Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PUSTAKA

Ikterus Neonatorum
Ikterus fisiologis
1, 2
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada
minggu pertama > 2 mg/dL. Pada bayi ukup bulan yang mendapat susu
formula kadar bilirubin akan menapai punaknya sekitar !"# mg/dL pada
hari ketiga kehidupan dan kemudian akan menurun epat selama 2"$ hari %1
mg/dL& selama 1"2 minggu. Pada bayi ukup bulan yang mendapat '(I kadar
bilirubin punak akan menapai kadar lebih tinggi %)"1* mg/dL& dan penurun
terjadi lebih lambat, anatar 2"! minggu. Pada bayi kurang bulan yang
mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan ddengan punak
yang lebih tinggi dan lebih lama. Peningkatan sampai 1+"12 mg/dL masih
dalam kisaran fisiologis, bahkan hingga 1, mg/dL tanpa disertai kelainan
metabolisme bilirubin. -adar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mg/dL
dan berkisar dari 1,*"1,. mg/dL.
/aktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis 0
2
Dasar Penyebab
Peningkatan bilirubin yang tersedia
" Peningkatan produksi
bilirubin
Peningkatan sel darah merah
Penurunan umur sel darah merah
Peningkatan early bilirubin
" Peningkatan resirkulasi
melalui enterhepatik shunt
Peningkatan akti1itas "
glukoronidase
2idak adanya flora bakteri
Peningkatan mekonium yang
terlambat
Peningkatan bilirubin clearance
" Penurunan clearance dari
plasma
3efisiensi protein karier
" Penurunan metabolisme
hepatik
Penurunan aktifitas U3P42
/aktor etiologi yang mungkin berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi
yang mendapat '(I 0
2
1
'supan airan
o -elaparan
o /rekuensi menyusui
o -ehilangan 5erat badan
6ambatan eksresi bilirubin hepatik
o Pregnandiol
o Lipase"free fatty aids
o Unidentified inhibitor
Intertinal reabsoption of bilirubin
o Pasase mekonium yang terlambat
o Pembentukan urobilinoid bakteri
o 5eta"glukoronidase
o 6idrolisis alkaline
o 'sam empedu
Ikterus non"fisiologis
1, 2
Ikterus ini sulit dibedakan dengan ikterus fisiologis. Pada keadaan ini
merupakan petunjuk untuk tindak lanjut.
Ikterus terjadi sebelum umur 2* jam kehidupan
-enaikan kadar bilirubin berlangsung epat %>, mg/dL dalam 2* jam&
-adar bilirubin serum >12 mg/dL pada bayi ukup bulan serta >1,
mg/dL pada bayi prematur pada minggu pertama kehidupan
'danya tanda"tanda penyakit mendasari pada setiap bayi %muntah,
letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang epat, apnea,
takipnea atau suhu yang tidak stabil&
Ikterus bertahan setelah # hari bayi ukup bulan atau 1* hari pada
bayi kurang bulan
Peningkatan bilirubin direk serum > 1 mg/dL bila bilirubin total 7 ,
mg/dL atau bilirubin direk >2+8 dari bilirubin total bila kadar
bilirubin total >, mg/dL.
Sepsis Neonatorum
A. Definisi
(epsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat in1asif dan
ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam airan tubuh seperti darah, sumsum
tulang atau air kemih.
2
2
(ejak adanya kosensus dari American College of Chest Physicians/Society
of Critical Care Medicine %'99P/(99:& telah timbul berbagai istilah dan
definisi di bidang infeksi yang banyak pula dibahas pada kelompok bayi baru lahir
dan penyakit anak. Istilah/definisi tersebut antara lain0
2
" (epsis merupakan sindrom respons inflamasi sistemik %Systemic
inflammatory respons syndrome"(I;(& yang terjadi sebagai akibat infeksi
bakteri, 1irus, jamur ataupun parasit.
" (epsis berat adalah keadaan sepsis yang disertai disfungsi organ
kardio1askuler dan gangguan napas akut atau terdapat gangguan dua organ
lain %seperti neurologi, hematologi, urogenital, dan hepatologi&
" (yok sepsis terjadi apabila bayi masih dalam keadaan hipotermi <alaupun
telah mendapatkan airan adekuat
" (indroma disfungsi multi organ terjadi apabila bayi tidak mampu lagi
mempertahankan homeostasis tubuh sehingga terjadi perubahan fungsi dua
atau lebih organ tubuh.
5. Epidemiologi
Insiden sepsis neonatorum beragam menurut definisinya, dari 1",/1+++
kelahiran hidup di =egara maju dan fluktuasi yang besar sepanjang <aktu dan
tempat geografis. -eragaman insidens dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya
dapat dihubungkan dengan angka prematuritas, pera<atan prenatal, pelaksanaan
persalinan, dan kondisi lingkungan di ruang pera<atan. 'ngka sepsis neonatorum
meningkat seara bermakna pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan bila
ada faktor resiko ibu %obstetrik& atau tanda"tanda korioamnionitis.
*
. Klasifikasi
3ari sisi <aktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis a<itan dini dan
lanjut. (epsis a<itan dini atau infeksi perinatal terjadi segera dalam periode
pasanatal dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. (epsis
$
a<itan lambat atau infeksi neonatal kemungkinan diperoleh pada saat lahir tetapi
bermaninfestasi lambat %setelah $ hari&, atau diperoleh pasanatal sebagai infeksi
nosokomial.
2,,,!
(elain perbedaan <aktu paparan kuman, kedua bentuk infeksi juga
berbeda dalam maam kuman penyebab infeksi. (elanjutnya baik patogenesis,
gambaran klinis ataupun penatalaksanaan penderita tidak banyak berbeda dan
sesuai dengan perjalanan sepsisnya yang dikenal dengan cascade sepsis.
2
3. Etiologi
>tiologi sepsis neonatorum untuk setiap rumah sakit atau daerah tidak
selalu sama. 5akteri, 1irus, jamur, dan proto?oa dapat menyebabkan sepsis. (epsis
pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri. -uman penyebab sepsis a<itan
dini berturut"turut adalah A. calcoaceticus, S. epidermidis, Klebsiella sp.,
Pseudomonas sp., dan E. coli. (edangkan penyebab sepsis a<itan lambat berturut"
turut adalah A. calcoaceticus, E. aerogenes, Staphylococcus sp., Klebsiella sp., S.
marcescens, dan Pseudomonas sp.
*,,
>. Patofisiologi dan Patogenesis
(elama dalam kandungan relatif aman terhadap kontaminasi kuman karena
terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion, khorion,
dan beberapa faktor anti infeksi pada airan amnion. @alaupun demikian
kemungkinan kontaminasi kuman dapat timbul melalui berbagai jalan yaitu 0
2,!
1. infeksi kuman, parasit atau 1irus yang diderita ibu dapat menapai janin
melalui aliran darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi janin.
-eadaan ini ditemukan pada infeksi 2A;96, 2rieponema Pallidum atau
Listeria dll.
2. prosedur obstetri yang kurang memperlihatkan faktor aseptik/antiseptik
misalnya saat pengambilan ontoh darah janin, bahan 1illi khorion atau
amniosintesis.paparan pada airan amnion saat prosedur dilakukan akan
*
menimbulkan amnionitis dan pada akhirnya terjadi kontaminasi kuman pada
janin.
$. pada saat ketuban peah, paparan kuman yang berasal dari 1agina akan
lebih berperan dalam infeksi janin. Pada keadaan ini kuman 1agina masuk
ke dalam rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui
saluran pernapasan ataupun saluran erna. -ejadian kontaminasi kuman
pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban telah peah
lebih dari 1#"2* jam.
(etelah lahir, kontaminasi kuman terjadi dari lingkungan bayi baik karena
infeksi silang ataupun karena alat"alat yang digunakan bayi, bayi yang mendapat
prosedur neonatal in1asif seperti kateterisasi umbilikus, bayi dalam 1entilator,
kurang memperhatikan tindakan a/antisepsis, ra<at inap yang terlalu lama dan
hunian terlalu padat, dll.
2
(epsis biasanya akan dimulai dengan adanya respon sistemik tubuh
dengan gambaran proses inflamasi, koagulopati, gangguan fibrinolisis yang
selanjutnya menimbulkan gangguan sirkulasi dan perfusi yang berakhir dengan
gangguan fungsi organ. 5erlainan dengan pasien de<asa, pada bayi baru lahir
terdapat berbagai tingkat defisiensi sistem pertahanan tubuh, sehingga respons
sistemik pada janin dan bayi baru lahir akan berlainan dengan pasien de<asa.
(ebagai ontoh, pada infeksi a<itan dini respon sistemik pada bayi baru lahir
mungkin terjadi saat bayi masih dalam kandungan. -eadaan ini dikenal dengan
fetal inflammatory response syndrome %/I;(&, yaitu infeksi janin atau bayi baru
lahir terjadi karena perjalanan infeksi kuman 1agina %ascanding infaction& atau
infeksi yang menjalar seara hematogen dari ibu yang menderita infeksi. 3engan
demikian konsep infeksi pada bayi baru lahir, khususnya pada infeksi a<itan dini,
perjalanan penyakit bermula dengan /I;( kemudian sepsis, sepsis berat, syok
septik/renjatan septik, disfungsi multi organ dan akhirnya kematian.
2,,
Pada infeksi a<itan lambat perjalanan penyakit infeksi tidak berbeda
dengan definisi pada anak. 3engan demikian, definisi sepsis neonatal ditegakkan
apabila terdapat keadaan (I;(//I;( yang dipiu infeksi baik berbentuk tersangka
,
suspected! infeksi ataupun terbukti pro"en! infeksi. (elanjutnya dikemukakan,
sepsis bayi baru lahir ditegakkan bila ditemukan satu atau lebih kriteria
/I;(/(I;( yang disertai gambaran klinis sepsis.
2

4ambaran klinis sepsis bayi baru lahir tersebut ber1ariasi, karena itu
kriteria diagnostik harus pula menakup pemeriksaan penunjuang baik
pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan khusus lainnya. -riteria tersebut
terkait dengan perubahan yang terjadi dalam perjalanan penyakit infeksi.
Perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam berbagai 1ariabel, antara lain
1ariabel klinik, 1ariabel hemodinamik, 1ariabel perfusi jaringan, dan 1ariabel
inflamasi.

5erbagai 1ariable inflamasi tersebut di atas merupakan respons sistemik
yang ditemukan pada keadaan /I;(/(I;(.
2,*
3alam system imun, salah satu respon sistemik yang penting pada pasien
/I;(/(I;( adalah pembentukan sitokin. (itokin yang terbentuk dalam proses
infeksi berfungsi sebagai regulator reaksi tubuh terhadap infeksi, inflamasi atau
trauma. Bumlah sitokin yang terkait dengan (I;( terus bertambah dan menakup
faktor nekrosis tumor %2=/&, interleukin %IL&"1,"!, dan "#, fator pengaktif
trombosit %platelet acti"ating factor CP'/D& dan interferon. (ebagian sitokin pro#
inflammatory cytokine seperti IL"1, IL"2 dan 2=/"E& dapat memperburuk keadaan
penyakit tetapi sebagian lainnya %anti#inflammatory cytokine seperti IL"* dan IL"
1+& bertindak meredam infeksi dan mempertahankan homeostasis organ 1ital
tubuh.
2,)
5aik sendirian ataupun kombinasi, produk"produk bakteri dan sitokin
proradang memiu respons fisiologis untuk menghentikan penyerbu %in1ader&
mikroba. ;espons ini adalah0 %1& akti1asi system komplemenF %2& akti1asi faktor
6agenam %faktor GII&, yang kemudian menetuskan tingkatan"tingkatan
koagulasiF %$& pelepasan hormon adrenokortikotropin dan beta"endorfinF %*&
rangsangan neutrofil polimorfonuklearF dan %,& rangsangan sistem kalikrein"
kinin.2=/ dan mediator radang lain meningkatkan permeabilitas 1asular,
menimbulkan kebooran kapiler difus, mengurangi tonus 1askuler, dan terjadi
ketidakseimbangan antara perfusi dan kenaikan kebutuhan metabolik jaringan.
)
!
Perubahan sistem imun penderita sepsis menimbulkan perubahan pula
pada sistem koagulasi. Pada sistem koagulasi tersebut terjadi peningkatan
pembentukan $issue %actor %2/& yang bersamaan dengan faktor HII darah akan
berperan pada proses koagulasi. -edua faktor tersebut menimbulkan akti1asi
faktor IG dan G sehingga terjadi proses hiperkoagulasi yang menyebabkan
pembentukan trombin yang berlebihan dan selanjutnya meningkatkan produksi
fibrin dari fibrinogen. Pada pasien sepsis, respon fibrinolisis yang biasa terlihat
pada bayi normal juga terganggu. (upresi fibrinolisis terjadi karena pembentukan
plasminogen#acti"ator inhibitor#& %P'I"1& yang dirangsang oleh mediator
proinflamasi %2=/"E&. 3emikian pula pembentukan trombin yang berlebihan
berperan dalam akti1asi thrombin#acti"atable fibrinolysis inhibitor %2'/I& yaitu
faktor yang menimbulkan sepresi fibrinolisis. -edua faktor yang berperan dalam
supresi ini mengakibatkan akumulasi fibrin darah yang dapat menimbulkan
mikrotrombin pada pembuluh darah keil sehingga terjadi gangguan sirkulasi.
4angguan tersebut mangakibatkan hipoksemia jaringan dan hipotensi sehingga
terjadi disfungsi berbagai organ tubuh. :anifestasi disfungsi multiorgan ini seara
klinis dapat memperlihatkan gejala"gejala sindrom distres pernapasan, hipotensi,
gagal ginjal dan bila tidak teratasi akan diakhiri dengan kematian pasien.
2,)

)
!ambar ". Patofisiologi sepsis
3ikutip dari 0
http0//<<<!.ufrgs.br/fa1et/imuno1et/moleularIimmunology/pathohomotissuemof.html
/. Diagnosis
3iagnosis dini sepsis neonatal penting artinya dalam penatalaksanaan dan
prognosis pasien. -eterlambatan diagnosis berpotensi menganam kelangsungan
hidup bayi dan memperburuk prognosis pasien. 3iagnosis sepsis neonatal sulit
karena gambaran klinis pasien tidak spesifik. 4ejala sepsis klasik yang ditemukan
pada anak lebih besar jarang ditemukan pada bayi baru lahir. 2anda dan gejala
sepsis neonatal tidak berbeda dengan gejala penyakit non infeksi berat lain pada
bayi baru lahir. (elain itu tidak ada satu pun pemeriksaan penunjang yang dapat
dipakai sebagai pegangan tunggal dalam diagnosis pasti pasien sepsis. 3alam
menentukan diagnosis diperlukan berbagai informasi antara lain0
2,*,,
1. /aktor resiko
2. 4ambaran klinik
$. Pemeriksaan penunjang
ketiga faktor ini perlu dipertimbangkan saat mengahadapi pasien, karena
salah satu faktor saja tidak mungkin dipakai sebagai pegangan dalam menegakkan
diagnosa pasien.
2

#aktor resiko
/aktor resiko sepsis dapat ber1ariasi tergantung a<itan sepsis yang
diderita pasien. Pada a<itan dini berbagai faktor yang terjadi selama kehamilan,
persalinan ataupun kelahiran dapat dipakai sebagai indikator untuk melakukan
elaborasi lebih lanjut sepsis neonatal. 5erlainan dengan a<itan dini, pada pasien
a<itan lambat, infeksi terjadi karena sumber infeksi yang terdapat dalam
lingkungan pasien.
2
1. /aktor resiko ibu
2,,,.
#
-etuban peah dini dan ketuban peah lebih dari 1# jam. 5ila
ketuban peah lebih dari 2* jam maka kejadian sepsis meningkat
sekitar 18, dan bila disertai korioamnionitis maka kejadian sepsis
meningkat menjadi * kali
Infeksi dan demam %lebih dari $#J9& pada masa peripartum akibat
korioamnionitis, infeksi saluran kemih, kolonisasi 1agina oleh
(treptokokus grup 5, kolonisasi perineal oleh E. coli, dan komplikasi
obstetrik lainnya
9airan ketuban hijau keruh dan berbau
-ehamilan multipel
2. /aktor resiko neonatus
2,,,.
Prematuritas dan berat lahir rendah
;esusitasi pada saat kelahiran misalnya pada bayi yang mengalami
fetal distress, dan trauma pada proses persalinan
Prosedur in1asif seperti intubasi endotrakeal, kateter, infus, dan
pembedahan
5ayi dengan galaktosemia %prediposisi untuk sepsis oleh E. coli&,
defek imun, atau asplenia
'sfiksia neonatorum
9aat ba<aan
2anpa ra<at gabung
Pemberian nutrisi parenteral
Pera<atan di bangsal intensif bayi baru lahir yang terlalu lama
/aktor resiko a<itan dini maupun lambat ini <alaupun tidak selalu
berakhir dengan infeksi, harus tetap mendapatkan perhatian khusus terutama bila
.
disertai gejala klinis. 6al ini akan meningkatkan identifikasi dini dan tatalaksana
yang lebih efisien pada sepsis neonatal sehingga dapat memperbaiki mortilitas dan
morbiditas pasien.
2
$anifestasi klinik
Pada bayi baru lahir, infeksi harus dipertimbangkan pada diagnosis
banding tanda"tanda fisik. 5ila banyak system terlibat atau bila tanda"tanda
kardiorespirasi menunjukkan sakit berat, maka sepsis harus dipikirkan. Pada
sepsis a<itan dini janin yang terkena infeksi mungkin menderita takikardi, lahir
dengan asfiksia dan mememerlukan resusitasi karena 'pgar yang rendah. (etelah
lahir, bayi terlihat lemah dan tampak gambaran klinis sepsis seperti
hipo/hipertermia, hipoglikemia dan kadang"kadang hiperglikemia. (elanjutnya
akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan fungsi organ tubuh.
2,*
Tabel ". :anifestasi klinis sepsis neonatorum.
*,,,.
-eadaan umum 3emam, hipotermia, Ktidak merasa baikL,tidak
mau makan, sklerema
(istem 4astointestinal Perut kembung, muntah, diare, hepatomegali
(istem Pernapasan 'pnea, dispnea, takipnea, retraksi, grunting,
sianosis
(istem (araf Pusat Iritabilitas, lesu, tremor, kejang, hiporefleksia,
hipotonia, refleks :oro abnormal, pernapasan
tidak teratur, fontanela menonjol, tangisan
nada tinggi
(istem -ardio1askuler Puat, mottling, dingin,kulit lembab,
takikardi, hipotensi, bradikardi
(istem 6ematologi Ikterus, splenomegali, puat, petekie, purpura,
perdarahan
(istem 4injal oliguria
:anfestasi akhir sepsis meliputi tanda"tanda edema serebral dan/atau trombosis, gagal
napas sebagai akibat sindrom distres respirasi didapat %';(3&, hipertensi pulmonal, gagal ginjal,
hepatoseluler dengan hiperbilirubinemia dan peningkatan en?im, <aktu protrombin %prothrombin
time CP2D& dan <aktu tromboplasitin parsial % partial thromboplastin time CP22D& yang
memanjang, syok septik, perdarahan adrenal disertai insufisiensi adrenal, kegagalan sumsum
tulang %trombositopenia, netropenia, anemia& dan koagulasi intra1askular diseminata %diseminated
intra"ascular coagulation C3I9D&.
*
1+
Pemeriksaan penun%ang
5er1ariasinya gejala klinik dan gambaran klinis yang tidak seragam
menyebabkan kesulitan dalam menentukan diagnosis pasti. Untuk hal itu
pemeriksaan penunjang baik pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan
khusus lainnya sering dipergunakan dalam membantu menegakkan diagnosis.
Upaya inipun tampaknya masih belum dapat diandalkan. (ampai saat ini
pemeriksaan laboratorium tunggal yang mempunyai sensitifitas dan spesifisitas
tinggi sebagai indikator sepsis, belum ditemukan.
2,,
Pertanda diagnostik yang ideal memiliki kriteria yaitu nilai cut off tepat
yang optimal, nilai diagnostik yang baik yaitu sesiti1itas mendekati 1++8,
spesifisitas lebih dari #,8, Positi"e Probable 'alue %PPH& lebih dari #,8,
(egati"e Probable 'alue %=PH& mendekati 1++8, dan dapat mendeteksi infeksi
pada tahap a<al. -egunaan klinis dari pertanda diagnostik yang ideal adalah
untuk membedakan antara infeksi bakteri dan 1irus, petunjuk untuk penggunaan
antibiotik, memantau kemajuan pengobatan, dan untuk menentukan prognosis.
,
Teknik direk
2, #
:etode paling definitif dalam mendiagnosa sepsis neonatal terdiri atas
isolasi mikroorganisme dari darah neonatus bergejala. 5iasanya dengan
menggunakan teknik yang steril, punksi 1ena perifer digunakan untuk
mendapatkan +,, M 1,+ ml darah. (elain itu isolasi mikroorganisme dari airan
tubuh steril juga akan menguatkan diagnosis. 9airan tubuh ini termasuk airan
serebrospinal %L9(&, urin, dan airan sendi,pleura dan airan peritoneal.
Teknik indirek
Pertanda hematologik yang digunakan adalah hitung sel darah putih total,
hitung neutrofil, neutrofil imatur, rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total
%I02&, mikro Erytrocyte Sedimentation )ate %>(;&, dan hitung trombosit. 2es
11
laboratorium yang dikerjakan adalah 9;P, prokalsitonin, sitokin IL"!, 49(/, tes
epat %rapid test& untuk deteksi antigen, dan panel skrining sepsis.
2,,,!,#,.
(el darah putih dianggap lebih sensitif dalam menunjang diagnosis
ketimbang hitung trombosit. >nam puluh persen pasien sepsis biasanya disertai
perubahan hitung perubahan hitung neutrofil. ;asio antara neutrofil imatur dan
neutrofil total %rasio I/2&sering dipakai sebagai penunjang diagnosa sepsis
neonatal. (ensitifitas rasio I/2 ini !+".+ 8, karenanya untuk diagnosis, perlu
disertai kombinasi dengan gambaran klinik dan pemeriksaan penunjang lain.
2,!
9"reati1e protein %9;P&, yaitu protein yang timbul pada fase akut
kerusakan jaringan. Peninggian kadar 9;P ini terjadi 2* jam setelah terjadi sepsis,
meningkat pada hari ke 2"$ sakit dan menetap tinggi sampai infeksi teratasi. =ilai
9;P akan lebih bermanfaat bila dilakukan seara serial karena dapat memberikan
informasi respons pemberian antibiotik serta dapat pula dipergunakan untuk
mentukan lamanya pemberian pengobatan dan kejadian kekambuhan pada pasien
dengan sepsis neonatal.
2,!,.

(aat ini, kombinasi petanda terbaik untuk mendiagnosis sepsis adalah
sebagai berikut0 IL!, dan IL1"ra untuk 1"2 hari setelah munulnya gejalaF IL!
%atau IL1"ra +, IL#, 4"9(/, 2=/, 9;P, dan hematological indices& pada hari ke"+F
9;P, IL! %atau 49(/ dan hematological indices& pada hari ke"1F dan 9;P pada
hari"hari berikutnya untuk memonitor respons terhadap terapi. 2abel $
menjelaskan sensiti1itas dan spesifisitas dari berbagai uji laboratorium.
,
Tabel &. -omponen untuk (krining (epsis yang 3ihubungkan dengan (ensiti1itas
dan spesifisitas.
,
U%i Nilai Abnormal Sensiti'itas Spesifisitas
9 ;eati1e Protein %9;P& >1+ mg/L *)"1++8 #$".*8
6itung Leukosit 2otal %2L9& 7,+++, >1,+++ 1)"#.8 #1".#8
6itung =eutrofil 'bsolut %'=9& 71#++/mm$ $#".!8 !1".28
;asio =eutrofil Imatur 0 2otal
%I2;&
>2+8 .+"1++8 ,+")#8
:anifestasi fetal inflammatory response syndrome %/I;(&
2akipnea %frekuensi napas > !+/menit&
12
ditambah merintih/retraksi atau desaturasi
Iritabilitas suhu %7 $!J9 atau > $),. J9& #I(S
@aktu pengisian kembali kapiler > $ detik
6itung leukosit 7 *+++/Nl atau > $*.+++/Nl
9;P > 1+ mg/dl
IL"! atau IL"# > )+ pO/ml
1! s;=' gene P;9 positif
(atu atau lebih kriteria /I;( bersama dengan gejala SEPSIS
dan tanda infeksi %lihat 2abel 2&
(epsis dihubungkan dengan hipotensi atau disfungsi
organ tunggal SEPSIS )E(AT
(epsis berat dengan hipotensi membutuhkan resusi"
tasi airan dan dukungan inotropik S*+K SEPTIK
-egagalan multi organ <alau telah diberikan dukungan SIND(+$ DIS#UN!SI
terapi sepenuhnya $U,TI+(!AN
!ambar &. kelanjutan infeski pada neonatus
3ikutip dari 0 http0//<<<.free<ebs.om/mediaaesulapius/arsip82+skma
82+2++)/(-:'Ire1isiIjan"feb+)sudah82+terisiIedit*.pdf
Tabel -. -riteria 3iagnosis (epsis pada =eonatus
,
Hariabel klinis
(uhu tidak stabil
3enyut Bantung >1#+ kali/menit, 71++ kali/menit
/rekuensi napas >!+ kali/menit ditambah merintih/retraksi atau desatusari
Letargis atau penurunan kesadaran
Intoleransi glukosa %glukosa plasma >1+ mmol/L&
Intoleransi minum
Hariabel hemodinamik
2ekanan darah 72 (3 di ba<ah nilai normal untuk usia
2ekanan darah sistolik 7,+ mm6g %neonatus usia 1 hari&
2ekanan darah sistolik 7!, mm6g %bayi 7 1 bulan&
Hariabel perfusi jaringan
@aktu pengisian kembali kapiler >$ detik
Laktat plasma >$ mmol/L
Hariabel inflamasi
1$
Leukositosis %hitung leukosit >$*.+++/mL&
Leukopenia %hitung leukosit 7,.+++/mL&
=eutrofil imatur >1+8
Immature 0 total neutrophil %I2& ratio >+,2
2rombositopenia 71++.+++/mL
9;P >1+ mg/dL atau >2 (3 di atas nilai normal
Prokalsitonin >#,1 mg/dL atau >2 (3 di atas nilai normal
IL"! atau IL"# > )+ pg/mL
1! s P9; positif
(30 standar de1iasiF 9;P0 C# reacti"e proteinF P9;0 polymerase chain reaction
!. Tatalaksana sepsis neonatorum
Pengobatan sepsis neonatorum dapat dibagi menjadi terapi antimikrobia
pada patogen yang diurigai atau yang telah diketahui, dan pera<atan pendukung.
9airan, elektrokit, dan glukosa harus dipantau dengan teliti, disertai dengan
perbaikan hipo1olemia, hiponatremia, hipokalsemia, dan hipoglikemia serta
pembatasan airan jika sekresi hormon antidiuretik tidak memadai. (yok,
hipoksia, dan asidosis metabolik harus dideteksi dan dikelola dengan pemberian
inotropik, resusitasi airan, dan 1entilasi mekanik.
*

>leminasi kuman merupakan pilihan utama dalam manajemen sepsis
neonatal. Pada kenyataannya menentukan kuman spesifik pasti tidak mudah
3engan dan membutuhkan <aktu. Untuk memperoleh hasil yang optimal
pengobatan sepsis harus epat dilaksanakan. (ehubungan dengan hal tersebut
pemberian antibiotika seara empiris terpaksa epat diberikan untuk
menghindarkan berlanjutnya perjalanan penyakit. Pembrian pengobatan pasien
biasanya dengan memberikan antibiotik kombinasi yang bertujuan untuk
memperluas akupan mikroorganisme patogen yang mungkin diderita pasien.
3iupayakan kombinasi antibiotik tersebut mempunyai sensitifitas yang baik
terhadapkuman gram positif ataupun gram negatif. (elain pola kuman hendaknya
diperhatikan pula resistensi kuman. =amun lama pemberian antibiotik begantung
pada hasil kultur darah, dan segera setelah didapatkan hasil kultur darah, jenis
antibiotika yang dipakai disesuaikan dengan kuman penyebab dan pola
reistensinya.
2,*,,,.
Tabel -. @aktu/durasi pemberian antibiotik pada sepsis neonatal.
.
1*
3iagnosis 3urasi
:eningitis 21 hari
-ultur darah %P&, tanda"tanda sepsis %P& 1+ M 1* hari
-ultur darah %"&, komponen skrining sepsis %P& ) M 1+ hari
-ultur darah %"&, komponen skrining sepsis %"& , M ) hari
Tabel .. 'ntibiotik untuk sepsis neonatal
.
'ntibiotik 3osis /rekuensi Pemberian 3urasi
7 ) hari 7 ) hari
'mpiillin
atau
,+ mg/kg55/Q 12 jam # jam IH, I: ) M 1+ hari
9loQallin ,+ mg/kg55/Q 12 jam # jam IH, I: ) M 1+ hari
3an
4entamiin
atau
2,, mg/kg55/Q 2 jam # jam IH, I: ) M 1+ hari
'mikain ),, mg/kg55/Q 12 jam # jam IH, I: ) M 1+ hari
:empertimbangkan pola kuman yang tersering ditemukan, 3i1isi
Perinatologi ;(9: menggunakan obat golongan 9eftasidim sebagai antibiotik
pilihan pertama dengan dosis yang dianjurkan ,+"1++ mg/kg55/hari, 2 kali
sehari. 5eberapa kuman 4ram negatif saat ini hanya sensitif terhadap imipenem
atau meropenem dengan dosis 2, mg/kg55/dosis, 2 kali sehari.
,,.
3alam kepustakaan dikemukakan bah<a kuman (treptokokus 4rup 5 dan
kuman 4ram positif lainnya masih sensitif terhadap penisilin %dosis 1++.+++"
2++.+++ U/kg55/hari& atau ampisilin %dosis 1++"2++ mg/kg55/hari&. (edangkan
kuman *isteria masih sensitif terhadap kombinasi antibiotik ampisilin dan
aminoglikosid, serta golongan Pseudomonas umumnya sensitif terhadap
sefalosporin. Lamanya pengobatan sangat bergantung kepada jenis kuman
penyebab. Pada penderita yang disebabkan oleh kuman Streptococcus dan
*isteria, pemberian antibiotik dianjurkan selama 1+"1* hari, sedangkan penderita
yang disebabkan oleh kuman 4ram negatif pengobatan kadang"kadang diteruskan
sampai 2"$ minggu.
,,.
Pengobatan tamba/an
1,
@alaupun pemberian antibiotik masih merupakan tatalaksana utama
pengobatan sepsis neonatal, berbagai upaya pengobatan tambahan %adjunti1e,
asju1ant therapy& bayak dilaporkan dalam upaya memperbaiki mortilitas
bayi.pengobatan tambahan atau terapi inkon1ensional semaam ini selain
mengatasi berbagai defisiensi dan belum matangnya fungsi pertumbuhan tubuh
bayi baru lahir,juga dalam rangka mengatasi perubahan yang terjadi dalam
perjalanan penyakit dan asade inflamasi pasien sepsis neonatal. 5ebrapa terapi
inkon1ensional yang sering diberikan,antara lain0
2,.

1. Pemberian immunoglobulin seara intra1ena %Intra1enous Immunoglobulin
IHI4&. Pemberian immunoglobulin dilakukan dengan harapan dapat
meningkatkan antibodi tubuh serta memperbaiki fagositosis dan kemotaksis
sel darah putih.
2. Pemberian /resh /ro?en Plasma %//P&. Pemberian //P diharapkan dapat
mengatasi gangguan koagulasi yang diderita pasien.
$. 2indakan transfusi tukar. 2indakan ini bertujuan untuk0
":engeluarkan/mengurangi toksin atau produk bakteri serta mediator"
mediator penyebab sepsis
":emperbaiki perfusi perifer dan pulmonal dengan meningkatkan kapasitas
oksigen dalam darah
":emperbaiki sistem imun dengan adanya tambahan neutrofil dan berbagai
antibodi yang mungkin terkandung dalam darah donor.
(elain beberapa upaya diatas berbagai tatalaksana lain dilakukan pula
dalam rangka mengatasi mortilitas dan morbiditas sepsis neonatal. Pemberian
transfusi granulosit dikemukakan dapat memperbaiki pengobatan pada penderita
sepsis. 6al ini dilakukan karena produksi dan respons fungsi sel darah putih yang
menurun pada keadaan sepsis neonatal. 3emikian pula pemberian transfusi
packed red blood cells bertujuan mengatasi keadaan anemia dan menjamin
oksigenisasi jaringan yang optimal pada pasien sepsis.
2
1!
Protokol sepsis neonatal
0
9uriga sepsis a<itan dini uriga sepsis a<itan lambat
2 faktor resiko anteatal atau air ketuban berbau busuk
gambaran klinis uriga sepsis atau R $ faktor resiko antenatal
skrining sepsis negatif kultur darah kultur darah
%ulangi setelah 12 jam& lumbal punksi lumbal punksi
kultur darah foto abdomen, pemeriksaan urin
lumbal punksi %jika diperluka&
foto thoraQ %jika perlu&
1)


skrining sepsis positif
STA(T ANTI)I+TIK
:eningitis %"& meningitis %"& meningitis %"& menigitis %"& meningitis %P&
-ultur darah %"& kultur darah %"& kultur darah %"& kultur darah %P & kultur darah %P&
(krining sepsis %"& skrining sepsis %"& (krining sepsis %P& (krining sepsis %P& (krining sepsis %P&
-linis %"& klinis %P& klinis %P& klinis %P& klinis %P&
(top antibiotik terapi empiris terapi empiris antibiotik sensitif antibiotik
(etelah $ hari antibiotik ) hari antibiotik )"1+ hari selama 1* hari selama 21 hari
9atatan 0 jika tidak ada respon setelah pemberian antibiotik selama *#")2 jam, ulangi kultur darah.
Lumbal punksi harus diulang pada meningitis gram negatif untuk menilai respon terapi.
1. Pen2ega/an
Penatalaksanaan yang agresif diberikan pada ibu yang diurigai menderita
korioamnionitis dengan antibiotika sebelum persalinan, persalinan yang epat bagi
bayi baru lahir, kemoprofilaksis intrapartum selektif nampak dapat menurunkan
tingkat morbiditas dan mortilitas pada sepsis neonatal.
*
-ondisi lingkungan dan prosedur in1asif yang diberikan pada neonatus
merupakan predisposisi sepsis yang sangat penting. 2indakan"tindakan yang
mengkatkan koloni bakteri non"patogen sambil menegah bakteri patogen pada
bayi baru lahir merupakan kepentingan utama.
*,,

Pemberian antibiotik profilaktik dilakukan untuk menegah terjadinya
infeksi pada bayi neonatus. Pembersihan dan dekontaminasi peralatan ruang bayi
seara teratur, penekanan masalah dasar penuian tangan, penga<asan teratur
adanya infeksi dalam ruangan bayi dan unit pera<atan intensif bayi neonatus dan
1#
pengenalan sumber"sumber ledakan infeksi umum mempunyai arti penting
menurunkan resiko infeksi.
,


I. Prognosis
'ngka kematian bayi dengan sepsis neonatal 2"* kali lebih tinggi pada
bayi dengan berat lahir rendah. 3engan angka kematian 1,"*+ 8 pada sepsis
neonatal a<itan epat %sekitar 2"$+8 disebabkan oleh (treptokokus grup 5
C(45D& dan 1+"2+ 8 pada sepsis neonatal a<itan lambat %2 8 disebabkan oleh
(45&. 2inggi rendahnya angka kematian tergantung dari <aktu timbulnya
penyakit, penyebabnya, besar keilnya bayi, beratnya penyakit dan tempat
pera<atannya. 4ejala sisa neurologik yang jelas tampak adalah hidrosefalus,
retardasi mental, buta, tuli dan ara biara yang tidak normal.
,,!,#
DA#TA( PUSTAKA
1. @orld 6ealth Argani?ation. =eonatal sepsis " a major killer to be takled
in ommunitieF 1. Banuari 2++.. 'essed 'pril 2+1*. '1ailable from
U;L0
http0//<<<.<ho.int/hildIadolesentIhealth/ne<s/arhi1e/2++./1.I+1/en/
indeQ.html
2. 'minullah '. (epsis Pada 5ayi 5aru Lahir. 3alam0 :. (holeh -osim, 'ri
Sunanto. dkk %editor&. 5uku 'jar =eonatologi. Bakarta0 Ikatan 3okter
'nak IndonesiaF 2++#.hal1)1 M 1#,
1.
3. 2he :erk :anuals Anline :edial Library. =eonatal (epsis %(epsis
=eonatorum&. 'essed 'pril 2+1*. '1ailable from U;L0
http0//<<<.merk.om/mmpe/se1./h2)./h2).m.html
4. 4otoff (P. (epsis dan :eningitis =eonatus. 3alam0 =elson, 5ehrman,
-liegman, 'r1in %editor&. Ilmu -esehatan 'nak. Hol 1.ed 1,. Bakarta0
Penerbit 5uku -edokteran >49F 2+++. 6al !,$ M !,,
5. ;ohsis<atmo ; dr, (p'%-&. 2atalaksana (epsis =eonatorum. :edia
'esulapius no.!/Ban"/eb 2++). 'essed 'pril 2+1*. '1ailable from U;L
http0//<<<.free<ebs.om/mediaaesulapius/arsip82+skma
82+2++)/(-:'Ire1isiIjan"feb+)sudah82+terisiIedit*.pdf
6. 6arianto '. (epsis =eonatorum. (:/ Ilmu -esehatan 'nak, /akultas
-edokteran U='I; (urabaya. 'essed 'pril 2+1*. '1ailable from U;L
http0//<<<.pediatrik.om/isi+$.phpT
pageUhtmlVhkategoriUpdtVdirektoriUpdtVfilepdfU+VpdfUVhtmlU+)11+"
tsy?2!!.htm

7. Po<ell -;. (epsis dan (yok. 3alam0 =elson, 5ehrman, -liegman, 'r1in
%editor&. Ilmu -esehatan 'nak. Hol 2.ed 1,. Bakarta0 Penerbit 5uku
-edokteran >49F 2+++. 6al #!. M #)+
8. (ankar :B, ;amesh ', dkk. (epsis In 2he =e<born. 3i1ision of
=eonatologi 3epartment of Pediatris. . 'essed 'pril 2+1*. '1ailable
from U;L http0//<<<.ne<born<ho.org/pdf/sepsisIinne<born.pdf
9. /amily Pratie =otebook. =eonatal (epsis. 'essed 'pril 2+1*.
'1ailable from U;L http0//<<<.fpnotebook.om/=iu/I3/=ntl(ps.htm
2+
21

Anda mungkin juga menyukai