Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sabah merupakan negara bagian Malaysia yang terletak di bagian
utara pulau Kalimantan. Sabah merupakan negara bagian terbesar
Malaysia setelah Serawak. Daerah ini menjadi rebutan Malysia dan
Kesultanan Sulu.
Saling tembak yang terjadi pada awal Maret 2013, mengakibatkan
lima polisi Malaysia dan dua orang yang di identifikasi sebagai tentara
kesultanan Sulu menjadi korban. Saling tembak tersebut semakin melebar
dari tempat awal terjadi, dari Lahad Datu menyebar ke Semporna dan
Kunak. Konflik antara Kesultanan Sulu dengan Malaysia tersebut semakin
bereskalasi (semakin tegang) dari hari ke hari.
Kepala Polisi Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Ismail Omar
menyatakan bahwa, pasukan malaysia akan terus menumpas tentara Sulu
yang membawa senjata api. Begitu juga sebaliknya pasukan Kesultanan
Sulu menyatakan tidak akan mundur sebelum Sabah menjadi kepemilikan
mereka kembali.
Menurut pakar Resolusi Konflik Hubungan Internasional UMY
Sugito, S.IP, M.Si, konflik antara Malaysia dengan Kesultanan Sulu ini,
merupakan konflik yang unik. Dalam sistem negara bangsa, tidak biasanya
kesultanan atau sistem monarki berkonfrontasi dengan negara yang
berdaulat seperti halnya Malaysia.Yang justru biasa terjadi adalah negara
melawan negara yang di sebut perang, kelompok pemberontak melawan
negara yang disebut separatis.
Kesultanan Sulu yang masuk dalam negara Filipina dan mendapat
otonomi daerah tesendiri, merupakan suatu kekuatan yang dilihat dari
kacamata internasional tidak termasuk perang antar negara. Namun,
Kesultanan Sulu berhasil menyatakan tuntutan mereka atas pemilikan
Sabah pada Malaysia dengan cara konfrontasi senjata, walaupun
kepemilikan Sabah belum tentu didapat oleh Sulu. Inilah yang
menyebabkan konflik Sulu dan Malaysia tergolong unik, belum pernah
ada sebelumnya peristiwa seperti ini terjadi dalam sistem negara bangsa
yang telah sedemikian majunya.
Dilihat dari sejarah, Sabah merupakan wilayah milik Kesultanan
Sulu yang disewa oleh Inggris dulu yaitu British North Borneo Company.
Inggris yang menduduki Malaysia mengelola tanah Sabah untuk
kepentingan ekonomi saat itu. Namun, setelah kependudukan Inggris lepas
dan diberikannya Malaysia kemerdekaan telah terjadi peralihan kekuasaan.
Sabah yang dikuasai Inggris tersebut pindah tangan ke Malaysia, dan
Kesultanan Sulu pun tidak mempermasalahkan kepemilikan Sabah saat
itu.
Kesultanan Sulu merupakan sebuah negara yang memerintah
banyak pulau di laut sulu di bagian selatan Filipina. Kesultanan ini
dibentuk pada tahun 1457. Kesultanan Sulu dianggap berakhir ketika
Sultan Jamalul Kiram II menandatangani Perjanjian Carpenter pada 22
Maret 1915.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Sengketa
Pakar Resolusi Konflik HI UMY Sugito,S.IP,M.Si berpendapat
bahwa, penyebab konflik antara Malaysia dan Sulu merupakan alasan
yang klasik yaitu frustasi atas kekuasaan. Klaim Sulu atas Sabah,
mempunyai keterkaitan dengan perundingan antara Filipina dengan Moro
National Liberation Front (MNLF). Perundingan yang dimediasi oleh
Malaysia pada Oktober 2012 lalu, menghasilkan keputusan bahwa
Mindanao termasuk juga Sulu sebagai wilayah otonomi dan diberikan
sebagian besar wilayah untuk dikelola secara independen oleh Mindanao.
Kesepakatan tersebut menyebabkan Kesultanan Sulu yang terletak di
Filipina bagian selatan tidak mendapat lahan lagi dan berniat merebut
wilayah mereka di tempat lain, yaitu Sabah yang merupakan tanah
Kesultanan Sulu jika dilihat dari sejarah kolonialisme dulu.
Kesultanan Sulu melihat Sabah sebagai wilayah nenek moyang yang
disewa Inggris, namun Inggris yang saat itu menjajah Malaysia
menganggap bahwa Sabah telah dialihkan kepemilikannya ketika
membayar uang kepada Kesultanan Sulu, dimana Kesultanan Sulu
menganggap ahwa uang yang dibayarkannnya itu merupakan uang sewa.

2.2 Akibat Sengketa
Sekitar 235 orang bersenjata tiba dengan perahu di Kampung
Tanduo, Lahad Datu, Sabah. Mereka berasal dari pulau Simunul, Tawi-
Tawi, Sulu, Filipina Selatan pada tanggal 11 Februari 2013. Kelompok ini,
menyebut diri mereka Pasukan Keamanan Kerajaan Kesultanan Sulu dan
Borneo Utara. yang dikirim oleh Jamalul Kiram III, salah satu penuntut
tahta Kesultanan Sulu. Kiram menyatakan bahwa tujuan mereka adalah
untuk menegaskan kembali tuntutan teritorial mereka yang belum
terselesaikan di timur Sabah (bekas Borneo Utara) tersebut.
Awal Maret tahun 2013, telah terjadi aksi saling tembak dengan
pasukan keamanan Malaysia yang berujung tewasnya puluhan orang dari
kedua belah pihak. Konflik melebar dari tempat awal terjadi, dari Lahad
Datu menyebar ke Semporna dan Kunak yang berdekatan dengan Tawau,
perbatasan dengan Indonesia.
Akibatnya, ribuan TKI yang bekerja di Sabah dipulangkan ke
Indonesia, kebanyakan mereka merasa ketakutan karena situasi yang
semakin tidak kondusif disana.

2.3 Penyelesaian Sengketa
Meskipun konflik ini masih belum terselesaikan, banyak saran
untuk menyelesaikan konflik tersebut secara damai, diantaranya dari dubes
AS untuk Filipina Harry K. Thomas Jr. dan sekjen PBB Ban Ki-Moon.

2.4 Komentar
Menurut pendapat saya, kekuasaan atau suatu daerah merupakan
peyebab yang paling umum dari konflik antar bangsa, karena daerah
merupakan penentu berlangsungnya eksistensi suatu bangsa.



DAFTAR PUSTAKA

1. Malaysia Versus Kesultanan Sulu, Tipe Konflik Unik Dalam Sistem
Negara Bangsa [Online]. Tersedia di http://hi.umy.ac.id (diakses 5 Mei
2013).
2. Krisis Sabah, Sultan Sulu Tegaskan Akan Bertempur Sampai Titik
Penghabisan [Onine]. Tersedia di http://news.detik.com (diakses 5 Mei
2013).
3. TKI Sabah pulang sebab khawatir terimbas konflik [Onlone]. Tersedia di
http://www.antaranews.com (diakses 5 Mei 2013).

Anda mungkin juga menyukai