Penampang 1
Pada penampang ini, telah dilakukan delineasi kontur yang didasari oleh perbedaan
suhu pembentukkan mineral-mineral alterasi hidrothermal. Dapat dibagi menjadi 6
bagian.
Gambar 1 delineasi kontur berdasarkan suhu pembentukkan mineral
Bagian dengan suhu pembentukkan 320-340 ditandai dengan warna merah,
bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral biotit sekunder,garnet
dan sedikit montmorilonite
Bagian dengan suhu pembentukkan 280-300 ditandai dengan warna jingga
(orange) , bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral garnet,
amphibol, epidot, dan K-feldspar.
Bagian dengan suhu pembentukkan 230-280 ditandai dengan warna kuning,
bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral epidot, serisit, dan
adularia
Bagian dengan suhu pembentukkan 140-220 ditandai dengan warna hijau muda,
bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral illite, dickite,
pyrophilite, smektit, dan adularia.
Bagian dengan suhu pembentukkan 120-140 ditandai dengan warna biru muda,
bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral kalsedon, alumit
Bagian dengan suhu pembentukkan berkisar 120 ditandai dengan warna biru tua,
bagian ini dicirikan dengan keterdapatan asosiasi mineral haloisit, christobalit,
opal, dan alumit.
2. Penampang 2
Pada penampang ini telah dilakukan delineasi zona alterasi hidrothermal yang
dicirikan oleh asosiasi mineral yang cukup khas. Dalam penampang ini dapat dibagi
menjadi 5 zona, yaitu :
Gambar 2 delineasi kontur berdasarkan zonasi alterasi
Zona potasik, yang ditandai dengan warna merah, dengan asosiasi mineral
berupa garnet, epidot, biotit sekunder, k-Feldspar, amphibol, dan sedikit
montmorilonite, mineral-mineral ini terbentuk pada suhu berkisar antara 280-
340 . Zona potasik ini merupakan zona yang paling dekat dengan sumber
panas (heat source), hal ini terlihat ada komposisi mineral penyusunnya yang
memiliki suhu pembentukkan yang tinggi.
Zona philik, yang ditandai dengan warna jingga/orange, dengan asosiasi
mineral berupa epidot, serisit, dan sedikit adularia. Mineral mineral ini
terbentuk pada suhu berkisar 230-280. Zona ini disebut juga dengan zona
alterasi serisit, yang menandakan adanya dominasi serisit pada zona ini. Zona
philik ini mengelilingi zona potasik, dan sumber panasnya masih cukup dekat.
Zona propilitik, yang ditandai dengan warna kuning, dengan asosiasi mineral
berupa epidot, ilite, dan sedikit adularia. Mineral mineral ini terbentuk pada
suhu berkisar 220-300. Zona propilitik ini memiliki jarak yang cukup dekat
dengan sumber panas.
Zona argilic, yang ditandai dengan warna hijau muda, dengan asosiasi mineral
berupa ilite, smektit, dan sedikit adularia. Mineral mineral ini terbentuk pada
suhu berkisar 140-220. Zona argilic ini memiliki jarak yang jauh dengan
sumber panas.
Zona argilic lanjutan (advance argilic) , yang ditandai dengan warna biru
muda, dengan asosiasi mineral berupa dickite, pyrofilik, haloisit, christobalit,
opal, dan kalsedon. Mineral mineral ini terbentuk pada suhu berkisar 120-140.
Zona argilic lanjutan ini memiliki jarak yang sangat jauh dengan sumber
panas.
Jika dibandingkan, pada penampang 1 dan 2 terlihat adanya kesamaan pola
delineasi, hal ini menujukkan adanya keterkaitan antara suhu pembentukkan mineral
dengan zonasi alterasinya. Namun, pada beberapa bagian kecil terlihat adanya
beberapa perbedaan antara suhu pembentukkan dan zonasi alterasinya, sehingga,
dapat diindikasikan pembagian zonasi tidak hanya dibagi berdasarkan suhu
pembentukkan, namun juga asosiasi mineral yang dibentuk.
Dalam sistem panas bumi, terdapat beberapa komponen diantaranya adalah :
Sumber Panas (Heat Source)
Umumnya berupa sumber panas magmatik
Batuan reservoir
Suatu volume batuan yang mengandung fluida (air panas, uap, gas) sehingga panas
dapat diekstraksi
Fluida
Merupakan media dimana panas dapat diekstraksi.
Batuan penutup (caprock)
tubuh batuan yang impermeable, yang menutup reservoir sehingga panas fluida dalam
reservoir dapat dicegah untuk keluar secara langsung ke permukaan.
Pada penampang ini, dapat diperkirakan beberapa komponen, yaitu :
Sumber panas (heat source)
Sumber panas terdapat pada dekat dengan zona merah, hal ini diprediksi dari mineral-
mineral yang terdapat pada zona merah memiliki suhu pembentukkan yang sangat
tinggi.
Batuan penutup (caprock)
Batuan penutup (caprock) diindikasikan berada pada zona berwarna hijau, hal ini
diinterpretasikan dikarenakan keterdapatan mineral-mineral lempung seperti illite dan
smektite.
3. Penampang 3
Penampang 3 merupakan hasil penampang bawah permukaan dari suatu hasil
pemboran, jika dilihat penampang ini memiliki kelerangan (slope).
Pada penampang ini, dilakukan deliniasi berdasarkan zonasi alterasi yang dicirikan
oleh mineral-mineral asosiasinya. Dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu :
Gambar 4 delineasi peta pemboran/bawah permukaan
Zona potasik, yang ditandai dengan warna merah, dengan asosiasi mineral
berupa garnet, epidot, biotit sekunder, actinolit, serisit, klorit, kalsite, ortoklas,
dan sedikit montmorilonite. Zona potasik ini merupakan zona yang paling
dekat dengan sumber panas (heat source), hal ini terlihat ada komposisi
mineral penyusunnya yang memiliki suhu pembentukkan yang tinggi.
Zona propilitik, yang ditandai dengan warna jingga/oranye, dengan asosiasi
mineral berupa epidot, ilite, adularia, klorit, smektit.
Zona argilic, yang ditandai dengan warna kuning, dengan asosiasi mineral
berupa smektit, kalsedon.
Jika diperhatikan, terdapat adanya ketidakmenerusan zonasi alterasi (lihat warna
oranye), hal ini diindikasikan terjadi karena adanya struktur geologi, berupa sesar
naik. Adanya sesar ini menyebabkan zonasi alterasi yang harusnya menerus/ berada di
bawah menjadi berada diatas dekat dengan permukaan.