Anda di halaman 1dari 8

Asma Bronkial

Masalah Kesehatan
Asma bronkial adalah gangguan inflamasikronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
inflamasi dan mediator. Inflamasikronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas
terhadap bermacam macam stimulus dan penyempitan jalan napas yang menimbulkan gejala
episodic berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada
malam dan atau dini hari. Derajat penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara spontan
dengan pengobatan.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang karena:
1. Sesak napas yang episodik.
2. Batuk-batuk berdahak yang sering memburuk pada malamdan pagi hari menjelang subuh.
Batuk biasanya terjadi kronik.
3. Mengi.

Faktor Risiko
1. Faktor Pejamu
Ada riwayatatopipadapenderitaataukeluarganya,hipersensitifsaluran napas, jenis kelamin, ras atau
etnik.
2. Faktor Lingkungan
a. Bahan-bahan di dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang, kecoa.
b. Bahan-bahan di luar ruangan: tepung sari bunga, jamur.
c. Makanan-makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan pewarna makanan.
d. Obat-obatan tertentu.
e. Iritan: parfum, bau-bauan merangsang.
f. Ekspresi emosi yang berlebihan.
g. Asap rokok.
h. Polusi udara dari luar dandalamruangan.
i. Infeksisalurannapas.
j. Exercise-inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan aktivitas fisik tertentu).
k. Perubahan cuaca.

Objective (Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
1. Sesak napas.
2. Mengi pada auskultasi.
3. Padaseranganberatdigunakanotot bantu napas (retraksi supraklavikula, interkostal, dan
epigastrium).

Faktor Predisposisi
Riwayatbronkitisataupneumoni yang berulang
Pemeriksaan Penunjang
1. ArusPuncakEkspirasi(APE) menggunakanPeak Flowmeter
2. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)

Assessment/Penegakan Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
yaitu terdapatkenaikan15 % rasioAPE sebelumdansesudahpemberianinhalasi salbutamol.


Catatan: bilaspirometritersediadigunakan penilaianVEP1

Diagnosis Banding
1. Obstruksi jalan napas.
2. Bronkitis kronik.
3. Bronkiektasis.

Penatalaksanaankomprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya.
Perlu dilakukan perencanaan dan pemberianpengobatanjangka panjang serta
menetapkanpengobatanpadaseranganakut (Tabel 1)


Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
a. Fototoraks
b. Ujisensitifitaskulit
c. Spirometri
d. UjiProvokasiBronkus

Komplikasi
1. Pneumotoraks.
2. Pneumomediastinum.
3. Gagalnapas.
4. Asmaresistenterhadap steroid.

Konseling & Edukasi
Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai selukbelukpenyakit,
sifatpenyakit, perubahanpenyakit (apakahmembaikataumemburuk), jenis dan mekanisme
kerja obat-obatan dan mengetahui kapanharusmemintapertolongandokter.
Kontrolsecarateratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asma
control test/ ACT)
Pola hidup sehat.
Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
- Menghindarisetiappencetus.
- Menggunakanbronkodilator/steroid inhalasisebelummelakukan exercise
untukmencegahexercise induced asthma.

Kriteria rujukan
1. Bila sering terjadi eksaserbasi.
2. Padaserangan asma akut sedangdanberat.
3. Asma dengan komplikasi.

Catatan
Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasienasma, yaitu:
1. Terdapat oksigen.
2. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping pemberian bronkodilator kerja
cepat inhalasi.
3. Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih selama perjalanan menuju
ke pelayanan sekunder.

Sarana Prasarana
1. Tabung oksigen
2. Peak flow rate meter
3. Nebulizer

Prognosis
Vitam: Bonam
Fungsionam: Bonam
Sanationam: Bonam

Referensi
Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL.Harrissons: Principle of
Internal Medicine. 17thed. New York: McGraw-Hill Companies; 2009.

Rekam Medik
ICPC II: R96 Asthma
ICD X: J45 Asthma














Tindakan Preventif Pada Penyakit Asma
Tahapan usaha pencegahan terhadap perjalanan suatu penyakit disebut Level of Prevention.
Pada fase pra-patogenesis, keseimbangan antara agen gejala penyakit akan segera timbul dan
perlu dilakukan. Tindakan preventif primer berupa promosi kesehatan dan perlindungan
spesifik agar orang tersebut tidak menjadi sakit.
Pada keadaan usaha yang dilakukan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit dan memasuki
fase patogenesis, dilakukan Tindakan Preventif Sekunder berupa diagnosa dini dan
pengobatan yang adekuat agar penyakit dapat segera sembuh. Jika tidak, penyakit akan
bertahan hidup sehingga dilakukan Tindakan Preventif Tersier berupa usaha rehabilitasi serta
mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan.
Pencegahan sejak dini merupakan satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyakit asma. Namun, karena penyakit ini terakit dengan unsur riwayat keluarga,
pencegahan disini hanya sebagai media yang dilakukan untuk memperkecil resiko terjadinya
serangan asma.
Usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
serangan penyakit asma ialah menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan
lingkungan. Selain itu, kita harus senantiasa bisa menghindari diri dari faktor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya serangan penyakit asma.
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit
asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi
juga berarti mudah untuk serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha menjaga
kesehatan ini antara lain berupa makan-makanan yang bergizi baik, banyak minum air
putih, istirahat cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak
mengkonsumsi air putih, kecuali ada larangan dokter.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya
serangan asma. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi, dan cahaya matahari.
Saluran pembuangan air harus lancar. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi
barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, semprotan rambut, dan lain-lain
dapat menjadi pemicu penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat
perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan
serangan penyakit asma.
3. Menghindari Faktor Pemicu Asma
Alergen yang sering menimbulkan penyakit asma adalah debu. Alergen lain seperti
kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa
binatang yang tidak diduga, seperti kecoak dan tikus juga dapat menimbulkan penyakit
asma. Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya
penderita asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza dan menghindari
tempat-tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan,
suhu udara yang ekstrem, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang
melelahkan.
4. Menggunakan Obat-Obat Anti Asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh
memakai bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul, maupun sirup. Tetapi, bila ingin
gejala asma yang lebih cepat hilang, jelas aerosol lebih baik. Pada serangan yang lebih
berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik
mengkombinasikan 2 atau 3 macam obat.
Pada penyakit asma kronis bila keadaanya sudah terkendala dapat dicoba obat-obat
pencegahan penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah
selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapka agar
penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistematik dapat dikurangi dan bahkan
kalau mungkin dihentikan.




























2. Promotif
Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya:
a. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti: penyediaan air rumah tangga yang
baik, perbaikan cara pembuang sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai keseimbangan kepribadian yang baik
3. Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Spesific Protection)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu yang
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Beberapa usaha
diantaranya adalah:
a. Perlindungan terhadap alergen pada penderita diantaranya:
- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamu, bakteri dan polusi
- Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan (seperti buah-buahan
dan anggur yang mengandung sodium metabisulfide) dan obat-obatan
(seperti: aspirin, epinefrin, ACE-inhibitor, kromolin)
- Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan,
logam dan jam tangan
b. Mengurangi aktivitas berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas
jasmani atau olahraga berat. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai beraktifitas. Asma dapat diinduksi oleh adanya kegiatan
fisik atau latihan misalnya jogging, aerobik, beerjalan cepat, ataupun naik tangga
dan dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme, nafas pendek, batuk, dan
wheezing. Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan selama 2-3 menit
sebelum latihan.
c. Manajemen emosi untuk menghindari stres
Stres/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk
mengatasi masalah pribadinya, karena jika stresnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.



d. Menghindari allergen pencetus kambuhnya gangguan sinus
Hampir 30% kasus asma disebabkan oleh gangguan pada sinus, misalnya rhinitis
alergik dan polip pada hidung. Kedua gangguan ini menyebabkan inflamasi
membran mukus.
e. Menggunakan baju tebal menghindari dingin. Cuaca lembab dan hawa
pegunungan yang dingin sering mempengaruhi Asma. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma. Kadang kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan atau musim kemarau.

Anda mungkin juga menyukai