Anda di halaman 1dari 32

I.

PENDAHULUAN


A. Diskripsi Modul

K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan
apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun
patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan
bagaimana mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan.

Dalam rangka membantu siswa untuk mengetahui penerapan keselamatan,
kesehatankerja,dan lingkungan hidup (K3LH), maka disusunlah modul ini
berdasarkan kompetensi dasar yang sesuai dengan spektrum SMK. Kompetensi
dasar tersebut dijabarkan dalam bentuk empat (4) kegiatan belajar berikut:
Kegiatan belajar 1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Kegiatan belajar 2 Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja
prosedur (K3)
Kegiatan belajar 3 Menerapakan konsep lingkunganhidup
Kegiatan belajar 4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada
kecelakaan




B. Prasyarat

Sebagaimana dalam pembelajaran menggunakan sistemmoduler, adanya
hubungan keterkaitan antara satu kompetensi dengan kopetensi lainya
merupakan suatu cirri pembelajaran yang berkesinambungan. Seperti yang
telah diketahui kompetensi K3LH tidak berdiri sendiri melaikan ditunjang
oleh kopetensi-kopetensi yang lainnya.
K3LH adalah salah satu materi yang ada dalam Dasar Kompetensi Kejuruan
yaitu : kopetensi menerapkan prinsip propesioanal bekerja, kopetensi
melaksanakan komunikasi bisnis, kopetensi menerapkan K3LH.


C. Petunjuk Penggunaan Modul

Sebelum mempelajari modul ini, kita harus memperhatiakan dan mengikuti
petunjuk cara-cara mempelajarinya. Baik petunjuk untuk siswa maupun untuk
guru atau fasilitator. Hal ini perlu dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan
sesuian prosedur yang ada pada petunjuk penggunaan modul ini.
1. Penjelasan Bagi Peserta Didik
Agar dapat memahamimateri yang diuraikan siswa sebaiknya melakukan
hal-hal berikut
a. Mempelajari materi secara berurutan dari kegiatan belajar 1, 2, 3dan 4
b. Menyiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai
kopetensi dasar yang dipelajari
c. Mengerjakan tes Formatifnya
d. Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai KKM, lanjutkan
ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum harus mengulanginya
sampai berhasil memperoleh standar minimal yang ditentukan
e. Setelah selesai mempelajari kopetensi dasar dan dinyatakan lulus dari
kopetensi dasar, maka kerjakan evaluasinya. Tes evaluasi adalah tes
untuk menguji kemampuan penguasaan siswa secara keseluruhan atas
kompetensi menerapakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup (K3LH)
f. Hasil jawaban tes evaluasi akan dinilai oleh fasilitator dan akan
dibahas di dalam kelas
g. Apabila ada hal yang kurang dimengerti tanyakan kefasilitator atau
guru.

2. Peran Guru
Peran guru dalam proses pembelajaran meliputi
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses pembelajaran
b. Membimbing siswa melalui tugas tugas pelatihan yang di jelaskan dalam
tahapan belajar
c. Membantu siswa memahami konsep konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan mengenai proses pembelajran
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tahapan lain
yang diperlukan untuk belajar
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli atau pendampuing guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya
h. Melaksanakan penilaian
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan
dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan
rencana pembelajran selanjutnya
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa
k. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten






D. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian siswa dalam
memahami K3LH sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industry.
1. Kinerja yang diharapkan
Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari kompetensi ini adalah
terbentuknya kompetensi siswa dari segi pengetahuan sikap dan
keterampilan dalam memahami K3LH dalam dunia usaha dan industry
2. Kriteria Keberhasilan
Kriteria Keberhasilan Dalam Penguasaan dalam penguasaan kompetensi
ini diukur





























































II. PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan pengertian, peran, tujuan K3 dan
persefektif hukum dalam K3
Siswa mampu menjelaskan prosedur K3, menerapakan prosedur kerja,
dan menjelaskan isu-isu yang harus diperhatiakn pihak perusahaan dan
tenaga kerja
Siswa mampu menerapkan cara melestarikan lingkungan hidup,
menghemat listrik di rumah, sekolah, masyarakat dan lingkungan kerja
Siswa mampu menjelaskan pengertian, prosedur cara memeinta
bantuan dalam keadaan darurat
Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam situasi darurat,
penyebab dan upaya antisipasi penanganannya
Siswa mampu menjelaskan pengertian P3K, menyebutkan
perlengkapan dan menularkan ketentuan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K)

b. Uraian Materi

1. Keselamatan, Kesehatan, Keamanan Kerja ( K3)
a. Pengertian, Peran, dan Tujuan K3 Dalam Produktivitas kerja
Pengertian K3
Adalah suatu upaya guna memperkembangkan kerja sama, saling
pengertian, dan partisifasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat. Melalui pelaksanaan K3 ini diharapkan
terciptanya tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Peran K3
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya
2. Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien
4. Untuk mengurai biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3
Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:
mencegah dan mengurangi kecelakaan;
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
memberikan pertolongan pada kecelakaan;
memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi dan penularan;
memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau batang;
mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Dari tujuan pemerintah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
dibuatnya aturan penyelenggaraan K3 pada hakekatnya adalah
pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan peralatan dalam bekerja serta
pengaturan dalam penyimpanan bahan, barang, produk tehnis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan. Sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat
dieliminir

b. HukumPenerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
perusahaan
Penerapan K3 itu didalam perusahaan bersumber pada hukum sebagai
berikut:
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja.
Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran
Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Sebagai perwujudan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang ditujukan sebagai program perlindungan
khusus bagi tenaga kerja, maka dibuatlah Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
yaitu suatu program perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan
berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,
hari tua dan meninggal Program jamsostek lahir dan diadakan dan
selanjutnya dilegitimasi dalam UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
sebagai pengakuan atas setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial
tenaga kerja. Sedangkan ruang lingkup program jaminan sosial tenaga
kerja dalam Undang-undang ini meliputi:
Jaminan Kecelakaan Kerja;
Jaminan Kematian;
Jaminan Hari Tua;
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Program Jamsostek sebagai pengejawantahan dari program K3 diwajibkan
berdasarkan Pasal 2 Ayat 3 PP No. 14 Tahun 1993 bagi setiap perusahaan,
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja 10 orang atau lebih;
Perusahaan yang membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu
juta rupiah) per bulan (walaupun kenyataannya tenaga kerjanya kurang
dari 10 orang).
Adapun akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau penyakit yang
ditimbulkan oleh hubungan kerja dapat berupa:
tidak mampu bekerja untuk sementara
cacat sebagian untuk selama-lamanya
cacat total untuk selama-lamanya
cacat kekurangan fungsi organ
meninggal dunia.

Akibat lain yang berdampak pada pengusaha karena pekerjanya terjangkit
penyakit-penyakit yang telah disebutkan diatas, dapat mempengaruhi kinerja
dan produktivitas perusahaan, sehingga keuntungan perusahaan menjadi
berkurang. Ini adalah bukti adanya korelasi perlindungan K3 dengan
efektivitas dan efisiensi perusahaan.

2. Prosedur K3

Keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai K3 di tempat kerja
Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
tidak terlepas dari kualitas SDM yang akan berperan menjadi pengelola
dan pelaksana kegiatan-kegiatan K3 yang dilaksanakan perusahaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan dan pengembangan
pengetahuan, kemampuan serta keterampilan SDM dalam mengelola K3.
Selain itu perusahaan wajib mematuhi peraturan dan perundangan di
bidang K3 yang harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan dalam hal
meningkatkan kesadaran dan pengetahuannya tentang K3. Sehingga dapat
diterapkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan pelatihan
tentang K3 bagi seluruh karyawan. Pelatihan dapat meningkatkan
kepedulian terhadap aspek K3 bagi masing-masing karyawan serta
mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas di tempat kerja
masing-masing.

Prosedur Keamanan keselamatan dan kesehatan kerja
Banyak perusahaan masih menyepelekan prosedur Keamanan, kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Padahal, posisi tubuh (ergonomi) dan letak alat
bantu kerja di kantor begitu erat kaitannya dengan produktivitas kerja.
Jika mendengar kata ini Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
biasanya yang langsung terbayang adalah alat lindung diri dalam proyek
seperti: helm, sepatu proyek, sarung tangan, tali pengaman, atau baju tahan
api. Ternyata, Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja. bukan
sekadar soal keselamatan kerja, tetapi juga kesehatan kerja.
Prosedur keselamatan kerja sebetulnya harus diterapkan di seluruh
perusahaan, tanpa memandang jenis industri. Perusahaan yang berisiko
rendah pun harus ikut standar Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja khususnya offi ce safety atau Keamanan, kesehatan dan
Keselamatan Kerja di kantor.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar
bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya
berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah
timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber
daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi apapun. Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya
kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan.
Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat
produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian
alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.

Menghadapi situasi darurat keamanan,keselamatan,dan kesehatan kerja.
Orang atau pekerja sering melakukan lingkungan yang tidak aman
terutama disebabkan oleh: karena pegawai tersebut merasa telah ahli
dibidangnya dan belum pernah mengalami kecelakaan, walaupun
melakukan unsafe behavior. Ia berpendapat bahwa bila selama ini bekerja
dengan cara ini (unsafe) tidak terjadi apa-apa, mengapa harus berubah.
Lingkungan yang tidak aman juga sering dipicu oleh adanya pengawas
atau manager yang tidak peduli dengan safety. Para manager ini secara
langsung atau tidak langsung memotivasi para pekerja untuk mengambil
jalan pintas, mengabaikan bahwa perilakunya berbahaya demi kepentingan
produksi.



Upaya yang biasa dilakukan untuk mengurangi lingkungan yang tidak
aman / berbahaya
Lingkungan yang tidak aman dapat diminimalisasi dengan melakukan
beberapa cara. Yaitu:
Menghilangkan bahaya ditempat kerja dengan merekayasa faktor
bahaya atau mengenalkan kontrol fi sik. Cara ini dilakukan untuk
mengurangi potensi terjadinya lingkungan yang tidak aman, namun
tidak selalu berhasil karena pegawai mempunyai kapasitas untuk
berprilaku tidak aman dan mengatasipengawasan yang ada.
Mengubah sikap pegawai agar lebih peduli dengan keselamatan
dirinya. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sikap akan
mengubah perilaku. Berbagai upaya yang dapat dilakukan adalah
melalui kampanye dan safety training (latihan keselamatan kerja).
Pendekatan ini tidak selalu berhasil karena ternyata perubahan sikap
tidak diikuti dengan perubahan perilaku. Sikap sering merupakan apa
yang seharusnya dilakukan bukan apa yang sebenarnya dilakukan.

Dengan memberikan punishment atau hukuman terhadap pelaku yang
menyebabkan terbentuknya lingkungan yang tidak aman. Cara ini tidak
selalu berhasil karena pemberian punishment terhadap perilaku tidak aman
harus dilakukan secara tetap atau konsisten dan segera setelah muncul, hal
inilah yang sulit dilakukan karena tidak semua lingkungan yang tidak
aman dapat terpantau secara langsung

Dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap mereka yang
dapat menciptakan safety behavior (lingkungan yang aman). Cara ini sulit
dilakukan karena reward minimal harus setara dengan apa yang didapat
dari perilaku tidak aman
Memilih dan menyiapkan peralatan sesuai dengan prosedur Keamanan,
kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tidak ada satu organisasipun yang dalam kegiatan untuk mencapai
tujuannya tidak menggunakan perlalatan kantor. Dalam hal ini perlalatan
kantor berfungsi untuk membantu pelaksanaan pekerjaan kantor.
Walaupun organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi namun tanpa adanya sumber daya lainnya, seperti alat atau material
lainnya, tidak mungkin organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya
secara optimal. Pada umumnya peralatan kantor yang ada dan
dioperasikan dalam suatu organisasi, perusahaan atau kantor bermacam-
macam, bentuknya antara lain berupa alat tulis kantor, perabot kantor dan
mesin-mesin kantor. Pemakaian teknologi yang modern di lingkungan
perkantoran baik untuk penanganan administrasi, keuangan dan bidang
pekerjaan lainnya bertujuan meningkatkan
kinerja perusahaan dan menambah daya saing dalam memasuki era global
dan memenangkan kompetisi atau persaingan antar perusahaan yang
semakin ketat. Dalam memilih peralatan kantor untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terpaku pada pemilihan alat yang
berteknplogi tinggi saja tetapi juga harus memperhatikan keamanan ,
kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai yang menggunakannya.
Apabila saat mengetik seorang karyawan harus mendongak untuk menatap
monitor, itu berarti perusahaan belum memperhatikan keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja Jika karyawan sering mengeluh suhu
udara kantor terlalu dingin atau panas, atau jika di bawah meja karyawan
banyak terjulur kabel listrik, internet, dan telepon, itu berarti perusahaan
masih mengabaikan Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Apabila kantor tak memiliki tangga darurat dan pemadam kebakaran, itu
sama halnya perusahaan mempertaruhkan nyawa karyawan.

Inilah Musuh yang banyak dijumpai di Kantor yang dapat menyebabkan
lingkungan kerja tidak aman:
Posisi tubuh (ergonomi) yang salah ketika melakukan pekerjaan.
Gerakan berulang (repetitive motion).
Pencahayaan yang terlalu terang/gelap.
Mouse dan keyboard yang sulit dijangkau tangan.
Kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.
AC yang terlalu dingin atau malah tidak berfungsi (panas).
Alat-alat listrik yang tidak berfungsi sempurna.
Furnitur kantor yang menyusahkan pekerjaan

3. Konsep Lingkungan Hidup

Penerapan konsep lingkungan hidup
1. Penerapan dirumah
a. Cara melestarikan lingkungan hidup dirumah dan di sekitar rumah
Cara melestarikan lingkungan hidup dirumah dan di sekitar rumah
yaitu :
Membersihkan dan menata rumah
Membuang sampah rumah tangga pada tempatnya
Memelihara tanaman di halaman rumah
Membersihkan lingkungan sekitar rumah
Membuang sampah rumah tangga, seperti air bekas cucian,
secara benar
b. Cara menghemat listrik dirumah
Penghematan dalam pemakaian listrik di rumah yaitu :
Mematikn semua alat elektronik apabila tidak digunakan
Memeilhara dan menggunakan perlengkapan elektronik serta
lampu yang hemat energy
Menjemur dan membiarkan cucian basah agar kering secara
alami
Mematiakan keran pada saat gosol gigi
Selalu menggunakan kertas di kedua sisi
Menggunakan batrai isi ulang
Memilih dan menggunakan kulkas yang tidak mengandung
Freon




2. Penerapan di Sekolah
a. Cara melestarikan lingkungan hidup di sekolah
Membuang sampah ke tempat yang tersedia di sekolah
Di setiap sekolah ada mata pelajaran PLH ( Pendidikan
Lingkungan Hidup )
Siswa ikut terlibat secara aktif untuk menyayangi, merawat,
dan menanam tanaman yang sudah ada atau menanam tanaman
baru.
Seluruh warga sekolah harus menghemat pemakaian air
Siswa turut menjaga dan melestarikan kebersihan sekolah

b. Cara menghemat listrik di sekolah

Mematikan semua alat elektronik saat tidak digunakan
Memilih fdanmenggunakan alat elektronik serta lampu yang
hemat energy
Untuk diluar kelas, menggunakan lampu yang dapat hidup dan
mati secara otomatis
Menggunakan kipas angin dan AC sesuai situasi

3. Penerapan di Masyarakat
a. Cara melestarikan lingkungan hidup di masyarakat
Turut menjaga fasilitas umum atau sarana/prasarana
Menjaga lingkngan sekitar seperti sekolah, sungai, pepohonan,
tanah agar tetap bersih, segar dan asri
Membuang sampah pada tempatnya
Menjaga flora dan fauna
b. Cara menghemat listrik
Mematikan semua peralatan elektronik
Tidak merusak sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
listrik
Tidak manipulasi kegiatan listrik

4. Penerapan didunia kerja
a. Seluruh instansi swasta / pemerintah,yayasan, organisasi, dan
perusahaan harus turut menjaga,merawat, dan melestarikan lingkungan
hidup. Lingkungan hidup yang dijaga antara alain
Keamanan pada saat kerja
Kesehatan pada saat kerja
Keselamatan pada saat kerja
Lingkungan di dalamkantor seperti, sirkulasi udara diatur
Lingkungan di luar kantor seperti menjaga atau melakukan
penghijauan, menjaga saluran air
b. Seluruh instansi swasta / pemerintah,yayasan, organisasi, dan
perusahaan harus menghemat penggunaan listrik dengan cara ;
Memtikan semua peralatan listrik yang tidak diperlukan
Memakai lampu yang hemat listrik
Menggunakan batrei isi ulang
Menggunakan kolkulator tenaga surya
Memanfaatkan kertas bekas
Jika sinar matahari cukup berlimpah maka tidak usah menyalakan
lampu
Penerapan konsep lingkungan hidup, baik dirumah, di sekolah maupun di
masyarakat,tentunya mempunyai suatu pendekatan. Pendekatan dengan
konsep sadar lingkungan (darling) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut
Berbuat sekecil apapun untuk lingkungan namun berkesinambungan
Biasakan untuk melakukan penghematan
Lakukan peningkatan konsep keindahhan,kebersihan, kesehatan,
keamanan, kekeluargaan dan kerindangan
Tegakkan keselamatan kerja
Gunakan prinsip 4 R : Reduce(mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), Recycle( mendaur ulang), Replant (penanaman kembali)
Lakukan pengelolaan lingkungan
Cintai keragaman hayati yang ada didaerah masing-masing
4. Ketentuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

a. Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
- Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
- Lingkungan kerja
- Proses kerja
- Sifat pekerjaan
- Cara kerja

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia, yang dapat terjadi antara lain karena:
- Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
- Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
- Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
- Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

3. Pengaruh peralatan dan furniture kantor, antara lain karena:
- Posisi tubuh (ergonomi) yang salah ketika melakukan pekerjaan
- Gerakan berulang (repetitive motion).
- Pencahayaan yang terlalu terang/gelap.
- Mouse dan keyboard yang sulit dijangkau tangan.

4. Kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.

5. AC yang terlalu dingin atau malah tidak berfungsi (panas).

6. Alat-alat listrik yang tidak berfungsi sempurna.

7. Furnitur kantor yang menyusahkan pekerjaan.



b. Beberapa kecelakaan yang banyak terjadi di tempat kerja
1. Terpeleset
Biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi di tempat kerja Akibat:
Ringan memar
Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan:
Pakai sepatu anti slip
Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, atau tali sepatu longgar
Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin)
atau tidak rata konstruksinya.
Pemeliharaan lantai dan tangga
2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama
bila mengabaikan kaidah ergonomi. Akibat: cedera pada punggung.

Pencegahan:
Beban jangan terlalu berat ,Jangan berdiri terlalu jauh dari beban.
Jangan mengangat beban dengan posisi membungkuk tapi
pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok. Pakaian jangan
terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Risiko terjadi kebakaran
sumber: hubungan pendek arus listrik; bahan lain mungkin mudah
menyala Akibat:
Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian.
Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.





Pencegahan:
- Konstruksi bangunan yang tahan api
- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar
- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
- Merapihkan sambungan kabel listrik

c. Rangkuman

Kesehatan, keselamatan,keamanan kerja adalah suatu upaya guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian, dan partisifasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat.
Tujuan dari K3 pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan peralatan dalam bekerja serta
pengaturan dalam penyimpanan bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi
yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Sehingga potensi
bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.
Beberapa kecelakaan yang banyak terjadi di tempat kerja
1. Terpeleset
2. Mengangkat beban
3. Risiko terjadi kebakaran
Adapun akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau penyakit yang ditimbulkan
oleh hubungan kerja dapat berupa:
tidak mampu bekerja untuk sementara
cacat sebagian untuk selama-lamanya
cacat total untuk selama-lamanya
cacat kekurangan fungsi organ
meninggal dunia


D. Tugas
Tugas 1
Buatlah bagan dalam kertas karton yang berisi perihal :
1. Pengertian K3
2. Peran K3
3. Tujuan K3
4. K3 dalam perspektif hokum

Tugas 2
Kerjakan tugas berikutsecara kelompok. Datangi sebuah perusahaan yang berada
disekitar tempat kalian bersekolah.mohon izin untuk mengumpulkan data.
Perihal :
1. Prosedut K3 perusahaan yang bersangkutan
2. Isu isu yang membutuhkan perhatian perusahaan tersebut agar tidak
terjadi kecelakaan
Susunlah laporan hasil kunjungan ke perusahaan tersebut. Serahkan kepada guru
dan hasil di persentasikanke depan.

Tugas 3
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok, cari dan temukan :
1. Lingkungan yang teratur, asri, hijau, dan menyenangkan, kemudian foto
dan dokumentasikan.
2. Lingkungan yang kumuh, kotor, dan tidak kondusif kemudian foto atau
dokumentasikan
Berilah komentar dibawah foto tersebut!

Tugas 4
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok !
Kumpulkan gambar danbuatlah keliping berkaitan dengan kecelakaan kerja,
kemudian beri komentar gambar tersebut.


E. Tes formatif
Berilah tanda silang pada huruf A, B, C dan D atau E di depan jawaban yang
benar!
1. Persamaan etika dengan etikat terletak pada ....
a. Aturan yang mendasarinya
b. Prilaku manusia
c. Pengertian dasarnya
d. Norma yang mendasarinya
e. Tujuan keduanya
2. Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas
dalam kehidupan sehari hari adalah...
a. Kode etik profesi
b. Kode etik
c. Kode
d. Etika
e. Profesi
3. Tujuan ditetapkan kode etik adalah...
a. Agar pegawai takut
b. Agar pegawai bekerja keras
c. Mencengah terjadinya prilaku yang tidak etis
d. Mendorong seseorang untuk bekerja
e. Motivasi bagi pegawai
4. Self prepation adalah ...
a. Mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki sendiri
b. Mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk memulai
perubahan
c. Belajar dari pengalaman diri sendiri
d. Merencanakan program sendiri
e. Melakukan monitoring sendiri


5. Salah satu etos kerja jepang adalah...
a. Disiplin
b. Berhemat
c. Menabung
d. Mengutamakan pendidikan
e. Mengabdi dan loyal
6. Isu pokok yang menjadi sumber dilemma etika hubungan klein
profesional adalah sebagai berikut, kecuali ...
a. Prinsip dasar
b. Egoisme
c. Kerahasiaan
d. Otonomi klein
e. Tatacara yang berlaku
7. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawannya untuk
mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan
penyelewengan dapat dicegah, merupakan tipe kegiatan ...
a. disiplin kerja
b. kedisiplinan
c. disiplin korektif
d. disiplin prepentif
e. disiplin
8. Suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran
disekitar tempat kerjanya dinamakan...
a. accupational industrial
b. accupational health
c. accupational diseases
d. health industrial
e. hygiene accupational
9. Pengawasan terhadap orang mesin , material dan metode yang mencakup
lingkungan kerja supaya pekerja tidak mengalami cidera di sebut..
a. peraturan tenaga kerja
b. tata tertib pekerja
c. keselamatan dan kesehatan kerja
d. pengawasan terhadap pekerja
e. perlindungan tenaga kerja
10. Keamanan menurut Kamus Bahasa Indonesia ..
a. keadaan aman , ketentraman menjaga ( memelihara ) ketertiban
b. keadaan tidak ada percekcokan
c. keadaan yang kondusif dari lingkungan perusahaan
d. keadaan aman yang terkendali
e. keadaan aman dan sehat bagi semua pekerja
11. Berikut yang bukan merupakan cakupan pemerintah dalam membina
perlindungan kerja adalah
a. norma keselamatan kerja
b. norma kesehatan kerja dan higiene perusahaan atau hiperkes
c. norma kerja
d. pemberian ganti kerugian perawatan dan rehabilitas dalam hal
kecelakaan kerja
e. norma ganti rugi karena kecelakaan kerja
12. Berikut yang bukan merupakan ruang lingkup jamsostek adalah..
a. jaminan kecelakaan kerja
b. jaminan kematian
c. jaminan hari tua
d. jaminan pemeliharran kesehatan
e. pembinaan pensiun
13. Salah satu penyebab gangguan keseimbangan alam adalah...
a. perbaikan
b. polusi
c. banyaknya organisme hidup
d. ilmu pengetahuan
e. produktivitas manusia



14. Penyebab penyakit kaki gajah adalah..
a. anjing gila
b. tikus
c. nyamuk Culex sp
d. nyamuk aedes sp
e. nyamuk anopheles sp
15. indoor air polltion terjadi di....
a. pengunungan
b. daerah industri
c. dalam rumh, kerena api atau bus
d. jalan
e. lingkungan wisata
16. Pada siklus materi dan energi setelah terjadi aliran energi maka akan ada
proses...
a. mineralisasi oleh mikroba
b. pengeringan tumbuhan dan hewan yang mati
c. humifikasi pembusukan oleh mikroba
d. fotosintesis
e. penguraian organisme
17. Pada siklus nitrogen, nitrogen mempunyai cadangan atmosfer tetapi
dalam bentuk...
a. protein
b. amonia
c. vitamin
d. nitrogen molekuler
e. asam nukleat
18. Proses pembentukan nitrat dinamakan..
a. pembakaran
b. nitrosoman
c. nitrifikasi
d. denitrifikasi
e. deaminisasi
19. Aliran energi akan behenti sesaat jika ada...
a. organisme yang mati
b. predator
c. lingkungan abiotik
d. dekomposer
e. lingkungan biotik
20. Suara yang keras seperti ledakan akan mengakibatkan gangguan
pendengaran yang di namakan ...
a. trauma akustik
b. temporary threshold shift
c. permanent threshold shift
d. temporary trauma
e. permanent trauma
21. Suara yang tidak diketahui (unwanted/undersired sound) dalam
lingkungan kerja termasuk...
a. bahaya kerja
b. poluso
c. keributan
d. kebisingan
e. kekacauan
22. Perhatikan pernyataan di bawah ini ...
ukuran penerangan
ukuran objek
tingkat iluminasi
posisi tempat duduk
arah cahaya
faktor yang menentukan baik tidaknya peerangan di tempat kerja adalah....
a. (1), (2), dan (4)
b. (3), (4), dan (5)
c. (2), (4), dan (5)
d. (2), (3), dan (5)
e. (1), (2), dan (3)
23. Berikut yang bukan merupakan bahaya bahaya di tempat kerja adalah...
a. Semburan api, air panas, uap, dan gas
b. Peledakan
c. Kebakaran
d. Debu berbahaya
e. Aksi demontrasi karyawan
24. Efek yng diterima oleh tubuh manusia atas beban iklim kerja dinamakan...
a. Heat stress
b. Iluminisasi
c. Aklimitasi
d. Heat strain
e. Heat hazard
25. Berikut yang bukan merupakan alasan perusahaan tidak menyediakan
APD adalah...
a. Ketidak mengertian perusahaan
b. Pura pura tidak mengerti
c. Alasan bahaya
d. Tidak sesuai dengan bahaya yang ada
e. Dianggap sia sia karena pekerjaan tidak bersedia memakai
26. Suatu peristiwa terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh bahaya yang
terjadi dinamakan...
a. Manajemen kecelakaan
b. Peristiwa K3
c. Peristiwa kerugian
d. Kejadian kecelakaan
e. Bahaya kecelakaan
27. Berikut yang merupkan Bukan sumber bahaya yang memungkinkan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan di bidang mekanik dan kontruksi
bagunan adalah...
a. Penggunaan alat tidak sesuai dengan fungsinya
b. Kontruksi tidak kuat/ memenuhi syarat
c. Safety devices/alat pengaman tidak berfungsi
d. Tenaga kerja tidak terampil
e. Banyaknya demontrasi disekitar tempat bekerja
28. Kejadian kecelakaan di lingkungan kerja bermula dari...
a. Pendidikan pekerja yang rendah
b. Kurang memperjhatikan pentingnya K3
c. Pekerja terlalu banyak menuntut
d. Perusahaan tidak perhaian pada pimpinan
e. Masyarakat sekitar perusahaan tidak ada yang peduli terhadap K3
29. Cara sederhana dalam memberikan tanda bahaya atau keadaan darurat
adalah...
a. Berlari lari menjumpai orang
b. Membunyikan kentongan
c. Di telpon satu persatu
d. Berteriak sekencang mungkin
e. Memberi kode
30. Apabila terjadi bahaya dan kecelakaan di tempat kerja maka yang harus
kita lakukan adalah ..
a. Ikut membantu
b. Langsung lari
c. Diam saja
d. Menyelamatkan diri
e. berteriak












III. EVALUASI

Tugas 1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!!!

1. Jelaskan pengertian dari K3 ?
2. Sebutkan perananan K3
3. Apakah yang dimaksud dengan employers liability ?
4. Apakah tujuan diadakannya K3 ?
5. Undang-Undang Republik Indonesia nomor dan tahun berapa yang membahas
tentang keselamatan kerja ?
6. Sebutkan syarat-syarat K3 secara tersirat tertera dalam UU No.1 Tahun 1970?

Kunci Jawaban !!!

1. K3 adalah suatu upaya guna memperkembangkan kerjasama, saling
pengertian, dan partisifasi efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja
dalam tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dalam
rangka melancarkan usaha produksi
2. Peran K3 adalah
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya
Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya
Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien
Untuk mengurai biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja.
3. Employers liability adalah K3 menjadi tanggung jawab
pengusaha,buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada diluar
lingkungan kerja


4. Tujuan K3 adalah
Untuk mencapai derajat kesehatan kerja yang setinggi-tingginya
Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
5. UU No.1 Tahun 1970
6. Syarat-syarat K3 adalah
mencegah dan mengurangi kecelakaan;
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
memberikan pertolongan pada kecelakaan;
memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran;

Tugas 2
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!!!

1. Jelaskan prosedur K3 ?
2. Bagaimana menerapakan prosedur kerja dengan aman dan tertib ?
3. Sebutkan cara mengantisifasi kecelakaan kerja
4. Jelaskan bagaiman isu-isu yang harus diperhatiakan pihak pengusaha atau
perusahaan dengan tenaga kerja ?

Kunci Jawaban !!!

1. Prosedur K3 merupakan tahapan atau proses suatu kegiatan untuk
menyelesaikan aktivitas atau metode langkah demi langkah secara pasti dalam
pekerjaan dengan memperhatiakn kesehatan, keselamatan, dan keamana (K3)

2. Menerapakan prosedur K3 dengan aman dan tertib adalah
Menetapakan standar K3
Menetabkan tata tertib
Menetapkan peraturan peraturan
Memonitor pelaksanaan peraturan
3. Cara mengantisipasi kecelakaan adalah
Menerapkan prosedur bekerja sesuai dengan SOP
Melaksanakan prosedur dengan memperhatiakn K3
Melaporkan semua kejadian secara tulis / lisan
4. Isu-isu yang membutuhkan perhatian pihak pengusaha / perusahaan adalah
Mempunyai program kesehatan kerja sehingga tercipta lingkungan kerja
yang sehat
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja tentang
pentingnya K3
Mengatur suhu, kelembapan,kebersihan udara
Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit

Tugas 3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!!!

1. jelaskan tujuan penerapkan lingkungan hidup di SMK ?
2. Sebutkan upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup ?
3. Sebutkan konsep darling ?

Kunci Jawaban !!

1. Tujuan penerapkan lingkungan hidup di SMK adalah untuk menjadikan SMK
darling (sadar lingkungan)atau SMK yang ramah lingkungan
2. Upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup adalah dengan cara
mempunyai wawasan tentang bagaimana konsep lingkungan hidup yang baik
dan menerapkannya dalam perilaku atau tindakan kita sehari-hari


3. Konsep darling menggunakan pendekatan
Berbuat sekecil apapun untuk lingkungan, namun berkesinambungan
Berbuat sekecil apapun untuk lingkungan namun berkesinambungan
Biasakan untuk melakukan penghematan
Lakukan peningkatan konsep keindahhan,kebersihan, kesehatan,
keamanan, kekeluargaan dan kerindangan
Tegakkan keselamatan kerja
Gunakan prinsip 4 R : Reduce(mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), Recycle( mendaur ulang), Replant (penanaman kembali)
Lakukan pengelolaan lingkungan
Cintai keragaman hayati yang ada didaerah masing-masing


Tugas 4
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!!!
1. Sebutkan sikap tenaga kerja ketika situasi darurat
Jawaban !!
1.Sikap tenaga kerja ketika situasi darurat
Cepat dan tanggap dalam situasi darurat jika ada yang berbeda
Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat
Mempunyai pengetahuai seperti
Mengetahui bahaya ditempat kerja
Mengetahui tanda-tanda peringatan bahaya
Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan bahaya
Mengetahui prosedur keadaan darurat
Mempunyai keterampilan seperti
Menerapakn penangan situasi darurat sesuai SOP
Mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya
Menentukan langkah dalam situasi darurat
Mengoperasikan pelengkap situasi darurat



DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Bempur. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Surabaya: Prestasi Pustaka
Sukatma.1999. Lingkungan Hidup. Malang: Indah Offset
Horniati, Euis. 2009. K3LH. Bandung: Armico

Anda mungkin juga menyukai