Anda di halaman 1dari 8

4 Enzim yang mengkatalisis dengan reaksi kimia

5 Jumlah kromosom babi = 38;


6 http://floridaceae-florida.com/2011/03/rekayasa-genetik-dan-genetically.html,
diakses tanggal 8 desember 2012, pukul 22.00 WIB.
1 Pernyataan ini secara tegas disampaikan oleh gereja Katolik dalam dokumen
Donum Vitae I.6
2 Gregory K. Pike, Ph.D.; Scientist and Director Southern Cross Bioethics
Institute Adelaide, Australia. Nicholas Tonti-Filippini, M.A., Ph.D.; Senior
Lecturer and Permanent Fellow John Paul II Institute for the Study of Marriage
and the Family Melbourne, Australia. Ray Campbell, L.Ph.; Ethicist and
Director Queensland Bioethics Center Queensland, Australia. John I. Fleming,
Th.L, Ph.D.; Ethicist and President Campion College New South Wales,
Australia.
3 Pemindahan jaringan atau organ dari tempat satu (manusia atau hewan) ke tempat
lain (manusia atau hewan),
63 62
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
TRANSGENESIS MANUSIA HEWAN:
APAKAH BERMORAL?
(Suatu Tinjauan Etika Moral Gereja Katolik)
PENGANTAR
Dunia dewasa ini adalah dunia baru dimana teknologi dan ilmu
pengetahuan berkembang begitu pesat. Dunia bioetika tidak ketinggalan
dalam percaturan perkembangan yang pesat ini. Pada jaman dahulu,
orang tidak berbicara tentang embrio, bayi tabung, kloning atau
transgenesis tetapi saat ini orang harus tahu dan mau berurusan dengan
itu. Penemuan teknologi bayi tabung (IVF) membuka banyak peluang
bagi para ilmuwan untuk membuat terobosan baru dalam dunia bioetika
1
seperti kloning, transgenesis dan lainnya. Dalam tulisan ini, penulis
secara khusus membahas masalah teknik transgenesis manusia-hewan
yang bersentuhan langsung dengan genetika manusia. Dalam
pembahasan ini, penulis memakai artikel ethics and human-animal
transgenesis dari Nicholas Tonti-Filippini, John I. Fleming, Gregory K.
2
Pike, dan Ray Campbell sebagai sumber utama.
TEKNIK TRANSGENESIS MANUSIA HEWAN
1. Latar Belakang Transgenesis
Suatu pertanyaan yang mungkin adalah, apa yang melatarbelakangi
para ahli membuat transgenesis manusia-hewan? Jawabannya adalah
3
untuk kebutuhan medis khususnya xenotransplantasi. Alasan ini sangat
baik dan positif untuk kesehatan manusia. Xenotrasplantasi dilakukan
kepada manusia yang mengalami kerusakan organ seperti jantung, ginjal
dan lainnya. Untuk mengganti kerusakan organ yang rusak, tim medis
biasanya mengambil organ dari hewan seperti babi. Persoalan yang
terjadi dalam transplantasi ini adalah penolakan tubuh manusia terhadap
jaringan hewan. Antibodi manusia segera bereaksi dan menolak ketika
ada organ hewan yang masuk. Untuk mengatasi hal ini maka
dimasukkan beberapa gen manusia ke dalam embrio hewan sehingga
menjadi hewan transgenik. Gen manusia akan menghasilkan protein
manusia, dan memadamkan beberapa gen hewan. Hewan transgenik
berkembang dari zigot transgenik, dengan jaringan yang dapat memberi
hasil tranplantasi yang baik tanpa penolakan. Kloning hewan transgenik
mungkin dapat menjadi sumber transplantasi organ.
Contoh yang bisa diangkat ialah tentang penggunaan babi sebagai
sumber organ untuk transplantasi ke manusia, dengan fokus pada
penolakan hiperakut. Idenya adalah dengan menambahkan gen manusia
yang berfungsi untuk memproduksi protein yang menghambat
penolakan. Dengan demikian menjadi mudah untuk memadamkan gen
4
babi untuk antigen alpha-1, 3-galactosyltransferase sehingga antibodi
manusia dapat diarahkan.
Skala seluruh genom babi mungkin sebanyak tiga puluh lima ribu
5
gen endogen, sehingga perubahan genetik tidak terlalu signifikan
dalam hal untuk mengubah sifat dasar babi yang terbentuk. Babi muncul
menjadi spesies mirip induknya, meskipun tidak sepenuhnya babi secara
genom. Karakteristik manusia akan berada pada tingkat biologis dan
tidak akan menghasilkan perubahan yang menimbulkan pertanyaan
tentang apakah telah memperoleh hak pilihan moral.
6
2. Prosedur Transgenesis Manusia-Hewan
Prosedur atau cara-cara transgenesis manusia-hewan cukup rumit.
Kerumitan ini terletak pada rumitnya masalah genetika dan juga
7 http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_academies/acdlife/documents/r c
pa_acdlife_doc_20010926_xenotrapianti_en.html, diakses tanggal 8 desember
2012, Pukul 21.00 WIB.
65 64
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
perangkat yang digunakan dalam praktek ini. Dalam penjelasan ini,
penulis menggunakan contoh transgenesis manusia dan babi. Perangkat
yang digunakan dalam teknologi DNA transgenesis adalah perangkat-
perangkat yang ada pada bakteri. Perangkat tersebut antara lain adalah:
Enzim restriksi : digunakan untuk memotong DNA
Enzim DNA ligase : digunakan untuk menyambung DNA
Plasmid: digunakan sebagai vektor untuk melacak DNA
kemudian mengklonkan DNA dua potongan DNA.
Transposon: digunakan sebagai alat untuk melakukan
mutagenesis dan untuk menyisipkan penanda.
Pustaka Genom: digunakan untuk menyimpan gen atau
fragmen DNA yang telah diklonkan.
Enzim transkripsi balik: digunakan untuk membuat DNA
berdasarkan RNA.
Langkah-langkah dalam transegenesis gen manusia-babi adalah
sebagai berikut:
1. Sel somatik dari manusia dan babi diambil dan diletakkan pada
cawan petri.
2. DNA manusia dan babi yang terdapat dalam sel somatik
diambil kemudian dipotong dengan ensim restriksi.
3. Potongan DNA manusia dan babi disuntik dengan plasmid
vector dan transposon.
4. Vektor berfungsi sebagai kendaraan akan membawa gen
manusia masuk ke dalam gen babi.
5. Setelah gen manusia-babi terbentuk, gen baru tersebut disuntik
enzim transkripsi untuk membuat duplikat gen manusia-babi
yang baru.
6. Setelah gen baru melakukan replikasi dan menghasilkan
banyak gen, maka gen manusia-babi dimasukkan dalam zigot
babi.
7. Di dalam zigot babi, sel akan membelah dan menghasilkan
banyak duplikat gen dari gen zigot babi dan gen modifikasi
manusia-babi.
8. Pada saat sel-sel mengalami pembelahan maka seluruh gen
yang ada pada sel akan diturunkan pada keturunannya.
9. Setelah terbentuk koloni besar dari sel-sel inang zigot babi,
masing-masing sel akan membawa satu atau lebih molekul
DNA rekombinan manusia-babi.
PERTIMBANGAN MORAL GEREJA KATOLIK
1. Makalah diskusi Pontifical Academy for Life
Pada bulan September 2001, Pontifical Academy for Life
mengeluarkan makalah diskusi berjudul "Prospek untuk
7
xenotransplantation: Aspek Ilmiah dan Pertimbangan Etis. Pontifical
Academy for Life mempelajari prospek untuk transplantasi organ hewan
ke manusia. Dokumen Pontifical Academy for Life menyebutkan
persyaratan etika untuk transgenesis dalam kaitannya dengan:
Rasa sakit dan penderitaan pada hewan transgenik
Efek pada keturunan dan reaksi lingkungan
Pengendalian hewan sehingga mereka tidak dilepaskan ke
lingkungan
Pembatasan jumlah hewan
Pemindahan Organ dan jaringan
Evaluasi oleh komite etika
Para penulis dari dokumen Pontifical Academy for Life tidak
membahas pentingnya genom manusia dalam formasi dan generasi dari
sebuah kehidupan manusia, dan pentingnya konsekuen moral dari
penggunaan bagian genom manusia untuk menghasilkan makhluk yang
secara genetik berasal dari manusia. Dokumen dari Pontifical Academy
for Life tidak menawarkan ajaran otoritatis mengenai hal ini. Sehingga
nampak ada kebingungan bagi kita bahwa apakah transgenesis manusia-
hewan diperbolehkan secara moral katolik? Jikalau tidak, apakah ada
dokumen lain yang berbicara secara tegas? Perlu diketahui bahwa
dokumen dari Vatikan memiliki kekuatan hukum, moral dan iman yang
9 Pertanyaan tersebut terdapat dalam artikel ethics and human-animal
transgenesis dari Nicholas Tonti- Filippini, John I. Fleming, Gregory K. Pike,
dan Ray Campbell; kemudian diolah kembali oleh penulis.
8 Tingkat pengajaran magisterium yaitu: pertama: credenda (harus
dipercaya) contohnya dogma. Kedua: tenenda (harus dipegang teguh)
contohnya ensiklik. Ketiga: obsequium, ajaran tentang iman dan moral
contohnya ensiklik, Surat pastoral, ajaran iman dari konggregasi.
Keempat: servandi, konstitusi, dekrit, motu proprio dari paus atau dewan
uskup.
67 66
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
8
berbeda. Makalah yang dikeluarkan oleh Pontifical Academy for Life
hanyalah makalah diskusi sehingga tidak bisa menjadi ajaran moral.
Jawaban atas kebingungan di atas menjadi jelas ketika kita beranjak pada
pembahasan pertimbangan moral selanjutnya.
2. Ajaran Donum vitae dari Konggregasi Ajaran Iman
Genom Manusia Dan Martabat Manusia
Sebelum kita masuk pada persoalan trangenesis, penulis mengajak
kita untuk melihat pandangan awal gereja mengenai genom dan martabat
manusia. apakah genom manusia memiliki martabat? Dari pemahaman
dasar ini, kita bergerak ke problem transgenesis dengan segala
kerumitannya. Salah satu bunyi donum vitae adalah sebagai berikut:
Tentu saja tidak ada hasil eksperimen sendirian yang cukup untuk
memperkenalkan jiwa roh; tetapi hasil penelitian terbaru
mengenai biologis manusia yang mengakui bahwa zigot yang
keluar dari pembuahan sudah membentuk identitas biologis
individu manusia baru. (Donum vitae, I, 1)
Genom dalam tubuh lebih seperti otak yaitu penting dan inklusif.
Genom adalah bagian dari tubuh yang dibentuk oleh jiwa. Bukti
penelitian ilmiah menyatakan:
a. Secara biologis, genom manusia mengarahkan pembentukan
zigot. Oleh karena itu zigot manusia pada dasarnya memiliki
kapasitas untuk rasionalitas.
b. Kehadiran genom manusia merupakan indikasi adanya
penyebab pembentukan rasionalitas.
c. Tidak ada hasil empiris yang terjadi dalam zigot yang cukup
untuk membawa kita mengenal suatu jiwa roh.
Atas dasar itu, maka orang-orang hidup yang dibentuk sesuai
dengan genom manusia memiliki martabat yang luhur dan mutlak.
Genom manusia memiliki keluhuran martabat seperti zygot dan manusia
dewasa.
Transgenesis = Hibridisasi
Persoalan lain yang mungkin diajukan adalah apakah tidak
dibenarkan jikalau sedikit genom manusia yang kecil menyelamatkan
manusia dewasa yang membutuhkan organ transplantasi? Bukankah
manusia dewasa juga memiliki hak hidup? Jawaban atas pertanyaan ini
dijelaskan dalam uraian panjang berikut. Sebelum masuk pada uraian
tersebut, penulis mengutip salah satu bunyi dokumen Donum vitae
sebagai dasar untuk pertimbangan moral dalam uraian nanti:
Teknik fertilisasi in vitro dapat membuka jalan ke bentuk-bentuk
lain manipulasi biologis dan genetik embrio manusia, seperti
usaha atau rencana untuk fertilisasi antara gamet manusia dan
hewan dan kehamilan embrio manusia di dalam rahim hewan,
rencana hipotesis atau proyek menciptakan rahim buatan untuk
embrio manusia. Prosedur-prosedur ini bertentangan dengan
martabat manusia yang khas insani dan sekaligus bertentangan
dengan hak setiap orang untuk dikandung dan dilahirkan dalam
pernikahan dan melalui perkawinan. DV. 1, 6
Ada dua aspek dari percobaan penyatuan antara gamet manusia dan
hewan yang menjadi alasan kutukan ini. Yang pertama adalah
kebingungan identitas dan yang kedua adalah kesalahan fatal untuk
membentuk suatu makhluk dengan menyatukan gamet manusia dengan
sebuah gamet hewan. Kongregasi mengutuk teknik untuk mencapai
fertilisasi antara gamet manusia dan hewan. Dari ajaran di atas, apakah
secara implisit berbicara tentang transgenesis manusia-hewan? Jawaban
atas pertanyaan ini, secara jelas diuraikan pada beberapa persoalan di
9
bawah ini:
11 Salah satu contoh gen manusia yang memiliki kesamaan dengan simpanse adalah
gen yang membuat manusia dan simpanse mampu mendengar lebih baik. Jumlah
kromosom simpanse = 48.
10 Sebagai contoh pencangkokan pohon mangga dengan apel. Dahan baru
yang muncul memiliki karakter mangga dan apel sehingga buah yang
dihasilkan memiliki dua rasa tersebut.
69 68
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
1. Apakah manusia-hewan Transgenesis dapat disebut sebagai
bentuk manusia-hewan hibridisasi?
Rekayasa genetika dibedakan menjadi tiga yaitu: rekombinasi gen,
transgenesis dan hibrida. Dari perbedaan ini, dapat dikatakan bahwa
transgenesis manusia-hewan bukan bentuk hibrida. Apakah memang
demikian? Dalam biologi, keturunan yang dihasilkan terjadi secara
generatif dan vegetatif. Generatif berarti melalui fertilisasi sedangkan
vegetatif tidak. Pembentukan makhluk hibrida tidak harus melalui
10
fertilisasi. Suatu organisme disebut hibrida seandainya ada
karakteristik dari dua spesies yang berbeda.
Berkaitan dengan diskusi manusia-hewan transgenesis ini, sebuah
perusahaan, Stem Cell sciences di Melbourne, telah membentuk suatu
organisme yang merupakan gabungan dari inti sel manusia dengan sel
ovum babi. Organisme dikembangkan dalam cara yang mirip dengan
embrio manusia. Sebuah tim di Massachusetts yang dipimpin oleh Dr
Thomas Murray juga melakukan percobaan serupa dengan
menggunakan inti sel manusia dan sel ovum sapi. Mereka melaporkan
bahwa inti sel manusia mengambil alih dan mengganti protein sapi
menjadi protein manusia, dan mereka mengaku telah memperoleh sel
induk embrionik manusia dari embrio sehingga terbentuk.
Tampak bagi kita bahwa teknik-teknik diatas memang bukan
hibrida tetapi cloning gen manusia dan hewan (transgenesis manusia-
hewan). Bagaimana hasilnya? Pada percobaan antara sel manusia dan
ovum babi, dihasilkan embrio baru yang berkarakter manusia-babi.
Percobaan antara sel manusia dan ovum sapi juga menghasilkan embrio
manusia-sapi. Yang terjadi adalah kebingungan identitas bagi embrio
tersebut. Apakah bisa disebut manusia? atau hewan? Walaupun tidak
melewati proses hibrida murni namun hasilnya adalah mirip hibrida
yaitu kebingungan identitas. Kesimpulan yang diambil adalah baik
hibrida maupun transgenesis keduanya sama.
Dari penjelasan di atas, jawaban yang diperoleh adalah
transgenesis manusia-hewan dapat disebut sebagai bentuk hibrida. Hal
ini karena embrio yang terbentuk mengalami kebingungan identitas.
Dengan demikian, ajaran Donum vitae secara tidak langsung mengutuk
praktek transgenesis manusia-hewan. Prosedur ini bertentangan dengan
martabat manusia.
2. Apakah ada proporsi yang dapat diterima dari praktek
manusia-hewan transgenesis?
Jawaban persoalan pertama jelas, bahwa transgenesis manusia-
hewan dapat disebut sebagai bentuk hibrida manusia-hewan. Persoalan
berikut adalah apakah ada proporsi yang dapat diterima teknik
trangenesis sehingga tidak menghasilkan bentuk hibrida. Para ilmuwan
mengajukan beberapa level yang kiranya dapat diterima diantaranya :
Dalam teknik transgenesis manusia-hewan, genom manusia
yang diambil kurang 50% sehingga tidak memberikan
dampak bagi zigot hewan yang terbentuk. Kesulitan dari
argumen ini adalah persoalan genetika manusia adalah
persoalan yang kompleks dan tidak semuanya dipahami.
Jumlah seluruh gen manusia diperkirakan 30.000 gen. Dari
keseluruhan ini yang baru dipahami secara baik oleh para
ilmuwan sekitar 10.000 gen, yang lainnya masih misteri yang
belum terpecahkan.
Para ilmuwan mengemukakan bahwa kesamaan genetis antara
manusia dan spesies lainnya sangat tinggi, sehingga menjadi
hampir identik untuk banyak gen. Dengan demikian
mengurangi keunikan dari genom manusia. Kesamaan genetik
11
antara manusia dan simpanse sekitar 96 dan 98%. Dari
kesamaan ini, maka bisa dibenarkan jikalau teknik
transgenesis dipergunakan. Kesulitan dari argumen ini adalah
jikalau begitu banyak gen manusia yang hampir sama dengan
13 http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_academies/acdlife/documents/rc
_pa_acdlife_doc_20010926_xenotrapianti_en.html, diakses tanggal 8 desember
2012, Pukul 21.00 WIB.
12 Satu perbedaan antara manusia dan gorila adalah bahwa manusia tak memiliki
gen yang memicu pertumbuhan protein keratin di bagian buku-buku, pada
manusia, terdapat gen yang memungkinkan sel sperma berkompetisi satu sama
lain sedangkan simpanse tidak. Perbedaan jumlah gen juga membuat manusia
lebih cerdas daripada simpanse.
71 70
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
gen spesies lain, lalu mengapa terjadi penolakan hiperakut
pada teknik xenotranplantasi. Selain itu jikalau kesamaan
genetik manusia dan simpanse sekitar 98 %, lalu bagaimana
12
dengan perbedaan 2 %? Perbedaan kecil dalam urutan
nukleotida gen dapat memiliki efek dramatis pada protein yang
dihasilkan, dan karena itu berpengaruh pada protein yang
dibentuk.
Para ilmuwan mengajukan persoalan DNA sampah.
Bagaimana jikalau dalam transgenesis, dipakai DNA sampah
manusia. DNA sampah bervariasi dari satu spesies ke speises
yang lain. Gen manusia sekitar 30.000 gen. Yang telah
diketahui cara kerjanya sekitar 10.000 gen. lalu bagaimana
dengan 20.000 gen lainnya. Ada yang mengatakan gen
sampah. Kesulitan dari argumen ini adalah bahwa temuan
terbaru menyatakan bahwa DNA sampah juga aktif dalam sel.
Para ilmuwan telah mendapati bahwa DNA sampah itu
berperan sangat penting dalam tubuh dengan menghasilkan
bentuk khusus RNA (asam ribonukleat) yang vital untuk
kehidupan.
Para ilmuwan mengajukan alasan lain untuk melegalkan
transgenesis. Jika gen ditransfer dalam proses alamiah dari
manusia ke spesies lain dan sebaliknya, maka genom manusia
menjalani suatu bentuk "transgenesis alami," oleh karena itu
transgenesis buatan hampir tidak keluar dari jalur alamnya.
Kelemahan dari argumen ini adalah sejauh mana praktek ini
disebut alami jikalau di dalamnya ada intervensi manusia.
Dari uraian di atas, jawaban yang dapat diperoleh adalah tidak ada
celah yang dapat diterima dalam teknik transgenenis manusia-hewan.
Permasalahan gen adalah permasalahan kompeks dan rumit. Oleh
karena itu, tidak dapat dibenarkan untuk teknik transgenesis.
Akibat yang terjadi tetap sama dengan praktik hibrida yang secara
langsung ditentang oleh gereja.
3. Apakah praktek transgenesis manusia-hewan berbeda dari
prosedur-prosedur yang melibatkan bakteri?
Pontifical Academy for Life berpendapat bahwa itu bukanlah suatu
pelanggaran terhadap martabat memasukkan sebagian kecil dari genom
13
manusia (satu atau beberapa gen) ke dalam bakteri Escherichia coli.
Praktek ini digunakan untuk memproduksi gen insulin sehingga dapat
digunakan untuk mengobati diabetes. Produksi hormon insulin tidak lagi
disintesis dari hewan mamalia, tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel
bakteri dengan cara kloning DNA mamalia yang mengode sintesis
hormon insulin. Klon DNA kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri
sehingga sel-sel bakteri tersebut akan menghasilkan hormone insulin.
Persoalannya terletak pada perbedaan antara bakteri dan zygot
hewan. Bakteri adalah organisme mikro bersel tunggal. Ia tidak memiliki
kapasitas untuk membentuk blastosit, gastrula, untuk berdiferensiasi sel,
atau untuk membentuk suatu organisme kompleks. Bakteri hanya
memproduksi gen insulin tanpa membentuk suatu organisme yang
kompleks. Zigot memiliki kemampuan membentuk makluk kompleks.
Mengubah genom zigot berarti mengubah setiap sel dalam makluk
kompleks. Genom zigot menentukan siapa atau apa makluk itu, bukan
hanya sebagai sel, tetapi juga sebagai makhluk kompleks yang terdiri
dari banyak sel yang berbeda. Selain itu, ada perubahan dalam hewan
tersebut yang diwariskan oleh keturunannya.
Dari penjelasan di atas maka jawaban yang diperoleh adalah
praktek transgenesis manusia-hewan tidak sama dengan transgenesis
pada bakteri. Transgenesis pada zygot hewan akan mempengaruhi
perkembangan zygot hewan menjadi makluk yang kompleks. Akibat
yang terjadi adalah kebingungan identitas dan hal ini sama dengan
praktek hibrida yang ditentang gereja.
15 http://www.wf-f.org/healthcarecharter.html#Anchor-II-23240, diakses tanggal
12 desember 2012, Pukul 18.00 WIB.
14 Kej. 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
73 72
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
Manusia Adalah Citra Allah
Pada introduksi awal dokumen donum vitae, Kongregasi untuk
Ajaran Iman menulis mengenai keluhuran manusia sebagai citra Allah.
Secara jelas, hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:
Sejak saat pembuahan hidup setiap manusia harus dihormati,
karena di atas bumi manusia satu-satunya ciptaan, yang
dikehendaki Allah demi dirinya sendiri dan jiwa rohani setiap
manusia diciptakan langsung oleh Allah; manusia membawa
dalam dirinya gambaran Pencipta. Hidup manusia harus
dipandang sebagai perkara suci karena sejak awal mula menuntut
tindakan pencipta, tujuan satu-satunya. Prokreasi manusia
menuntut kerja sama suami istri penuh tanggung jawab dengan
kasih subur Allah; hanya Allah adalah Tuhan atas kehidupan dari
awal sampai akhir: Tak seorangpun boleh karena alasan apapun
juga merebut hak untuk secara langsung menghancurkan hidup
manusia tak bersalah. (DV. Intro, 5)
Secara ilmiah, kita dapat membedakan manusia dari makhluk
lainnya disaat sel pertama terbentuk. Zigot manusia memiliki genom
manusia. Secara alam, genom itulah yang menentukan menjadi manusia
dan bukan binatang. Melalui genom, Allah menciptakan manusia baru.
Dalam persatuan seorang pria dan seorang wanita, Allah menciptakan
manusia baru melalui genom manusia. Manusia baru yang adalah
14
gambar dan rupa Allah.
Dari uraian di atas maka ketika seorang ilmuwan memotong genom
manusia dan menambahkan bagian itu ke genom hewan dalam
pembentukan zigot hybrid, ia mulai mengacaukan identitas. Apakah
makhluk ini merupakan manusia yang adalah gambar dan rupa Allah.
Oleh karena itu, praktek transgenesis yang mengacaukan identitas
manusia, secara jelas ditentang oleh gereja.
3. Dokumen Pontifical Council for Pastoral Assistance to Health
Care Workers
Dokumen dari Pontifical Council for Pastoral Assistance to Health
Care Workers tahun 1995 membahas masalah transplantasi otak dan
kelamin dan menyimpulkan bahwa transplantasi tidak beretika. Alasan
yang diberikan adalah bahwa otak dan kelamin memberikan kepastian
identitas pribadi dan prokreasi manusia. Organ inilah yang mewujudkan
keunikan karakteristik orang tersebut, sehingga harus dilindungi. Secara
jelasnya, di bawah ini penulis menampilkan kutipan dokumen tersebut.
Ethically, not all organs can be donated. The brain and the gonads
may not be transplanted because they ensure the personal and
procreative identity respectively. These are organs which embody
the characteristic uniqueness of the person, which medicine is
15
bound to protect (no. 88).
Ada masalah identitas yang diabaikan dalam upaya manusia-
hewan transgenesis. Dengan memasukkan DNA manusia dalam zigot
hewan, maka akan terjadi suatu perubahan yang mempengaruhi setiap
sel dalam tubuh hewan, termasuk sel-sel otak dan sel-sel reproduksi.
Mengapa demikian? Hal ini karena zygot hewan memiliki sel
pluripotent. Segala sel yang nanti dimiliki oleh hewan dewasa, secara
lengkap dimiliki oleh zygot hewan termasuk sel otak dan kelamin. Maka
akibat yang terjadi adalah DNA manusia akan diwariskan oleh keturunan
hewan tersebut, dan ketika otak hewan berkembang akan memiliki
perubahan-perubahan. Perubahan yang dimaksud tidak lain adalah
manusia-hewan dengan kebingungan identitas.
Dari uraian di atas, maka praktek transgenesis manusia-hewan
sama halnya dengan transplantasi otak dan alat kelamin. Hal ini karena
akibat yang terjadi adalah kebingungan identitas dan melanggar
75 74
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
kesucian prokreasi manusia. Praktek ini secara jelas melanggar martabat
manusia. Maka secara tidak langsung praktek transgenesis tidak
dibenarkan oleh gereja.
REFLEKSI TEOLOGIS (Allah, Sutradara Tunggal Kehidupan
Manusia)
Seluruh uraian di atas, mau memberikan gambaran secara jelas
kepada kita mengenai tindakan tepat dan bijak dalam menjawabi
persoalan hidup khususnya berkaitan dengan kelangsungan hidup.
Praktek transgenesis sebenarnya memiliki tujuan yang baik dan mulia
karena ia mau menyelamatkan manusia yang kerusakan organ melalui
xenotransplantasi. Namun tindakan yang diambil kurang tepat dan bijak
karena menimbulkan kebingungan identitas dari hewan yang terbentuk.
Kebingungan identitas menghancurkan martabat manusia sebagai citra
Allah. Atas persoalan ini penulis mau merefleksikan kisah Sara dan
Hagar (Kej.16:1-6). Kisah ini nampaknya jauh dari persoalan
transgenesis manusia-hewan namun secara jelas mengajarkan kita
bagaimana cara tepat menjawab persoalan hidup.
Kisah ini dibuka oleh pengarang kitab Kejadian dengan berita
kemandulan Sara. Pada masa itu, kemandulan adalah aib besar bagi sang
istri. Istri yang mandul adalah istri yang tidak mendapat berkat dari
Allah. Sara, si mandul ini memiliki seorang hamba, Hagar namanya.
Seorang hamba memiliki ketaatan total pada tuannya. Kemandulan Sara
menimbulkan persoalan besar dalam keluarga Abraham. Bukankah
sebelumnya Allah telah berjanji dengan Abraham, bahwa ia akan
memberikan berkat kepada anak kandungnya? (Kej. 15:4). Nampaknya
janji Allah sepertinya mustahil jika berhadapan dengan kemandulan
Sara. Sara sekali-kali tidak dapat melihat lagi suatu kemungkinan bahwa
janji Allah digenapi.
Sara tidak memfitnah Allah, tetapi Sara tidak lagi percaya pada janji
Allah. dalam keadaan kecewa, Sara mengambil inisiatif dan mencari
jalan untuk mendapatkan keturunan yang sah, supaya janji Allah
tergenapi. Barangkali bisa dikatakan bahwa Sara mau menolong Allah
untuk menepati janjinya. Sara meminta Abraham untuk menghampiri
Hagar hambanya supaya bisa memperoleh keturunan. Tindakan Sara ini
tepat secara hukum, karena anak seorang hamba bisa menjadi anak
majikannya (Kej.30:3). Sekarang Sara menjadi sutradara rencana Allah.
Abraham mendengarkan perkataan Sara. Abraham melupakan
firman Allah dan sekarang mengikuti perkataan Sara istrinya. Abraham
menghampiri Hagar, lalu Hagar mengandung dan melahirkan Ismael.
Apa yang terjadi? Sekarang timbul persoalan baru. Jalan kepintaran
manusia Sara menimbulkan kesulitan yang tak disangka-sangka. Hagar
memandang rendah Sara, nyonyanya. Sara merasa direndahkan oleh
Hagar, Hambanya. Apa tindakan Sara? Walaupun Sara menjadi
sutradara, namun kesalahan dilimpahkan kepada Abraham. Abraham
dipersalahkan dan diminta untuk bertanggung jawab. Singkat cerita,
Hagar ditindas oleh Sara sehingga Hagar pun lari meninggalkan
keluarga Abraham.
Apa yang bisa direfleksikan dalam kaitan dengan praktek
transgenesis manusia-hewan? Permasalahan kerusakan organ (jantung,
hati) adalah masalah besar yang berkaitan dengan hidup dan mati.
Permasalahan ini ibarat kemandulan Sara dalam kisah tadi. Para
ilmuwan biologi berusaha mencari cara untuk mengatasi permasalahan
besar ini. Bagaimana caranya supaya manusia (pasien) selamat? Para
ilmuwan biologi ibarat Sara yang memikir keras bagaimana
mendapatkan anak (janji Allah). Rupanya tindakan dua perbandingan
tokoh ini identik. Para ilmuwan melihat bahwa dengan transgenesis
manusia-hewan maka manusia bisa selamat. Sara pun demikian, dengan
memberikan Hagar kepada Abraham maka ia mendapat anak. Kedua
tindakan ini mendapat serentet persoalan baru. Timbul persoalan di atas
persoalan. Sara merasa terhina karena direndahkan oleh hambanya
Hagar. Dalam praktek transgenesis manusia-hewan, zygot hewan akan
berkembang dan memiliki karakter manusia dan hewan. Makhluk baru
tersebut adalah makhluk hibrida. Makluk baru dengan kebingungan
identitas, sebagai manusia atau hewan. Persoalan demi persoalan timbul.
Apakah ia manusia yang bermartabat? Apakah ia citra Allah? Apakah ia
memiliki HAM? Dan sederet pertanyaan apakah yang lain. Atas
persoalan ini, kita kembali kepada prinsip moral Gereja Katolik bahwa
tujuan yang baik tidak melegalkan cara yang tidak baik. Selain itu, mari
kita berkaca pada misteri inkarnasi, Pribadi kedua dari Tritunggal
77 76
FORUM Jurnal Ilmiah Filsafat Teologi
Mahakudus telah mengambil genom manusia untuk dirinya sendiri
(Yoh. 1:14). Misteri ini secara mendasar menentukan bagaimana kita
harus menghormati kesucian genom manusia ketika digunakan untuk
membentuk zigot. Biarkan Allah menjadi sutradara dalam irama
kehidupan kita. Manusia hanyalah partner Allah bukan menggantikan
peran Allah. Penulis mengakhiri seluruh tulisan ini dengan salah satu
sabda Yesus yang mungkin sangat cocok untuk direnungkan dalam
kaitan transgenesis manusiahewan.
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan
jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan
diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu berbalik mengoyak kamu.
Mat. 7:6
Kornelius Maro
Mahasiswa STFT Widya Sasana Malang Semester VI
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Chang, William, OFM Cap. Bioetika sebuah Pengantar. Yogyakarta;
Kanisius. 2009.
Lempp, Walter. Tafsiran Kejadian 12:4-25:18. Jakarta; BPK Gunung
Mulia. 1980.
Shanon, Thomas. Pengantar Bioetika. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama. 1995.
Wilardjo, Like. Bioetika: mengurung minotaurus di dalam labirin.
Salatiga; Pustaka Percik. 2009.
Sumber Artikel
Boediono, Arif. (2011). Pembelahan Sel Dan Kromosom Serta
Gametogenesis. Dimuat dalam Jurnal Laboratorium Embriologi
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
----. Fertilisasi Dan Penurunan Kromosom. ---
Filipini, Nicholas Tonti, John I. Fleming, Gregory K. Pike, dan Ray
Campbell. (2006). Ethics and Human animal Transgenesis. Dimuat
dalam The National Catholic Bioethics Center.
Sugiharto, Bowo. (2005). Kromosom Manusia . dimuat dalam www.
solid pdf. com.
Sumber Internet
http://floridaceae-florida.com/2011/03/rekayasa-genetik-dan-
genetically.html, diakses tanggal 8 desember 2012.
http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_academies/acdlife/docu
ments/rc_pa_acdlife_doc_20010926_xenotrapianti_en.html,
diakses tanggal 8 desember 2012.
http://www.wf-f.org/healthcarecharter.html#Anchor-II-23240, diakses
tanggal 12 desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai