DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014 LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. M A Umur : 31 Tahun Alamat : Macanda. Gowa Agama : Islam Suku : Makassar Status perkawinan : Menikah Pendidikan : Tamatan SD Pekerjaan : IRT
Alloanamnesis didapat dari : - Nama : - Hubungan dengan pasien : -
II. LAPORAN PSIKIATRI A. Keluhan utama : Cemas B. Riwayat Gangguan Sekarang : 1. Keluhan dan gejala Pasien wanita umur 31 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan cemas yang dialami sudah 6 bulan lamanya. Pasien merasa cemas disertai gejala sulit tidur hampir setiap hari sejak muncul kecemasan. Pasien juga merasa cemas dan takut, jika perasaan ini muncul pasien merasakan jantungnya berdebar-debar kencang, keringat dingin, serta leher pasien terasa tegang. Pasien mengalami kecemasan hampir setiap saat dan setiap hari terlebih jika melihat suaminya mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku memiliki masalah dengan suaminya, mereka selalu bertengkar setelah suaminya mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien mengatakan sering bertengkar dengan tentang tuntutan masalah ekonomi. Pasien mengaku bahwa kebiasannya yang sering cemas dan susah tidur itu dirasakan tanpa diketahui penyebabnya tetapi keluhannya itu terlebih dirasakan bila setelah bertengkar dengan suaminya. Pasien menyangkal tidak pernah mendengar bisikan-bisikan ditelinganya dan melihat bayangan yang membuatnya merasa ketakutan.
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga tidak ada, pasien sudah berobat ke dokter jiwa sudah -/+ 6 bulan lamanya, pasien merasakan selama berobat masalah kecemasan dan susah tidurnya sudah lebih baikan dibanding sebelum dia berobat.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat penyakit dulu infeksi (-), kejang(-),trauma (-). 2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif Merokok (-) alkohol (-) NAPZA (-) D. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya Pasien selalu kontrol tentang penyakitnya sudah -/+ 2 tahun dengan keluhan yang sama. E. Riwayat kehidupan pribadi 1. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien lahir normal, cukup bulan, dan ditolong oleh dukun beranak. 2. Riwayat masa kanak awal pertengahan a. Usia 1-3 tahun Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak sebayanya. b. Usia 3-5 tahun Pasien sudah berperilaku sesuai jenis kelamin, memiliki banyak teman. c. Usia 6-11 tahun Pada umur 6 tahun pasien mulai masuk SD dan mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang siswa. 3. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja Pasien memiliki banyak teman, Setelah duduk dibangku SD, pasien tidak melanjutkan pendidikannya di tingkta SMP dan SMA. 4. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan pendidikan terakhirnya hanya sampai SD. b. Riwayat Pekerjaan Pasien adalah seorang IRT. c. Riwayat Pernikahan Pasien telah menikah dengan seorang suami yang bekerja sebagai wiraswasta dan mempunyai 2 orang anak (,) d. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke 2 dari 6 bersaudara (,,,,,) e. Riwayat Kehidupan Sosial Hubungan pasien dengan tetangga dan teman temannya baik. Pasien mengakui bahwa dirinya mudah bergaul. f. Riwayat Agama Pasien memeluk agama islam pasien tidak lupa untuk menjalankan kewajibannya sebagai ummat Islam. g. Situasi Kehidupan Sekarang Pasien tinggal dirumah bersama suami dan anak-anaknya. Pasien bekerja sebagai seorang IRT. h. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya Pasien merasa puas dengan apa yang ia capai sekarang, namun pasien merasa cemas dan susah tidur setiap hari tanpa alasan yang jelas terlebih jika bertengkar sama suaminya. Tapi pasien menyangkal tidak pernah mendengar bisikan-bisikan ditelinganya dan melihat bayangan yang membuatnya merasa ketakutan.
AUTOANAMNESIS
DM : Assalamualaikum bu, selamat pagi. P : Waalaikumsalam dok, selamat pagi.. DM : Perkenalkan saya dokter muda yang bertugas di rumah sakit ini. Saya akan memberikan beberapa pertanyaan untuk ibu. Kalau boleh tau siapa namata bu? P : iya dok..saya MA. DM : Berapa umurta bu MA ? P : 31 tahun dok DM : Bu MA orang asli mana ? P : Saya asli makassar dok DM : Dimanaki tinggal sekarang bu? P : Macanda, Gowa dok. DM : Sama siapa ki tinggal? P : Sama suami dan anakku dok. DM : Anak ta berapa? P : 2 dok, dua-duanya cewek dok. DM : Oh begitu bu Maaf agamata apa? P : Saya muslim dok DM : apa pendidikan terakhirta bu? P : SD dok.. DM : Kalau boleh tau keluhanta datang ke rumah sakit kenapa bu? P : saya merasa cemas dok, ndak tenang kurasa dan susah sekali ka tidur. DM : Sejak kapan ibu sering merasa cemas? P : Sudah lama dok, -/+ 6 bulan yang lalu dok.. DM : Kenapa bisaq cemas apa yang kita pikirkan? P : Ndak ada jie dok tiba-tiba jie saya rasakan itu rasa takutku. DM : Atau ada mungkin hal-hal yang biasa buatq ketakutan bu? P : Iye dok, biasaka takut kalau suamiku sudah minum alkohol. DM : ohapa mie itu yang ibu alami kalau adami muncul rasa ketakutanta? P : Biasanya dok kalau muncul mie itu rasa takutku berdebar-debarki jantungku, keringat dinginka, biasanya juga tegang leherku, kalau muncul mie itu dok gelisahka dan susah tidurka. DM : Menurutta bu kira-kira awalnya bagaimana sehingga kita kena gejala semacam ini? P : Saya tidak tahu..dok langsungji saja muncul. DM : Tapi kenapaki takut kalau dengar suamita sudah minum kah ? P : Ohbiasanya bertengkar dok. Dan sempat pernah dia pukul ka Dok.. DM : Maaf bu, apa itu masalahta sama suamita? P : banyak Dok, terutama faktor ekonomi apalagi dok, ada 2 anak ku yang masih sekolah pasti perlu biaya yang banyak. DM : ohjadi semenjak itumi kita kena gejala seperti sekarang ini bu? P : iye dok. DM : jadi itu saja penyebabnya Bu yang buatki cemas ? atau ada faktor lain ? P : biasanya biar tidak bertengkar sama suamiku rasa cemasku juga ada dok, nda menentu dok. DM : atau ada hal yang lain lagi yang bikin cemaski, seperti adaki pertengakaran di keluarga suamita atau keluargata ? P : tidak adaji dok. DM : Jadi sekarang bagaimana hubunganta sama suamita Bu? P : tidak seindah waktu pacaran dok. Tergantung dari suamiku ji dok kalau dia turuti kata-kataku enakji ku rasa tapi itumi dok biasa kalu sudah minum bikin jengkel ka. DM : kenapa lebih indah pada saat pacaran ? P : biasanya waktu pacaran dia turuti apa mauku. Sekarnag dok berubahmi sikapnya. Seperti dia nda mau dengar apa yang saya larang. Tau-taunya buat kebaikannya ji juga. DM : kalau hubunganta dengan tetangga maupun teman-temnta bagaimana bu? P : tidak adaji dok, baik-baikji hubunganku sama orang lain DM : Pernahki mendengar suara-suara yang orang lain tidak bisa dengar? atau pernahki lihat bayangan? P : tidak pernahji dok DM : Selain rasa cemas dan susah tidur apalagi yang kita keluhkan bu? P : Itu tadi dok, tegang leherku. DM : Maaf bu, pernah merokok ki atau pernahki juga minum alcohol dan pake obat-obatan terlarang ? P : tidak dok ndak pernahka DM : sebelumnya, pernahki memang sakit kayak begini? P : ndak dok DM : kita tau dimana ki dulu dilahirkan bu? P : Iya dok, saya lahir di rumah ditolong sama dukun beranak DM : oh iya bu, siapa dulu nama guruta yang paling kita suka bu? P : ibu Hartati guru SD ku. DM : dulu waktu sekolahki banyak temanta bu? P : iya banyak temanku dok.. DM : Akrabki sama-teman-temanta bu? P : iya dok DM : Tadi kesini naik apaki? P : Naik bentorka dok. DM : kita tau tanggal berapa sekarang bu? P : tanggal 9 dok DM : Dikeluargata bu ada juga yang mengalami penyakit seperti ini? P : ndak ada dok.. DM : Waktu sebelum sakit bu bagaimana sholat ta? P : saya tidak pernah tinggalkan sholat 5 waktu sampai sekarang, mengajika tiap hari baca surat yasin ka tiap abis magrib.. DM : Ibu, apa hobita? P : memasakji dok. Itu ji yang biasa ku lakukan kalau stres ka. DM : kita tahu apa artinya panjang tangan bu? P : pencuri dok. DM : kalau ada kartu ATM kita dapat di mesin ATM kita apakan itu bu? P : saya kasi sekuiritinya mi dok. DM : Bagaimana bu semenjak kita berobat ada perubahan yang kita rasakan? P : Alhamdulillah ada dok ndak terlalu cemasma dibanding sebelum berobat. DM : Alhamdulillah, oke kalau begitu bu..terimakasih telah bersedia ditanya- tanya.. teraturki minum obatta ya bu.. jangan ki terlalu banyak pikiran bu P : iya dok..terimakasih
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1) Penampilan Tampak seorang wanita perawakan sedang, berambut hitam sebahu dan lurus memakai baju kaos hitam dan celana jeans, wajah sesuai dengan umur. Kulit sawo matang, perawatan diri baik. 2) Kesadaran GCS 15, dengan kualitas baik 3) Perilaku dan aktivitas psikomotor Pasien duduk tenang saat wawancara 4) Sikap terhadap pemeriksa kooperatif B. Keadaan Afektif 1) Mood : Cemas 2) Afek : Apropriate 3) Keserasian : Serasi 4) Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) 1) Taraf pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan 2) Orientasi : a. Waktu : Baik b. Tempat : Baik c. Orang : Baik 3) Daya ingat : a. Jangka panjang : Baik b. Jangka sedang : Baik c. Jangka Pendek : Baik d. Jangka Segera : Baik 4) Konsentrasi dan perhatian : Baik 5) Bakat Kreatif : Memasak 6) Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi : 1) Halusinasi : Tidak ada 2) Ilusi : Tidak ada 3) Depersonalisasi : Tidak ada 4) Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran 1) Bentuk pikiran : Tidak terganggu 2) Arus pikiran : Relevan 3) Isi pikiran : Tidak terganggu
F. Pengendalian Impuls : Cukup
G. Daya Nilai dan Tilikan 1) Norma sosial : Tidak terganggu 2) Uji daya nilai : Tidak terganggu 3) Penilaian realita : Tidak terganggu 4) Tilikan : Derajat 6 (Merasa dirinya jiwanya terganggu dan perlu pengobatan) H. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS A. Status Internus : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 82x/I, Pernapasan : 20x/I, Suhu : 37 0 c, Jantung : DBN, Paru-paru : DBN. B. Status Neurologis : GCS (E4M6V5), Pupil : Bulat (isokor) ukuran 2 mm, reflex cahaya langsung (+/+), tanda rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig sign (-), fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien wanita umur 31 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan cemas yang dialami sudah 6 bulan lamanya. Pasien merasa cemas disertai gejala sulit tidur hampir setiap hari sejak muncul kecemasan. Pasien juga merasa cemas dan takut, jika perasaan ini muncul pasien merasakan jantungnya berdebar-debar kencang, keringat dingin, serta leher pasien terasa tegang. Pasien mengalami kecemasan hampir setiap saat dan setiap hari terlebih jika melihat suaminya mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku memiliki masalah dengan suaminya, mereka selalu bertengkar setelah suaminya mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien mengatakan sering bertengkar dengan tentang tuntutan masalah ekonomi. Pasien mengaku bahwa kebiasannya yang sering cemas dan susah tidur itu dirasakan tanpa diketahui penyebabnya tetapi keluhannya itu terlebih dirasakan bila setelah bertengkar dengan suaminya. Pasien menyangkal tidak pernah mendengar bisikan-bisikan ditelinganya dan melihat bayangan yang membuatnya merasa ketakutan.
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga tidak ada, pasien sudah berobat ke dokter jiwa sudah -/+ 6 bulan lamanya, pasien merasakan selama berobat masalah kecemasan dan susah tidurnya sudah lebih baikan dibanding sebelum dia berobat. Berdasarkan pemeriksaan status mental didapatkan, Tampak seorang wanita perawakan sedang, berambut hitam sebahu dan lurus memakai baju kaos hitam dan celana jeans, wajah sesuai dengan umur. Kulit sawo matang, perawatan diri baik. Mood pasien cemas, afek pasien appropriate, keserasian serasi, empati dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual baik, tidak terdapat gangguan persepsi. Bentuk pikir tidak terganggu, arus pikiran relevan, tidak terdapat gangguan isi fikir. Pengendalian impuls cukup, norma sosial tidak terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, penilaian realita tidak terganggu dan tilikan derajat 6 (Merasa dirinya jiwanya terganggu dan perlu pengobatan).
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III) Aksis I : Berdasarkan autoanamnesis didapatkan gejala utama pasien yaitu sering merasa cemas. Keadaan ini menimbulkan distress (penderitaan) bagi pasien, sehingga disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental, tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita, sehingga pasien didiagnosis mengalami Gangguan J iwa non-psikotik. Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien selalu atau hampir setiap hari merasakan kecemasan yang sudah dirasakan 6 bualn lamanya dimana pasien biasanya tidak tahu sebab ketakutannya akan tetapi terlebih pasien merasa takut jika bertengkar sama suaminya (free floating atau mengmbang), selain itu juga didapatkan pasien sering merasa jantungnya berdebar kencang, sulit tidur, keringat dingin, tegang leher belakang, oleh karena itu pasien didiagnosis sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1).
Aksis II : Gangguan kepribadian cemas ( F60.6) pasien merasa cemas dan takut yang mendalam secara terus-menerus sejak mengalami masalah keluarga. Aksis III : Tidak ada (none). Aksis IV : Masalah keluaraga Aksis V : GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
VII. PROGNOSIS DUBIA Ad BONAM - Faktor pendukung : o Ada dukungan dari keluarga untuk sembuh
- Faktor Penghambat : o Stressor yang jelas o Usia pasien diatas 30 tahun o Masalah ekonomi dikarenakan pasien adalah seorang IRT dan suami hanya seorang wiraswasta dengan anak-anak yang sekolah.
VIII. RENCANA TERAPI Psikofarmaka : Diazepam 2 x 5 mg/hari Terapi Suportif : 1. Ventilasi Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dankeluhan sehingga pasien merasa lega. 2. Konselinng Memberi pengertian kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan keluarga dapat memberikan dukungan terhadap pasien.
Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien dan orang-orang disekitarnya tentang gangguan yang diderita pasien sehingga tercipta dukungan social dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien. IX. FOLLOW UP Memantau keadaan pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi serta memantau efek samping obat.
X. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan merupakan emosi yang meningkatkan fungsi otonom sehingga badan lebih peka terhadap stimulus dari luar. Namun pada individu tertentu, terdapat rasa takut dan kecemasan yang berlebihan sehingga tubuh tidak mampu melakukan kompensasi karena fungsi tubuh yang terganggu. Gangguan anxietas berlaku apabila terjadinya hiperaktivitas dari fungsi-fungsi otonom, rasa seperti di ujung tanduk dan motorik yang tegang. Gejala-gejala gangguan anxietas yaitu kecemasan, hiperaktivitas otonom seperti keringat dingin, nyeri magh, dan jantung berdebar kencang, ketegangan motorik seperti sakit kepala, gelisah, dan susah tidur. Gejala ini muncul setiap hari dan sudah berlangsung lama, tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (free floating atau mengambang), dimana gejala ini mirip dan sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien ini, shingga bisa dikatakan bahwa pasien dengan gejala ini dikatagorikan sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) yang berdasarkan dengan criteria PPDGJ-III Pada pasien ini, terapi yang diberikan adalah diazepam, amitriptylin, dan ranitidin. Diazepam dipakai karena selain efektif untuk anxietas dan mekanisme kerjanya yang lebih cepat, obat ini juga memiliki komponen efek antidepresi. Diazepam merupakan potensial inhibisi gama-aminobutirat mediator (GABA) yang memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedative, muscle relaksasi, dan amnestik.