Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

DIARE PERSISTEN
Disusun oleh :
Denuna Enjana
H1A007012
Pembimbing :
dr. Sukardi, Sp.A
DALAM RANGA MENGI!TI EPANITERAAN LINI
MAD"A #AGIAN$SMF ANA FA!LTAS ED%TERAN
!NI&ERSITAS MATARAM$RS!P NT#
MATARAM
201'
1
PENDAH!L!AN
Diare masih menjadi penyebab masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia balita (bayi dibawah lima tahun).
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian
besar kejadian tersebut di negara berkembang. ebagai gambaran 1!" kematian
anak di dunia disebabkan oleh diare. Di Indonesia, berdasarkan hasil #iskerdas
$%%! diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi terbanyak
yaitu &$" dibanding pneumonia ($&"). 'ntuk golongan usia 1(& tahun penyebab
kematian karena diare adalah sebesar $),$" dibanding pneumonia 1),)".
De*inisi diare adalah meningkatnya *rekuensi buang air besar (de*ekasi)
lebih dari tiga kali sehari dan berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau
bahkan +air. ,enurut etiologinya, diare dapat dibagi menjadi diare +air dan diare
berdarah, sedangkan bila ditinjau dari lamanya diare, diare dibagi menjadi diare
akut dan diare persisten.
Pada masa lalu, perhatian kita lebih ditujukan untuk mengurangi kematian
diare akut yaitu dengan promosi rehidrasi se+ara oral agar tidak terjadi dehidrasi
berat dan syok. aat ini, perhatian kita juga harus ditujukan pada penyakit diare
yang persisten. Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah
yang berlanjut sampai 1& hari atau lebih. Diare persisten merupakan penyebab
penting kematian pada anak di negara berkembang. -emudian karena diare
berhubungan dengan diare persisten yang semakin meningkat pada pertengahan
tahun 1./%(an. 0rganisasi kesehatan Dunia mengakui bahwa usaha untuk
mengendalikan diare persisten belumlah +ukup. 1eberapa studi sejak itu telah
dilakukan untuk dapat merumuskan strategi penatalaksanaan dan pengendalian
diare persisten. ekitar 1%(1)" episode diare akut akan menjadi diare persisten
yang sering menyebabkan status gi2i memburuk dan meningkatkan kematian.
Diare persisten menyebabkan 3%()%" dari semua kematian karena diare di negara
berkembang. Dari / studi komunitas di 4sia dan 4merika 5atin didapati
persentase diare persisten antara 3($3" dari seluruh kasus diare. Pada ! studi
lainnya insiden diare persisten sangat ber6ariasi. Di India insiden diare persisten
per tahun sekitar ! kasus tiap 1%% anak yang berumur & tahun atau kurang dan 1)%
$
kasus di 1ra2il. Pada seluruh studi insiden tertinggi pada anak dibawah $ tahun.
780 dan '9I:;< memperkirakan pada tahun 1..1 diare persisten terjadi 1%"
dari episode diare dengan kematian sebanyak 3)" pada anak di bawah ) tahun.
tudi di 1anglades, India, Peru dan 1ra2il mendapatkan kematian sekitar &)" atau
3%()%" kematian dari diare persisten. ,eskipun insiden diare persisten paling
banyak terjadi pada anak di bawah $ tahun, namun kematian sering terjadi pada
anak 1(& tahun dimana malnutrisi sering timbul. 8al ini dikarenakan kematian
oleh karena diare persisten sering berhubungan dengan malnutrisi.
1erdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya perhatian dan
pemahaman yang berkelanjutan dari upaya pen+egahan dan penatalaksanaan diare
persisten khususnya di negara berkembang.
3
DIARE PERSISTEN
DEFINISI
Diare persisten dide*inisikan sebagai berlanjutnya episode diare selama 1&
hari atau lebih yang dimulai dari suatu diare +air akut atau berdarah (disentri).
-ejadian ini sering dihubungkan dengan kehilangan berat badan dan in*eksi non
intestinal. Diare persisten tidak termasuk diare kronik atau diare berulang seperti
penyakit sprue, gluten sensitive enteropathi dan penyakit Blind loop. 7alker(
mith mende*inisikan sebagai diare yang dimulai se+ara akut tetapi bertahan lebih
dari $ minggu setelah onset akut.
Diare akut dan diare persisten bukan merupakan $ (dua) jenis penyakit
yang terpisah, melainkan membentuk sebuah proses berkelanjutan. Pada tahun
1./!, dari sebuah simposium yang disponsori oleh 780, menetapkan bahwa
pengertian dari diare persisten adalah sebagai episode diare yang disebabkan
karena proses in*eksi yang awalnya akut tetapi berakhir dalam waktu lebih dari 1&
hari (8enry et al, 1..$). ,eskipun diare akut disertai dengan darah dan lendir dan
meningkatnya keparahan dari diare akut pada minggu pertama telah dihubungkan
meningkatnya resiko untuk berkembang menjadi diare persisten, tidak ada hasil
laboratorium yang menggambarkan bahwa hanya diare akut yang memiliki
peluang besar untuk berkembang menjadi diare persisten. ehingga dapat
dikatakan bahwa diare persisten sebagai gambaran dan hasil akhir dari berbagai
*aktor predisposisi yang dapat memperparah kejadiannya, antara lain dari *aktor
host dan besarnya kontaminasi dari lingkungan (1hutta and 8endri+ks, 1..6).
EPIDEMI%L%GI
8asil dari Indonesia Demographic and Health Survey yang dilakukan
pada =uli(9o6ember 1..&, menunujukkan bahwa 1$" dari anak dilaporkan
menderita diare dalam waktu $ minggu sebelum sur6ey, pre6alensi dari diare
persisten adalah %,1". Penelitian di urabaya menunjukkan bahwa diare persisten
terjadi pada $,!3" dari penderita dengan diare akut, dan terjadi terbanyak pada %(
$ bulan.
Dari / studi komunitas di 4sia dan 4merika 5atin didapati persentase
diare persisten antara 3($3" dari seluruh kasus diare. Pada ! studi lainnya insiden
&
diare persisten sangat ber6ariasi. Di India insiden diare persisten per tahun sekitar
! kasus tiap 1%% anak yang berumur & tahun atau kurang dan 1)% kasus di 1ra2il.
Pada seluruh studi insiden tertinggi pada anak dibawah $ tahun. 780 dan
'9I:;< memperkirakan pada tahun 1..1 diare persisten terjadi 1%" dari episode
diare dengan kematian sebanyak 3)" pada anak di bawah ) tahun. tudi di
1anglades, India, Peru dan 1ra2il mendapatkan kematian sekitar &)" atau 3%(
)%" kematian dari diare persisten. ,eskipun insiden diare persisten paling
banyak terjadi pada anak di bawah $ tahun, namun kematian sering terjadi pada
anak 1(& tahun dimana malnutrisi sering timbul. 8al ini dikarenakan kematian
oleh karena diare persisten sering berhubungan dengan malnutrisi.
ETI%L%GI
esuai dengan batasan bahwa diare persisten adalah diare akut yang
menetap dengan sendirinya etiologi diare persisten sama dengan diare akut. Dari
segi klinis, etiologi diare persisten dapat dikelompokkan sebagai berikut (unoto
et al, 1..%):
1. -uman penyebab khusus
Diare dengan permulaan yang akut sebagian besar disebabkan oleh in*eksi
enterik yang spesi*ik atau oleh pemaparan enterotoksin. Diare yang
demikian ini biasanya berlangsung kurang dari ! hari. 9amun sebagian
ke+il kasus mengalami diare yang berkepanjangan.
<aktor 6irulensi dari enteropatogen dapat mempengaruhi kejadian diare
persisten (udarmo et al, $%%&). Dalam menimbulkan diare persisten,
enteropatogen dapat melakukan operasinya melalui beberapa jalan:
a. In*eksi persisten oleh enteropatogen awal
b. #ein*eksi dengan enteropatogen lain
+. ensitisasi oleh antigen makanan> minuman yang disebabkan oleh
kerusakan mukosa usus yang ditimbulkan oleh in*eksi awal
gastrointestinal akut.
;nteropatogen yang ditemukan pada diare persisten dapat dibagi dalam $
kelompok besar:
o -elompok yang dijumpai dengan *rekuensi yang sama antara diare akut
dan persisten adalah Shigella, Nontyphoid Salmonella, Campylobacter
)
jejuni, Enterotoigenic E. Coli !E"EC#, $iardia lamblia, Entamoeba
histolytica, dan Clostridium lamblia.
o -elompok yang lebih sering dijumpai pada diare persisten adalah
Enteroadherent E. Coli, Cryptosporidium, dan Enteropathogenic E.
Coli !E%EC).
$. <aktor(*aktor penjamu (host)
<aktor(*aktor penjamu (host) yang berperan antara lain:
(a) 'sia bayi kurang dari & bulan.?
(b) Diare pada anak yang malnutrisi, berlangsung lebih lama dan
kelihatannya lebih sering menjadi persisten?
(+) @idak mendapatkan 4I.
3. <aktor(*aktor lain
Penanganan diare akut yang tidak tepat seperti pemakaian antibiotik yang
tidak rasional dan pemuasaan penderita.
PAT%FISI%L%GI
Diare sekretorik
Diare sekretorik adalah suatu bentuk diare dalam jumlah yang besar yang
disebabkan karena sekresi mu+osal yang berlebihan dari +airan dan elektrolit
(udarmo et al, $%%&). Paling sering disebabkan oleh enterotoksin bakteri, yang
merangsang sekresi kripte untuk melakukan sekresi akti* :l
(
dan menghambat
proses uptake 9a
$A
, :l
(
, dan 8:0
3(
adalah siklik 4,P, siklik B,P dan :a
$A
.
:ontoh klasik diare sekretorik adalah kolera. -olera memproduksi
enterotoksin yang mengakti6asi adenil siklase menyebabkan peningkatan siklik
4,P yang berakibat sekresi akti* :l
(
. edangkan Eschericia coli, &ersinia
enterocolitica dan 'lebsiella pneumoniae, memproduksi enterotoksin yang
meningkatkan siklik B,P. Pengaruh siklik B,P dalam menyebabkan diare mirip
dengan siklik 4,P dan :a
$A
. Bacillus cereus, C. per(ringens, dan )eromonas
menghasilkan eksotoksin sitotoksik yang mekanisme patogenesa terjadinya
sampai saat ini belum diketahui. Penyebab lain diare sekretorik adalah adanya
asam empedu intra luminal misalnya karena terputusnya siklus enterohepatik
daripada keadaan overgro*th bakteri.
6
Diare osmotik
Diare osmotik disebabkan meningkatnya osmolaritas intraluminal
misalnya absorbsi larutan dalam lumen kolon yang buruk. ebagai +ontoh yang
klasik adalah de*isiensi en2im disakaridase primer ataupun sekunder pada anak
yang menderita malnutrisi sehingga menyebabkan gangguan peme+ahan
karbohidrat golongan disakarida, atau diare yang disebabkan #ota6irus
menyebabkan kerusakan mikro6ili (brush border). 4danya karbohidrat (lactose)
yang tidak dapat diabsorbsi, setelah men+apai usus besar akan di*ermentasi
bakteri menjadi asam organi+ sehingga akan menyebabkan suasana hiperosmolar
yang kemudian dapat mengakibatkan sekresi air ke dalam lumen usus. Diare
osmotik dapat juga terjadi pada pemberian laktulose, oralit, ataupun bahan(bahan
lain yang bersi*at hiperosmolar (antosa, $%%!).
PAT%GENESIS
@itik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus.
Pada tahap awal kerusakan mukosa usus tentunya disebabkan oleh etiologi diare
akut. 1erbagai *aktor, melalui interaksi timbal balik mengakibatkan lingkaran
setan. -eadaan ini tidak hanya menyebabkan rehabilitasi kerusakan mukosa
terhambat, tetapi juga menimbulkan kerusakan mukosa yang lebih berat, *aktor(
*aktor tersebut antara lain:
1erlanjutnya paparan etiologi in*eksi, misal: in*eksi $iardia yang tidak
terdeteksi, in*eksi Shigella yang resisten ganda terhadap antibiotik.
In*eksi intestinal sekunder, misal: mun+ulnya in*eksi Clostridium di((icile
akibat terapi antibiotik.
In*eksi parenteral baik sebagai komplikasi maupun sebagai penyakit penyerta,
yang sering adalah +ampak, 0,4 (0titis ,edia 4kut), I- (In*eksi aluran
-en+ing) dan Pneumonia.
1akteri yang telah mengin*eksi usus halus (bakteri tumbuh lampau),
metabolit hasil penghan+uran makanan oleh bakteri serta dekonjugasi dan
dehidroksilasi garam empedu bersi*at toksik terhadap mukosa. Bangguan
metabolisme garam empedu menimbulkan gangguan penyerapan lemak.
1akteri tumbuh lampau dan kemudian berkompetisi dengan tubuh
mendapatkan mikronutrien, misalnya 6itamin 11$.
!
Bangguan gi2i yang terjadi sebelum sakit, yang diperberat oleh berkurangnya
masukan. 1ertambahnya kebutuhan, serta kehilangan nutrien melalui usus.
Bangguan gi2i tidak hanya men+akup makronutrien yang dapat menimbulkan
-urang ;nergi Protein, tetapi juga malnutrisi mikronutrien, termasuk 6itamin,
elektrolit dan trace element.
,enurunnya imunitas, biasanya disebabkan oleh: *aktor etiologi , misalnya
pada shigellosis yang diikuti enteropati hilang protein, -;P (-urang ;nergi
Protein), kurang mikronutrien (6itamin 4, 2in+ dan +uprum) kerusakan
mukosa yang mengganggu imunitas instestinal lokal dan penyakit penyerta
misalnya +ampak.
,alabsorpsi yang sering terjadi adalah malabsorpsi laktosa sebagian besar
diikuti intolerasi laktosa.
4lergi yang sering adalah alergi terhadap protein susu sapi. Pada keadaan
diare lebih mudah terjadi penyerapan molekul makro. ,olekul makro ini dari
golongan protein tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi jadi sensitisasi
dapat terjadi saat serangan diare yang sama. 4kibat diare yang berlangsung
lama disertai dengan gangguan pen+ernaan pada diare persisten lebih
mungkin terjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan hipoglikemia serta
-;P.
4kibat dari diare yang berlangsung lama disertai dengan gangguan
pen+ernaan pada diare persisten lebih mungkin terjadi gangguan keseimbangan
elektrolit dan hipoglikemia, serta -;P.
/
'ondisi malnutrisi %engobatan diare yang
tida+ optimal
Imunode(isiensi
,ein(e+si atau diare
De(isiensi mi+ronutrien berulang
Ga()ar. A*ur Pa+,-ene.i. Diare Per.i.+en
DIAGN%SIS
5angkah Diagnosis:
Diagnosis ditegakkan atas adanya diare lebih dari $ minggu. 8al(hal yang
perlu diperhatikan adalah :
1. -emungkinan anak mengalami dehidrasi:
a. -eseimbangan +airan, riwayat input dan output +airan?
b. @anda dehidrasi
Derajat dehidrasi pada diare persisten ditetapkan sesuai dengan a+uan
tatalaksana diare akut. 8anya perlu berhati(hati pada diare persisten yang
disertai -;P dan penyakit penyerta, yang dapat mengganggu penilaian
indikator derajat dehidrasi.
$. 9utrisi
tatus gi2i ditetapkan sesuai standar. -urang mikronutrien seperti
6itamin 4 dan -inc dapat memperpanjang lama diare, tetapi sering
mani*estasi klinik klasik kurang mikronutrien ini belum mun+ul.
,emeriksa kadar mikronutrien ini relati* sukar dan mahal, sehingga
.
Diare ber+epanjangan
Diare persisten dan enteropati
Diare in(e+sius
dalam praktek, tanpa pemeriksaan lebih dulu, semua penderita dengan
diare persisten diberi suplementasi mikronutrien tertentu.
-emampuan makan anak dinilai berdasarkan riwayat makanan sewaktu
sehat, selama sakit, keadaan umum anak, serta melalui pengamatan untuk
menentukan +ara (enteral atau parenteral) dan bentuk pemberian
makanan (+air, saring, lunak, atau biasa).
-emampuan pen+ernaan anak dinilai berdasarkan riwayat makan
sewaktu sehat dan selama sakit, dihubungkan dengan mani*estasi klinis
yang mun+ul untuk sampai pada dugaan ada tidaknya intoleransi pada
jenis makanan tertentu.
3. Penyebab in*eksi
Pada diare persisten kita harus men+ari *aktor penyebab diare ini dengan
akti*. 5angkah yang dapat dilakukan adalah:
,empelajari perjalanan penyakit dengan harapan mengarahkan pada
diagnosis etiologik.
,elakukan pemeriksaan mikroskopik *eses.
,elakukan pemeriksaan darah tepi.
1iakan *eses.
&. Penyakit penyerta
Diare persisten sering disertai penyakit penyerta.
). Indikasi rawat inap
1erumur kurang dari & bulan
,engalami dehidrasi
,enderita -;P sedang dan berat
,enderita in*eksi berat
Indikasi berdasarkan penyakit penyerta lain
Penderita diperkirakan tidak akan dapat mengkonsumsi makanan sesuai
dengan jenis, bentuk, dan jumlah yang direkomendasikan.
PENATALASANAAN
Diare Persisten
1%

Penilaian -eadaan, Pertolongan 4wal dan tabilisasi
,anajemen 9utrisi
,elanjutkan Pemberian 4I, ,engurangi 5aktosa
<ollow up pertumbuhan
Ga()ar 2. A*-,ri+(a Pena+a*ak.anaan Diare Per.i.+en (1hutta, $%%6).
Prinsip umum dalam penatalaksanaan diare akut dapat diterapkan pada
diare persisten (8enry et al, 1..$). Penderita baru dengan diare persisten
sebaiknya dirawat inap untuk men+ari etiologi dan menatalaksana dengan baik.
@ujuan utama tatalaksana klinik adalah mempertahankan status hidrasi dan
keseimbangan elektrolit, status nutrisi dan memperbaiki kerusakan mukosa serta
pada keadaan tertentu memberi antibiotika yang tepat.
1. Penilaian -eadaan
4spek terpenting dalam penatalaksanaan seorang anak dengan diare
persisten adalah penilaian keadaan (assessment# se+ara +epat dan penentuan untuk
penatalaksanaan selanjutnya (1hutta, $%%6).
( 4namnesis mengenai riwayat perjalanan diare, yakni penekanan pada
lamanya perjalanan diare, kemungkinan anak mengalami dehidrasi, *rekuensi
buang air besar, adanya darah dalam tinja, diare menjadi lebih buruk setelah diberi
makanan tertentu, riwayat tindakan bedah saluran pen+ernaan, in*eksi
ekstraintestinal saat itu, kesulitan pemberian makanan, kualitas dan kuantitas
pemberian makanan, obat yang ada di rumah yang pernah diberikan, apakah
antibiotik telah diberikan seperti yang dianjurkan, apakah anak dapat tumbuh
nomal.
( Pemeriksaan *isik, antara lain :
11
( #ehidrasi Intra6ena atau 0ral (hypoosmolar 0#)
( -oreksi -etidakseimbangan ;lektrolit
( @erapi ,ediakmentosa, Penapisan dan Pengobatan
In*eksi istemik @erkait
(a) Identi*ikasi adanya dehidrasi
Derajat dehidrasi pada diare persisten ditetapkan sesuai dengan a+uan
tatalaksana diare akut, hanya perlu hati(hati pada diare persisten yang
disertai -;P dan penyakit penyerta, yang dapat mengganggu penilaian
indikator derajat dehidrasi.
Ta)e* 2. M,di/ika.i Pe+unjuk Da*a( Menen+ukan Deraja+ De0idra.i
(,arkum, et al $%%$)
-egiatan 4 1 : D
1. ,enanyakan
Diare
,untah
8aus
-en+ing
C& D sehari
(() atau sedikit
(()
&(1% D sehari
(A) beberapa D
(A)
sedikit, kuning
tua (oliguria)
E1% D sehari
sering
(AA) atau tak
dapat minum
(() selama 6
jam (anuria)
E& D? E$ minggu
disertai>tidak
disertai darah
dan lendir
$. ,elihat
-eadaan umum
4ir mata
,ata
1ibir dan lidah
9a*as
baik
(A)
normal
basah
normal
lemah, gelisah
(A)
+ekung
kering
+epat
lunglai, ( sadar
(()
sangat +ekung
sangat kering
sangat +epat
dan dalam
(-us2maul)
gi2i kurang
3. ,eraba
-ulit
9adi

'bun(ubun
kekenyalan
normal
normal (C1$%
kali>menit)
normal
kekenyalan
kurang
+epat (1$% F
1&% kali>menit)
+ekung
kekenyalan
sangat kurang
sangat +epat
lemah atau tak
teraba (E1&%
kali>menit)
+ekung
kering,
kekenyalan
kurang
&. ,enimbang
1erat
normal (tetap) turun $)(1%%
gr>kg1b
turun E1%%
gr>kg1b
tidak sesuai
dengan umur
atau sudah lama
tidak naik
). -esimpulan @anpa dehidrasi Dehidrasi
ringan(sedang
Dehidrasi berat Diare kronik,
diare persisten
(b) Identi*ikasi adanya komplikasi, antara lain hipo6olemia, asidosis, gagal
ginjal, kejang, panas, muntah, malabsorpsi maltosa>glukosa, hiponatremi,
hipernatremi, ileus paralitikus, perna*asan dalam, dan mengantuk.
(+) Identi*ikasi derajat berat malnutrisi, yakni anak yang kelihatan tidak
gembira dan pasi* merupakan hal yang umum didapatkan pada malnutrisi
1$
sedang sampai berat. 1anyak anak dengan malnutrisi karena malabsorpsi
pada diare persisten menunjukkan adanya kelambatan dalam
perkembangannya. Pemeriksaan yang +ermat dari tinggi badan, berat
badan dan lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan,
dan menilai kur6a pertumbuhan anak merupakan hal yang mendasar dari
pemeriksaan *isik.
Penderita baru dengan diare persisten sebaiknya dirawat inap untuk
men+ari etiologi dan. menatalaksana dengan baik. @ujuan utama tatalaksana klinik
adalah mempertahankan status hidrasi dan keseimbangan elektrolit, status nutrisi
dan memperbaiki kerusakan mukosa serta pada keadaan tertentu memberi
antibiotika yang tepat.
$. Pertolongan 4wal dan tabilisasi
Penderita dengan diare persisten membutuhkan penggantian kehilangan
+airan yang masih berlangsung dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit (unoto
et al, 1..%).
a. ,empertahankan status hidrasi
Prinsip dasar pengantian +airan yang diterapkan pada diare akut tidak
banyak berbeda dengan yang diterapkan pada diare persisten (8enry, 1..$).
#ehidrasi dimungkinkan se+ara peroral maupun melalui jalur inta6ena.
Golume +airan disesuaikan dengan derajat dehidrasi:
a. @anpa dehidrasi : +airan rumah tangga dan 4I diberikan semaunya, oralit
diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis:
( 'sia kurang dari 1 tahun : )%(1%% ++
( 'sia 1() tahun : 1%%($%% ++
( 'sia lebih dari ) tahun : semaunya ($%%(3%% ml)
b. Dehidrasi tidak berat (ringan(sedang)? rehidrasi dengan oralit !) ++>kg1b
dalam 3 jam pertama dilanjutkan pemberian kehilangan +airan yang sedang
berlangsung sesuai umur seperti di atas setiap kali buang air besar.
+. Dehidrasi berat? rehidrasi parenteral dengan +airan ringer laktat atau ringer
asetat 1%% ++>kg1b. :ara pemberian:
( 'sia kurang dari 1 tahun : 3% ++>kg1b dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
!% ++>kg1b dalam ) jam berikutnya.
13
( 'sia lebih dari 1 tahun : 3% ++>kg1b dalam H jam pertama, dilanjutkan
!% ++>kg1b dalam $ H jam berikutnya.
,inum diberikan jika pasien telah ingin minum ) ++>kg1b selama proses
rehidrasi.
1. Peroral
( :airan yang dibuat dari makanan yang biasa disajikan di rumah,
termasuk sup sayur(sayuran, sup ikan atau sup ayam.
( :airan yang dibuat dari makanan yang mengandung sedikit garam dan
sumber glukosa berupa berupa polimer glukosa (misalnya tepung) atau
sukrosa. -omposisi +airan yang dibuat dari makanan ini mungkin dibuat
se+ara tepat menurut +ara tradisional atau resep tradisional mungkin perlu
dimodi*ikasikan misalnya dengan mengen+erkan +ampuran atau
menambahkan garam.
( 5arutan gula garam adalah dengan men+ampur H sendok teh garam
dapur dan / sendok teh gula dalam 1 liter air.
( <ormula lengkap berupa larutan oralit yang dibuat dari satu bungkus
+ampuran glukosa dan garam yang dilarutkan dalam air adalah +airan
yang dianjurkan untuk mengobati dehidrasi. :airan .ral ,ehydration
Salts (0#) marupakan *ormula dari 780 yang direkomendasikan dalam
.ral ,ehydration "herapy (0#@).
Ta)e* 1. ,(p,.i.i %ra*i+ 2H% (antosa, $%%!)
-andungan 0ralit 780 (lama) (g>l) 0ralit 780 (baru) (g>l)
9a:l 3,) $,6
Blukosa $%,% 13,) Blukosa anhydrous
-:l 1,) 1,)
@risodium sitrat
dehidrat
$,. atau berupa $,) 9atrium
1i+arbonat
$,.
@otal 0smolaritas 311 m0sm>l $&) m0sm>l
( :airan rehidrasi reduced osmolarity rehiydration solution. 1anyak
penelitian menunjukkan keunggulan dari reduced osmolarity rehiydration
solution dibandingkan dengan standar +airan rehidrasi oral 780. 8ahn et
al melaporkan bahwa reduced osmolarity rehiydration solution dikaitkan
dengan hasil yang lebih baik berkenaan dengan in*us intra6ena, output dari
1&
stool, dan e*ek terhadap kejadian muntah. 4ir tajin merupakan reduced
osmolarity rehiydration solution. ;*ikasi dari air tajin dimungkinkan
karena osmolalitasnya yang lebih rendah jika dibandingkan standar
rehidrasi oral. Dengan pemberian air tajin maka dapat dihasilkan +airan
yang hipo(osmotik sehingga dapat meningkatkan absorpsi air dan
memungkinkan penurunan +airan dalam ileum (8o, $%%1).
$. :airan intra6ena.
;ksaserbasi akut dan dihubungkan dengan kaitannya dengan terjadinya
muntah sehingga rehidrasi intra6ena se+ara +epat diperlukan (1hutta,
$%%6). Pada sebagian ke+il penderita, mungkin terjadi gangguan absorpsi
monosakarida (glukosa, sukrosa) sehingga diare menjadi berat, pada
kasus(kasus demikian dilakukan dehidrasi se+ara intra6ena (unoto et al,
1..%). 5arutan #inger 5aktat adalah adalah larutan paling baik yang
diperdagangkan.
Ta)e* '. ,(p,.i.i I,n dan Laru+an In/u. In+ra3ena
5arutan 9a
A
-
A
:a
A
:l
(
5aktat>asetat
#inger 5aktat 13% & 3 1%. $/
5arutan H Darrow 61 1/ % )$ $!
5arutan 9a:l %,." 1)& % % 1)& %
5arutan Blukosa dan % % % % %
Dekstrosa
b. -oreksi ketidakseimbangan elektrolit
-etidakseimbangan elektrolit dapat terjadi se+ara akut antara lain
berupa hipokalemia dan asidosis berat membutuhkan penanganan khusus.
( 8ipernatremia (9a E 1)) m;I>5), koreksi
penurunan 9a dilakukan se+ara bertahap dengan pemberian +airan
dekstrosa )" A H salin. Penurunan kadar 9a tidak boleh lebih dari 1%
m;I perhari karena bias menyebabkan edem otak.
1)
( 8iponatremi (C 13% m;I>5), koreksi kadar 9a
dilakukan bersamaan dengan koreksi +airan rehidrasi yaitu memakai ringer
laktat atau normal salin, atau dengan meemakai rumus:
-adar 9a koreksi : (m;I>5) J 1$) F kadar 9a serum D %,6 D berat
D 11? diberikan dalam $& jam
( 8iperkalemia (- E ) m;I>5), koreksi dilakukan
dengan pemberian kalsium glukonas 1%" %,)(1 ml>kg1b i6 perlahan(lahan
dalam )(1% menit, sambil memantau denyut jantung.
( 8ipokalemia (- C 3,) m;I>5), koreksi dilakukan
menurut kadar -.
=ika kadar - $,) ( 3,) m;I>5, berikan !) m;I>kg1b per oral per
hari dibagi 3 dosis.
=ika kadar - C $,) m;I>5? berikan se+ara drip intar6ena dengan
dosis :
a. 3,) F kadar - terukur D 1b (kg) D %,& A $ m;I>kg1b>$& jam
dalam & jam pertama
b. 3,) F kadar - terukur D 1b (kg) D %,& A 1>6 D $ m;I>kg1b jam
dalam & jam pertama
+. @erapi ,edikamentosa
@ranslokasi bakteri dan in*eksi sistemik dapat terjadi pada anak dengan
diare persisten yang dapat menyebabkan kematian, sehingga memerlukan
pemberian antibiotik. terhadap bakteri. Pada keadaan sakit yang berat, diperlukan
pemberian awal dengan antibiotik broadspektrum sambil menunggu hasil kultur.
Dengan penge+ualian pengobatan antimikroba terhadap organisme
tertentu yang ditemukan dalam tinja atau terhadap higella. higella diketahui
dapat menyebabkan terjadinya diare persisten dan dapat diterapi dengan
antibiotik. @erapi dengan antibiotik yang tidak spesi*ik, tanpa mengetahui
penyebab pasti terjadinya diare persisten, tidak terbukti e*ekti* menyembuhkan
diare persisten dan sebaiknya tidak digunakan (8enry, 1..6). 4ntiparasit
diindikasikan untuk amebiasis dan giardiasis.
1ahaya komplikasi penggunaan antimikroba merupakan alasan untuk
tidak menggunakan obat se+ara sembarangan. @erapi antibiotik diberikan sesuai
16
dengan @atalaksana Diare 4kut atau apabila ada in*eksi non intestinal seperti
Pneumonia, In*eksi aluran -en+ing atau epsis.
4ntibiotik pilihan pertama terkait dengan disentri berdasarkan 780 $%%)
adalah golongan Kuinolon, seperti sipro*loksasin dengan dosis 3%()% mg>kg1b
tiap / jam, diberikan selama ) hari. Pemantauan dilakukan $ hari pengobatan,
jika tidak ada perbaikan maka amati penyulitnya, hentikan antibiotik sebelumnya
dan berikan antibiotik yang sensiti* terhadap shigella berdasarkan area.
Ta)e* 4. An+i(ikr,)a Pada Pen-,)a+an Diare Den-an Pen5e)a)
0u.u.

(-omite ,edik #'P dr. ardjito. $%%%)
Penyebab 4ntibiotik @erpilih Pilihan 5ain
-olera @etrasiklin )% mg>kg1b>hari,
p.o & kali sehari, 3 hari
@,P ) mg>kg1b>hari(,L
$) mg>kg1b>hari, p.o $ kali
sehari, 3 hari
higela @,P 1% mg>kg1b>hari(,L
)% mg>kg1b>hari, p.o, $ kali
sehari, ) hari
4sam 9alidiksat
6% mg>kg1b>hari, p.o, & kali
sehari, ) hari
4mpisilin 1%% mg> kg1b>
hari, p.o, & kali>hari, ) hari
4moeba ,etronida2ol
3% mg>kg1b>hari, po, 3
kali>hari, ) hari (tidak berat),
1% hari (berat)
Dehidroemetin 8:l (kasus
berat)
1(1,) mg>kg1b>hari (maks.
.% mg), I,, 1 kali sehari, )
hari.
Biardia ,etronida2ol 1) mg> kg1b>
hari, p.o, $ kali>hari, ) hari
Kuinakrin !,) mg> kg1b>
hari, p.o, 3 kali sehari, )
hari
$. ,anajemen 9utrisi
,anajemen terhadap nutrisi merupakan bagian yang terpenting karena
adanya hubungan yang kuat antara diare persisten dengan terjadinya malnutrisi,
intoleransi laktosa dan kemungkinan terjadinya de*isiensi mikronutrien. (8enry,
1..$). ,alnutrisi merupakan *aktor predisposisi yang se+ara signi*ikan
mempertinggi kejadian dan keparahan diare serta meningkatkan insidensi dari
diare persisten (/ima et al, 1..$).
1!
Pemberian makanan se+ara tepat direkomendasikan untuk proses
pemulihan nutrisi men+egah penurunan berat badan (4shra* and 4lan, $%%3).
@erdapat $ prinsip dasar dietary management pada diare pesisten:
a. =ika anak masih mendapat 4I, 4I harus tetap diberikan. -alau
anak tidak dapat menetek, 4I dapat diperas atau dipompa. 5aktosa memang tidak
dianjurkan untuk diberikan pada diare persisten tetapi melihat nilai nutrisi yang
lain, si*at(si*at unologis dan si*at anti in*eksi dari 4I maka kelanjutan pemberian
4I pada penderita diare persisten harus tetap dipertahankan. Diare persisten
sangat jarang terjadi pada anak yang mendapat 4I dibandingkan anak yang
diberi susu sapi atau susu *ormula
Pada bayi yang tidak minum 4I diberikan susu rendah laktosa. 0leh
karena pada masa awal terjadinya diare, produksi laktase berkurang,
menyebabkan pen+ernaan yang lambat terhadap laktosa. Pada anak yang sedang
sakit melanjutkan pemberian susu mengandung laktosa, sejumlah laktosa yang
tidak ter+erna terdorong ke dalam lo*er intestine, hal tersebut dapat
memindahkan +airan melewati dinding usus ke dalam lumen usus, yang dapat
memperparah kejadian diare.
4lternati* yang dapat dilakukan untuk mengurangi intoleransi terhadap
laktosa antara lain pengen+eran susu, men+ampurkan susu dengan makanan lain
misalnya serealia, mengganti susu dengan produk susu yang telah di*ermentasikan
misalnya dengan yogurt, serta menghentikan susu dan menggantinya dengan
makanan yang tidak mengandung laktosa misalnya bubur tepung atau *ormula
bukan susu (misalnya *ormula kedelai) (1hutta, $%%6).
@erapi untuk Co*0s 1il+ )llergy didasarkan pada eliminasi susu sapi.
;liminasi sebaiknya berlanjut sampai . atau 1$ bulan. ,akanan yang bisa
diberikan adalah 4I yang merupakan makanan terbaik untuk bayi, spesial
*ormula dengan dasar +asein hidrolisat dapat diberikan (Damayanti, $%%!). =ika
terjadi malabsorpsi lemak, maka dipertimbangkan pemberian 1edium Chain
"ryglicerida (,:@) (udarmo et al, $%%&)
b. ,emastikan bahwa anak memperoleh nutrisi dalam jumlah yang +ukup.
asaran akhir ditujukan untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal
dengan mengkonsumsi diet yang sesuai dengan umurnya berdasar pada kondisi
klinik yang normal, untuk itu kita harus mengupayakan regenerasi mukosa usus
1/
dengan mematahkan lingkaran setan yang memperberat kerusakan mukosa usus.
Pasokan nutrien yang adekuat, baik dalam jumlah maupun komposisinya
merupakan langkah kun+i untuk men+apainya. Pada diare persisten perlu ditekan
adanya malabsorpsi ganda dan berat, sehingga usaha pemberian nutrisi harus
disesuakan dengan kemampuan>kapasitas digesti dan absorpsi saluran +erna.
-ebutuhan air :
a) 11 % F1% kg : 1%% ml>kg1b
b) 11 11 F $% kg : 1%%% ml A )% ml D ( 1b F 1% )
+) 11 E $% kg : 1)%% ml A $% ml D ( 1b F$% )
-ebutuhan -alori :
a) 115# : 1)% -kal > kg1b
b) 115: : 1$% -kal > kg1b > bulan
+) 11 % F1% kg : 1%% -kal > kg1b
d) 11 11F$% kg : 1%%% -kal A )% -kal D ( 1b(1% )
e) 11 E$% kg : 1)%% -kal A $% -kal D ( 1b( $% )
-ebutuhan asam amino :
a) 115# $,) F 3 g >kg 1b
b) 'sia % F1 tahun : $,) g >kg1b
+) 'sia $(13 tahun : 1,) F $ g >kg1b
Pemberian nutrisi oral akan mema+u regenerasi mukosa, meningkatkan
kapasitas digesti dan absorpsi, sehingga akan memperluas pilihan jenis, bentuk
dan +ara pemberian makanan. -emajuan dalam terapi nutrisi parenteral, sangat
membantu penanganan diare persisten. @etapi harus diingat nutrisi enteral harus
lebih diutamakan karena lebih murah, e*ek sampingnya lebih sedikit, dan yang
paling penting, ternyata rehabilitasi mukosa jauh akan lebih +epat dan sempurna
kalau diberi nutrisi intra luminal,yang hanya dapat dipasok melalui nutrisi enteral.
1anyak a+uan dan +ara pemberian makanan pada penderita diare persisten.
,akanan akan diberikan dalam bentuk padat atau +air, alami atau hidrolisat atau
produk nutrisi elemental sintetis? kontinyu atau intermiten diberikan se+ara oral
atau melalui pipa lambung atau pemberian nutrisi pareteral se+ara peri*er atau
sentral. 9utrisi enteral harus merupakan prioritas walaupun terjadi peningkatan
6olume dan *rekuensi de*ekasi -eadaan ini dapat ditolerir sepanjang
1.
keseimbangan nutrisi tetap positi*. 8iperosmolaritas harus dihindari agar tidak
menyebabkan diare osmotik.
a. 9utrisi ;nteral
<aktor yang dipertimbangkan :
a. 'mur anak
b. -ebiasaan makan sebelum dan selama sakit
+. -emampuan pen+ernaan anak
4njuran umum untuk diet anak adalah :
=ika anak masih mendapat 4I, 4I harus tetap diberikan. -alau anak
tidak dapat menetek, 4I dapat diperas atau dipompa. 5aktosa memang tidak
dianjurkan untuk diberikan pada diare persisten tetapi melihat nilai nutrisi yang
lain. i*at(si*at unologis dan si*at anti in*eksi dari 4I maka kelanjutan pemberian
4I pada penderita diare persisten harus tetap dipertahankan. Pada bayi yang
tidak minum 4I diberikan susu rendah laktosa.
Pengen+eran susu, men+ampurkan susu dengan makanan lain misalnya
serealia atau menghentikan susu dan menggantinya dengan makanan yang tidak
mengandung laktosa. ,isalnya bubur tepung atau *ormula bukan susu (misalnya
*ormula kedele) (unoto et al, 1..%).
4pabila anak sudah dapat mengkonsumsi bahan makanan biasa, pilihan
yang dianjurkan antara lain:
( umber -arbohidrat : beras
( umber Protein : daging ayam , tempe atau telur.
( umber 5emak: minyak sayur
5angkah berikutnya adalah menentukan bentuk makanan apakah : +air,
saring, lunak atau biasa. 1entuk yang dipilih disamping tergantung jenis makanan
yang akan diberikan, juga mengikuti pilihan +ara pemberian makanan yang dapat
melalui mulut (makan sendiri, disendokkan).
'ntuk semua anak, mengurangi jumlah makanan dan menambah
*rekuensinya dan kepadatan gi2i merupakan kun+i asupan makanan yang +ukup.
5emak (minyak nabati) dapat ditambahkan untuk menambah kalori. ,akanan
yang mengenyangkan dan tinggi osmolaritasnya misalnya sari buah dan minuman
$%
ringan yang banyak mengandung gula harus dihindarkan atau dien+erkan (unoto
et al, 1..%). .
1ayi yang lebih tua dan anak harus diberikan makanan enam kali sehari
segera setelah bisa makan. -ebanyakan mengalami anoreksia selama satu hingga
dua hari sampai in*eksi dapat ditanggulangi. Dalam hal ini maka dibutuhkan
makan lewat pipa.
b. 9utrisi Parenteral
9utrisi parenteral adalah suatu teknik untuk memberikan nutrisi yang
diperlukan tubuh melalui intra6ena. 9utrien yang diberikan terdiri dari air,
elektrolit, asam amino, emulsi lemak, mineral, 6itamin dan trace element.
-omplikasi pemberian nutrisi parenteral dapat disebabkan *aktor metabolik
mekanik atau in*eksi. 1ila dilaksanakan dengan hati(hati komplikasi dapat ditekan
serendah mungkin. Pada diare persisten, nutrisi parenteral dapat diberikan se+ara
sentral atau peri*er, total atau parsial tergantung pada keadaan klinis penderita.
Pertumbuhan dan kenaikan berat badan bayi dan anak yang mendapatkan
nutrisi parenteral se+ara sentral sama seperti bayi yang minum 4I atau susu
*ormula standar. dengan adanya nutrisi perenteral angka kematian pada diare
persisten menurun dari !% F.%" menjadi kurang dari 1%". Mang relati* lebih
mungkin dilaksanakan se+ara umum adalah pemberian terapi nutrisi parsial.
Prosedur ini tetap sangat membantu, karena pada kasus berat dengan kemampuan
peren+anaan sangat minimal, dengan menggabung terapi nutrisi enteral dan
parenteral kita dapat memberikan pasokan nutrien yang lebih adekuat. Dengan
demikian diharapkan rehabilitasi mukosa usus akan terlaksana, kemampuan
pen+ernaan akan meningkat, sehingga porsi makanan enteral dapat ditingkatkan.
ebagai pegangan untuk melaksanakan terapi nutrisi parenteral parsial ini dapat
digunakan patokan berikut :
uplementasi ,ikronutrien
Nat gi2i mikro seperti Gitamin 4, Nn, <e, Gitamin 1
1$
, dan asam *olat
sangat berguna untuk regenerasi mukosa, karena itu dianjurkan agar anak dengan
diare persisten, harus juga memperoleh tambahan multi6itamin dan mineral setiap
hari selama $ minggu yaitu suatu +ampuran 6itamin dan mineral yang terdiri
dari minimal $ #D4
$1
(#e+ommended Daily 4llowan+e) dari asam *olat, Gitamin 4, Nn, :uprum dan
,agnesium. :ontoh : Pada anak berumur 1 tahun berikan 4sam *olat 1%% m+g,
Gitamin 4 m+g #; (,etinol E2ual 3alents ), eng $% mg, :uprum $ mg,
,agnesium 16% mg.
uplementasi Nin+
780 dan '9I:;< merekomendasikan pemberian suplemen 2in+ sebesar
1% mg (pada bayi di bawah 6 bulan) hingga $% mg per hari selama 1%(1& hari,
karena mampu mengurangi angka kejadian selama $(3 bulan setelah pemberian
suplemen (#osalina, $%%!).
uplementasi 2in+ dihubungkan dengan e*ek klinis yang penting dalam
mengurangi resiko terjadinya diare berkelanjutan (O $3"), *rekuensi terjadinya
episode diare persisten (O3.") serta dapat mengurangi jumlah *atery stools (O
$1(3."). ;*ek pengurangannya tersebut memungkinkan penurunan resiko
terjadinya dehidrasi dan kebutuhan terhadap penggantian +airan dan elektrolit
(a2awal et al, 1..)). Pada penelitian ke+il terhadap diare persisten, pemberian
suplemen 2in+ $% mg, dihubungkan dengan e*ek reduksi sebesar $%" terhadap
lamanya diare dan *rekuensi dari stools.
-emungkinan mekanisme yang ditimbulkan dari suplementasi 2in+ pada
diare antara lain meningktkan penyerapan air dan elektrolit pada intestinal,
memi+u regenerasi dan memperbaiki *ungsi dari epitel usus, meningkatkan jumlah
en2im yang terdapat di enterosit brush4border, membantu peran imunitas dalam
melawan proses in*eksi termasuk imunitas selular dan imunitas humoral.
Gitamin 4
Diare dapat menyebabkan kekurangan 6itamin 4, karena selama diare
absorpsi 6itamin 4 berkurang. -arena itu bila ditemukan tanda(tanda dan gejala
klinis kekurangan 6itamin 4 berupa rabun senja, harus diberi $%%.%%% i.u 6itamin
4 per oral. Penelitian membuktikan bahwa konsentrasi retinol dalam serum
berkurang pada keadaan de*isiensi 2in+. elain itu juga dapat menyebabkan
ketidakmampuan dari retinol untuk men+apai konsentrasi normal dalam serum.
8el ini terjadi karena kemungkinan adanya interaksi antara 2in+ dengan 6itamin
4. Dibuktikan bahwa dengan suplementasi 2in+ yang dikombinasikan dengan
retinol 6itamin 4, maka konsentrasi retinol dalam serum akan meningkat. Pada
anak dengan malnutrisi, suplementasi 2in+ dapat meningkatkan konsentrasi retinol
$$
binding protein dalam serum. De*isiensi 2in+ dan 6itamin 4 sering ko(eksis pada
anak dengan malnutrisi, sehingga suplementasi 2in+ dapat menaggulangi
kegagalan dari suplementasi 6itamin 4 (#ahman et al, $%%1). ebuah penelitian
yang dilakukan oleh #ahman dkk ($%%1) menunjukkan bahwa 2in+ dan 6itamin 4
jika digunakan bersama(sama menjadi lebih e*ekti* dalam mengurangi kejadian
diare persisten.
Pemberian Probiotik
Probiotik telah diper+aya dalam pengobatan diare. Probiotik merupakan
mikroorganisme yang mempunyai e*ek menguntungkan terhadap kesehatan
manusia saat berkoloni di usus, dianjurkan sebagai terapi tambahan dalam
pengobatan diare. 1eberapa mikroorganisme e*ekti* dalam mengurangi keparahan
dan lamanya diare, antara lain /actobacillus rhamnous, /actobacillus plantarum,
beberapa strain dari Bi(idobacteria, Enterococcus (aecium, dan Saccharomyces
boulardii (:anani et al, $%%!). Probiotik se+ara umum dianjurkan tanpa indikasi
spesi*ik. ;*ikasi sediaan probiotik dalam pengobatan diare dihubungkan dengan
strain dari masing(masing bakteri. Probiotik bisa berbentuk susu *ermentasi,
yogurt, keju,mentega, sari buah dan susu *ormula yang di*orti*ikasi dengan
bakteri asam laktat.
Prebiotik diberi batasan sebagai bahan makanan yang mempunyai e*ek
pada inang yang menguntungkan dengan se+ara selekti* mema+u pertumbuhan
dan akti6itas dari satu spesies atau sejumlah spesies bakteri dalam kolon (*lora
komensal) yang dapat menunjang kesehatan.
Penderita diare perlu nutrisi untuk memulihkan kondisi usus. Pemberian
probiotik dapat menjadi alternati* pengelolaan nutrisi pada penderita diare. Dari
berbagai penelitian pemberian probiotik, prebiotik maupun kombinasi keduanya
(sinbiotik) dapat membantu mengurangi gejala, dan memper+epat terjadinya
proses penyembuhan.
<ollow up Pertumbuhan
Dampak keberhasilan utama dari pengobatan diare persisten terhadap
pertumbuhan adalah penambahan berat badan, yang harus dipantau se+ara
seksama terutama bila diare tidak bereaksi terhadap pengobatan. 1ila diare masih
terus berlangsung, penderita harus ditimbang sekurang(kurangnya sekali
seminggu dan ibunya harus mendapatkan penerangan mengenai pengobatan
$3
berdasarkan hasilnya. Pemantauan pertumbuhan harus diteruskan setelah diare
berhenti sampai pertumbuhan yang baik ter+apai (unoto et al, 1..%).
PEMERISAAN LA#%RAT%RI!M
Diagnosis penyebab dasar diare persisten memerlukan bantuan
laboratorium penunjang dan sangat mahal untuk dilakukan se+ara rutin. 1eberapa
pemeriksaan rutin membantu menyingkirkan kemungkinan adanya patogen dan
membantu pemilihan diet bagi penderita.
=ika pada tatalaksana diare akut kita tidak dituntut untuk menelusuri jenis
kuman penyebab diare, pada diare persisten kita harus men+ari *aktor penyebab
ini dengan akti*. 5angkah diagnosis yang dapat dilakukan adalah:
,empelajari perjalanan penyakit dengan harapan dapat mengarahkan kita
pada diagnosis etiologik (pendekatan diagnostik).
,elakukan pemeriksaan makroskopik *eses, yang diamati adalah
kemungkinan terdapatnya darah pada *eses.
,elakukan pemeriksaan mikroskopik *eses. @emuan tro*o2oit atau kista
4moeba atau Biardia mendukung diagnosis Biardiasis. 4tau, ditemukannya
lekosit dalam jumlah yang banyak (1%>5P1 ) atau makro*ag mendukung
diagnosis higella atau bakteri in6asi* lain. In*estasi +a+ing tertentu, misal
Strongyloides atau "richiuris diperkirakan dapat menimbulkan diare.
,elakukan pemeriksaan darah tepi, adanya leukositosis mendukung in*eksi
bakteri in6asi*, khususnya higellosis, sedangkan jika terjadi eosino*ilia
mendukung adanya in*estasi parasit.
1iakan *eses dan kepekaan, dimintakan biakan untuk kuman enterik patogen
antara lain higella , allmonella , :ampyloba+ter, Mersinia dan +oli patogen.
Mang diamati adalah bakteri penyebab spesi*ik dan kepekaan terhadap
antibiotik.
Penetapan adanya intoleransi dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain:
( Pemeriksaan gula *eses dengan tablet +linitest (uji klinik) atau tes
Benedict
( Pemeriksaan p8 *eses
( Pemeriksaan mikroskopik *eses untuk melihat butir lemak
@erdapat serangkaian pemeriksaan lain misalnya lactose loading test dan
hydrogen breath test yang relati* lebih sukar untuk dilakukan. Dalam praktek
$&
adanya intoleransi, baik yang berdasarkan malabsorpsi maupun alergi terutama
ditegakkan melalui uji *ithdra*al !avoidance# dan challenging (henti dan
tantang) pemberian makanan. -elainan yang mun+ul pada tantangan dan
menghilang pada penghentian makanan yang diuji dapat dinilai hanya berdasarkan
mani*estasi klinis tetapi dapat juga berdasarkan pemeriksaan penunjang. Dari
rangkaian langkah diagnosis ini kita dapat sampai pada kesimpulan apakah
penderita dengan :
a. Intoleransi laktosa, ditemukan pada lebih dari /% " diare persisten
sehingga dalam penanggulangan diare persisten jika tidak memakai 4I,
pada tahap awal selalu diberikan makanan yang rendah atau bebas laktosa.
b. ensiti* terhadap protein susu sapi
+. ensiti* terhadap protein susu kedelai
d. Steatorrhoe
%MPLIASI DIARE
Pada diare persisten, dapat terjadi komplikasi selama diare, seperti:
per*orasi usus, megakolon toksik, sepsis, hipoglikemia, hiponatremia, kejang,
indrom 'remik 8emolitik, dan malnutrisi.
Hip,-*ike(ia6 terjadi apabila kadar glukosa C&) mg> dl atau )) mg> dl
pada malnutrisi. 1ila penderita tidak sadar, berikan $ ml> kg11
dekstrosa 1%" se+ara i.6 bolus. 1ila tidak tersedia jalur i.6, dapat
diberikan )% ml air gula lewat pipa nasogastrik. 4pabila anak sadar
dan dapat menelan, berikan )% ml air gula per oral. Pantau kadar gula
darah setelah 3% menit dan ulangi prosedur di atas apabila kadar gula
tetap rendah.
Hip,na+re(ia6 terjadi apabila kadar 9a serum C1$% mmol> 5
dilakukan inter6ensi berupa pemberian 9a:l 3" intra6ena.
=umlah kebutuhan 9a dalam satuan meI:
(13)(9a serum) D $>3 D 11 (dalam kg)
1 mil 9a:l 3" mengandung %,)3$ meI 9a:l. :airan diberikan dalam
waktu $ jam. =ika kadar 9a serum E1$% mmol> 5 diatasi dengan
pemberian oralit atau +airan intra6ena dengan kadar 9a relati* tinggi,
misalnya #inger laktat atau 9a:l *isiologis.
Sep.i.6 4ntibiotika diberikan se+ara parenteral yaitu kombinasi
ampisillin 1%% mg> kg11> hari dibagi dalam 3 dosis dan gentamisin )
$)
mg> kg11> hari dibagi dalam $ dosis. =ika ada tanda syok diatasi
dengan terapi +airan #5 1)(3% ml> kg11 dalam 3% menit sampai 1 jam
pertama. 1ila tensi membaik, diteruskan dengan #inger laktat(
Dekstrosa )" untuk memenuhi kebutuhan +airan sesuai dengan
tekanan 6ena sentral.
Per/,ra.i6 diatasi dengan laparotomi. 4ntibiotika sama dengan yang
diberikan pada sepsis, dikombinasikan dengan metronida2ol / mg>
kg11> hari.
Me-ak,*,n +,k.ik6 diduga toksin Shigella yang bersi*at neurotoksik
berperan penting dalam mempengaruhi motilitas usus, dimana terjadi
penurunan motilitas kolon yang berat diikuti oleh distensi usus yang
berat. Distensi dan penurunan motilitas akan menyebabkan o6ergrowth
bakteri usus, pengembangan usus sehingga terjadi penipisan seluruh
dinding usus, terjadi penjepitan pembuluh darah yang dapat
menimbulkan anoksia, kelumpuhan *ungsi usus serta memperlemah
mekanisme pertahanan. @indakan paliati* yang penting adalah
melakukan dekompresi berupa pemasangan pipa dilanjutkan
pengisapan se+ara berkala. ,akanan enteral dihentikan sementara
waktu. Pemberian makanan se+ara parenteral dilakukan seadekuat
mungkin.
ejan-6 -ejang yang terjadi biasanya adalah kejang demam. 4tasi
demam dengan pemberian parasetamol 1% mg> kg11> dosis. -ejang
hanya sekali merupakan gejala yang sering terjadi, akan tetapi bila
terjadi lama dan berulang kali maka sebaiknya diberikan antikon6ulsan
intra6ena, hindari antikon6ulsan rektal. 1erikan dia2epam %,3 mg>
kg11 tunggu 1% menit, jika masih kejang dan perna*asan baik, ulangi
dosis dia2epam dengan pengawasan ketat terhadap perna*asan.
Sindr,( He(,*i+ik !re(ik6 indrom ini ditandai dengan trias
anemia hemolitik akibat mikroangiopati, gagal ginjal akut, dan
trombositopenia. 4nemia hemolitik akut ditandai dengan
ditemukannya *ragmentosit pada hapusan darah tepi. Bagal ginjal akut
ditandai dengan oligouria, perubahan kesadaran dan peningkatan kadar
ureum dan kreatinin. @rombositopenia dapat menimbulkan gejala
perdarahan spontan. ,ani*estasi perdarahan dapat pula disebabkan
$6
oleh mikroangiopati yang dapat berlanjut menjadi DI:. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan temuan klinis serta pemeriksaan penunjang
untuk memastikan adanya trombositopenia, anemia hemolitik akut,
serta peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. =ika laboratorium
tidak memungkinkan mendiagnosis 8' maka pasien dengan
gangguan kesadaran, pu+at, serta urin sedikit harus di+urigai 8'.
4nemia dan perdarahan diatasi dengan trans*usi termasuk trans*usi
trombosit sesuai kebutuhan. 'ntuk mengatasi gagal ginjal pengelolaan
sesuai tata laksana gagal ginjal.
Ma*nu+ri.i6 malnutrisi diatasi sesuai standar yang berlaku. e+ara
umum a+uan pemberian makanan pada kasus disentri adalah:
o 1eri makanan sedikit(sedikit dengan *rekuensi yang lebih
sering
o ,emberi perhatian khusus agar anak dapat makan dalam
jumlah +ukup
o Pemberian makanan ekstra, minimal sampai $ minggu setelah
sakit.

PEN7EGAHAN
1. 'paya men+egah penyebaran kuman yang menyebabkan diare,
dilakukan dengan:
(a) Pemberian 4I eksklusi* pada bayi?
(b) @idak menggunakan botol susu?
(+) ,emperbaiki +ara penyiapan dan penyediaan makanan pendamping
4I?
(d) ,enggunakan air bersih untuk minum?
(e) ,en+u+i tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan atau menyuapi?
(*) ,embuang tinja se+ara benar.
$. ,eningkatkan daya pertahanan terhadap diare:
(a) ,emberikan 4I sampai $ tahun?
(b) ,emperbaiki status gi2i?
(+) Imunisasi +ampak (antosa, $%%!).
$!
3. Pada :,4, dilakukan inter6ensi meliputi pemberian 4I eksklusi*,
penggunaan *ormula hipoalergenik, penghindaran susu sapi, telur dan ikan selama
3 bulan pertama pada ibu menyusui menghasilkan penurunan insidensi Ig;
terhadap susu sapi.
&. Pada 44D melalui penggunaan antibiotik se+ara rasional dan oleh
karena Clostridium di((icile merupakan penyebab in*eksi nosokomial, sehingga
harus dilakukan upaya menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit.
DAFTAR P!STAA
1. 4miruddin, #idwan. $%%!. Current Issue 'ematian )na+ !%enya+it Diare#.
<-, =urusan ;pidemiologi '984 ,akassar. 46ailable at http5***.
google. com.
$. 4shra** and 4lan. $%%3. "reatment .( In(ectious Diarrhea In Children.
46ailable at http5***. nhalam6icddrb.org5pubmed
3. 1hutta, N. 4. $%%6. %ersistent Diarrhea In Developing Countries .(
%ediatrics )nd Child Health. Pakistan. 4nn 9estle. $%%6: 6&: 3.(&!.
4++essible at http5***. +arger. comlane.
&. 1hutta, N. 4 and -risty, ,. 8endriks. 1..6. Nutritional 1anagement .(
%ersistent Diarrhea In Childhood ) %erspective 7rom "he Developing 8orld.
=ournal 0* Pediatri+ Bastroenterology 4nd 9utrition Golume $$. 46ailable at
http>www. google. +om.
). Damayanti, 7ahyu. Co*0s 1il+ %rotein Sensitive Enteropath dalam 9askah
5engkap -ongres 9asional III 1-B4I.
6. Departemen -esehatan #I Direktorat =enderal PP, dan P5. %endidi+an
1edi+ %emberantasan Diare Edisi +e 9. $%%). =akarta
$/
!. <irmansyah, 4gus. $%%!. Diare %ersisten dalam 9askah 5engkap -ongres
9asional III 1-B4I.
/. 8enry, et al. 1..$. %ersistent Diarrhoea. :lini+al 'pdate : 4 upplement @o
Issue 9o. &/ Pages 1(&. 46ailable at http>www. google. +om.
.. 8o, @ing <ei. $%%1. .ral ,ehydration Solution. 46ailable at http5***.
bmjjournal. com.
1%. Ikatan Dokter 4nak Indonesia. $%%). Standar %elayanan 1edis 'esehatan
)na+. =akarta : 1adan Penerbit ID4I.
11. -arim, et al. $%%1. ,is+ 7actors .( %ersistent Diarrhea In Children Belo*
7ive &ears .( )ge. Indian =ournal 0* Bastroenterology.
1$. -omite ,edik #'P dr. ardjito. $%%%. Standar %elayanan 1edis ,S:% dr.
Sardjito. Mogyakarta : ,edika <akultas -edokteran 'B,
13. 5ima, et al. 1..$. %ersistent Diarrhea in Northeast Bra-il; Interactions 8ith
1alnutrition. 46ailable at http5***. emedicine.com.
1&. ,arkum, et al. $%%$. Bu+u )jar Ilmu 'esehatan )na+. =akarta : 1alai Penerbit
<-'I.
1). %edoman Diagnosis Dan "erapi /ab 5 :%7 Ilmu 'esehatan )na+ Edisi <.
$%%6. urabaya : #'D dr. oetomo.
16. #ahman, et al. $%%1. Simultaneous =inc )nd 3itamin ) Suplementation In
Bangladeshi Children; ,andomised Double Blind Controlled "rial. 46ailable
at http5***. bmjjournal. com.
1!. #osalina, Ina. $%%!. E(i+asi %emberian =inc %ada Diare dalam 9askah
5engkap -ongres 9asional III 1-B4I.
1/. antosa, 9. 1udi. $%%!. %erlunya Continued 7eeding %ada Diare )+ut dalam
9askah 5engkap -ongres 9asional III 1-B4I.
1.. ayoeti, Mor6a. $%%!. )ntibiotic )ssociated Diarrhea dalam 9askah 5engkap
-ongres 9asional III 1-B4I.
$%. a2awal, et al. 1..). Nin+ upplementation In Moung :hildren 7ith 4+ute
Diarrhea In India. 46ailable at http5***. thene*englanjjournalo(medicine.
com.
$1. udarmo, et al. $%%&. Sindroma Diare %ato(isiologi, Diagnosis,
%enatala+sanaan. $astroenterologi )na+ Edisi <. Di6isi Bastroenterologi
5aboratorium>,< Ilmu -esehatan 4nak <- '94I#. urabaya : #'D dr.
oetomo.
$.
$$. utadi,ri ,aryani. Diare 'roni+. $%%3. <- 1agian Ilmu Penyakit Dalam.
'ni6ersitas umatera 'tara. 46ailable at http5***. usudigitallibrary.
$3. '-- gastro(8epatologi ID4I. $%%.. 1odul Diare.
$&. Nein, 'mar. $%%&. Diare )+ut In(e+sius %ada De*asa. <- Di6isi Penyakit
@ropik Dan In*eksi 1agian Ilmu Penyakit Dalam. 'ni6ersitas umatera 'tara.
46ailable at http5***. usudigitallibrary
3%

Anda mungkin juga menyukai