Anda di halaman 1dari 8

Indikasi dan Kontra Indikasi Sirkumsisi

Sirkumsisi atau khitan merupakan satu tindakan operatif / bedah minor yang lazim dilakukan oleh
dokter.
Tindakan ini dapat dilakukan pada institusi rawat jalan. Sebagaimana tindakan pembedahan, maka
sirkumsisi memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan tehnik bedah dasar. Komplikasi sirkumsisi muncul disebabkan oleh
kaidah pembedahan
yang ditinggalkan dan ketidakmampuan operator melakukan tehnik bedah dasar serta edukasi pasca
sirkumsisi pada
keluarga yang tidak adekuat.
DEFINISI
Sirkumsisi adalah Suatu tindakan bedah minor dengan memotong preputium dengan membuat irisan
secara melingkar hingga mendekati glan penis yaitu di daerah sulcus coronarius ( Clark,1985) .
Tindakan mengangkat preputium penis (Oswari,1993) Tindakan pembuangan dari sebagian atau
seluruh preputium penis dengan tujuan tertentu(Bachsinar, 1990)
INDIKASI
Ritual agama dan sosial (Islam, Kristen dan Yahudi ) Medis (Phimosis-Paraphimosis-
Meatal stenosis-Balanitis rekuren-Balanopostitis -Condyloma accuminata- Ca Penis – Higiene
UG yang buruk-perlekatan glan preputium)

KONTRA INDIKASI

Mutlak
(Hipospadia-Epispadia-Haemofilia-Megalourethra-Webbed Penis)
Pada kontra indikasi mutlak sirkumsisi dilakukan pada centre yang lengkap oleh seorang urolog.
Relatif
(Infeksilokal-sistemik-phimosis-paraphimosis). Pada kasus dengan kontra indikasi relatif tetap bisa
dilakukan sirkumsisi oleh dokter umum dengan tingkat perhatian khusus atau dokter yang memang
berkecimpung dengan bedah minor.








Standar prosedur operasional sirkumsisi (tehnik gouillotin dengan couter)
Sabtu 15 Juni 2013Nias 68 SurabayaTAHAP KONSELING1.

Sambung rasa2.

Jelaskan proedur sirkumsisi (bahasa awam)3.

Inform konsenTAHAP PERSIAPAN1.

siapkan alat yang diperlukan, pastikan dalam kondisi steril atau DTTa.

2 pean lurusb.

2 pean bengkonc.

1 Needle holderd.

1 pinset anatomise.

1 gunting jaringanf.

1. Dukg.

1 cucing2.

siapkan bahan habis pakaia.

kasa sterilb.

cairan antiseptis (profidon iodin)c.

alcohol 70%d.

benang cat-gut 3.0e.

jarumf.

pehakain dalam spuit 1ccg.

sarung tangan bersih3.

siapkan obata.

analgesicb.

vitaminc.

antibiotic topical (gentamicin salep)d.

sufratule4.

siapkan dan pastikan alat couter bisa berfungsi dengan baik5.

cuci tangan 7 langkahTAHAP PEMBEDAHAN1.

pastikan area operasi bebas, baringkan pasien, dan buat kondisi senyaman
mungkin.2.

Pastikan apa ada kontra indikasi3.

Pakailah sarung tangan dan bilas dengan larutan disinfektan (alcohol 70%)4.

Lakukan antiseptic (providon iodine) terhadap area operasi diawali dari ujung
penis (sebagaipusat) lalu melingkar dengan arak sentripetal sampai batas atas
simpisis dan kedua paha. Diulang 2 kali dan pastikan tidak ada kulit yang luput
dari larutan providon iodine Diamkan 2-3menit.5.

Persempit area operasi dengan duk streril

6.

Lalukan anestesi local dengan tehnik infiltrasi melingkar seluruh pangkal penis.
Tusukan di jam12 dan jam 6.7.

Melakukan uji rasa nyeri pada ujung preputium. Pastikan pasien kondisi tenang.
Ingat!!! Nyeri
adalah persepsi8.

Bersihkan glans penis dari perlekatan dengan preputium, Sehingga terlihat
sulkus coronaries.dan pastikan tidak ada spegma yang tertinggal.9.

Di frenulum cari batas antara mukosa dengan kulit, jepit dengan pean lurus.10.

Regangkan preputium Di area jam 12 dengan pean lurus, pastikan mukosa
tersisa kurang lebih 3mm, lalu jepit.11.

Tarik dan regangkan preputium ke bagian atas secara legal artis.12.

Jepit preputium denga pean bengkok, pastikan seluruh preputium terjepit dan
frenulum tidakterjepit. Dan sedekat mungkin dengan glands penis.13.

Pastikan glands penis tidak terjepit. Lalu kunci maksimal14.

Panaskan coter hingga berpijar kemerahan.15.

Lakukan eksisi di bagian sisi bawah pean bengkok dengan couter secara legal
artis. Hati-hatimengenai glands penis.16.

Kompres luka dengan kasa basah (aquabides atau providon iodine)

meminimalkan luka bakardan mengangkat debris.17.

Pastikan tidak ada perdarahan aktif.18.

Lalkukan jahitan matras pada frenulum dan pastikan simpul tidak mudah lepas.
Hati-kati!!. Jikasimpul lepas atau jahitan tidak tepat akan terjadi perdarahan
massive.19.

Dekatkan mukosa dengan kulit. Biasanya di jahit simple pada jam 12, 3, dan 9.
Jahitan bolehlebih tergantung kondisi.20.

Pastikan tidak ada perdarahan.21.

Tutup luka dengan sufratule dan beri salep gentamicin.22.

Jika area higine pasien baik, maka luka tidak perlu ditutup dengan kasa.TAHAP
PEMBERSIHAN1.

Lakukan disinfeksi alat dengan larutan klorin 0.5% dengan kondisi terbuka
selama 10 menit.2.

Bersikkan dengan sabun.3.

Keringkan alat4.

Susun alat sedemikian rupa dan siap untuk di streril.TAHAP PASCA
PEMBEDAHAN1.

KIE pasien tentang perawatan luka, dan kondisi yang membutuhkan pertolongan
segera.2.

KIE pasien tentang makanan yang dianjurkan3.

Beri obat pasien dan jelaskan cara pemakaian4.

Pastikan pasien control untuk menilai perawatan luka.

Anatomi1.

Preputium2.

Glands penis3.

Frenulum4.

Sulkus koronarius5.

Raphae6.

OUE7.

Vena Pudenda Eksterna8.

Vena Pudenda interna (bejalan dengan arteri dan nervus)Kontra indikasi
sirkumsisi1.

Hipospadia2.

Kelainan hemostatis (perpanjangan waktu perdarahan)3.

infeksi berat4.

pasien tidak kooperatif komplikasi sirkumcepat:1.

perdarahan2.

Udema3.

iatrogeniclambat1.

Infeksi2.

ScarKIE.1. tidak boleh kena air selama 3 hari2. makanan bebas, dianjurkan yang
tinggi protein. Kecuali jika pasien alergi3. tata cara kencing.4. control 3 hari di
puskesmas terdekat.5. waspada perdarahan, segera dibawa ke dokter jika
darahnya sampai menetes.
PPIProgram pengendalian infeksi (highlight
)Tehnik aseptis1.

Cuci tangan 6 langkah2.

Antiseptis dengan providon iodine tehnik sentripetal.3.

Disinfeksi alat dengan larutan clorin 0.5% (byclean 1:9)4.

Tehnik tanpa singgung5.

On steril6.

Recapping 1 tangan7.

Limbah medis8.

Limbah domestic9.

Antibiotic rasional10.

Kolonisasi11.

DTT (direndam larutan saflon, rebus 20 menit, kukus 20 menit)12.

Sterilisasi (basah, kering)13.

SSI (site surgical infection)

Obat yang di berikan1.

analgesic2.

Vitamin








Teknik Anestesi Sirkumsisi
Anestesi
Sircumsisi pada umumnya menggunakan anestesi lokal, teknik anastesi yang dipakai biasanya blok,
infiltrasi atau gabungan keduanya.
Anestesi Pada Sirkumsisi metode Flashcutter
Khitan dengan Flashcutter
dapat dilakukan anestesi dengan teknik Infiltrasi maupun
blok. Bergantung pada kondisi atau kebiasaan dengan mempertimbangkan kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
Anestesi Infiltrasi
Daerah penyuntikan disesuaikan dengan lokasi persarafan.
Secara anatomis, cabang-cabang saraf yang mempersarafi penis berada pada sekitar jam 11 dan jam 1,
cabang cabangnya sekitar di jam 5, jam 7 serta daerah frenulum.
Lokasi penyuntikan adalah sekitar
2/3 proksimal batang penis secara subkutis agak kedalam sedikit agar obat masuk ke tunika albuginea.
Jarum disuntikan di daerah dorsum penis proksimal secara sub kutan, gerakkan kekanan, aspirasi, tarik
jarum sambil menginjeksikan cairan anestesi, jarum jangan sampai keluar kemudian arahkan jaruh ke
lateral kiri, ulangi seperti lateral kanan. Kemudian jarum injeksikan di daerah ventral dan lakukan
infiltrasi seperti diatas sehingga pada akhirnya terbentuk Ring Block Massage penis, karena obat
anestesi membutuhkan waktu untuk bekerja. Tunggu 3-5 menit kemudian dilakukan test dengan
menjepit ujung preputium dengan klem. Apabila belum teranestesi penuh ditunggu sampai dengan
anestesi bekerja kira-kira 3-5 menit berikutnya.
Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan tambahan anestesi.
ANASTESI BLOG
Bertujuan memblok semua impuls sensorik dari batang penis melalui pemblokiran nervus pudendus
yang terletak dibawah fasia Buch dan ligamentum suspensorium dengan cara memasukkan cairan
anestesi dengan jarum tegak lurus sedikit diatas pangkal penis, diatas simfisis osis pubis sampai
menembus fasia Buch.
Obat anestesi
Yang banyak digunakan adalah Lidokain HCL2%, baik yang ditambah adrenalin (Pehacain) ataupun
tidak. Untuk anestesi infiltrasi dapat diencerkan sampai 0,5% dengan aquabides, dimaksudkan untuk
mengurangi resiko intoksikasi obat. Dapat pula lidokain dioplos dengan markain dengan perbandingan
50-70:30-50, untuk mendapatkan onset cepat dan durasi yang lama.
Reaksi toksik dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk ke pembuluh darah atau
karena dosis yang terlampau tinggi
Sumber: Teknik Khitan By dr. Asep Permana, S.Ke

Anda mungkin juga menyukai