Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
= 0,358.
Kata Kunci: Minat Belajar, Hasil Belajar
Pendahuluan
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan
kontribusi positif dalam memacu IPTEK, sehingga sangat penting dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Mata pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sarat muatan kognitif dan afektifnya. Pada ranah kognitif, mata
pelajaran tersebut bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah, dan pada ranah afektif mata pelajaran matematika
mengembangkan ketelitian dan kesabaran siswa dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan angka-angka.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan
Mudjino, 2006:3-4). Hasil belajar yang baik dapat dicapai dengan melakukan
aktivitas belajar yang maksimal oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat mengetahui taraf
kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Muzakir dan Sutrisno (1996:155) mengatakan: siswa dalam belajar dapat
mengalami kesulitan karena 2 faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yakni seperti kesehatan, intelegensi, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternya meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Tidak bisa disangkal bahwa
dalam belajar seseorang mengalami kesulitan oleh beberapa faktor. Sehingga
penting bagi siswa untuk mengetahui faktor-faktor tersebut.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dipilih satu faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu minat. Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan hasil belajar siswa. Dengan adanya minat tersedianya rangsangan
yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka ia akan mendapatkan kepuasan
batin dengan hasil belajar yang baik yang telah dicapai. Sebaliknya suatu kegiatan
yang tidak dilakukan sesuai dengan minat akan menghasilkan hasil belajar yang
kurang memuaskan. Tanpa minat yang kuat, sangat sulit bagi seorang siswa untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Slameto (2010:180) berpendapat bahwa minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertaikan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Peneliti memilih SMP Negeri 10 Malang sebagai
tempat penelitian dikarenakan sebelumnya pernah melaksanakan PPL di sekolah
tersebut, selain itu peneliti ingin mengetahui bagaimana minat belajar matematika
siswa di SMP tersebut serta ada atau tidaknya hubungan minat belajar dengan
hasil belajar matematika.
Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
pendekatan korelasi. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena datanya berwujud
bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan
menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian.
Sedangkan teknik korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
serta mengukur seberapa besar hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian
ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 10 Malang dengan populasi sebanyak
180 siswa dan mengambil sampel 48 siswa.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel minat
belajar matematika dan bersifat tertutup. Responden dalam menjawab hanya
membutuhkan tanda cek () pada salah satu jawaban pada alternatif jawaban yang
disediakan dengan pemberian skor berdasarkan skala Likert. Kuesioner dalam
penelitian ini diadopsi dari Tyas (2012). Adapun skor pernyataan pada angket
sebagai berikut.
Tabel 1. Skor alternatif jawaban pernyataan angket minat belajar
Alternatif
Jawaban
Skor (Pernyataan
Negatif)
Skor (Pernyataan
Positif)
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Klasifikasi minat dihitung berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan rerata (X
3
Kurang Berminat X
3 Sc < X
Cukup Berminat X
Sc < X
+
Berminat X
+ Sc < X
+3
Sangat Berminat X
+3 Sc
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner/angket
tentang minat belajar siswa. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa
dokumentasi yang diambil dari menggunakan nilai tes ulangan tengah semester
siswa semester genap tahun 2012/2013. Sebelum dilakukan analisis dengan
korelasi, dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu yaitu uji normalitas
terhadap variabel minat belajar dan variabel hasil belajar. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan test Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS (Statistic
Programme for Social Scient) 20.0 for Windows, dasar pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significanted) (Singgih, 2010:139)
yaitu:
0
: sampel diambil dari distribusi normal
1
: sampel diambil bukan dari distribusi normal
: 0,05
Kriteria uji: jika nilai probabilitas , maka
0
diterima
jika nilai probabilitas < , maka
0
ditolak
Jika data-datanya berdistribusi normal, statistik dilanjutkan dengan
statistik parametrik, tetapi bila data-datanya tidak berdistribusi normal dilanjutkan
dengan statistik non parametrik. Selanjutnya untuk menguji hipotesis hubungan
minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10
Malang digunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Proses
analisis dibantu dengan menggunakan komputer berupa software SPSS v.20
(Statistical Package for the Social Science) for Windows. Analisis Pearson
Product Moment adalah untuk mengukur ada atau tidak adanya hubungan antara
variabel yang diteliti yaitu hubungan antara variabel minat belajar (X) dengan
variabel hasil belajar (Y). Rumus yang digunakan adalah:
=
(
2
()
2
)(
2
()
2
)
(, 2006: 170)
Keterangan:
0
: Tidak ada hubungan (korelasi) antara minat belajar dengan hasil belajar
1
: Ada hubungan (korelasi) antara minat belajar dengan hasil belajar
Uji dilakukan dua sisi (2-tailed)
Uji dilakukan dua sisi karena hipotesis menyatakan ada dan tidak ada,
jika pernyataan hipotesis lebih dari atau kurang dari maka uji dilakukan satu
sisi (Singgih, 2010:146). Kriteria uji hipotesisnya:
1. Jika
>
maka
0
ditolak dan
1
diterima, artinya ada hubungan
(korelasi) antara minat belajar terhadap hasil belajar matematika.
2. Jika
<
maka
0
diterima dan
1
ditolak, artinya tidak ada
hubungan (korelasi) antara minat terhadap hasil belajar matematika.
Selain itu dasar pengambilan keputusan juga menggunakan signifikansi
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas (0,05) maka
0
diterima dan
1
ditolak, artinya tidak signifikan.
2. Jika nilai signifikansi lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
(0,05) maka
0
ditolak dan
1
diterima, artinya signifikan.
Selain itu setelah diuji dengan korelasi Pearson Product Moment hasil
nilai
2
100%
Interpretasi nilai r pada hasil perhitungan dengan korelasi Pearson
Product Moment yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:257), sebagai berikut:
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 0,199
0,20 0,399
0,40 0,599
0,60 0,799
0,80 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Hasil
Berdasarkan hasil skor angket minat belajar yang diberikan kepada siswa,
skor terendah dari minat belajar yaitu 36, skor tertinggi yaitu 48, rerata (X
) =
43,60, dan simpangan baku/standar deviasi () = 2,94.
No Klasifikasi Skor (Sc) Frekuensi Persentase
1
2
3
4
5
Sangat Berminat
Berminat
Cukup Berminat
Kurang Berminat
Tidak Berminat
X
+3 Sc
X
+ Sc < X
+3
X
Sc < X
+
X
3 Sc < X
Sc < X
3
-
6
35
7
-
-
12,5%
72,92%
14,58%
-
Total 48 100%
Untuk proses uji normalitas dibantu dengan menggunakan tes bantuan
komputer berupa software SPSS v.20 (Statistical Package for the Social Science)
for Windows. Kriteria pengujian normalitas adalah jika nilai taraf signifikan lebih
besar 0,05 (P > 5%) maka dinyatakan berdistribusi normal. Interpretasi data dari
hasil uji normalitas variabel minat belajar diketahui bahwa nilai p(Sig 2-tailed)
sebesar 0,029. Nilai ini dibandingkan dengan = 0,05, sehinggan nilai 0,029 >
0,05 artinya
0
diterima, maka sampel diambil dari populasi berdistribusi normal.
Sedangkan interpretasi data dari hasil uji normalitas variabel hasil belajar
diketahui bahwa nilai p(Sig 2-tailed) sebesar 0,069. Nilai ini dibandingkan dengan
= 0,05, sehinggan nilai 0,069 > 0,05 artinya
0
diterima, maka sampel diambil
dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normatif data yang
menjadi prasyarat analisis dapat terpenuhi.
Interpretasi dari hasil analisis korelasi dengan menggunakan bantuan
komputer berupa software SPSS v.20 (Statistical Package for the Social Science)
for windows ternyata angka korelasi antara variabel minat belajar (X) dengan
variabel hasil belajar (Y) tidak bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel
tersebut terdapat hubungan korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarnya
= 0,284, sehingga
= 0,358 >
= 0,284 artinya
0
ditolak, sehingga ada hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar
matematika. Artinya semakin tinggi minat belajar, maka semakin tinggi pula hasil
belajar matematika.
Nilai signifikansi (2-tailed) yang besarnya 0,013 bandingkan dengan
= 0,05, dimana nilai 0,013< 0,05, sehingga
0
ditolak. Artinya ada hubungan
yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika. Nilai
koefisien determinasinya didapat dengan menggunakan rumus =
2
100%; = 0,128164 100% = 12,82%, jadi menunjukkan bahwa 12,82%
varians minat belajar yang terjadi pada hasil belajar.
Pembahasan
Dari hasil skor angket minat belajar skor terendah yaitu 36, skor tertinggi
yaitu 48, rerata (X
positif (
= 0,358 >