514 V
27 0.194 0.514 TV
28 0.275 0.514 TV
29 0.766 0.514 V
30 0.845 0.514 V
31 0.790 0.514 V
32 0.790 0.514 V
33 0.680 0.514 V
34 0.882 0.514 V
35 0.672 0.514 V
36 0.703 0.514 V
37 0.353 0.514 TV
38 -0.091 0.514 TV
39 0.671 0.514 V
40 0.845 0.514 V


Uji reliabilitas Kematangan Emosi

Case Processing Summary
15 100.0
0 .0
15 100.0
Valid
Excluded
a
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.

Reliabi lity Statisti cs
.932 40
Cronbach's
Alpha N of Items

Case Processing Summary
15 100.0
0 .0
15 100.0
Valid
Excluded
a
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.

Reliabi lity Statisti cs
.975 29
Cronbach's
Alpha N of Items




















Lampiran 7. Analisis data bivariat

ANALISIS HASIL MAHASISWA PROFESI NERS UNSOED

Tests of Normal ity
.349 61 .000 .364 61 .000
.114 61 .049 .976 61 .277
.133 61 .009 .944 61 .007
.127 61 .016 .968 61 .116
Ketrampilan Psikomotor
Prest asi akademik
Kemampuan
mahasiswa prof esi
Ners dalam merawat
klien gangguan jiwa
Kemat anangan emosi
St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Lillief ors Signif icance Correction
a.

Statistics
61 61 61 61
0 0 0 0
92.48 78.84 70.71 77.74
93.00 79.17 70.92 77.80
88
a
79 75 78
8.427 3.317 4.102 .661
71.020 11.005 16.823 .437
.078 -6.129 .161 -.209
.306 .306 .306 .306
.881 45.194 -.086 -.618
.604 .604 .604 .604
45 30 21 3
68 55 61 76
113 85 83 79
5641 4809 4313 4742
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Dev iat ion
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurt osis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum
Kematanan
gan emosi
Ketrampilan
Psikomotor
Prest asi
akademik
Kemampuan
mahasiswa prof esi
Ners dalam merawat
klien gangguan jiwa
Mult iple modes exist. The smallest value is shown
a.

Prestasi akademi k
8 13.1 13.1 13.1
52 85.2 85.2 98.4
1 1.6 1.6 100.0
61 100.0 100.0
56 - 65.99
66 - 79.99
>= 80
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent





Ketrampilan Psikomotor
1 1.6 1.6 1.6
54 88.5 88.5 90.2
6 9.8 9.8 100.0
61 100.0 100.0
46 - 55.99
66 - 79.99
>= 80
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

Kemampuan mahasiswa profesi Ners dalam merawat kli en gangguan jiwa
61 100.0 100.0 100.0 66 - 79.99 Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent


Kematanangan emosi
12 19.7 19.7 19.7
49 80.3 80.3 100.0
61 100.0 100.0
Cukup
Matang
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

Nonparametric Correlations

Correlati ons
1.000 .166 -.007 .247
. .201 .960 .055
61 61 61 61
.166 1.000 .185 .190
.201 . .152 .143
61 61 61 61
-.007 .185 1.000 -.037
.960 .152 . .779
61 61 61 61
.247 .190 -.037 1.000
.055 .143 .779 .
61 61 61 61
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Kemat anangan emosi
Ketrampilan Psikomot or
Prest asi akademik
Kemampuan mahasiswa
prof esi Ners dalam merawat
klien gangguan jiwa
Spearman's rho
Kemat anan
gan emosi
Ketrampilan
Psikomotor
Prest asi
akademik
Kemampuan
mahasiswa
prof esi Ners
dalam
merawat klien
gangguan
jiwa

Anda mungkin juga menyukai