Anda di halaman 1dari 7

1

Transmisi Bawah Tanah


Terhadap Lingkungan Hidup

Oleh:
M. Ardi Fermanta
0719451040


ABSTRAK



PENDAHULUAN
Pengendalian sistim daya listrik bolak balik
(AC) telah dikenal sebagai hal yang kompleks.
Ini disebabkan oleh perubahan secara terus
menerus antara medan magnit dan medan
listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu
transmisi tidak hanya dipengaruhi oleh
keberadaan tahanan tetapi juga dari
induktansi dan kapasitansi di sepanjang
transmisi tersebut. Kombinasi dari ketiga hal
inilah yang dikenal dengan istilah impedansi.
Selain daripada itu, pada jaringan transmisi
listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung
transmisi dengan voltase fasa leading ke ujung
yang lain yang bervoltase fasa tertinggal
(lagging). Besarnya daya listrik yang mengalir
pada suatu transmisi akan bertambah dengan
semakin besarnya perbedaan sudut fasa
antara kedua voltase tersebut.
Konsekuensinya, penambahan aliran daya
listrik suatu transmisi dengan demikian dapat
dilakukan dengan tiga cara: menaikan voltase,
menambah selisih sudut antara dua ujung
transmisi atau dengan pengurangan
impedansi dari transmisi. Teknologi FACTS
inilah yang kemudian dikembangkan dengan
salah satu tujuan untuk menyediakan
peralatan yang fleksible dalam pengaturan
atau pengendalian ketiga parameter aliran
daya listrik tersebut. Dengan pengaturan dan
pengendalian yang fleksibel ini maka harapan
untuk memaksimalkan kapasitas transmisi
pada tingkat batas panas (thermal rating)
akan terwujud. Untuk menyadari pentingnya
batas panas ini, sebagai contoh di Amerika
Serikat, untuk transmisi daya listrik pada
jaringan transmisi 500kV biasanya diberi batas
beban (loading limit) sekitar 1000-2000MW
untuk pengoperasian yang aman, walaupun
batas panas (thermal rating) dari jaringan
transmisi itu sendiri bisa mencapai 3000MW.

2

Tujuan penulisan artikel ini adalah
1. Mengetahui dampak dari sebuah
transmisi bawah tanah jika tanpa
keamanan yang pasti.
2. Mengetahui apa saja yang digunakan
agar sebuah transmisi bawah tanah
dikatakan aman bagi kehidupan
makhluk hidup dan sekitarnya

Transmisi Bawah Tanah.
Sistem listrik dari saluran transmisi bawah
tanah dengan kabel banyak ragamnya.
Dahulu, sistemnya di jepang adalah sistem
tiga-fasa tiga kawat dengan netral yang
tidak ditanahkan. Sekarang, sistem
pembumiannya adalah dengan tahanan
tinggi atau dengan reactor kompensasi,
untuk mengkompensasikan arus pemuat
pada kabel guna menjamin bekerjanya rele
serta guna membatasi besarnya tegangan
lebih. Di Eropa sistem pembumian dengan
reactor banyak dipakai, sedang di Amerika
sistem pembumian langsung atau sistem
pembumian dengan tahanan yang kecil
banyak digunakan. Juga di Jepang
sekarang banyak terlihat sistem Amerika
yang terakhir itu dipakai, terutama untuk
saluran kabel diatas 66 kV. Dalam sistem
kelistrikan saluran transmisi merupakan
rantai penghubung antara pusat-pusat
pembangkit tenaga menuju pusat beban
malalui gardu induk transmisi dan
distribusi. Pada sistem saluran kabel
bawah tanah, penyaluran tenaga listrik
melalui kabel-kabel seperti kabel bawah
laut dengan berbagai macam isolasi
pelindungnya. Saluran kabel bawah tanah
ini dibuat untuk menghindar resiko bahaya
yang terjadi pada pemukiman padat
penduduk tanpa mengurangi keindahan
lingkungan.





Tabel 1. Spesifikasi Wi-Fi
Sumber : Ramadhan. 2008
Di banyak bagian dunia, frekuensi
yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna
tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin
dari pengatur lokal (misal, Komisi
Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a
menggunakan frekuensi yang lebih tinggi
dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih
sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam
pasaran AS sekarang ini (berdasarkan
dalam IEEE 802.11b /g) beroperasi pada
2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan
begitu mengijinkan operasi dalam 11
channel (masing-masing 5 MHz), berpusat
di frekuensi berikut:

Channel 1 - 2,412 MHz;
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi
merupakan salah satu varian teknologi
komunikasi dan informasi yang bekerja
pada jaringan dan perangkat WLAN
(Wireless Local Area Network). Dengan
kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek
dagang yang diberikan pabrikan kepada
perangkat telekomunikasi (internet) yang
bekerja di jaringan WLAN dan sudah
3

memenuhi kualitas kapasitas interoperasi
yang dipersyaratkan. Teknologi internet
berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan
sekelompok insinyur Amerika Serikat
yang bekerja pada Institute of Electrical
and Electronis Engineers (IEEE)
berdasarkan standar teknis perangkat
bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16.
Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya
mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi
juga di jaringan Wireless Metropolitan
Area Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar
teknis 802.11b diperuntukkan bagi
perangkat WLAN yang digunakan di
frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut
frekuensi ISM (Industrial, Scientific and
Medical). Sedang untuk perangkat yang
berstandar teknis 802.11a dan 802.16
diperuntukkan bagi perangkat WMAN
atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di
sekitar pita frekuensi 5 GHz.



Gambar 1. Contoh Penggunaan Wi-Fi
Sumber : Dendityo. 2008

Tingginya animo masyarakat
khususnya di kalangan komunitas Internet
menggunakan teknologi Wi-Fi
dikarenakan paling tidak dua faktor.
Pertama, kemudahan akses. Artinya, para
pengguna dalam satu area dapat
mengakses Internet secara bersamaan
tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin
melakukan surfing atau browsing berita
dan informasi di Internet, cukup membawa
PDA (pocket digital assistance) atau
laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat
dimana terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat
tersebut yang dibangun oleh operator
telekomunikasi, penyedia jasa Internet
bahkan orang perorangan dipicu faktor
kedua, yakni karena biaya
pembangunannya yang relatif murah atau
hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet
berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin
menggejala di berbagai belahan dunia,
telah mendorong Internet Service
Providers (ISP) membangun hotspot yang
di kota-kota besar dunia.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Efek radiasi Wi-fi
Menurut hasil temuan, tingkat
radiasi yang dipancarkan perlengkapan
Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich,
yang memiliki lebih dari seribu murid,
lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi
yang dipancarkan dari menara transmisi
operator telepon seluler umumnya.
Pengukuran menunjukkan kekuatan
sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu
tiga kali lebih kuat daripada intensitas
radiasi dari menara ponsel. Temuan ini
dianggap signifikan karena anak-anak
memiliki tengkorak yang lebih tipis
ketimbang orang dewasa dan masih
dalam tahap pertumbuhan. Pengujian
menunjukkan bahwa anak-anak
menyerap radiasi yang lebih banyak
daripada orang dewasa.
Di perkotaan Inggris, hotspot Wi-
Fi muncul bak jamur. Wi-Fi digunakan
pada 70 persen sekolah secondary dan
50 persen sekolah primer. Berbeda
dengan pengukuran tingkat radiasi di
sekolah Norwich itu jauh di bawah
ambang batas keamanan yang dibuat
pemerintah. Bahkan masih 600 kali di
bawah ambang batas. Tapi sebagian
4

ilmuwan menduga basis ambang batas
itu tidak benar. Para saintis juga
prihatin dengan tidak adanya penelitian
tentang dampak radiasi jaringan
nirkabel (Wi-Fi). Padahal untuk riset
serupa pada ponsel dan menara radio
ada ribuan.

Tabel NAB Gelombang Elektromagnetik

Sumber : KEP-51/MEN/1999

Sesuai dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor : KEP-
51/MEN/1999, bahwa nilai ambang
batas untuk gelombang elektromagnetik
adalah 10mW/cm2. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan terhadap
sinyal wi-fi didapat hanya
memancarkan sinyal elektromagnetik
sebesar 0,01mW/cm2. Sehingga
menurut nilai ambang batas yang
ditetapkan, bahwa gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh
wi-fi adalah tidak berbahaya bagi
manusia.
Meskipun sinyal elektromagnetik
yang dipancarkan wi-fi hanya 1/1000
dari nilai ambang batas yang
ditentukan, tetapi berdasarkan riset dari
para ilmuan ditemukan fakta yang lain
yaitu radiasi wi-fi dapat meningkatkan
resiko terjadinya autisme pada anak-
anak serta menimbulkan gejala-gejala
elektro sensitif pada orang dewasa.
Fakta tersebut didasarkan pada
beberapa penelitian yang ditemukan
oleh para ahli. Untuk kasus autisme
pada anak-anak didasarkan pada
penelitian sebagai berikut :
1) "Radiasi elektromagnetis dari Wi-
Fi kelihatannya menjebak unsur
tertentu dalam otak dan
menyebabkan gejala autisme pada
anak makin
meningkat," (Carlo. 2007).
2) Tekanan radiasi elektromagnetik
sebagai salah satu penyebab
meningkatnya kasus autisme dalam
dua dekade terakhir di AS (Mariea.
2007).
Sementara pengaruh negatif wi-fi
pada orang dewasa ditandai dengan
adanya efek elektro sensitif. Kasus
tersebut sesuai dengan penelitian
terhadap suatu kejadian di London yang
menimpa seorang wanita yang mengaku
merasakan pusing serta mual-mual bila
dekat dengan sumber sinyal wi-fi.
Setelah di konsultasikan ke dokter,
bahwa dia mengalami electrosensitive.
Bukan hanya terhadap wi-fi, tetapi juga
sumber-sumber yang mengeluarkan
sinyal elektromagnetik (Kristo. 2007).


2. Cara Mengurangi Efek Radiasi Wi-fi
Berikut ini ada beberapa cara yang
dianjurkan para ilmuwan untuk
mengurangi dampak negatif radiasi
gelombang elektromagnetik dari
perangkat wi-fi:
1) Mengurangi frekuensi pengaksesan
internet dengan menggunakan wi-
fi. Bila ingin browsing di internet
lebih baik menggunakan jaringan
LAN dengan kabel.
2) Bila melakukan browsing internet
dengan memanfaatkan Wi-fi,
diusahakan laptop atau komputer
jinjing jangan diletakkan diatas
pangkuan, karena akan
berpengaruh langsung pada organ
tubuh. Sebaiknya laptop diletakkan
di atas meja, sehingga tidak
5

bersentuhan langsung dengan
anggota tubuh.
3) Untuk anak-anak dianjurkan tidak
mengakses internet dengan
menggunakan layanan wi-fi dalam
waktu yang lama. Karena akan
mempengaruhi autisme pada anak
tersebut.


SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil
beberapa simpulan tentang wi-fi yaitu :
1. Gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh peralatan wi-fi
memang memiliki dampak negatif
seperti autisme pada anak-anak dan
gejala-gejala gangguan tidur, mual dan
nyeri terutama pada penderita elektro
sensitif.
2. Menurut Dr. Carlo dan Mariea,
gelombang yang dihasilkan oleh Wi-Fi
memberikan pengaruh terhadap autisme
anak. "Radiasi elektromagnetis dari Wi-
Fi kelihatannya menjebak unsur
tertentu dalam otak dan menyebabkan
gejala autisme pada anak makin
meningkat,".
3. Jika dilihat dari keputusan menteri
tenaga kerja nomor KEP-
51/MEN/1999, besarnya sinyal
elektromagnetik yang dihasilkan masih
jauh dibawah nilai ambang batas yang
ditentukan. Sehingga sinyal wi-fi masih
aman untuk tubuh manusia.




Saran
Dari pembahasan di atas dapat diambil
beberapa saran mengenai penggunaan wi-
fi yaitu :
1. Yang harus dilakukan adalah menjaga
jarak antara peletakan laptop yang
digunakan untuk akses Wi-Fi jauh dari
anggota badan. Minimal tidak
menyentuh anggota badan secara
langsung. Misalnya dengan meletakkan
laptop diatas meja. Sehingga ada jarak
antara laptop dan tubuh.
2. Mengurangi pengaksesan internet
dengan menggunakan perangkat wi-fi.
Terutama pada anak-anak, karena anak-
anak memiliki tengkorak yang lebih
tipis ketimbang orang dewasa dan
masih dalam tahap pertumbuhan.
Sehingga akan lebih banyak menyerap
radiasi dari perangkat wi-fi
dibandingkan dengan orang dewasa.













DAFTAR PUSTAKA
6

Dendityo. 2008. Pengaruh Wi-fi
Terhadap Otak. Dendityo Blog
Archieves, Volume 3, Edisi 5 Agustus
2008. www.dendityo.wordpress.com.
Diakses : 28 April 2010
Ramadhan,W. 2008. Pengertian Wi-fi.
Ancha akatsuki blog archieves, Volume
12, Edisi 19 Oktober 2008. www. om-
anca.blogspot.com. Diakses : 27 April
2010
Susrini, K. 2007. Radiasi Ponsel dan
Nirkabel lain. Detikinet Cyberlife,
Volume 1, Edisi 23 April 2007.
www.detikinet.com. Diakses: 28 April
2010
Kristo, FY. 2007. Radiasi Wi-fi Ganggu
Kesehatan. Detikinet Cyberlife, Volume
1, Edisi 12 September 2007.
www.detikinet.com. Diakses: 21 April
2010
Wardhana, W.A. 1996. Radioekologi.
Yogyakarta : Andi Offset

7

Anda mungkin juga menyukai