PENDAHULUAN Pengendalian sistim daya listrik bolak balik (AC) telah dikenal sebagai hal yang kompleks. Ini disebabkan oleh perubahan secara terus menerus antara medan magnit dan medan listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu transmisi tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan tahanan tetapi juga dari induktansi dan kapasitansi di sepanjang transmisi tersebut. Kombinasi dari ketiga hal inilah yang dikenal dengan istilah impedansi. Selain daripada itu, pada jaringan transmisi listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung transmisi dengan voltase fasa leading ke ujung yang lain yang bervoltase fasa tertinggal (lagging). Besarnya daya listrik yang mengalir pada suatu transmisi akan bertambah dengan semakin besarnya perbedaan sudut fasa antara kedua voltase tersebut. Konsekuensinya, penambahan aliran daya listrik suatu transmisi dengan demikian dapat dilakukan dengan tiga cara: menaikan voltase, menambah selisih sudut antara dua ujung transmisi atau dengan pengurangan impedansi dari transmisi. Teknologi FACTS inilah yang kemudian dikembangkan dengan salah satu tujuan untuk menyediakan peralatan yang fleksible dalam pengaturan atau pengendalian ketiga parameter aliran daya listrik tersebut. Dengan pengaturan dan pengendalian yang fleksibel ini maka harapan untuk memaksimalkan kapasitas transmisi pada tingkat batas panas (thermal rating) akan terwujud. Untuk menyadari pentingnya batas panas ini, sebagai contoh di Amerika Serikat, untuk transmisi daya listrik pada jaringan transmisi 500kV biasanya diberi batas beban (loading limit) sekitar 1000-2000MW untuk pengoperasian yang aman, walaupun batas panas (thermal rating) dari jaringan transmisi itu sendiri bisa mencapai 3000MW.
2
Tujuan penulisan artikel ini adalah 1. Mengetahui dampak dari sebuah transmisi bawah tanah jika tanpa keamanan yang pasti. 2. Mengetahui apa saja yang digunakan agar sebuah transmisi bawah tanah dikatakan aman bagi kehidupan makhluk hidup dan sekitarnya
Transmisi Bawah Tanah. Sistem listrik dari saluran transmisi bawah tanah dengan kabel banyak ragamnya. Dahulu, sistemnya di jepang adalah sistem tiga-fasa tiga kawat dengan netral yang tidak ditanahkan. Sekarang, sistem pembumiannya adalah dengan tahanan tinggi atau dengan reactor kompensasi, untuk mengkompensasikan arus pemuat pada kabel guna menjamin bekerjanya rele serta guna membatasi besarnya tegangan lebih. Di Eropa sistem pembumian dengan reactor banyak dipakai, sedang di Amerika sistem pembumian langsung atau sistem pembumian dengan tahanan yang kecil banyak digunakan. Juga di Jepang sekarang banyak terlihat sistem Amerika yang terakhir itu dipakai, terutama untuk saluran kabel diatas 66 kV. Dalam sistem kelistrikan saluran transmisi merupakan rantai penghubung antara pusat-pusat pembangkit tenaga menuju pusat beban malalui gardu induk transmisi dan distribusi. Pada sistem saluran kabel bawah tanah, penyaluran tenaga listrik melalui kabel-kabel seperti kabel bawah laut dengan berbagai macam isolasi pelindungnya. Saluran kabel bawah tanah ini dibuat untuk menghindar resiko bahaya yang terjadi pada pemukiman padat penduduk tanpa mengurangi keindahan lingkungan.
Tabel 1. Spesifikasi Wi-Fi Sumber : Ramadhan. 2008 Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b /g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (Wireless Local Area Network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah 3
memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan. Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN). Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific and Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Gambar 1. Contoh Penggunaan Wi-Fi Sumber : Dendityo. 2008
Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot. Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat. Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet Service Providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Efek radiasi Wi-fi Menurut hasil temuan, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa. Di perkotaan Inggris, hotspot Wi- Fi muncul bak jamur. Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah secondary dan 50 persen sekolah primer. Berbeda dengan pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich itu jauh di bawah ambang batas keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi sebagian 4
ilmuwan menduga basis ambang batas itu tidak benar. Para saintis juga prihatin dengan tidak adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi). Padahal untuk riset serupa pada ponsel dan menara radio ada ribuan.
Tabel NAB Gelombang Elektromagnetik
Sumber : KEP-51/MEN/1999
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51/MEN/1999, bahwa nilai ambang batas untuk gelombang elektromagnetik adalah 10mW/cm2. Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap sinyal wi-fi didapat hanya memancarkan sinyal elektromagnetik sebesar 0,01mW/cm2. Sehingga menurut nilai ambang batas yang ditetapkan, bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh wi-fi adalah tidak berbahaya bagi manusia. Meskipun sinyal elektromagnetik yang dipancarkan wi-fi hanya 1/1000 dari nilai ambang batas yang ditentukan, tetapi berdasarkan riset dari para ilmuan ditemukan fakta yang lain yaitu radiasi wi-fi dapat meningkatkan resiko terjadinya autisme pada anak- anak serta menimbulkan gejala-gejala elektro sensitif pada orang dewasa. Fakta tersebut didasarkan pada beberapa penelitian yang ditemukan oleh para ahli. Untuk kasus autisme pada anak-anak didasarkan pada penelitian sebagai berikut : 1) "Radiasi elektromagnetis dari Wi- Fi kelihatannya menjebak unsur tertentu dalam otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat," (Carlo. 2007). 2) Tekanan radiasi elektromagnetik sebagai salah satu penyebab meningkatnya kasus autisme dalam dua dekade terakhir di AS (Mariea. 2007). Sementara pengaruh negatif wi-fi pada orang dewasa ditandai dengan adanya efek elektro sensitif. Kasus tersebut sesuai dengan penelitian terhadap suatu kejadian di London yang menimpa seorang wanita yang mengaku merasakan pusing serta mual-mual bila dekat dengan sumber sinyal wi-fi. Setelah di konsultasikan ke dokter, bahwa dia mengalami electrosensitive. Bukan hanya terhadap wi-fi, tetapi juga sumber-sumber yang mengeluarkan sinyal elektromagnetik (Kristo. 2007).
2. Cara Mengurangi Efek Radiasi Wi-fi Berikut ini ada beberapa cara yang dianjurkan para ilmuwan untuk mengurangi dampak negatif radiasi gelombang elektromagnetik dari perangkat wi-fi: 1) Mengurangi frekuensi pengaksesan internet dengan menggunakan wi- fi. Bila ingin browsing di internet lebih baik menggunakan jaringan LAN dengan kabel. 2) Bila melakukan browsing internet dengan memanfaatkan Wi-fi, diusahakan laptop atau komputer jinjing jangan diletakkan diatas pangkuan, karena akan berpengaruh langsung pada organ tubuh. Sebaiknya laptop diletakkan di atas meja, sehingga tidak 5
bersentuhan langsung dengan anggota tubuh. 3) Untuk anak-anak dianjurkan tidak mengakses internet dengan menggunakan layanan wi-fi dalam waktu yang lama. Karena akan mempengaruhi autisme pada anak tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa simpulan tentang wi-fi yaitu : 1. Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh peralatan wi-fi memang memiliki dampak negatif seperti autisme pada anak-anak dan gejala-gejala gangguan tidur, mual dan nyeri terutama pada penderita elektro sensitif. 2. Menurut Dr. Carlo dan Mariea, gelombang yang dihasilkan oleh Wi-Fi memberikan pengaruh terhadap autisme anak. "Radiasi elektromagnetis dari Wi- Fi kelihatannya menjebak unsur tertentu dalam otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat,". 3. Jika dilihat dari keputusan menteri tenaga kerja nomor KEP- 51/MEN/1999, besarnya sinyal elektromagnetik yang dihasilkan masih jauh dibawah nilai ambang batas yang ditentukan. Sehingga sinyal wi-fi masih aman untuk tubuh manusia.
Saran Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa saran mengenai penggunaan wi- fi yaitu : 1. Yang harus dilakukan adalah menjaga jarak antara peletakan laptop yang digunakan untuk akses Wi-Fi jauh dari anggota badan. Minimal tidak menyentuh anggota badan secara langsung. Misalnya dengan meletakkan laptop diatas meja. Sehingga ada jarak antara laptop dan tubuh. 2. Mengurangi pengaksesan internet dengan menggunakan perangkat wi-fi. Terutama pada anak-anak, karena anak- anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Sehingga akan lebih banyak menyerap radiasi dari perangkat wi-fi dibandingkan dengan orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA 6
Dendityo. 2008. Pengaruh Wi-fi Terhadap Otak. Dendityo Blog Archieves, Volume 3, Edisi 5 Agustus 2008. www.dendityo.wordpress.com. Diakses : 28 April 2010 Ramadhan,W. 2008. Pengertian Wi-fi. Ancha akatsuki blog archieves, Volume 12, Edisi 19 Oktober 2008. www. om- anca.blogspot.com. Diakses : 27 April 2010 Susrini, K. 2007. Radiasi Ponsel dan Nirkabel lain. Detikinet Cyberlife, Volume 1, Edisi 23 April 2007. www.detikinet.com. Diakses: 28 April 2010 Kristo, FY. 2007. Radiasi Wi-fi Ganggu Kesehatan. Detikinet Cyberlife, Volume 1, Edisi 12 September 2007. www.detikinet.com. Diakses: 21 April 2010 Wardhana, W.A. 1996. Radioekologi. Yogyakarta : Andi Offset