DAN PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP A. KONDISI UMUM Pembangunan yang seimbang dan terpadu antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup adalah prinsip pembangunan yang senantiasa menjadi dasar pertimbangan utama bagi seluruh sektor dan daerah guna menjamin keberlanjutan proses pembangunan itu sendiri. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 200!200", perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian #ungsi lingkungan hidup diarahkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan sumber daya alam agar sumber daya alam mampu memberikan man#aat ekonomi, termasuk jasa lingkungannya, dalam jangka panjang dengan tetap menjamin kelestariannya. Dengan demikian, sumber daya alam diharapkan dapat tetap mendukung perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan daya dukung dan #ungsi lingkungan hidupnya, agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Dalam kaitan ini, pembangunan berkelanjutan terus diupayakan menjadi arus utama dari pembangunan nasional di semua bidang dan daerah. Pembangunan kehutanan selama lebih dari tiga puluh tahun telah di#ungsikan sebagai penunjang pembangunan ekonomi dengan meman#aatkan hasil hutan kayu secara berlebih, sementara masalah sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan hutan kurang mendapat perhatian yang memadai. $kibat dari itu, hutan %ndonesia telah terdegradasi dengan kecepatan yang sangat mengkha&atirkan. 'alaupun pada tataran pemikiran telah disadari akan peran hutan sebagai #ungsi penunjang ekosistem kehidupan yang lebih luas dan upaya untuk me&ujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan (sustainable forest management) telah seringkali dibahas, namun dalam praktek sehari*hari di lapangan degradasi hutan masih terus berlanjut. Dampak*dampak negati# dari degradasi hutan juga semakin sering terjadi dengan korban ji&a dan materi yang semakin besar. Dalam jangka pendek hal ini diperkirakan masih sulit untuk diatasi karena upaya perbaikan yang dilakukan akan berkejaran dengan degradasi yang terjadi. +leh karena itu yang harus dilakukan adalah peningkatan perbaikan pengelolaan hutan secara terus menerus, baik perbaikan dari segi kualitas pengelolaan maupun skala aksi di lapangan. Disamping itu juga diperlukan suatu gerakan nasional yang konsisten dan terus menerus yang melibatkan semua pihak, antara lain dengan meningkatkan peran kelembagaan pengelola kehutanan yang harus semakin handal. ,erdasarkan kondisi umum tersebut diatas, perbaikan pengelolaan sumberdaya hutan dilakukan melalui penguatan kelembagaan pengelola hutan dengan membentuk unit*unit pengelola lapangan berupa kesatuan pengelola hutan (-P.) yang mencakup seluruh jenis hutan yaitu hutan produksi, hutan lindung dan hutan konser/asi. 0ntuk me&ujudkan hal tersebut, pada tahun 2001 telah dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. Dalam rangka pelaksanaan Program Pemantapan Peman#aatan Potensi 2umberdaya .utan telah dilakukan penetapan ka&asan hutan sebanyak 31 unit dengan luas sekitar 440 ribu ha, penunjukan ka&asan hutan dan perairan untuk 3 pro/insi, pengembangan hutan kemasyarakatan dan usaha perhutanan rakyat, penyelesaian restrukturisasi terhadap 45 .6% dan .P.7%0P..- pada 53 perusahaan, serta pengembangan produk kayu bernilai tinggi. Dalam pelaksanaan program perlindungan dan konser/asi sumberdaya alam telah dilaksanakan kegiatan*kegiatan meliputi penetapan 1 6aman Nasional baru, pengembangan pusat*pusat penyelamatan sat&a, pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian sumberdaya alam, implementasi kolaborasi pengelolaan taman nasional untuk lebih dari " taman nasional, sosialisasi sistem peringkat bahaya kebakaran, dan pembentukan brigade pengendalian kebakaran hutan di 41 pro/insi. 2elanjutnya, dalam implementasi Program Rehabilitasi dan Pemulihan 8adangan 2umberdaya $lam telah dilakukan pelaksanaan kajian a&al untuk rencana induk pelaksanaan rehabilitasi ekosistem mangro/e di Propinsi N$D, pelaksanaan rehabilitasi hutan lindung seluas 9" ribu ha, pelaksanaan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan yang masih berjalan sampai tahun 2005, serta penelitian teknik rehabilitasi lahan kritis bekas tambang, teknik dan kelembagaan rehabilitasi lahan gambut, dan teknik rehabilitasi lahan terdegradasi. ,eberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Program Pengembangan -apasitas Pengelolaan 2umberdaya $lam dan :ingkungan .idup adalah; pengembangan sistem penga&asan dan pengelolaan peman#aatan sumberdaya alam oleh masyarakat, bimbingan teknis perencanaan pengembangan social forestry di 41 pro/insi dan monitoring dan e/aluasi penyelenggaraan social forestry di 20 pro/insi, serta pembangunan #asilitas pelatihan pemadaman kebakaran hutan untuk petugas dari 6aman Nasional. 2edangkan kegiatan yang telah dihasilkan dari pelaksanaan Program Peningkatan -ualitas dan $kses %n#ormasi 2umberdaya $lam dan :ingkungan .idup adalah; pembentukan #orum D$2 dan #orum komunikasi kelompok kerja D$2 di " D$2. Di samping itu, sektor kelautan yang merupakan salah satu sektor pembangunan berbasis pada sumber daya alam dan jasa*jasa lingkungan, diharapkan dapat menjadi andalan dalam pendukung pembangunan perekonomian nasional dan daerah serta kesejahteraan rakyat %ndonesia. Dalam pembangunan kelautan, telah dihasilkan pencapaian*pencapaian yang meliputi; (4) penanganan pencurian ikan (illegal fishing)< (2) pembangunan7 pemberdayaan pulau*pulau kecil dan pulau*pulau terluar7terdepan< (3) pengelolaan &ilayah pesisir dan laut secara terpadu< dan () konser/asi dan rehabilitasi sumber daya kelautan. ,anyaknya praktik pelanggaran dan illegal fishing telah mengakibatkan kerugian negara cukup besar. 0ntuk meminimalkan kerugian yang terjadi, telah dilakukan upaya penga&asan dan pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan di perairan teritorial dan =ona >konomi >kslusi# %ndonesia (=>>%) melalui penerapan sistem Monitoring Controlling and Surveillance (M82). 2istem ini terdiri atas Vessel Monitoring System (?M2) untuk memantau kapal perikanan yang beroperasi di perairan %ndonesia dan =>>% melalui pemasangan transmiter di kapal*kapal perikanan, dan didukung oleh 49 kapal patroli, 10 alat komunikasi, @00 PPN2, dan sistem penga&asan berbasis masyarakat (2%2'$2M$2) di setiap &ilayah. Dari tahun 200 sampai dengan tahun 2001, transmiter yang telah dipasang berjumlah sekitar 4.351 buah, sementara kelompok masyarakat penga&as yang telah terbentuk sebanyak 15" kelompok, dan diperkirakan mencapai sebanyak @10 kelompok pada tahun 200@. 2elain itu, juga dilaksanakan operasi terpadu yang terdiri atas unsur*unsur Departemen -elautan dan Perikanan (D-P), 6N% $:, Polair dan 6N% $0, serta kelompok masyarakat penga&as, %%.34 * 2 di samping gelar operasi mandiri yang dilakukan oleh D-P. Perbaikan sistem perijinan usaha penangkapan dan penyiapan pembentukan Pengadilan -husus Perikanan juga telah dilaksanakan untuk mendukung penanggulangan illegal fishing.
Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sumber daya kelautan telah dilaksanakan penyusunan rencana pengelolaan &ilayah pesisir secara terpadu, rencana Aonasi &ilayah pesisir dan pelatihan pengelolaan &ilayah pesisir terpadu yang dilakukan di 41 propinsi dan mencakup 2 kabupaten7kota. Di samping itu, pada tahun 2001 juga mulai dilakukan perumusan dan penyusunan kebijakan kelautan nasional (ocean policy). Dalam rangka pendayagunaan potensi sumber daya kelautan non*kon/ensional, telah dilakukan pengelolaan benda muatan kapal tenggelam (,M-6) yang tersebar sedikitnya di @3 titik. Pengangkatan ,M-6 telah dilakukan di Pantai 0tara 8irebon dengan nilai taksir sebesar Rp 221 miliar. Di bidang penataan ruang laut yang merupakan basis pengembangan &ilayah pesisir, telah dilakukan penyusunan tata ruang pesisir, laut dan pulau*pulau kecil pada skala regional, pro/insi, kabupaten7kota dan ka&asan, serta penyusunan rencana detail lokasi ka&asan unggulan. Dalam kaitan itu, telah dilakukan pula pengelolaan ruang laut ka&asan 6eluk 6omini, 2elat -arimata, 6eluk 8endera&asih dan 6eluk ,alikpapan. Pembangunan pulau*pulau kecil telah menjadi perhatian khusus untuk ditangani dalam beberapa tahun ini, mengingat kondisinya yang tertinggal dan sebagian dari pulau*pulau tersebut sebagai titik pangkal perbatasan %ndonesia dengan negara*negara tetangga. Dalam pengembangan dan peman#aatan pulau*pulau kecil di %ndonesia, sejak tahun 2002 telah dibentuk -elompok -erja 2trategi Pengembangan dan Peman#aatan Pulau*Pulau -ecil sebagai &adah koordinasi lintas sektor dan daerah. Pada tahun 2001, pemerintah pusat bersama*sama dengan pemerintah daerah telah melakukan kegiatan toponimi (penamaan pulau) di 9 propinsi, yaitu; ,angka ,elitung, Riau, Maluku 0tara, N6,, N66, 2umatera ,arat, -alimantan 2elatan, dan -alimantan 6imur. 2elain itu, dilakukan pengembangan pari&isata bahari di ka&asan pulau*pulau kecil di @ lokasi. 2elanjutnya, guna mempercepat pembangunan pulau*pulau kecil terluar di 43 kabupaten, pemerintah telah melakukan pengadaan sarana dan prasarana energi tenaga surya dan alat komunikasi. -husus untuk penanganan pulau*pulau terdepan7terluar yang berjumlah "2 pulau, telah dikeluarkan Peraturan Presiden No. 5972001 tentang Pengelolaan Pulau*pulau 6erluar. Diharapkan dengan keluarnya Perpres tersebut akan dapat mempercepat penanganan dan pengembangan pulau*pulau terluar yang ada baik dari segi hankam maupun kesejahteraan. 2aat ini, kondisi ekosistem pesisir di sebagian &ilayah telah mengalami kerusakan dan pencemaran yang tinggi, yang digambarkan dengan kerusakan rata*rata terumbu karang sebesar 0 persen, penurunan luasan mangro/e, dan pencemaran yang tinggi di beberapa &ilayah pesisir7laut. 2ebagai salah satu upaya pengurangan perusakan, dilakukan program perlindungan dan rehabilitasi sumber daya kelautan dan perikanan dengan cara melakukan rehabilitasi terumbu karang di 5 (tujuh) propinsi, penanaman mangro/e, dan pengelolaan konser/asi ka&asan dan konser/asi jenis. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2001, luasan ka&asan konser/asi laut daerah (--:D) yang telah ditetapkan melalui 2- ,upati dan calon --:D adalah sekitar dua juta hektar dan diperkirakan akan bertambah sebesar 500 ribu hektar pada tahun 200@. 2elain itu, persiapan juga dilakukan dalam rangka pengusulan marine &orld haritage site, yaitu %%.34 * 3 6aman Nasional ,unaken, 6akabonarate, -epulauan ,anda, Raja $mpat, -epulauan Dera&an, dan 'akatobi. Pada tahun 2001 dan 200@ telah dilaksanakan kegiatan kerjasama regional dengan Malaysia dan Bilipina dalam pengelolaan ka&asan konser/asi laut 2ulu 2ula&esi (Sulu Sulawesi Marine Eco-Region), dan telah menghasilkan rencana aksi konser/asi di tingkat nasional dan regional. 0ntuk kerjasama pengelolaan laut antar daerah antara lain telah dilaksanakan di 2elat -arimata dan 6eluk 6omini. 2ebagai upaya mitigasi bencana lingkungan laut, telah disusun pedoman strategi nasional mitigasi di &ilayah pesisir dan pulau*pulau kecil. ,idang ene!" #an $u%&e #a'a %"neal juga memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. .al ini terbukti dengan besarnya peranan sektor energi dan sumber daya mineral sebagai penyedia sumber energi, sumber de/isa, penerimaan negara, sumber bahan baku industri, &ahana alih teknologi, pendukung pengembangan &ilayah, menciptakan lapangan pekerjaan dan pendorong pertumbuhan sektor lain. -omiditi yang dihasilkan dari sektor ini masih memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, menyumbang hampir mencapai 30C dari total pendapatan negara. Perbaikan iklim in/estasi mutlak diperlukan guna terus mendukung #ungsi sektor energi dan sumber daya mineral sebagai tulang punggung penggerak roda ekonomi nasional dalam tahun*tahun mendatang. Dalam tahun*tahun mendatang, sektor industri akan terus menjadi konsumen energi #inal yang paling besar. ,erbeda dengan sektor transportasi yang hanya mengkonsumsi ,,M, sektor industri mengkonsumsi berbagai jenis energi #inal, seperti ,,M (31*0C), gas bumi (30*31C), batu bara (41*49C), :PD (0*4C), dan listrik (40*42C). Dengan meningkatnya harga ,,M akhir*akhir ! berkurangnya subsidi ,,M ! ada potensi untuk menggeser kedudukan ,,M di sektor industri oleh berbagai jenis energi #inal lainnya. Das bumi, batu bara, dan liEuid petroleum gas (:PD) menjadi lebih kompetiti# untuk digunakan sebagai energi input di sektor industri. ,elum lagi energi #inal lainnya yang bersumber dari nabati (bio#uel) atapun hayati (biomass), yang jika dikelola dengan baik akan merupakan sumber energi alternati# (yang juga kompetiti#). >ndapan*endapan mineral logam seperti tembaga, emas, nikel, dan timah terletak pada busur*busur magmatik membentuk proses mineralisasi. ,usur magmatik akti# yang terdapat di ka&asan %ndonesia ini selain memba&a mineral*mineral berharga juga menghasilkan suatu sumber energi alternati# yang ramah lingkungan yaitu panas bumi. 8adangan panas bumi yang dimiliki cukup besar untuk menunda posisi %ndonesia sebagai net oil importer dan mendukung di/ersikan energi primer bila dapat dioptimumkan peman#aatannya. ,eberapa komoditi mineral logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi diantaranya emas, tembaga, timah, dan nikel, juga komoditi mineral non logam atau mineral industri sangat beragam yang sangat beragam jumlahnya saat ini untuk pengembangan yang intensi#. %ndonesia juga berpotensi besar terkena bencana geologi. Mitigasi bencana geologi sangat penting dilakukan dalam melindungi seluruh rakyat baik materi maupun ji&anya. Peman#aatan teknologi geologi memegang peranan penting dalam peman#aatan lahan untuk ka&asan pertambangan, ka&asan industri, hutan lindung serta untuk para&isatanya, sehingga tumpang tindih lahan tidak terjadi. Penyebaran in#ormasi geologi dan sumber daya mineral yang lengkap akan sangat membantu. -edepan, %%.34 * in#ormasi geologi dan sumber daya mineral harus dengan mudak didapat baik berkaitan dengan dunia usaha maupun bencana. -ondisi geologi dan potensi mineral %ndonesia sangat menarik namun banyaknya &ilayah yang belum dijangkau oleh kegiatan eksplorasi secara intensi#. 2elama tahun 2001 keadaan l"n!kun!an h"#u( banyak mengalami tekanan di hampir seluruh &ilayah tanah air yang didominasi oleh kejadian bencana alam dan lingkungan, serta beragam masalah lingkungan hidup. ,encana alam dan lingkungan yang terjadi diantaranya adalah banjir dan tanah longsor di berbagai daerah, dengan kecenderungan yang semakin meningkat. ,encana banjir dan longsor telah menimbulkan kerusakan lingkungan seperti rusaknya ka&asan budidaya (persa&ahan, perkebunan, peternakan, dan pertambangan) sarana prasarana, harta dan ji&a manusia. Penyebab banjir dan tanah longsor adalah kombinasi antara besaran curah hujan, struktur geologi, jenis tanah dan daya dukung dan atau ka&asan lindung yang dialih #ungsikan. ,eragam #aktor penyebab banjir (dan juga tanah longsor) untuk setiap lokasi namun terdapat #aktor yang sama yaitu kombinasi antara curah hujan, daya dukung lingkungan, dialih #ungsikannya ka&asan lindung khususnya hutan lindung dan masyarakat yang terkena musibah tinggal di ka&asan lindung. Disamping itu, -ejadian :uar ,iasa (-:,) berbagai penyakit menular muncul secara bergantian, tidak saja #lu burung (Avian Influena) yang telah me&abah dan menjadi sorotan secara internasional, akan tetapi penyakit*penyakit lain yang sampai sekarang masih menjadi masalah perlu menjadi perhatian pula. Demam berdarah selalu muncul setiap tahun di berbagai daerah, polio, busung lapar, tuberkulosisi (6,8), muntaber dan malaria masih me&abah di beberapa pro/insi. 0paya penanganan secara kurati# (pengobatan) memang perlu dilakukan akan tetapi penanganan secara promoti# dan pencegahan masih kurang mendapat perhatian. -eadaan di atas tidak lepas kaitannya dengan degradasi kualitas #ungsi lingkungan diikuti dengan gaya hidup tidak sehat serta kemiskinan yang masih cukup tinggi. Dilain pihak, pembangunan bidang lingkungan hidup, telah mencatat beberapa capaian dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup. 0ntuk itu telah dilakukan peningkatan penga&asan dan penegakan hukum terhadap pencemar dan perusak lingkungan, penyusunan berbagai peraturan perundang*undangan di bidang lingkungan hidup, peningkatan kesadaran semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan penyebarluasan in#ormasi dan isu lingkungan hidup yang dilakukan di pusat dan daerah juga telah meningkatkan kepedulian banyak pihak terhadap kondisi lingkungan hidup. Disamping itu, telah dilaksanakan Program ,angun Praja, Program Penilaian Peringkat -inerja Perusahaan dalam Pengelolaan :ingkungan .idup (PR+P>R), dan Program 2uper -asih, pembinaan tim penilai $MD$:, serta terbentuknya Environmental !arliament "atch. %ndonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia juga telah melaksanakan kegiatan di bidang perlindungan lapisan oAon dari kerusakan akibat penggunaan bahan*bahan kimia, sebagai tindak lanjut rati#ikasi -on/ensi 'ina dan Protokol Montreal di bidang perlindungan lapisan oAon. ,erbagai upaya perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang telah dilakukan masih memerlukan tindak lanjut mengingat masih banyaknya %a$alah $eta tantan!an yang dihadapi dalam tahun 200@. %%.34 * 1 Permasalahan yang diperkirakan masih dihadapi dalam (e%&an!unan kehutanan pada tahun 2005 adalah; (4) masih lemahnya kapasitas kelembagaan pengelola sumber daya hutan khususnya di tingkat lapangan sehingga pengelolaan hutan yang berkelanjutan (sustainable forest management#S$M) masih belum dapat dilaksanakan dengan baik< (2) belum optimalnya peman#aatan aneka #ungsi hutan karena pengelolaan hutan masih bertumpu pada hasil hutan kayu< (3) masih belum selesainya restrukturisasi industri kehutanan sehingga permintaan bahan baku kayu dari industri dalam negeri jauh melebihi kemampuan penyediaan yang berkelanjutan< () masih lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran 00 dan peraturan yang terkait dengan kehutanan sehingga kasus*kasus pembalakan liar (illegal logging), tebang berlebih, perdagangan kayu ilegal (illegal trading), pembakaran hutan, kon/ersi ka&asan hutan , dll masih sering terjadi< (1) kurangnya pelibatan dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan, antara lain karena tidak jelasnya pelaksanaan aturan kerjasama pemerintah dan masyarakat, serta kondisi kemiskinan masyarakat sehingga cenderung mudah diman#aatkan untuk mendukung kegiatan*kegiatan ilegal< (@) kurang e#ekti#nya pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, perlindungan dan konser/asi, penatagunaan ka&asan hutan, dan lain*lain. Dalam pelaksanaan program (e%&an!unan kelautan permasalahan yang masih akan dihadapi dalam tahun 2005 adalah; (4) masih rendahnya sarana dan prasarana penga&asan dan pengendalian sumber daya kelautan, serta lemahnya penegakan hukum dalam penanganan illegal fishing< (2) kurang optimalnya peman#aatan potensi sumber daya kelautan dan perikanan di =ona >konomi >kslusi# %ndonesia, termasuk potensi kelautan non*kon/ensional< (3) belum berkembangnya pembangunan pulau*pulau kecil dan pulau*pulau terdepan7terluar< () belum selesainya penetapan batas laut %ndonesia dengan negara tetangga< (1) rusak dan tercemarnya ekosistem pesisir dan laut< (@) sering terjadi kon#lik peman#aatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan karena belum tertatanya ruang laut dan pesisir. Dalam pelaksanaan pembangunan bidang ene!" #an $u%&e #a'a %"neal, kebutuhan akan bahan bakar minyak (,,M) dalam negeri dalam kurun &aktu 20 tahun terakhir meningkat, dengan laju pertumbuhan sekitar 1*@C per tahun. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi minyak bumi. ,ahkan, produksi minyak bumi pada lima tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup berarti. .al ini disebabkan oleh karena; a) tidak ditemukannya cadangan baru dengan skala besar untuk dapat dikembangkan< dan b) sebagian besar dari lapangan minyak yang saat ini sedang berproduksi merupakan lapangan tua ! mengalami penurunan produksi secara alamiah sebesar kurang lebih 41C per tahun. %n/estasi (eksplorasi) di bidang minyak dan gas bumi (Migas) juga tidak berkembang terutama disebabkan oleh terbitnya beberapa peraturan yang memberatkan in/estor, seperti pemberlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam tahap eksplorasi, pemberlakuan bea masuk terhadap barang*barang impor Migas, dan pembatasan kegiatan eksplorasi di ka&asan hutan lindung. Peman#aatan dan pengembangan gas bumi saat ini belum mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor. -elangkaan pasokan gas bumi terjadi dibeberapa daerah misalnya di Ja&a 6imur, untuk kepentingan tenaga listrik, dan di $ceh, untuk bahan baku pabrik pupuk dan petrokimia. 6erbatasnya prasarana tranportasi gas bumi merupakan hambatan yang utama dalam peman#aatan gas bumi untuk kebutuhan dalam %%.34 * @ negeri, disamping masih tingginya ongkos produksi gas bumi dibandingkan dengan tingkat kemampuan konsumen gas dalam negeri, terutama rumah tangga. Persoalan utama yang dihadapi dalam (en!el)laan l"n!kun!an h"#u( diantaranya adalah peningkatan pencemaran air, penurunan kualitas udara khususnya di kota*kota besar, penurunan kondisi hutan, kerusakan D$2 akibat penebangan liar dan kon/ersi lahan, kerusakan habitat ekosistem pesisir dan laut yang semakin parah, praktik kegiatan pertambangan yang tidak ramah lingkungan dan penambangan tanpa iAin, ancaman terhadap keanekaragaman hayati, pengembangan sistem mitigasi bencana alam, tingkat pencemaran yang tinggi dan pengelolaan limbah secara terpadu, adaptasi kebijakan atas perubahan iklim dan pemanasan global, alternati# pendanaan lingkungan, penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) isu lingkungan global ke dalam pola pembangunan nasional dan daerah, harmonisasi peraturan perundangan lingkungan hidup, dan kesadaran masyarakat yang rendah dalam pemeliharaan lingkungan. ,erbagai persoalan lingkungan hidup tersebut telah menurunkan kualitas media lingkungan hutan, tanah, air tanah dan air permukaan, udara dan atmos#ir, pantai dan laut, yang berakibat pada penurunan kualitas lingkungan sebagai penyangga kehidupan. B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN *++, 2ecara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian #ungsi lingkungan hidup dengan mengarusutamakan prinsip*prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 2ementara itu, secara khusus, sasaran pembangunan dalam bidang kehutanan adalah; a. Diterapkannya prinsip pengelolaan hutan lestari dengan membangun 0nit Pengelolaan .utan disetiap Pro/insi. b. 6erselesaikannya penetapan kesatuan pengelolaan hutan di 20 lokasi. c. Meningkatnya in/estasi untuk meman#aatkan dan mengolah hasil hutan non*kayu. d. 6erlaksananya penilaian kinerja pada 91 unit %jin 0saha Peman#aatan .asil .utan -ayu (%0P..-) pada hutan alam dan hutan tanaman. e. 6erlaksananya pelaksanaan pelelangan 20 unit %0P..- denga luasan @00 ribu ha. #. 6erlaksananya kegiatan*kegiatan operasi penanggulangan illegal logging dan illegal trading. g. 6erlaksananya pembangunan hutan rakyat seluas 200 ribu ha, serta hutan kemasyarakatan dan perhutanan sosial seluas 200 ribu ha. h. 6erlaksananya rehabilitasi hutan dan lahan seluas "00 ribu ha di 292 D$2 prioritas. i. Meningkatnya pengelolaan ka&asan konser/asi di 40 6aman Nasional. j. 6erlaksananya penataan batas ka&asan hutan di 2@ pro/insi. 2asaran yang akan dicapai dalam pembangunan kelautan adalah; a. Menurunnya tingkat pelanggaran peman#aatan sumber daya kelautan dan perikanan sebesar 41 persen, serta terbangunnya sistem Monitoring% Controlling% and Surveillance. %%.34 * 5 b. 6erkelolanya &ilayah laut, pesisir dan pulau*pulau kecil berbasis kemitraan dan masyarakat. c. 6er&ujudnya pengelolaan ka&asan perbatasan laut dan pulau terluar7terdepan. d. 6ersusunnya kebijakan kelautan yang terintegrasi (ocean policy) dan peraturan perundangan bidang kelautan (00 Pengelolaan &ilayah Pesisir). e. Meningkatnya pengelolaan dan luasan ka&asan konser/asi laut dan terlaksananya rehabilitasi ekosistem terumbu karang, mangro/e, padang lamun, dan estuaria. #. 6ersusunnya penataan ruang laut, pesisir, dan pulau*pulau kecil yang mendukung usaha kelautan dan perikanan. g. Meningkatnya upaya mitigasi bencana lingkungan laut dan kesiapsiagaan masyarakat. h. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaksanaan riset dan kepakaran 2DM riset. 2edangkan sasaran dalam pembangunan bidang $u%&e #a'a ene!"- %"neal dan (eta%&an!an adalah; a. 6erciptanya iklim in/estasi yang lebih baik dan berkembangnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas, panas bumi, dan batubara, pertambangan umum lainnya, baik mineral logam maupun non*logam. b. 6erjaminnya ketersediaan migas untuk kebutuhan dalam negeri, termasuk meningkatnya produksi dan cadangan strategis minyak bumi nasional. c. Meningkatnya peman#aatan energi primer selain migas, seperti panas bumi, tenaga air, tenaga surya, dan batubara dalam pola konsumsi energi primer nasional. d. 6ersedianya in#ormasi geologi yang lebih lengkap terutama in#ormasi mengenai cadangan sumber daya energi dan mineral di daerah*daerah baru dan in#ormasi mengenai daerah ra&an bencana. 2elanjutnya, sasaran yang akan dicapai melalui pembangunan l"n!kun!an h"#u( adalah; a. Menurunnya beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmos#er, laut, dan tanah. b. Diterapkannya berbagai kebijakan untuk menurunkan laju kerusakan lingkungan meliputi sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmos#ir, serta ekosistem pesisir dan laut. c. Diterapkannya pertimbangan pelestarian #ungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta penga&asan peman#aatan ruang dan lingkungan. d. Meningkatnya kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas #ungsi lingkungan. e. 6er&ujudnya pengarusutamaan prinsip*prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di pusat dan daerah. #. 6er&ujudnya peningkatan kapasitas pengelola lingkungan hidup. .. ARAH KEBI/AKAN PEMBANGUNAN TAHUN *++, 0ntuk mencapai sasaran sebagaimana disebutkan di atas, arah kebijakan pembangunan diutamakan untuk mengarusutamakan prinsip*prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan. 2ecara rinci, arah kebijakan yang %%.34 * 9 ditempuh dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian #ungsi lingkungan hidup adalah sebagai berikut. Pembangunan kehutanan diarahkan untuk; 4. Mengembangkan peraturan*peraturan yang mendukung untuk terciptanya pengelolaan hutan lestari dan peman#aatan potensi sumber daya hutan yang e#isien. 2. Membentuk &ilayah pengelolaan dan perubahan ka&asan hutan. 3. Mengembangkan sistem insenti# untuk menarik in/estasi dibidang pengembangan hutan tanaman, hutan rakyat, peman#aatan &isata alam dan jasa lingkungan. . Mengin/entarisasi potensi dan pengembangan in#ormasi sumberdaya hutan. 1. Mengatur struktur industri kehutanan dalam rangka e#isiensi dan peningkatan daya saing. @. Melakukan perlindungan dan pengamanan hutan. 5. Mengatur perijinan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari. 9. Mengembangkan, merencanakan, melaksanakan, serta melakukan pembinaan rehabilitasi hutan dan lahan ". Melakukan perlindungan dan konser/asi ka&asan*ka&asan hutan yang masih baik 40. Mengukuhkan dan menataguna ka&asan hutan. Pembangunan kelautan diarahkan untuk ; 4. Memperkuat penga&asan dan pengendalian peman#aatan sumber daya kelautan dan perikanan upaya penanggulangan illegal fishing dengan penerapan monitoring% controlling and surveillance secara terkoordinasi yang didukung dengan sarana kapal penga&as, vessel monitoring system, satelit, radar, sistem penga&asan berbasis masyarakat dan lain*lain. 2. Penegakan hukum di &ilayah laut teritorial, =ona >konomi >kslusi# %ndonesia (=>>%), dan perbatasan terhadap pelanggaran dan perusakan. 3. Mengembangkan dan mengelola sumber daya laut, pesisir, dan pulau*pulau kecil secara terpadu, berkelanjutan dan berbasis kemitraan dan masyarakat. . Mengembangkan dan mengelola &ilayah perbatasan laut dan pulau*pulau terdepan7terluar. 1. Merumuskan dan menyusun kebijakan kelautan nasional dan peraturan perundangan pengelolaan &ilayah pesisir. @. Menyusun tata ruang laut, pesisir dan pulau*pulau kecil, serta lahan budidaya perikanan. 5. Meningkatkan rehabilitasi dan konser/asi sumber daya kelautan dan perikanan. 9. Meningkatkan riset dan iptek kelautan dan perikanan. Pembangunan ene!"- $u%&e #a'a %"neal- #an (eta%&an!an diarahkan untuk; 4. Meningkatkan iklim in/estasi industri hulu migas, panas bumi, tambang batubara, mineral melalui penyempurnaan kebijakan #iskal, kontrak kerjasama, struktur industri, dan harga. 2. Menemukan cadangan baru migas, panas bumi, dan batubara melalui peningkatan kegiatan seismik sur/ei, termasuk peman#atan geo-science, pemboran eksplorasi7pengembangan, serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung. 3. Mengembangkan sumber*sumber migas di daerah laut dalam dan &ilayah timur %ndonesia melalui pemberian perangsang tambahan atau insenti#. %%.34 * " . Mengoptimalkan serta meningkatkan produksi kilang migas guna memenuhi kebutuhan ,,M dalam negeri, serta meningkatkan pelayanan dan penyaluran ,,M di dalam negeri. 1. Menyelesaikan kon#lik lahan peruntukan antara pertambangan dan hutan lindung, menurunkan jumlah pertambangan mineral dan batubara tanpa iAin (P>6%), serta mengoptimalisasi kegiatan pengembangan masyarakat paska tambang. @. Menyempurnakan sistem data dan in#ormasi geologi guna mendukung pencarian cadangan, mitigasi bencana, penyelesaian masalah lingkungan, dan perencanaan pengembangan &ilayah. Pembangunan l"n!kun!an h"#u( diarahkan untuk; 4. Meningkatkan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten terhadap pencemar dan perusak lingkungan. 2. Mendayagunakan potensi kerjasama luar negeri bidang lingkungan hidup. 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup di pusat maupun daerah. . Meningkatkan riset dan pengkajian kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup 1. Membangun kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup. @. Mengembangkan peraturan perundang*undangan dalam penataan kelembagaan lingkungan hidup di daerah. %%.34 * 40