step 1 hipotesis suatu keterangan sementara dalam suatu penelitian yang kebenarannya belum teruji secara empiris. tinjauan pustaka uraian tentang berbagai aspek teoritis yang mendasari penelitian yang telah ditulis di latar belakang. kerangka konsep hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lain yang diturunkan dari kerangka teori. berisi diagram, jenis, serta hubungan variabel yang diteliti dengan penggambaran batas batas ruang lingkup penelitian. kerangka teori bagian bagian antara variabel variabel yang diketahui memiliki hubungan dengan variabel penelitian. atau teori yang menjelaskan antar variabel dalam bentuk skema. variabel penelitian sifat yang di ukur atau diamati dan nilainya bervariasi antar objek satu dengan yang lain. definisi oprasional definisi variabel berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penilitian `sehingga variabel tersebut bisa diukur, diamati atau dihitung sehingga timbul variasi. skala pengukuran suatu alat ukur atau metode yang digunakan untuk menganalisis data yang bersangkutan. sumber pustaka sumber yang dijadikan bahan rujukan. ada primer (jurnal jurnal) dan sekunder (diskusi peneliti/buku teks, atau web yang di internet)
step 2 1. Bagaimana menyusun tinjauan pustaka dengan baik? 2. Apa saja isi dari tinjauan pustaka ? 3. apa manfaat dari tinjauan pustaka ? 4. bagaimana cara menyusun kerangka teori ? 5. apa saja syarat sarat sumber pustaka yang baik ? 6. Bagaimana mengacu sumber pustaka yang sesuai dengan KTI ? ada berapa cara ? 7. Apasaja macam macam dari hipotesis ? 8. Kapan harus mencantumkan hipotesis dan kapan tidak harus mencantumkan hipotesis ? 9. Bagaimana syarat hipotesis yang baik ? 10. Apasaja jenis jenis variabel beserta contohnya ? 11. Apa saja isi dari kerangka teori ? 12. Apasaja macam macam skala pengukuran ? 13. apasaja syarat sumber pustaka ? 14. Perbedaan antara sumber pustaka primer dan sekunder ? primer hasil penelitian. (metode, cara penelitian, hasil) sekunder review artikel (beberapa penelitian di review, tidak ada metode, tidak ada cara penelitian), buku teks.
Step 3 1. Bagaimana menyusun tinjauan pustaka dengan baik? 1. mengidentifikasi dari variabel 2. mencari informasi secara empiris dan fakta 3. menyusun tinjauan pustaka 1. menyusun variabel tergantung 2. menyusun variabel bebas 3. hubungan antar variabel, dan bagaimana saling mempengaruhi 4. menghubungkan antara kenyataan dan informasi yang di dapat
2. Apa saja isi dari tinjauan pustaka ? ada 2 : 1. tinjauan teori masalah masalah yang akan diteliti. 2. tinjauan dari hasil penelitian berkaitan dengan masalah yang diteliti. umumnya berisi variabel variabel beserta hubungan antar variabel dan kedudukannya terhadap persoalan yang akan diteliti. 3. apa manfaat dari tinjauan pustaka ? 1. memperdalam pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan variabel 2. dapat mengkasji teori dasar yang berhubungan dengan masalah 3. mengkaji penelitian sejenis/ pernah dilakukan 4. menemukan mmetode/ cara pendekatan masalah 5. dapat mengevaluasi / analisis data 6. memperkaya ide ide baru
- menghindari duplikasi penelitian yang sudah diteliti tidak sama penelitiannya. fungsi dari kronologis di bab 1 (originalitas). tinjauan pustaka fungsi dari bab 2 ? menjawab masalah berdasarkan teori. mungkin terjawab mungkin tidak terjawab, hipotesis terbukti atau tidak terbukti di bab selanjutnya.
deduksi apa induksi ? deduksi - menunjang rumusan masalah
siapa saja peneliti yang lain siapa saja yang memakai hasil penelitiannya
4. Apa saja isi dari kerangka teori ? bagaimana cara menyusun kerangka teori ? 1. pernyataan pembukanya 2. teori teori di kaji 3. inventarisasi teori yang relevan 4. pengumpulan teori yang menjadi dasar 5. kerangka konsep penyusunan : - identifikasi variabel - mencari dan memeriksa sumber pustaka - mencari hubungan antar variabel - menyusun kerangka teorinya
kerangka teori harus sesuai dengan tinjauan pustaka.misalnya gula darah dipengaruhi insulin. yang mempengaruhi antara lain stress. di kerangka teori harus jelas hubungan antar variabel.
5. Apa saja isi dari kerangka konsep ? bagaimana cara menyusunnya ? isinya hubungan antar variabel yang nanti akan disususn dalam bentuk diagram, keterkaitannya di buat map. kerangka konsep hal yang akan di teliti saja. lebih banyak kearah masalah penelitian. kerangka teori lebih besar dari kerangka konsep, membahas lebih luas. dari kerangka teori membahas pengendalian dari variabel lain.
6. apa saja syarat sarat sumber pustaka yang baik ? - sumber primer yang dipertimbangkan : tahun, peneliti, jurnal yang baik atau tidak (misal jurnal nature), alat ukur, punya akriditasi, dll.
- sumber sekunder
7. Bagaimana mengacu sumber pustaka yang sesuai dengan KTI ? ada berapa cara ? 2 macam sistem : 1. penomeran di dalam kurung ada nomer 2. penamaan nama dari penulis, nama keluarga di depan kapan pakai penomeran dan penamaan ? perbedaannya apa? tergantung gaya penulisan dari jurnal. nama urutanya abjad. namun kalau nomer itu urutan tampilan.
8. Perbedaan antara sumber pustaka primer dan sekunder ? 1. primer hasil penelitian. (metode, cara penelitian, hasil) 2. sekunder review artikel (beberapa penelitian di review, tidak ada metode, tidak ada cara penelitian), buku teks.
9. Apasaja jenis jenis variabel beserta contohnya ? a. variabel bebas berpengaruh bentuk lain : pelantara contohnya : ancilostoma dapat menyebabkan anemia jika terjadi pendarahan hebat. pendahulu variabel bebas yang mempengaruhi vareiabel tergantung dan mempengaruhi variabel bebas lain. contoh : rokokmenyebabkan ca paru yang dapat menurunkan kapasitas vitas paru. pra kondisi. syarat terjadinya hubungan. contohnya : kuman tuberculasis dapat menyebabkan TB apabila imun seseorang turun. b. variabel tergantung c. variabel control penelitian yang bersifat membandingkan. lidah buaya dan air. d. variabel moderator aspek yang diuku dengan modulasi. contohnya : promosi kb di tv dengan kesadaran kontrasepsi. e. variabel perancu variabel yang harus dikontrol.
10. Apasaja macam macam skala pengukuran ? a. katagorikal - nominal dikotom (contoh : sembuh/ tidak sembuh) dan polikotom (contoh : agama). rata2 tidak bisa di hitung. agama, golongan darah - ordinal gizi (cukup, kurang, baik), bertingkat. b. numerik - interval (tak punya nilai nol = derajat c/f) - rasio (punya skala nol absolut, contoh : berat badan) nol absolut ? nol absolut punya makna, contohnya : tekanan darah. nol tak absolut tidak punya arti, contohnya : IQ.
11. Apasaja macam macam dari hipotesis ? bentuk rumusannya : a. kerja/riset 1 ekor /terarah jumlah uban orang kota di bandingkan dengan orang desa. 2 ekor/ tidak terarah jumlah uban orang kota dan orang desa. terbagi menjadi 2 : b. nihil tidak ada korelasi. c. tandingan di dapatkan dari variabel bebas lainnya yang menjadi tandingan dari hipotesis kerja. berdasarkan ruang lingkup - Mayor - minor
hipotesis korelasi - simetris : kebetulan, variabel bebas yang sama, indikator konsep yang sama. - asimetris : variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung. - timbal balik
12. Kapan harus mencantumkan hipotesis dan kapan tidak harus mencantumkan hipotesis ? ketika ada hubungan antar variabel. ditinjau dari tipe penelitian : yang tidak perlu hipotesis : explolasi dan diskripsi. yang perlu hipotesis : eksplanatif dan eksperimen.
13. Bagaimana syarat hipotesis yang baik ? a. bentuk pernyataan, bukan kalimat tanya b. harus sederhana dan terbatas, tidak menimbulkan perbedaan pengertian, tidak terlalu luas. c. mengandung istilah operasional, memungkinkan dilakukan pembuktian secara empirik.
- hipotesis kompleks : satu hipotesis memiliki satu variabel tergantung.
STEP 4 konsep maping
penulisan sumber pustaka nama dan nomer definisi operasional variabel bebas dan tergantung variabel (jenis, skala) kerangka teori kerangka konsep hipotesis. 1. Bagaimana menyusun tinjauan pustaka dengan baik? 1. mengidentifikasi dari variabel 2. mencari informasi secara empiris dan fakta 3. menyusun tinjauan pustaka 5. menyusun variabel tergantung 6. menyusun variabel bebas 7. hubungan antar variabel, dan bagaimana saling mempengaruhi 8. menghubungkan antara kenyataan dan informasi yang di dapat
2. Apa saja isi dari tinjauan pustaka ? a. Manfaat Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasikan variable yang akan diteliti.. Agar peneliti dapat meletakkan masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi
memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable penelitian mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg diteliti mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap memperkaya ide-ide baru (Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)
3. apa manfaat dari tinjauan pustaka ? Manfaat Tinjauan kepustakaan dapat digunakan untuk: Memperdalam pengetahuan, khususnya tentang hubungan antar variable penelitian Mengkaji teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Mengkaji temuan penelitian yang sejenis atau yang pernah dilakukan sebelumnya Menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah Mendapatkan cara mengevaluasi ataupun menganalisa data Mencari informasi aspek penelitian yang belum tergarap Memperkaya ide-ide baru (Panduan penelitian,Dr.B.Sandjaja,MSPH dan Albertus Heriyanto,M.Hum) fungsi tinjauan pustaka 1. memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable penelitian 2. mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg diteliti 3. mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya 4. menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah 5. mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data 6. mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap 7. memperkaya ide-ide baru (Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)
4. Apa saja isi dari kerangka teori ? bagaimana cara menyusun kerangka teori ?
Menyusun kerangka teori : a. Menetapkan variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apa nama setiap variabel. b. Membaca buku-buku dan hasil penelitian. c. Deskripsi teori dan hasil penelitian, dalam hal ini berisikan definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. d. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu, betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak. e. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini melakukan perbandingan antara teori satu dengan teori lainnya, dan hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lain. f. Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara. Dari hasil sintesis atau kesimpulan dari tiap variabel, selanjutnya dipadukan hasil sintesis/kesimpulan tersebut dan kemudian membentuk kerangka berpikir. (Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)
5. Apa saja isi dari kerangka konsep ? bagaimana cara menyusunnya ? isinya hubungan antar variabel yang nanti akan disususn dalam bentuk diagram, keterkaitannya di buat map. kerangka konsep hal yang akan di teliti saja. lebih banyak kearah masalah penelitian. kerangka teori lebih besar dari kerangka konsep, membahas lebih luas. dari kerangka teori membahas pengendalian dari variabel lain.
Cara menyusun Dibuat dalam bentuk bagan Menjelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti. (Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)
Manfaat Untuk memeberikan informasi yang lebih jelas Mempermudah pemilihan desain penelitian (Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)
6. apa saja syarat sarat sumber pustaka yang baik ? Syarat Sumber yang baik Makalah ilmiah dlm majalah ilmiah Buku ilmiah (baik keseluruhan ataupun hanya bagian atau bab dr buku tsb) jgn berasal dr majalah popular, surat kabar, poster, pamflet, dsb Laporan/dokumen resmi dr suatu instansi pemerintah (misalnya : Depkes, BKKBN) Laporan dr suatu badan internasional (WHO, UNICEF) Laporan hasil penelitian yg tdk dipublikasikan akan tetapi didokumentasikan di perpustakaan instansi yg bersangkutan Jangka waktu hrs mutakhir yakni 5-7 tahun (Dr.Asril Aminullah,Sp.A(K).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-2)
7. Bagaimana mengacu sumber pustaka yang sesuai dengan KTI ? ada berapa cara ? Syarat Sumber yang baik Makalah ilmiah dlm m.ajalah ilmiah Buku ilmiah (baik keseluruhan ataupun hanya bagian atau bab dr buku tsb) jgn berasal dr majalah popular, surat kabar, poster, pamflet, dsb Laporan/dokumen resmi dr suatu instansi pemerintah (misalnya : Depkes, BKKBN) Laporan dr suatu badan internasional (WHO, UNICEF) Laporan hasil penelitian yg tdk dipublikasikan akan tetapi didokumentasikan di perpustakaan instansi yg bersangkutan Jangka waktu hrs mutakhir yakni 5-7 tahun (Dr.Asril Aminullah,Sp.A(K).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-2)
8. Perbedaan antara sumber pustaka primer dan sekunder ? 1. primer hasil penelitian. (metode, cara penelitian, hasil) 2. sekunder review artikel (beberapa penelitian di review, tidak ada metode, tidak ada cara penelitian), buku teks.
9. Apasaja jenis jenis variabel beserta contohnya ? Jenis-jenis variabel a. Variabel Bebas :Variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain b. Variabel tergantung :Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas c. Variabel perancu : Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel perancu,tetapi bukan merupakan variabel antara. Sangat perlu diidentifikasi karena akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan kesimpulan. (Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto) Variable bebas (independent variable) Adalah variable yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. Variable tergantung (dependent variable) Variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variable bebas, dalam penelitian variable tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variable bebas. Variable moderator (variable bebas kedua) Variable yang dipilih , diukur , diamati dan dimanipulasi oleh peneliti karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable tergantung. Variable control Variable yang dikontrol peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variable tergantung Variable antara (intervening variable ) Factor yang secara teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas dan variable tergantung, variable ini tida dapat diamati, dan diukur , namun pengaruhnya dapat disimpulkan dari hubungan yang ada antara variable bebas dan variable tergantung. (Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum) Cara menyingkirkan variable pengganggu a. Menyingkirkan counfounding dalam desain Restriksi Menyingkirkan variable perancu dari setipa subyek penelitian. Kelemahan sulit memperoleh subyek penelitian generalisasi penelitian menjadi terbatas
Matching proses menyamakan variable perancu/counfounding diantara dua kelompok dikenali dua jenis matching yaitu : 1. frequency matching 2. individual matching
randomisasi cara yang efektif untuk menyingkirkan pengaruh variable perancu, karena variable terbagi dalam dua kelompok. b. Menyingkirkan factor perancu dengan analisis 1. stratifikasi 2. analisis multivariate (metodologi penelitian, seri catatan kuliah FK UNDIP)
ubungan antar variabel o Korelasi simetris terjadi apabila antar dua variable ada hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing-masing bersifat mandiri. Korelasi simetris terjadi karena: kebetulan, sama-sama merupakan akibat dari factor (variable bebas) yang sama, indicator dari konsep yang sama. o Korelasi asimetris ialah korelasi antara dua variable, dengan satu variable (variable bebas) bersifat mempengaruhi variable yang lain (variable tergantung). o Korelasi timbal balik ialah korelasi antara dua variable, yang antara keduanya saling pengaruh mempengaruhi,contoh : malnutrisi dan malabsorbsi. (Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik Pratiknya) Hal-hal yg harus diperhatikan dalam hubungan antar variable 1. peluang bila sampel representative terhadap populasinya, besar peluang dapat dihitung dengan berbagai teknik statistika yakni dengan cara menghitung nilai p(batas kemaknaan uji hipotesis) dimana memperoleh hasil kedua kelompok tidak berbeda< 5% (p<0,05) dianggap diterima 2. bias bias pengukuran berkaitan dengan kesahihan dimana peneliti harus berusaha menghindarkan 3 sumber bias pengukuran, yakni bias pemeriksa, bias subjek, dan bias alat ukur serta cara pengukuran. 3. perancu 4. hubungan kausal atau sebab-akibat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam diagnosis hubungan kausal: hubungan waktu (temporal relationship) benar, kuatnya asosiasi, hubungan yang bergantung dosis (dose dependent), konsistensi, koherensi, biological plausibility, kesamaan dengan hasil penelitian yang lain (dasar-dasar metodologi penelitian klinis,Sudigdo)
10. Apasaja macam macam skala pengukuran ? c. katagorikal - nominal dikotom (contoh : sembuh/ tidak sembuh) dan polikotom (contoh : agama). rata2 tidak bisa di hitung. agama, golongan darah - ordinal gizi (cukup, kurang, baik), bertingkat. d. numerik - interval (tak punya nilai nol = derajat c/f) - rasio (punya skala nol absolut, contoh : berat badan) nol absolut ? nol absolut punya makna, contohnya : tekanan darah. nol tak absolut tidak punya arti, contohnya : IQ.
11. Apasaja macam macam dari hipotesis ? A. Berdasarkan bentuk rumusannya 1) Hipotesis kerja/alternatif/riset/H 1
Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg akan dilakukan. Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg secara klasik biasanya dirumuskan sbg : Apabila.....,maka....., atau Ada hubungan antara.....dengan..., atau Ada perbedaan antara...dengan..., Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik tsb, karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan permasalahan yg dihadapi dan model kerangka teoritik yg dikembangkan untuk menyusun hipotesis tsb. Dikenal 2 macam hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor. Istilah ekor disini menggambarkan macam hubungan antar variabel yg dimaksud, satu ekor berarti hubungan sudah jelas arahnya, sedang dua ekor hubungan belum jelas arahnya. Contoh : Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa (satu ekor) Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang desa (dua ekor) Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka diarenya (satu ekor) Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi (dua ekor) Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila dasar teori cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau hubungan tsb, maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan teorinya kurang kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah hipotesis dua ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pada analisis hasil. 2) Hipotesis nihil/nol/H 0
Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik ialah : Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan.... Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik. Oleh karena diketahui, bahwa semua analisis statistik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil, dan dengan demikian analisis ini hanya dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis nihil tsb. Bagan berikut akan lebih menjelaskan lagi hubungan (perbedaan antara hipotesis nihil dengan hipotesis kerja). Pernyataan statistika H.K: ada hub antara kecerdasan (X) H 1 : r xy # 0 Dengan kemampuan meneliti (Y) H.N : tidak ada hub antara kecerdasan (X) H 0 :r xy #0 dengan kemampuan meneliti (Y) 3) Hipotesis tandingan Adalah hipotesis dari variabel2 luar yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya, kita mempunyai hipotesis kerja Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi, maka hipotesis tandingannya adalah Faktor2 XYZ (dst) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi. Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran hipotesis tandingan, dengan jalan membuat desain atau rancangan penelitian yg adekuat. Sebagaimana halnya hipotesis nihil, hipotesis tandingan hanya ada dalam alam pikiran peneliti, atas dasar mana rancangan penelitian disusun (DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)
B. Berdasarkan ruang lingkupnya 1. Hipotesis mayor Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. 2. Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Contoh : Hipotesis mayor: Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan Hipotesis minor : 1) Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan. 2) Banyaknya makan kue berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan. 3) Banyaknya makan buah-buahan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan. Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum tuntas habis. (MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)
C. Berdasarkan tingkat abstraksi 1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris. Banyak diantara pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh orang banyak. Misalnya Orang Minangkabau banyak merantau sedangkan orang Jawa sangat terikat kepada kampung halamannya. Namun, apa yang diketahui oleh orang banyak belum tentu benar. Pada hipotesis ini hanya mengumpulkan fakta2 yang telah ada tanpa mengujinya kembali kebenarannya. 2) Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal Dunia kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajarinya metode atau tipe ide2 meupakan alat yang sangat membantu. Misalnya tipe introvert dan ekstrovert sangat membantu dalam memahami manusia dalam hubungannya dengan dunia luar. Sikap otoriter, demokratis, dan laissezfaire sangat berguna untuk menggambarkan misalnya hubungan pendidikan dengan anak. 3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel. Hipotesis ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya. Disini harus dianalisis variabel2 yg dianggap mempengaruhi gejala tertentu dan kemudian diselidiki hingga manakah perubahan dalam variabel yg satu membawa perubahan pada variabel yang lain. (METODE RESEARCH PENELITIAN ILMIAH. Prof.Dr. S. Nasution, MA)
12. Kapan harus mencantumkan hipotesis dan kapan tidak harus mencantumkan hipotesis ? ketika ada hubungan antar variabel. ditinjau dari tipe penelitian : yang tidak perlu hipotesis : explolasi dan diskripsi. yang perlu hipotesis : eksplanatif dan eksperimen.
13. Bagaimana syarat hipotesis yang baik ? hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat tanya. hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti. Hipotesis harus dapat diuji. Ini berarti bahwa suatu hipotesisharus mengandung atau terdiri dari variable2 yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi
Rumusan berupa kalimat deklaratif yang menjawab permasalahan penelitian Rumusan mengekspresikan macam hubungan antara 2 variabel atau lebih Mengandung istilah operasional, yaitu memungkinkan dilakukan pembuktian secara empirik Berkaitan dengan teori yang telah mapan atau hasil penelitian yang sebelumnya Mempunyai cakupan yang cukupan, tidak terlalu umum atau luas juga tidak terlalu sempit atau spesifik