Anda di halaman 1dari 19

XEROFTALMIA

2 11 2009
Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada
anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Penebab
!aktor ang men"adi penebab tinggina kasus Xeroftalmia di #ndonesia adalah$
% &onsumsi makanan ang kurang ' tidak mengandung (ukup )itamin A atau
pro vitamin A untuk "angka *aktu lama
% Bai tidak mendapatkan A+# ,ksklusif
% -angguan penerapan vitamin A
% .inggina angka infeksi pada anak /gastroenteritis ' diare0
-ambaran &linis
1. -e"ala 1eversible $
% buta sen"a /2emeralopia0
% 3erosis kon"ungtiva $ aitu kon"ungtiva ang kering, menebal,
berkeriput, dan keruh karena banak ber(ak
pigmen
% 3erosis kornea $ kon"ungtiva kornea ang kering, menebal,
berkeriput dan keruh karena banak ber(ak
pigmen
% ber(ak Bitot $ ben"olan berupa endapan kering dan berbusa
ang ber*arna abu%keperakan berisi sisa%sisa
epitel kon"ungtiva ang rusak.
2. -e"ala irreversible $ ulserasi kornea dan sikatriks /s(ar0
4iagnosis
4iagnosis ditegakkan berdasarkan ge"ala dan hasil pemeriksaan mata.
Penatalaksanaan
% Berikan 200.000 #5 )itamin A se(ara oral atau 100.000 #5 )itamin A in"eksi
% 2ari berikutna, berikan 200.000 #5 )itamin A se(ara oral
% 1 6 2 minggu berikutna, berikan 200.000 #5 )itamin A se(ara oral
% 7bati penakit infeksi ang menertai
% 7bati kelainan mata, bila ter"adi
% Perbaiki status gizi
dalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin a/&)A0
&ata 3eroftalmia berarti mata kering,karena ter"adi kekeringan pada selaput
lendir/kon"untiva0dan selaput bening/kornea0 mata.
Tanda-tanda mata sehat:
1. kornea/selaput bening0benar%benar bening
2. bagian putih mata bnar%benar putih
8. pupil/oran%orangan mata0benar%benar hitam
9. kelopak mata dapat membuka dan menutuo dengan baik
:. bulu mata teratur dan mengarah keluar
siapa yang lebih berisiko menderita xerotalmia:
1. bai berat lahir rendah/BB;10 berat lahir <2,: kg
2. anak ang tidak mendapat asi eksklusif dan tidak diberi asi selama 2 tahun
8. anak tidak mendapat =P%A+# ang (ukup
9. anak kurang gizi atau di ba*ah garis merah/B=-0 pada &=+
:. anak ang menderita penakit infeksi/(ampak,diare<.B>,pnenomia0dan ke(a(ingan
?. anak ang tinggal didaerah pengungsian
@. anak ang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan nimunisasi
A. anak ang kurang atau "arang makan,makanan sumber vitamin A
!elompok "m"r yang dapat menderita xerotalmia adalah:
B Bai usia ?%11 bulan
B Anak balita usia 12%:9 bulan/1%: tahun0
Devisiensi Vitamin A (Xeroftalmia)
DEVISIENSI VITAMIN A: XEROFTALMIA
1. DEFINISI
Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurang vitamin A. Sebelum terdeteksi
menderita xeropthalmia biasan!a penderita akan mengalami buta sen"a. #e"ala
xeropthalmia terlihat pada kekeringan pada selaput lendir $kon"ungtiva% dan selaput
bening $kornea% mata. &ekeringan berlarut'larut men!ebabkan kon"ungtiva
menebal berlipat'lipat dan berkerut. Selan"utn!a pada kon"ungtiva akan tampak
ber(ak putih seperti busa sabun $ber(ak )itot%. Selan"utn!a kornea akan melunak
dan ter"adi luka $tukak kornea%. *ika kornea telah putih atau bola mata mengempis
ter"adi kebutaan permanen !ang tak bisa dipulihkan lagi.
+. E,I-.-#I
Faktor !ang men"adi pen!ebab tinggin!a kasus Xeroftalmia di Indonesia adalah/
a. &onsumsi makanan !ang tidak mengandung (ukup vitamin A atau pro'vitamin A
untuk "angka 0aktu !ang lama.
b. )a!i tidak diberikan ASI Eksklusif
(. 1enu tidak seimbang $kurang mengandung lemak protein seng23n atau 4at gi4i
lainn!a% !ang diperlukan untuk pen!erapan vitamin A dan penggunaan vitamin A
dalam tubuh
d. Adan!a gangguan pen!erapan vitamin A atau pro'vitamin A seperti pada pen!akit'
pen!akit antara lain pen!akit pan(reas diare kronik &E5 dan lain'lain sehingga
kebutuhan vitamin A meningkat.
e. Adan!a kerusakan hati seperti pada k0ashiorkor dan hepatitis kronik
men!ebabkan gangguan pembentukan 6)5 $6etinol )inding 5rotein% dan pre'
albumin !ang penting untuk pen!erapan vitamin A.
f. ,inggin!a angka infeksi pada anak $gastroenteritis2diare%
7. 5A,-FISI-.-#I
,er"adin!a de8siensi vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam hubungan
!ang komplek seperti haln!a dengan masalah &&5. 1akanan !ang rendah dalam
vitamin A biasan!a "uga rendah dalam protein lemak dan hubungann!a antar hal'
hal ini merupakan faktor penting dalam ter"adin!a de8siensi vitamin A.
9itamin A merupakan :bod! regulators; dan berhubungan erat dengan proses'
proses metabolisme. Se(ara umum fungsi tersebut dapat dibagi dua $i% <ang
berhubungan dengan penglihatan dan $ii% <ang tidak berhubungan dengan
penglihatan. Fungsi !ang berhubungan dengan penglihatan di"elaskan melalui
mekanisme 6ods !ang ada di retina !ang sensitif terhadap (aha!a dengan
intensitas !ang rendah sedang =ones untuk (aha!a dengan intensitas !ang tinggi
dan untuk menangkap (aha!a ber0arna. 5igment !ang sensitif terhadap (aha!a
dari 6ods disebut sebagai 6hodopsin !ang merupakan kombinasi dari 6etinal dan
protein opsin.
Ada dua ma(am sel reseptor pada retina !aitu sel keru(ut $sel konus% dan sel
batang $sel basilus%. Sel konus berisi pigmen lemba!ung dan sel batang berisi
pigmen ungu. &edua ma(am pigmen akan terurai bila terkena sinar terutama
pigmen ungu !ang terdapat pada sel batang. -leh karena itu pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang !aitu untuk membedakan 0arna makin ke
tengah maka "umlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
han!a ada sel konus sa"a.
5igmen ungu !ang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin !aitu suatu sen!a0a
protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar misaln!a sinar matahari maka
rodopsin akan terurai men"adi protein dan vitamin A. 5embentukan kembali pigmen
ter"adi dalam keadaan gelap. >ntuk pembentukan kembali memerlukan 0aktu !ang
disebut adaptasi gelap $disebut "uga adaptasi rodopsin%. 5ada 0aktu adaptasi mata
sulit untuk melihat. 5igmen lemba!ung dari sel konus merupakan sen!a0a iodopsin
!ang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga ma(am sel konus
!aitu sel !ang peka terhadap 0arna merah hi"au dan biru. Dengan ketiga ma(am
sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum 0arna. &erusakan salah satu
sel konus akan men!ebabkan buta 0arna.
5erubahan dari rhodopsin ke retinene ter"adi pada proses penglihatan/ Disini
mungkin rhodopsin han!a salah satu dari struktur protein !ang akan men"adi stabil
setelah dikombinasi dengan vitamin A.
Efek lain dari vitamin A pada penglihatan !ang berpengaruh se(ara tidak langsung
ialah pada epitel kornea dan kon"ungtiva. 5ada keadaan de8siensi epitel men"adi
kering dan ter"adi keratinisasi seperti tampak pada gambaran Xerophthalmia.
Xeroftalmia merupakan mata kering !ang ter"adi pada selaput lendir $kon"ungtiva%
dan kornea $selaput bening% mata. Xeroftalmia !ang tidak segera diobati dapat
men!ebabkan kebutaan. Xeroftalmia ter"adi akibat kurangn!a konsumsi vitamin A
pada ba!i anak'anak ibu hamil dan men!usui.
5atogenesis xeroftalmia ter"adi se(ara bertahap?
1. )uta sen"a $XN%
Disebut "uga rabun sen"a. Fungsi fotoreseptor menurun. ,idak ter"adi kelainan pada
mata $mata terlihat normal% namun penglihatan men"adi menurun saat sen"a tiba
atau tidak dapat melihat di dalam lingkungan !ang kurang (aha!a. >ntuk
mengetahui keadaan ini penderita sering membentur atau menabrak benda !ang
berada di depann!a. *ika penderita adalah anak !ang belum dapat ber"alan agak
susah mendeteksin!a. )iasan!a anak akan diam memo"ok dan tidak melihat benda
di depann!a. Dengan pemberian kapsul vitamin A maka pengelihatan akan dapat
membaik selama + hingga @ hari. Namun "ika dibiarkan maka akan berkembang ke
tahap selan"utn!a.
+. Xerosis kon"ungtiva $X1A%
Selaput lendir atau bagian putih bola mata tampak kering keriput dan
berpigmentasi pada permukaan sehingga terlihat kasar dan kusam. 1ata akan
tampak kering atau berubah men"adi ke(oklatan.
7. Xerosis kon"ungtiva dan ber(ak bitot $X1)%
X1) merupakan tanda'tanda X1A ditambah dengan ber(ak seperti busa sabun atau
ke"u terutama di daerah (elah mata sisi luar. 1ata penderita umumn!a tampak
bersisik atau timbul busa. Dalam keadaan berat tampak kekeringan meliputi
seluruh permukaan kon"ungtiva $bagian putih mata% kon"ungtiva tampak menebal
berlipat'lipat dan berkerut. Dengan pemberian vitamin A !ang baik dan
pengobatan !ang benar ber(ak akan membaik selama + hingga 7 hari dan
kelainan mata akan menghilang dalam 0aktu + minggu.
@. Xerosis kornea $X+%
&ekeringan pada kon"ungtiva berlan"ut hingga kornea $bagian hitam mata% sehingga
tampak kering dan suram serta permukaan kornea tampak kasar. >mumn!a ter"adi
pada anak !ang bergi4i buruk menderita pen!akit (ampak IS5A diare dan
sebagain!a. 5emberian vitamin A !ang benar akan membuat kornea membaik
setelah + hingga A hari dan kelainan mata akan sembuh selama + hingga 7
minggu.
A. &eratomalasia dan ulserasi kornea $X7A2 X7)%
&ornea melunak seperti bubur dan ter"adi ulkus kornea atau perlukaan. ,ahap X7A
bila kelainan mengenai kurang dari 127 permukaan kornea. ,ahap X7) bila kelainan
mengenai sama atau lebih dari 127 permukaan kornea. &eadaan umum penderita
sangatlah buruk. 5ada tahap ini dapat ter"adi perforasi kornea $pe(ahn!a kornea%.
)ila penderita telah ditemukan pada tahap ini maka akan ter"adi kebutaan !ang
tidak dapat disembuhkan.
B. Xeroftalmia S(ars $XS%
Disebut "uga "aringan kornea. &ornea mata tampak memutih atau bola mata tampak
mengempis. *ika penderita ditemukan pada tahap ini maka kebutaan tidak dapat
disembuhkan.
5emenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan
keberlangsungan hidup se(ara normal. &ebutuhan tubuh akan vitamin A untuk
orang indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Cid!akar!a Nasional 5angan
dan #i4i $1DDE% dengan mempertimbangkan faktor'faktor khas dari keadaan tubuh
orang Indonesia
@. 1ANIFES,ASI &.INIS
#e"ala klinis &9A pada mata akan timbul bila tubuh mengalami &9A !ang telah
berlangsung lama. #e"ala tersebut akan lebih (epat timbul bila anak menderita
pen!akit (ampak diare IS5A dan pen!akit infeksi lainn!a.
Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifkasi WHO/USAID
UNI!"/HKI/ IVA#$ %&&' se(agai (erikut )
XN : buta sen"a $hemeralopia n!(talopia%
XIA : xerosis kon"ungtiva
XIB : xerosis kon"ungtiva disertai ber(ak bitot
X : xerosis kornea
X!A : keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 127 permukaan kornea.
X!B : keratomalasia atau ulserasi sama atau lebih dari 127 permukaan kornea
XS : "aringan parut kornea $sikatriks2s(ar%
XF : fundus xeroftalmia dengan gambaran seperti F(endolG.
XN" XIA" XIB" X biasan!a dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan
!ang baik. 5ada stadium X merupakan keadaan ga0at darurat !ang harus segera
diobati karena dalam beberapa hari bias berubah men"adi X!#
X!A dan X!B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan (a(at !ang
bahkan dapat men!ebabkan kebutaan total bila lesi $kelainan% pada kornea (ukup
luas sehingga menutupi seluruh kornea $*pti+ ,*ne +*rnea%.
a# B$ta sen%a & Ra'$n Sen%a & Ra'$n A(am& XN
Tanda-tanda )
)uta sen"a ter"adi akibat gangguan pada sel batang retina.
5ada keadaan ringan sel batang retina sulit beradaptasi di ruang !ang remang'
remang setelah lama berada di (aha!a terang
5englihatan menurun pada sen"a hari dimana penderita tak dapat melihat di
lingkungan !ang kurang (aha!a sehingga disebut buta sen"a.
Untuk mendeteksi apaka- anak menderita (uta senja dengan +ara )
a) )ila anak sudah dapat ber"alan anak tersebut akan membentur2 menabrak benda
didepann!a karena tidak dapat melihat.
') )ila anak belum dapat ber"alan agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta
sen"a. Dalam keadaan ini biasan!a anak diam memo"ok bila di dudukkan ditempat
kurang (aha!a karena tidak dapat melihat benda atau makanan didepann!a.
'# Xerosis )on%$n*tiva & XIA
Tanda-tanda )
Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering
berkeriput dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
-rang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah 0arna
ke(oklatan.
+# Xerosis )on%$n*tiva ,an 'er+a) 'itot & X-B#
Tanda-tanda )
,anda'tanda xerosis ko"ungtiva $X1A% ditambah ber(ak bitot !aitu ber(ak putih
seperti busa sabun atau ke"u terutama di daerah (elah mata sisi luar.
)er(ak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel !ang merupakan tanda
khas pada penderita xeroftalmia sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan
prevalensi kurang vitamin A dalam mas!arakat.
Dalam keadaan (erat )
,ampak kekeringan meliputi seluruh permukaan kon"ungtiva.
&on"ungtiva tampak menebal berlipat'lipat dan berkerut.
-rang tua mengeluh mata anakn!a tampak bersisik
,# Xerosis )ornea & X
Tanda-tanda )
&ekeringan pada kon"ungtiva berlan"ut sampai kornea.
&ornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.
&eadaan umum anak biasan!a buruk $gi4i buruk dan menderita pen!akit infeksi
dan sistemik lain%
e# .eratomalasia ,an $l+$s )ornea & X!A" X!B
Tanda-tanda )
&ornea melunak seperti bubur dan dapat ter"adi ulkus.
,ahap X7A / bila kelainan mengenai kurang dari 127 permukaan kornea.
,ahap X7) / )ila kelainan mengenai semua atau lebih dari 127 permukaan kornea.
&eadaan umum penderita sangat buruk.
5ada tahap ini dapat ter"adi perforasi kornea $kornea pe(ah%
&eratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir dengan perforasi dan prolaps
"aringan isi bola mata dan membentuk (a(at tetap !ang dapat men!ebabkan
kebutaan. &eadaan umum !ang (epat memburuk dapat mengakibatkan
keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus melalui tahap'tahap a0al xeroftalmia.
f# Xeroftalmia s+ar (XS) & si)atri)s (%arin*an /ar$t) )ornea
&ornea mata tampak men"adi putih atau bola mata tampak menge(il. )ila luka pada
kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau "aringan parut.
5enderita men"adi buta !ang sudah tidak dapat disembuhkan 0alaupun dengan
operasi (angkok kornea.
*# Xeroftalmia F$n,$s (XF)
Dengan opthalmos(ope pada fundus tampak gambar seperti (endol
A. FA&,-6 <AN# 1E15EN#A6>HI XE6-F,A.1IA
a. Faktor Sosial buda!a dan lingkungan dan pela!anan kesehatan
a% &etersediaan pangan sumber vitamin A
b% 5ola makan dan (ara makan
(% Adan!a pa(eklik atau ra0an pangan
d% Adan!a tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu terutama !ang
merupakan sumber 9it A.
e% =akupan imunisasi angka kesakitan dan angka kematian karena pen!akit (ampak
dan diare
f% Sarana pela!anan kesehatan !ang sulit di"angkau
g% &urang tersedian!a air bersih dan sanitasi lingkungan !ang kurang sehat
h% &eadaan darurat antara lain ben(ana alam perang dan kerusuhan
b. Faktor &eluarga
a. 5endidikan
5endidikan orang tua !ang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan anakn!a
menderita &9A karena pendidikan !ang rendah biasan!a disertai dengan keadaan
sosial ekonomi dan pengetahuan gi4i !ang kurang.
b. 5enghasilan
5enghasilan keluarga !ang rendah akan lebih berisiko mengalami &9A Calaupun
demikian besarn!a penghasilan keluarga tidak men"amin anakn!a tidak mengalami
&9A karena harus diimbangi dengan pengetahuan gi4i !ang (ukup sehingga dapat
memberikan makanan ka!a vitamin A.
(. *umlah anak dalam keluarga
Semakin ban!ak anak semakin kurang perhatian orang tua dalam mengasuh
anakn!a.
d. 5ola asuh anak.
&urangn!a perhatian keluarga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
seperti pasangan suami istri $pasutri% !ang beker"a dan per(eraian.
(. Faktor individu
a% Anak dengan )erat )adan .ahir 6endah $)) I +A kg%.
b% Anak !ang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia + tahun.
(% Anak !ang tidak mendapat 15'ASI !ang (ukup baik kualitas maupun kuantitas
d% Anak kurang gi4i atau diba0ah garis merah $)#1% dalam &1S.
e% Anak !ang menderita pen!akit infeksi $(ampak diare ,uberkulosis $,)=% Infeksi
Saluran 5ernafasan Akut $IS5A% pneumonia dan ke(a(ingan.
f% Frekuensi kun"ungan ke pos!andu puskesmas2pela!anan kesehatan $untuk
mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi%.
B. 5ENA,A.A&SANAAN
a. 5en(egahan Xeroftalmia
5rinsip dasar untuk men(egah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A
!ang (ukup untuk tubuh serta men(egah pen!akit infeksi terutama diare dan
(ampak. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan se(ara umum.
)erikut beberapa langkah untuk men(egah Xeroftalmia/
1. 1engenal tanda'tanda kelainan se(ara dini
+. )agi !ang memiliki ba!i dan anak disarankan untuk mengkonsumsi vitamin A dosis
tinggi se(ara periodik !ang didapatkan umumn!a pada 5os!andu terdekat.
7. Segera mengobati pen!akit pen!ebab atau pen!erta
@. 1eningkatkan status gi4i mengobati gi4i buruk
A. 1emberikan ASI Eksklusif
B. Ibu nifas mengkonsumsi vitamin A $I7J hari% +JJ.JJJ SI
K. 1elakukan Imunisasi dasar pada setiap ba!i
b. 5engobatan
a. 5engobatan xeroftalmia adalah sebagai berikut?
b. )erikan +JJ.JJJ I> 9itamin A se(ara oral atau 1JJ.JJJ I> 9itamin A in"eksi.
Hari berikutn!a berikan +JJ.JJJ I> 9itamin A se(ara oral
(. 1 L + minggu berikutn!a berikan +JJ.JJJ I> 9itamin A se(ara oral
d. -bati pen!akit infeksi !ang men!ertai
e. -bati kelainan mata bila ter"adi
f. 5erbaiki status gi4i
K. 5E1E6I&SAAN 5EN>N*AN#
5emeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnose kekurangan vitamin
A bila se(ara klinis tidak ditemukan tanda'tanda khas &9A namun hasil
pemeriksaan lain menun"ukkan bah0a anak tersebut risiko tinggi untuk menderita
&9A.
5eneriksaan !ang dian"urkan adalah pemeriksaan serum retinol. )ila ditemukan
serum retinol I +J ug2dl berarti anak tersebut menderita &9A sub klinis.
5emeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan untuk mengetahui pen!akit lain !ang
dapat memperparah seperti pada /
pemeriksaan darah malaria
pemeriksaan darah lengkap
pemeriksaan fungsi hati
pemeriksaan radiologi untuk mengetahui apakah ada pneumonia atau ,)=
pemeriksaan tin"a untuk mengetahui apakah ada infeksi (a(ing serta
pemeriksaan darah !ang diperlukan untuk diagnosa pen!akit pen!erta.
5emeriksaan laboratorium dapat dilakukan di 5uskesmas 6umah Sakit2.abkesda
atau )&11 sesuai dengan ketersediaan sarana laboratorium.
AS>HAN &E5E6ACA,AN/ XE6-F,A.1IA
1. 5EN#&A*IAN
a. )iodata 5asien
a% Identitas 5asien
Nama anak
>mur anak
*enis kelamin
*umlah anak dalam keluarga
*umlah anak balita dalam keluarga
Anak ke berapa
)erat .ahir / Normal2)).6
>mur pasien bisa menun"ukkan tahap perkembangan pasien baik se(ara 8sik
maupun psikologis biasan!a xeropthalmia akan men!erang pada kelompok umur
ba!i usia B L 11 bulan dan balita pada usia 1 L A tahun
*enis kelamin dan peker"aan perlu dika"i untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhn!a terhadap ter"adin!a masalah2pen!akit ,ingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahn!a2pen!akitn!a
biasn!a tingkat pengetahuan !ang rendah akan mempengaruhi resiko ter"adin!a
pen!akit.
)iasan!a xeropthalmia ter"adi pada daerah pengungsian dan derah !ang kurang
kandungan vitamin A n!a biasn!a daerah !ang kekeringan.
b% Identitas 5enanggung *a0ab
Nama a!ah2ibu
Alamat2tempat tinggal
5endidikan
5eker"aan
Status 5erka0inan
b. &eluhan 5asien
a% &eluhan >tama
5asien akan mengeluh biasan!a penglihatn rabun atau Ibu mengeluh anakn!a tidak
bisa melihat pada sore hari $buta sen"a% atau ada kelainan pada matan!a. &adang'
kadang keluhan utama tidak berhubungan dengan kelainan pada mata seperti
demam.
b% &eluhan ,ambahan
,an!akan keluhan lain pada mata tersebut dan kapan ter"adin!aM
>pa!a apa !ang telah dilakukan untuk pengobatann!a M
(. 6i0a!at pen!akit !ang diderita sebelumn!a
Apakah pernah menderita =ampak dalam 0aktu I 7 bulan M
Apakah anak sering menderita diare dan atau IS5A M
Apakah anak pernah menderita 5neumonia M
Apakah anak pernah menderita infeksi (a(ingan M
Apakah anak pernah menderita ,uberkulosis M
d. 6i0a!at kesehatan keluarga
&eluarga ada !ang menderita pen!akit !ang sama atau pen!akit !ang lainn!a.
e. 6i0a!at imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain/ )=#
5-.I- III III? D5, I II III? dan (ampak.
f. 6i0a!at pola makan anak
Apakah anak mendapatkan ASI eksklusif selama B bulanM
Apakah anak mendapatkan 15'ASI setelah umur B bulan M
)agaimana (ara memberikan makan kepada anak / Sendiri 2 Disuapi.
g. Aktivitas2istirahat
#e"ala/ perubahan aktivitas biasan!a2hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan khususn!a pada sen"a hari.
h. Neurosensori
#e"ala/ gangguan penglihatan $kabur2tidak "elas% khuisusn!a pada sore hari kesulitan
memfokuskan ker"a dengan dekat perubahan respons biasan!a terhadap
rangsangan.
,anda/ kekeringan pada kon"ungtiva bulbi
)agian mata putih timbul ber(ak seperti buih sabun kering kusam tegang dan
keriput.
)agian mata hitam men"adi kering kusam keruh keriput dan timbul ber(ak !ang
mengganggu penglihatan.
i. N!eri2ken!amanan
#e"ala/ ketidakn!amanan ringan2mata kering sakit kepala
". Integritas Ego
#e"ala/ peningkatan kepekatan atau kegelisahan
,anda/ (emas marah depresi
&etidakmampuan untuk berkonsentrasi dalam membuat keputusan ketakuta dan
ragu'ragu.
k. Interaksi sosial
#e"ala/ perasaan isolasi2penolakan
5erasaan kesepian
&etidakamanan dalam situasi sosial
1enggambarkan kurang hubungan !ang berarti
,anda/ keinginan terhadap kontak lebih ban!ak dengan orang lain
&ontak mata buruk
l. 5emeriksaan diagnosti(
a. ,es adaptasi gelap
b. &adar vitamin A darah $kadar I+JJ mg2+JJ ml menun"ukkan kurang intake.
+. 5EN#E.-15-&AN DA,A
A. Data -b"ektif
&ekeringan pada kon"ungtiva bulbi
)agian mata putih tinbul ber(ak seperti buih sabun kering kusam tegang dan
keriput
)agian mata hitam men"adi kering kusam keruh keriput dan timbul ber(ak !ang
mrngganggu pengelihatan
5eningkatan kepekatanatau kegelisahan
Isolasi dan penolakan
&etidak inginan terhadap kontak lebih ban!ak dengan orang lain
&ontak mata buruk
). Data sub"ektif
&eluhanperubahan pengelihatan pada sen"a hari
5erubahan respon biasan!a terhadap rangsangan
,idak bisa memfokuskan ker"a dengan dekat
6idal suka mengkonsumsi sa!ur'sa!uran dan buah
&etik n!amanan ringan2mata kering
=emasmarah defresi ketakutan dan ragu'ragu
5erasaan kesepian
&etidak amanan dal?am situasi sosial
7. ANA.ISA DA,A
Data 5en!ebab 1asalah
DS/
'perubahan respon
biasan!a terhadap
rangsang
DS/
'menurunn!a
keta"aman2gangguan
pengelihatan
De8siensi vit.A
&ekeringan pada retina
InNus !ang masuk
tidak dapat ditangkap
denga4n baik oleh retina
dan di teruskan ke saraf
opti(
#angguan adaptasi
gelap
#anggguan sensori'
persepsi penglihatan
DS/
'mata hitam men"adi
kering kusam keriput
dan timbul br(ak !ang
mengganggu penglihatan
D-/
'keluhan perubahan
penglihatan pada sen"a
hari
Devisit vit.A
5erubahan penglihatan
pada sen"a hari
6esiko tinggi terhadap
(edera
DS/
'ketakutan
'ragi'ragu
D-/
'men!atakan masalah
tentang perubahan hidup
Devisit vit.A
ImNus !ang masuk
tidak dapat di tangkap
dengan baik oleh retina
dan diteruskan ke saraf
opti(

5erubahan penglihatan
pada sen"a hari
Ansietas
An(aman kehidupan
@. DIA#N-SA DAN IN,E69ENSI &E5E6ACA,AN
a% #angguan sensori'persepsi penglihatan
)erhubungan dengan/
' gangguan penerimaan sensori2status organ indra
' lingkungan se(ara terapeutik dibatasi
Ditandai dengan/
' menurunn!a keta"amangangguan penglihatan
' perubahan respons biasan!a terhadap rangsang
5laining
,u"uan/sensori'perseptual/penglihatan tidak mengalami perubahan dengan (riteria/
' meningkatn!a keta"aman penglihatan dalam batas situasi individu
' mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
' mengidenti8kasi2memperbaiki potensial baha!a dalm linkungan.
Intervensi atau tindakan/
1. &a"i keta"aman penglihatan
6asional/ untuk mengetahui keta"aman penglihatan klien dan member penglihatan
menurut ukuran !ang baku.
+. Dorong menegkspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan
kehilangan penglihatan.
6asional / sementara intervensi dini men(egah kebutaan psien menghadapi
kemungkinan kehilangan penglihatan sebagian atau total.meskipun kehilangan
penglihatan telah ter"adi tidak dapat diperbaiki meskipun dengan pengobatan
kehilangan lan"ut dapt di(egah.
7. .akukan tindakan untuk membantu klien menangani keterbatasan penglihatan.
=ontoh/ kurangi keka(auan atur perabot perbaiki sinar !ang suram dan masalah
penglihatan malam.
6asional/ menurunkan baha!a keamanan sehubungan dengan perubahan lapang
pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar
lingkungan.
@. &olaborasi
a. ,est adaptasi gelap
6asional / untuik mengetahui adan!a kelainan atau abnormalitas dari fungsi
penglihatan klien.
b. 5emeriksaan kadar vitamin A dalam darah.
6asional/ untuk mengetahui keadaan de8siensi keadaan vitamin A dalama darah
sebagai pemi(u ter"adin!a pen!akit xeroftalmia.
(. 5emberian obat sesuai indikasi /
5emberian vitamin A dalam dosis terapeutik !aitu vitamin A oral AJ.JJJ L KA.JJJ
I>2kg )) tidak lebih dari @JJ.JJJ 'AJJ.JJJ I>.
6asional / pemberian vitamin A dosis terapeutok dapat mengatasi gangguan
penglihatan tahap dini. Dengan memlberikan dosis vitamin se(ara teratur dapat
mengembalikan perubahan penglihatan pada mata.
5engobatan kelaina pada mata
o stadium I / tanpa pengobatan
o stadium II / berikan A)
o stadium III / berikan sulfa atropine JAO tetes mata pada anak atau SA @O pada
orang de0asa.
6asional/ mengembalikan ke fungsi penglihatan !ang baik dan men(egah
ter"adin!akomplikasi lebih lan"ut.
b% 6esiko tinggi terhadap (edera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
ditandai dengan/
' mata hitam men"adi kering kusam keruh keriput dan timbul ber(ak !ang
mengganggu penglihatan.
' keluhan 5A penglihatan pada sen"a hari
5lanning
,u"uan/ (edera tidak ter"adi
Dengan (riteria/
klien dapat mengidenti8kasi potensial baha!a dalam lingkungan.
Intervensi2tindakan
1. -rientasi klien dengan lingkungan sekitarn!a
6asional/ meningkatkan pengenalan terhadap lingkungann!a.
+. An"urkan keluarga untuk tidak memberikan mainan kepada klien !ang !ang mudah
pe(ah seperti ka(a dan benda'benda ta"am.
6asional/ menghindari pe(ahn!a alat mainan !ang dapat men(edera klien atas
benda ta"am !ang dapat melukai klien.
7. Arahkan semua alat mainan !ang dibutuhkan klien pada tempat !ang sentral dari
pandangan klien.
6ational/ memfakuskan lapang pandang dan menghindari (edera.
(% Ansietas berhubungan dengan/
Fa(tor 8siologis
5erubahan status kesehatan/ kemungkinan2ken!ataan
&ehilangan penglihatan
5lanning
,u"uan/ klien akan mengungkapkan bah0a ke(emasan sudah berkurang2hilang
Dengan (riteria/
' ,ampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
' 1enun"ukkan keterampilan peme(ahan masalah
' 1enggunakan sumber se(ara efektif
Intervensi2,indakan
1. &a"i tingkat ansietas timbuln!a ge"ala tiba'tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
6asional/ fa(tor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap an(aman diri potensial
siklus ansietas dan dapat mempengaruhi upa!a medi( untuk mengontrol terapi
!ang diberikan.
+. )erikan informaasi !ang akurat dan "u"ur. Diskusikan kemungkinan bah0a
penga0asan dan pengobatan dapat men(egah kehilangan penglihatan tambahan
6asional/ menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan2harapan !ang
akan dating dan berikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang
pengobatan.
7. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
6asional/ memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi n!ata
mengkelari8kasi salah konsepsi dan peme(ahan masalah.
@. Identi8kasi sumber2orang !ang menolong.
6asional/ meberikan ke!akinan bah0a pasien tidak sendiri dalam menghadapi
masalah.
A. I15.E1EN,ASI
Implementasi kepera0atan sesuai dengan intervensi.
B. E9A.>ASI
a. &eta"aman penglihatan klien dalam batas normal.
b. &lien dapat mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
(. &lien dapat memperbaiki potensial baha!a dalam lingkungan.
d. &lien dapat men!atakan pemahaman fa(tor !ang terlibat dalam kemungkinan
(edera.
e. &lien dapat 1en!atakan pemahaman kondisi atau proses pen!akit dan
pengobatan.
DAF,A6 5>S,A&A
Hasan6.+JJA. .uku Kulia- / Ilmu Kese-atan Anak. *akarta / )agian Ilmu &esehatan
Anak Fakultas >niversitas Indonesia.
Hida!at A4i4 Alimul A. +JJE. 0engantar Ilmu Kepera1atan Anak. *akarta / Salemba
1edika.
6anuh I.#.NDkk. +JJ1. .uku Imunisasi Di Ind*nesia. *akarta/ Satgas Imunisasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Cilkinson *udith 1. +JJB. .uku Saku Diagn*sa Kepera1atan Dengan Inter2ensi NI dan
Kriteria Hasil NO. *akarta / E#=.
Staf penga"ar ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran >I. 1DEA. .uku Kulia- Ilmu
Kese-atan Anak3 4akarta/ Infomedika

Anda mungkin juga menyukai