Anda di halaman 1dari 19

1.

Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra
seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Maramis, 2004).
Halusinasi adalah perubahan persepsi sensori keadaan dimana indi!idu atau
kelompok mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola
atau interpretasi stimulus yang datang ( "arpenito, 2000).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan ji#a, halusinasi sering diidentifisikasikan dengan ski$ofrenia.
%ari seluruh klien ski$ofrenia &0' diantaranya mengalami halusinasi. (angguan ji#a
lain yang disertai dengan gejala halusinasi adalah gejala panik defensif dan delirium.
)erbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus,
salah satu persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus internal
dipersepsikan sebagai suatu yang nyata pada klien*klien.
+enis*+enis Halusinasi
Halusinasi menurut ,asmun (200-), itu dapat menjadi
a. Halusinasi penglihatan (!isual, optik) tak berbentuk(sinar, kilapan atau pola
cahaya) atau yang berbentuk(orang, binatang, barang yang dikenal) baik itu yang
ber#arna atau tidak
b. Halusinasi pendengaran (autif, akustik) suara manusia, he#an, binatang mesin,
barang, kejadian alamiah atau music
c. Halusinasi .enciuman (olfaktorius) mencium sesuatu bau
d. Halusinasi pengecap (gustatorik) merasa/ mengecap sesuatu
e. Halusinasi peraba (taktil) merasa diraba, disentuh, ditiup,disinari atau seperti ada
ulat bergerak di ba#ah kulitnya
f. Halusinasi kinestetik merasa badannya bergerak dalam sebuahruangan, atau
anggota badannya bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau phantom
limb)
g. Halusinasi !iseral perasaan tertentu timbul didalam tubuhnya
h. Halusinasi Hipnagogik terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tetap
sebelum tertidur persepsi sensorik bekerja salah
i. Halusinasi hipnopompik seperti pada halusinasi Hipanogogik, tetapi terjadi tepat
sebelum terbangun samasekali dari tidurnya. %isamping itu ada pula pengalaman
halusinatorik dalam impian yang normal
j. Halusinasi histerik 0imbul pada nerosa histerik karena konflik emosional
2. Etiologi
Menurut 1tuart (200&), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah
2aktor .redisposisi
)iologis
3bnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. 4ni ditunjukkan oleh penelitian*
penelitian yang berikut
.enelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan ski$ofrenia. 5esi pada daerah frontal, temporal
dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
)eberapa $at kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah*masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya ski$ofrenia.
.embesaran !entrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. .ada anatomi otak
klien dengan ski$ofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral !entrikel,
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). 0emuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post*mortem).
.sikologis
6eluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien. 1alah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien.
1osial )udaya
6ondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stres.
2aktor .respitasi
1ecara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. .enilaian indi!idu terhadap stresor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (6eliat, 2007). Menurut 1tuart (200&),
faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah
)iologis
(angguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
1tres 5ingkungan
3mbang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
1umber 6oping
1umber koping mempengaruhi respon indi!idu dalam menanggapi stresor.
3. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif indi!idu yang berada dalam
rentang respon neurobiologist (1tuart 8 5araia, 200-). 4ni merupakan respon persepsi
paling maladaptif. +ika indi!idu yang sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterprestasikan stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indera (pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan, dan
perabaan), pasien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera
#alaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada.
%iantara kedua respon tersebut adalah respon indi!idu yang karena sesuatu hal
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya
yang disebut sebagai ilusi. .asien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya
terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai stimulus yang diterima. ,entang
respon halusinasi dapat dilihat pada gambar diba#ah ini.
3daptif Maladaptif
,espon 3daptif %istorsi .ikiran (ejala .ikiran
* ,espon logis * %istorsi pikiran * %elusi halusinasi
* .ersepsi akurat * .erilaku aneh/tdk sesuai * perilaku disgonisasi
* .erilaku sesuai * Menarik diri * 1ulit berespon dg
* 9mosi social * 9mosi berlebihan pengalaman
4. Tahapan Intensitas Halusinasi
0ingkat intensitas halusinasi ( 1tuart dan 1undeen, -::; <2= )
0ahap 4 Menyenangkan > 3nsietas tingkat sedang.
0ingkat 1ecara umum halusinasi bersifat menyenangkan
6arakteristik
?rang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian,
merasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan pada penenangan
pikiran untuk mengurangi ansietas, indi!idu mengetahui bah#a pikiran dan sensori
yang dialami tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bias diatasi (@on
.sikotik).
.rilaku klien
Menyeringai atau terta#a yang tidak sesuai.
Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
(erakan mata yang cepat.
,espon !erbal yang lamban.
%iam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan.
0ahap 44 Menyalahkan > 3nsietas tingkat berat.
0ingkat 1ecara umum halusinasi menjijikkan.
6arakteristik
.engalaman sensori bersifat menjijikkan dan menakutkan, orang yang
berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, indi!idu mungkin merasa
malu karena pengalaman sensorinya, dan menarik diri dari orang lain ( @on
.sikotik ).
.erilaku klien
.eningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas, missal
peningkatan tanda > tanda !ital.
.enyempitan kemampuan konsentrasi.
%ipenuhi dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan
kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan realita.
0ahap 444 Mengendalikan > 3nsietas tingkat berat
0ingkat .engalaman sensori menjadi penguasa
6arakteristik
?rang yang berhalusinasi menyerah untuk mela#an pengalaman halusinasi dan
membiarkan halusinasi menguasai dirinya, isi halusinasi dapat berupa
permohonan, indi!idu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
tersebut berakhir (.sikotik).
.erilaku klien
5ebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari
pada menolaknya.
6esulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
,entang perhatian hanya beberapa menit.
(ejala fisik ansietas berat (berkeringat, tremor, ketidakmampuan untuk
mengikuti petunjuk).
0ahap 4A Menaklukkan > 3nsietas tingkat panic
0ingkat 1ecara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan
delusi.
6arakteristik
.engalaman sensori mungkin menakutkan jika indi!idu tidak mengikuti perintah,
halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari bila tidak ada
inter!ensi terapeutik (.sikotik).
.rilaku klien
.erilaku menyerang seperti panik.
.otensial melakukan bunuh diri.
3muk, agitasi, menarik diri, dan katakonik.
0idak mampu berespon terhadap lingkungan
5. Tanda dan Gejala
)eberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atau terta#a yang
tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, bicara sendiri,pergerakan mata cepat,
diam, asyik dengan pengalaman sensori,kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realitas rentang perhatian yang menyempit hanya beberapa detik atau
menit, kesukaran berhubungan dengan orang lain, tidak mampu mera#at diri.
+enis Halusinasi 6arakteristik
.endengaran Mendengar suara*suara/kebisingan, paling
sering suara kata yang jelas, berbicara
dengan klien bahkan sampai percakapan
lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. .ikiran yang terdengar jelas
dimana klien mendengar perkataan bah#a
pasien disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang*kadang dapat membahayakan.
.englihatan 1timulus penglihatan dalam kilatan cahaya,
gambar giometris, gambar karton dan atau
panorama yang luas dan komplek.
.englihatan dapat berupa sesuatu yang
menyenangkan /sesuatu yang menakutkan
seperti monster.
.enciuman Membau bau*bau seperti bau darah, urine,
fases umumnya bau*bau yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penciuman
biasanya sering akibat stroke, tumor, kejang
/ dernentia.
.engecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah,
urine, fases.
"anestetik Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
tanpa stimulus yang jelas rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
6inestetik Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah
di!era (arteri), pencernaan makanan.
6. Penatalasanaan
.enatalaksanaan Medis pada Halusinasi
.enatalaksanaan pasien ski$ofrenia adalah dengan pemberian obat*obatan dan
tindakan lain, yaitu
a. .sikofarmakologis
?bat*obatan yang la$im digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang
merupakan gejala psikosis pada pasien ski$ofrenia adalah obat*obatan anti*
psikosis.
3dapun kelompok obat*obatan umum yang digunakan adalah
6elas 6imia @ama (enerik (%agang) %osis Harian
2enotia$in 3setofena$in (0idal)
6loproma$in (0hora$ine)
2lufena$ine (.roliBine, .ermiti)
Mesorida$in (1erentil)
.erfena$in (0rilafon)
.roklorpera$in ("ompa$ine)
.roma$in (1parine)
0ioda$in (Mellaril)
0rifluopera$in (1tela$ine)
0rifluoproma$ine (Aesprin)
70*-20 mg
<0*=00 mg
-*40 mg
<0*400 mg
-2*74 mg
-;*-;0 mg
40*-200 mg
-;0*=00 mg
2*40 mg
70*-;0 mg
0ioksanten 6loprotiksen (0arctan)
0iotiksen (@a!ane)
&;*700 mg
=*<0 mg
)utorofenon Haloperidol (Haldol) -*-00 mg
%iben$ondia$epin 6lo$apin ("lora$il ) <00*:00 mg
%iben$okasa$epin 5oksapin (5oBitane) 20*-;0 mg
%ihidroindolon Molindone (Moban) -;*22; mg
b. 0erapi 6ejang 5istrik atau Electro Compulsive Therapy (9"0)
c. 0erapi 3ktifitas 6elompok (036)
Pengajian
a. Mengkaji +enis Halusinasi
3da beberapa jenis halusinasi pada pasien gangguan ji#a. 6ira*kira &0'
halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan ji#a adalah halusinasi dengar atau
suara, 20' halusinasi penglihatan, dan -0' halusinasi penghidu, pengecap,
perabaan, senestik dan kinestik. Mengkaji halusinasi dapat dilakukan dengan
menge!aluasi perilaku pasien dan menanyakan secara !erbal apa yang sedang
dialami oleh pasien.
b. Mengkaji 4si Halusinasi
4ni dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, berkata apabila
halusinasi yang dialami adalah halusinasi dengar. 3tau apa bentuk bayangan yang
dilihat oleh pasien, bila jenis halusinasinya adalah halusinasi penglihatan, bau apa
yang tercium untuk halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap untuk halusinasi
pengecapan, atau merasakan apa dipermukaan tubuh bila halusinasi perabaan.
c. Mengkaji Caktu, 2rekuensi, dan 1ituasi Munculnya Halusinasi
.era#at juga perlu mengkaji #aktu, frekuensi, dan situasi munculnya halusinasi
yang dialami oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk menentukan inter!ensi khusus
pada #aktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan
munculnya halusinasi. 1ehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. %engan
mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan
untuk pencegahan terjadinya halusinasi. 4nformasi ini penting untuk
mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan jika pasien perlu
diperhatikan saat mengalami halusinasi. 4ni dapat dikaji dengan menanyakan
kepada pasien kapan pengalaman halusinasi muncul, berapa kali sehari,
seminggu. )ila mungkin pasien diminta menjelaskan kapan persisnya #aktu
terjadi halusinasi tersebut.
d. Mengkaji ,espon 0erhadap Halusinasi
Dntuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi pasien dapat
dikaji dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh pasien saat mengalami
pengalaman halusinasi. 3pakah pasien masih dapat mengontrol stimulus
halusinasi atau sudah tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.
Tindaan !epe"a#atan pada Pasien Halusinasi
0ujuan tindakan untuk pasien meliputi
a. .asien mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. .asien dapat mengontrol halusinasinya
c. .asien mengikuti program pengobatan secara optimal.
0indakan 6epera#atan
a. Membantu .asien Mengenali Halusinasi
Dntuk membantu pasien mengenali halusinasi, pera#at dapat melakukannya
cara berdiskusi dengan pasien tentang ini halusinasi (apa yang didengar atau
dilihat), #aktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi
yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi
muncul.
b. Melatih .asien Mengontrol Halusinasi.
Dntuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi pera#at dapat
melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan
halusinasi. 6eempat cara tersebut meliputi
Melatih .asien Menghardik Halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. .asien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memerdulikan halusinasinya. 6alau ini bisa dilakukan, pasien akan
mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien
tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
0ahapan tindakan meliputi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi
Memperagakan cara menghardik
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.
Melatih )ercakap*cakap dengan ?rang 5ain
Dntuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap*cakap
dengan orang lain. 6etika pasien bercakap*cakap dengan orang lain
maka terjadi distraksi, fokus perhatian pasien akan beralih dari
halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.
1ehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap*cakap dengan orang lain.
Melatih .asien )erakti!itas 1ecara 0erjad#al
Dntuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan akti!itas yang teratur. %engan berakti!itas
secara terjad#al, pasien tidak akan mengalami banyak #aktu luang
sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Dntuk itu pasien yang
mengalami halusinasi bisa membantu untuk mengatasi halusinasinya
dengan cara berakti!itas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur
malam, tujuh hari dalam seminggu. 0ahapan inter!ensi sebagai berikut
* Menjelaskan pentingnya akti!itas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
* Mendiskusikan akti!itas yang bisa dilakukan oleh pasien.
* Melatih pasien melakukan akti!itas
c). Menyusun jad#al akti!itas sehari*hari sesuai dengan akti!itas yang telah dilatih.
Dpayakan pasien mempunyai akti!itas dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh
hari dalam seminggu.
d). Memantau pelaksanaan jad#al kegiatan, memberi penguatan terhadap perilaku
pasien yang positif.
4) Melatih .asien Menggunakan ?bat 1ecara 0eratur
Dntuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan obat
secara teratur sesuai dengan program. .asien gangguan ji#a yang dira#at di rumah
sakit seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami
kekambuhan. )ila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula
akan lebih sulit. Dntuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan. )erikut ini tindakan kepera#atan agar pasien patuh menggunakan
obat
a) +elaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan ji#a
b) +elaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
c) +elaskan akibat bila putus obat
d) +elaskan cara mendapatkanm obat/ berobat
e) +elaskan cara menggunakan obat dengan prinsip ;) (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar #aktu, dan benar dosis).
$asalah !epe"a#atan dan Data %ang Pe"lu Diaji
-. Masalah kepera#atan
a. ,isiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. .erubahan sensori perseptual halusinasi
c. 4solasi sosial menarik diri
2. %ata yang perlu dikaji
a. ,isiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
%ata 1ubyektif :
- 6lien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- 6lien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
- ,i#ayat perilaku kekerasan atau gangguan ji#a lainnya.
%ata ?bjektif
- Mata merah, #ajah agak merah.
- @ada suara tinggi dan keras, bicara menguasai berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
- 9kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang*barang.
b. .erubahan sensori perseptual halusinasi
%ata 1ubjektif
- 6lien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
- 6lien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
- 6lien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- 6lien merasa makan sesuatu
- 6lien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- 6lien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- 6lien ingin memukul/melempar barang*barang
%ata ?bjektif
- 6lien berbicara dan terta#a sendiri
- 6lien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
- 6lien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
- %isorientasi
c. 4solasi sosial menarik diri
%ata 1ubyektif
6lien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa*apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
%ata ?byektif
6lien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, 3patis, 9kspresi sedih,
6omunikasi !erbal kurang, 3kti!itas menurun, .osisi janin pada saat tidur,
Menolak berhubungan, 6urang memperhatikan kebersihan
Diagnosa !epe"a#atan
-. .erubahan sensori persepsi halusinasi
2. 4solasi sosial menarik diri
Ren&ana Tindaan !epe"a#atan
Diagnosa I .erubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan u'u' 6lien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan husus
-. 6lien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya
0indakan
-.- )ina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara
a. 1apa klien dengan ramah baik !erbal maupun non !erbal
b. .erkenalkan diri dengan sopan
c. 0anyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. +elaskan tujuan pertemuan
e. +ujur dan menepati janji
f. 0unjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. )erikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. 6lien dapat mengenal halusinasinya
0indakan
2.- 3dakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 ?bser!asi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya bicara
dan terta#a tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah*
olah ada teman bicara
2.< )antu klien mengenal halusinasinya
a. 0anyakan apakah ada suara yang didengar
b. 3pa yang dikatakan halusinasinya
c. 6atakan pera#at percaya klien mendengar suara
itu , namun pera#at sendiri tidak mendengarnya.
d. 6atakan bah#a klien lain juga ada yang seperti itu
e. 6atakan bah#a pera#at akan membantu klien
2.4 %iskusikan dengan klien
a. 1ituasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Caktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.; %iskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan
perasaannya
<. 6lien dapat mengontrol halusinasinya
0indakan
<.- 4dentifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
<.2 %iskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
<.< %iskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi
a. 6atakan E saya tidak mau dengarF
b. Menemui orang lain
c. Membuat jad#al kegiatan sehari*hari
d. Meminta keluarga/teman/pera#at untuk menyapa jika klien tampak
bicara sendiri
<.4 )antu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara
bertahap
<.; )eri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
<.7 9!aluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
<.& 3njurkan klien mengikuti 036, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. 6lien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
0indakan
4.- 3njurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 %iskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah)
a. (ejala halusinasi yang dialami klien
b. "ara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. "ara mera#at anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. )eri informasi #aktu follo# up atau kenapa perlu mendapat
bantuan halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau
orang lain
5. 6lien memanfaatkan obat dengan baik
0indakan
;.- %iskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat minum obat
;.2 3njurkan klien meminta sendiri obat pada pera#at dan merasakan
manfaatnya
;.< 3njurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping
minum obat yang dirasakan
;.4 %iskusikan akibat berhenti obat*obat tanpa konsultasi
;.; )antu klien menggunakan obat dengan prinsip ; benar.
Diagnosa II ( isolasi sosial menarik diri
Tujuan u'u' klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan husus
-. 6lien dapat membina hubungan saling percaya
0indakan
-.-. )ina hubungan saling percaya salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan #aktu.
1.2. )eri perhatian dan penghaargaan temani klien #alau tidak menja#ab.
1.3. %engarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan terburu*buru,
tunjukkan bah#a pera#at mengikuti pembicaraan klien.
2. 6lien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
0indakan
2.- 6aji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda*tandanya
2.-. )eri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
2.-. %iskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda*tanda serta
penyebab yang muncul
2.-. )erikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
<. <. 6lien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
0indakan
<.- 6aji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
a. )eri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. %iskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
c. )eri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
<.2 6aji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
a. )eri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. %iskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. )eri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. 6lien dapat melaksanakan hubungan sosial
0indakan
4.- 6aji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 %orong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap
- 6 > .
- 6 > . > . lain
- 6 > . > . lain > 6 lain
- 6 > 6el/6lp/Masy
4.< )eri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4 )antu klien untuk menge!aluasi manfaat berhubungan
4.; %iskusikan jad#al harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi #aktu
4.7 Moti!asi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.& )eri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
;. 6lien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain
0indakan
;.- %orong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
;.2 %iskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain
;.< )eri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
7. 6lien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
0indakan
7.- )ina hubungan saling percaya dengan keluarga
- 1alam, perkenalan diri
- +elaskan tujuan
- )uat kontrak
- 9ksplorasi perasaan klien
7.2 %iskusikan dengan anggota keluarga tentang
- .erilaku menarik diri
- .enyebab perilaku menarik diri
- 3kibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- "ara keluarga menghadapi klien menarik diri
7.< %orong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
7.4 3njurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
7.; )eri reinforcement positif positif atas hal*hal yang telah dicapai oleh keluarga
D)*T)R P+,T)!)
1tuart (C, 1undeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, +akarta 9(", -::;
6eliat )udi 3na, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, 9disi 4, +akarta 9(", -:::
6eliat )3. 3suhan 6lien (angguan Hubungan 1osial Menarik %iri. +akarta 246 D4. -:::
6eliat )3. Proses kesehatan jiwa. 9disi -. +akarta 9(". -:::
3$i$ ,, dkk, Pedoman suhan Keperawatan Jiwa Semaran! : ,1+% %r. 3mino
(onohutomo, 200<
0im %irektorat 6es#a, Standar suhan Keperawatan Jiwa, 9disi -, )andung, ,1+.
)andung, 2000
1trategi .elaksanaan Halusinasi
1.-
.asien
-. Mengidentifikasi jenis
halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi
halusinasi pasien
<. Mengidentifikasi
#aktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi pasien
;. Mengidentifikasi
situasi yang menimbulkan halusinasi
7. Mengidentifikasi
respons pasien terhadap halusinasi
&. Melatih pasien cara
control halusinasi dengan menghardik
=. Membimbing pasien
memasukkan dalam jad#al kegiatan harian.
6eluarga
-. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam mera#at pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala halusinasi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara*cara mera#at pasien
halusinasi
1. 2
.asien
-. Mem!alidasi masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Melatih pasien cara control halusinasi
dengan berbincang dengan orang lain
3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jad#al kegiatan harian.
6eluarga
-. Melatih keluarga mempraktekkan cara
mera#at pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara
mera#at langsung kepada pasien
halusinasi
1. <
.asien
1. Mem!alidasi masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Melatih pasien cara control halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa dilakukan
pasien).
3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jad#al kegiatan harian.
6eluarga
1. Membantu keluarga membuat jadual
akti!itas di rumah termasuk minum obat
(dischar!e plannin!)
2. Menjelaskan "ollow up pasien setelah
pulang
1. 4
.asien
-. Mem!alidasi masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Menjelaskan cara control halusinasi dengan
teratur minum obat (prinsip ; benar minum
obat).
<. Membimbing pasien memasukkan dalam
jad#al kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai