PENDAHULUAN Gangguan haid atau disebut juga dengan perdarahan uterus disfungsional merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang perempuan datang berobat ke dokter atau tempat pertolongan pertama lainnya. Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi oleh wanita usia remaja, reproduksi dan premenapause. FISIOLOGI HAID Peranan penting oleh hipotalamus hipofisis dan ovarium Siklus haid terdiri dari 3 masa utama dan satu saat: - Masa haid - Masa proliferasi - Saat ovulasi - Masa sekresi
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL Definisi Semua perdarahan abnormal yang terjadi semata-mata karena gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium dan bukan disebabkan karena kelainan organik alat reproduksi. Sering timbul pada premenopause dan segera setelah menars.
ETIOLOGI Ovulatoar Korpus luteum persisten Insufisiensi korpus luteum Apopleksia uteri pd wanita hipertensi Kelainan darah
Anovulatoar Menars pembentukan releasing hormon dan gonadotropin belum sempurna Premenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.
KLASIFIKASI Usia Perimenars Reproduksi Perimenopause Perdarahan Uterus Disfungsional Etiologi Kadar Hb Klinis Ovulatorik Anovulatorik Ringan Sedang Berat Akut Kronis DIAGNOSIS Anamnesis yang cermat Pemeriksaan umum adakah tanda-tanda kearah kelainan organik atau endokrin Pemeriksaan ginekologi Pemeriksaan penunjang: USG, analisis hormonal, biopsi endometrium, Dilatasi&Curetage
PENATALAKSANAAN Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional adalah: 1. Memperbaiki keadaan umum 2. Menghentikan perdarahan 3. Mengembalikan fungsi hormon reproduksi. 4. Menghilangkan ancaman keganasan
MANAJEMEN MEDIS PUD NSAIDs Antifibrinolytics Progestins Kombinasi pil kontrasepsi oral MANAJEMEN PEMBEDAHAN Dilatasi dan kuret hanya dilakukan untuk mengukur kehilangan darah sebelum dan setelah D & C dimana ditemukan pengurangan sementara darah menstruasi segera setelah prosedur, namun, kerugiannya dapat kembali ke tingkat sebelumnya atau dapat lebih banyak keluar darah pada menstruasi berikutnya setelah pengobatan.
Penghancuran endometrium Hysteroscopic adalah pengobatan yang efektif untuk pengelolaan menorrhagia kronis yang tidak responsif terhadap terapi medis. Histerektomi
STATUS PASIEN GINEKOLOGI IDENTITAS
Nama : Ny.S Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 46 tahun No MR : 20.18.01 Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jln. Kenari no.4, Medan Pekerjaan : PNS Pendidikan Terakhir : S 1 Status Perkawinan: Kawin Tanggal Masuk RS: 23 April 2014 pukul 17.30 WIB
Nama Suami : Tn. M Umur : 49 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jln. Kenari no.4, Medan Pekerjaan : PNS (guru) Pendidikan Terakhir : S 1
II. ANAMNESA Ny. S, 46 Tahun, P4A0, Jawa, Islam, S1, PNS, istri dari Tn. M, 49 tahun, Jawa, Islam, S1, PNS, datang ke RS Haji Medan pda tanggal 23 April 2014 pukul 17.30 WIB dengan :
Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan
Telaah : Hal ini dialami oleh Os sejak tanggal 17 Maret 2014, Os mengatakan darah yang keluar berwarna merah segar seperti darah haid, adanya gumpalan (+) dan dalam sehari Os bisa mengganti pembalut maksimal sampai 3x. Os mengaku sudah pernah pergi berobat dan diberikan obat bernama Endometril dan perdarahan dari kemaluan sempat berhenti selama 2 minggu. Kemudian pada tanggal 12 April Os kembali mengalami keluhan yang sama dan Os tidak membaik. Dan Os juga mengakui adanya sering lemas (+) dan oyong (+).
Riwayat Penyakit Terdahulu : - Riwayat Pemakaian Obat : Endometril Riwayat Penyakit Keluarga : - Riwayat Alergi : - Riwayat Kontrasepsi : - Riwayat Menstruasi : Menarche usia 14 tahun, lama haid 7 hari, siklus haid teratur, dismenorrhoe (-), Jumlah darah haid normal (sehari ganti pembalut 2-3 kali).
Riwayat Pernikahan : Menikah 1x selama 21 tahun.
Riwayat Persalinan : Perempuan, usia sekarang 19 tahun Laki-laki, usia sekarang 18 tahun Perempuan, usia sekarang 14 tahun Perempuan, usia sekarang 9 tahun
III. STATUS PRESENT
Sens : CM TD : 110/70 mmHg HR : 92 x/menit RR : 20 x/menit T : 36,3 o C
Anemis : +/+ Ikterik : -/- Sianosis : - Dyspnoe : - Oedem : - IV. STATUS GINEKOLOGI Abdomen : abdomen tidak mengalami pembesaran, tanda bekas operasi (-), Soepel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan (-). Inspekulo : Tampak darah menggenang di forniks posterior, dibersihkan kesan darah tidak merembes, portio licin, erosi (-), liviidae (-), fluor albus (-). VT : Uterus AF BB Ukuran Normal Parametrium dan adneksa kanan-kiri dalam batas normal Cavum douglas tidak menonjol
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 April 2014 pukul 17.50 WIB
Hb : 6.7 g/dL n : 12-14 g/dL Ht : 19.9 % n : 37- 47 % Eritrosit : 2.9 juta/uL n : 4-5 juta/ uL Lekosit : 8.100/uL n : 4.000-11.000/uL Trombosit : 439.000/uL n : 150.000-450.000/ uL MCV : 74.6 fl n : 82-92 fl MCH : 26.3 pg n : 27-31 pg MCHC : 35.3 % n : 30-34 % SGOT : 35 U/L n : < 40 U/L SGPT : 20 U/L n : < 40 U/L GDS : 122 mg/dl n : < 140 mg/dl Ureum : 15 mg/dl n : 20-40 Kreatinin : 0,53 mg/dl n : 0.6-1.1 Asam urat : 2.5 mg/dl n : 3.4-7.0
Ultrasonografi (USG) TAS :
Kandung kemih terisi Uterus AF BB, ukuran normal Terlihat adanya darah (+) Cairan bebas (-) VI. DIAGNOSIS PUD
VII. PENATALAKSANAAN Lapor supervisor dr. Muslich Sp.OG. Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1 Rencana Transfusi darah 4 bag PRC.
VIII. FOLLOW UP Tanggal 24 April 2014 PUKUL 06.00 WIB KU : Pusing Kesadaran : CM Anemis : +/+ TD : 100/70 mmHg Ikterik : -/- HR : 88x/menit Sianosis : - RR : 20x/menit Dyspnoe: - T : 36.3 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (+), 3x mengganti pembalut BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1
Diagnosa : PUD Rencana : transfusi darah 4 bag PRC
Tanggal 25 April 2014 PUKUL 06.00 WIB
KU : Pusing Kesadaran : CM Anemis : +/+ TD : 120/70 mmHg Ikterik : -/- HR : 92x/menit Sianosis : - RR : 20x/menit Dyspnoe: - T : 36.5 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (+), 3x mengganti pembalut BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1
Diagnosa : PUD Rencana : terapi lanjutkan dan Cek Hb, Ht post transfusi
Tanggal 26 April 2014 PUKUL 06.00 WIB
KU : (-) Kesadaran : CM Anemis : -/- TD : 110/80 mmHg Ikterik : -/- HR : 92x/menit Sianosis : - RR : 24x/menit Dyspnoe: - T : 36.5 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (+), 1x mengganti pembalut BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1
Diagnosa : PUD Rencana : terapi lanjutkan Pemeriksaan Laboratorium tanggal 26 April 2014
Hb : 11.8 g/dL n : 12-14 g/dL Ht : 33.4 % n : 37- 47 % Eritrosit : 4.5 juta/uL n : 4-5 juta/ uL Lekosit : 10.200/uL n : 4.000-11.000/uL Trombosit : 391.000/uL n : 150.000-450.000/ uL MCV : 74.6 fl n : 82-92 fl MCH : 26.3 pg n : 27-31 pg MCHC : 35.3 % n : 30-34 % LED : 33 mm/jam n : 0-20
Tanggal 27 April 2014 PUKUL 06.00 WIB
KU : Pusing Kesadaran : CM Anemis : -/- TD : 120/80 mmHg Ikterik : -/- HR : 92x/menit Sianosis : - RR : 20x/menit Dyspnoe: - T : 36.6 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (+), 1x mengganti pembalut BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1
Diagnosa : PUD Rencana : terapi lanjutkan Tanggal 28 April 2014 PUKUL 06.00 WIB
KU : (-) Kesadaran : CM Anemis : -/- TD : 110/70 mmHg Ikterik : -/- HR : 88x/menit Sianosis : - RR : 20x/menit Dyspnoe : - T : 36.6 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (+), 1x mengganti pembalut BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1
Diagnosa : PUD Rencana : terapi lanjutkan Tanggal 29 April 2014 PUKUL 06.00 WIB
KU : (-) Kesadaran : CM Anemis : -/- TD : 120/80 mmHg Ikterik : -/- HR : 84x/menit Sianosis : - RR : 20x/menit Dyspnoe: - T : 36.2 0 C Oedem : - SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) normal P/V : (-) BAK : (+) BAB : (+) Flatus : (+) Terapi : IVFD RL 20gtt/menit Inj. Ditranex 1amp/8 jam As. Mefenamat tab 3x1