Anda di halaman 1dari 2

ERSINYALAN KERETA API Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang

berfungsi untuk memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan
pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan
mengontrol pengoperasian kereta api.

JENIS SINYAL KERETA API :
a. Sinyal mekanik
b. Sinyal listrik JENIS SINYAL PADA PERKERETAAPIAN DIGOLONGKAN DALAM :
Sinyal mekanik Sinyal mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik,
disini ada papan atau lengan instruksi yang dinaikkan dan diturunkan untuk memberi perintah
kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunakan di Indonesia pada lintasan dengan
frekuensi yang rendah namun mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih
modern.

Sinyal listrik Sinyal listrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk
mengatur jalan tidak jalannya kereta api. Pada sistem persinyalan elektrik warna lampu :
a. Menunjukkan indikasi tidak aman (warna merah), sehingga kereta api harus berhenti.
b. Menunjukkan indikasi hati-hati (warna kuning), sehingga harus mengurangi kecepatan dan
siap untuk berhenti, kecepatan dibawah 30 Km /Jam.
c. Menunjukkan indikasi aman (warna hijau), kecepatan diatas 30 Km /Jam. Untuk
menghindari bola lampu putus, biasanya digunakan dua pasang lampu atau setiap aspek
dipasangi 2 lampu sedang perkembangan terakhir yang sudah mulai digunakan di Indonesia
adalah penggunaan lampu LED (Led Emitting Diode)

PENGGUNAAN JENIS SINYAL Sedapat mungkin sinyal yang digunakan adalah sinyal
listrik, namun jika anggaran masih terbatas digunakan pendekatan sebagai berikut:
a. Jenis sinyal mekanik untuk frekuensi lalu-lintas rendah;
b. Sinyal mekanik dengan blok elektro mekanik untuk frekuensi lalu-lintas sedang;
c. Sinyal listrik untuk frekuensi lalu-lintas tinggi. ?

CARA KERJA LAMPU SINYAL :
Pada saat signal modul diperintahkan untuk menyalakan lampu misal: hijau, maka signal
module akan memberikan tegangan 110V kepada trafo yang berjenis stepdown, dari 110V
diturunkan menjadi 12V dan 11V.
Arus listrik dari trafo yang bertegangan 12V dialirkan menuju ke lampu L1 dengan
menggunakan kumparan di dalam relay, lalu dari lampu di alirkan ke tegangan 0V dari trafo.
Karena arus listrik mengalir melalui kumparan maka, kumparan di dalam relay menginduksi
medan elektromagnetik sehingga menarik lempengan besi pegas
pada kaki ke 2 hingga menyentuh lempeng kaki 1, dalam kejadian ini tegangan 11V dari
trafo masuk ke kaki 2 menuju ke kaki 1 dan dibaca oleh point module sebagai input logika
yang bernilai I, sehingga di meja pelayanan lampu hijau menyala ini menunjukan bahwa
lampu sinyal telah berwarna hijau dan sekaligus juga menandakan bahwa filamen pada lampu
L1 belum putus.
Sedangkan bila filamen pada lampu hijau L1 putus maka secara otomatis akan memutuskan
arus listrik yang mengalir di dalam kumparan relay, karna kumparan tidak mendapat
tegangan oleh sebab itu maka kumparan tidak menginduksi sehingga lempengan besi pegas
pada kaki ke 2 memegas dan menyentuh lempengan besi pada kaki 1. Ini menyebabkan arus
listrik dari trafo yang bertegangan 11V mengalir ke lampu L2 sehingga lampu L1 digantikan
secara otomatis oleh Lampu L2. Dalam kejadian ini tegangan 11V dari trafo terputus dan
tidak mengalir ke kaki 1 sehingga dibaca oleh point module sebagai input logika yang
bernilai O, sehingga di meja pelayanan lampu hijau menyala ini menunjukan bahwa lampu
sinyal telah berwarna hijaunamun dalam keadaan redup, ini juga menandakan bahwa filamen
pada lampu L1 putus.

Anda mungkin juga menyukai