Anda di halaman 1dari 8

3.

5 Alokasi Produksi
Alokasi produksi pada dasarnya merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk mengetahui besarnya kontribusi aliran tiap-tiap lapisan sehingga dapat
ditentukan besarnya laju produksi dan kumulatif produksi minyak (Np) untuk
tiap-tiap laisan tersebut dan untuk tujuan perkiraan perolehan maksimum
(Estimate Ultimate Recovery-EUR).
Metode alokasi produksi dalam upaya menentukan jumlah kontribusi
untuk setiap lapisan dibagi menjadi dua, yaitu metode yang didasarkan pada
kapasitas aliran atau disebut Metode Kapasitas Aliran (kh) dan metode yang
didasarkan pada hasil interpretasi teknik Production Logging atau disebut juga
dengan metode Production Looging Tool (PLT).
3.5.1 Metode Kapasitas Aliran (kh)
Metode ini didasarkan pada harga atau besarnya kapasitas aliran (kh).
Dalam metode ini besarnya kontribusi aliran tiap lapisan pada masing-masing
sumur dihitung atau ditentukan berdasarkan besarnya permeabilitas dan ketebalan
masing-masing lapisan. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa asumsi berikut :
a. Fluida yang mengalir pada tiap lapisan memiliki viskositas () yang
sama.
b. Penurunan tekanan (draw-down pressure) yang terjadi pada tiap
lapisan adalah sama.
c. Fluida mengalir dari jarak radius yang sama.
d. Besarnya skin disekitar lubang bor diabaikan.
Dengan batasan atau anggapan di atas, maka persamaan Darcy 1856 (Dake, L.P.,
1979) untuk aliran radial tanpa memperhitngkan factor skin dapat diaplikasikan
untuk menentukan kontribusi aliran pada tiap lapisan, dengan anggapan tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa perbandingan kh lapisan terhadap kh total
lapisan dapat dianggap mewakili kontribusi aliran untuk tiap lapisan. Besarnya
harga permeabilitas batuan (k) untuk tiap lapisan diketahui dari hasil analisan inti
batuan (core) yang dilakukan pada lapisan yang bersangkutan. Sedangkan
ketebalan lapisan (h) dapat diketahui berdasarkan hasil logging. Berikut rumus
untuk menghitung kontribusi aliran untuk 1(satu) lapisan dapat menggunakan
persamaan berikut:


Keterangan :
q = Laju alir, bbl/hari
k = Pemeabilitas batuan, md
h = Ketebalan lapisan, ft
Daari rumus diatas, maka kontribusi aliran berdasarkan metode kapasitas
aliran (kh) adalah perbandingan dari harga kh masing-masing lapisan dengan kh
total lapisan. Alokasi produksi dengan menggunakan metode ini hanya dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi aliran (FC), sedangkan untuk
menentukan kadar aiar dipakai batasan-batasan dan asumsi sebagai berikut :
1. Untuk sumur yang baru di produksi dengan kadar air awalnya 0%,
maka kadar air dari setiap lapisan adalah 0%.
2. Seandainya sumur tersebut tidak mempunyai data PLT, untuk
menentukan kadaar air dari setiap lapisan ada waktu tertentu, maka
dapat digunakan kadar air dari sumur yang berdekatan yang sudah
dilakukan PLT.
Selanjutnya hasil alokasi produksi dengan metode ini digunakan untuk
menentukan kumulaatif produksi (Np) minyak, perkiraan perolehan
maksimum (EUR) minyak dan sisa cadangan. (Remaining Reserve-RR).
3.5.2 Metode Production Logging Tool (PLT)
Metode Production Looging Tool (PLT) adalh metode yan didasarkan
Ada hasil interpretasi teknik Production Looging Tool, menurut HLS.,
(1991), adalah salah satu cara atau teknik untuk mendapatkan informasi
tentang produktifitas darilapisan produktif, indentifikasi fluida produksi
serta tekanan dan tempratur dalam kondisi sumur berproduksi. Informasi
ini didapatkan dengan jalan memasukan beberapa peralatan production
looging dalam satu rangkaian ke dalam luabng sumur. Suatu rangkaian
production looging biasanya terdiri dari spinner pengukur kecepatan alir,
peralatan indetifikasi fluida, alat pengukur tekanan dan temperatur, natural
gamma ray log dan casing collar locators. Informasi yang dihasilkan dari
hasil interpretasi looging ini terutama adalah besarnya kontribusi aliran
dan besarnya kadar air masing-masing lapisan. Alokasi produksi hasil
interpretasi
Intepretasi PLT dilakukan 2(dua) tahapan, persiapan data dan cara
pengakolasian.
3.5.2.1 Persiapan Data
Data-data yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan alokasi
produksi dengan metode PLT antara lain :
1. Peta-peta geologi dan data-data reservoir, terutama
berhubungan untuk keperluan penentuan perkiraan cadangan
minyak mula-mula di tempat (STOIP).
2. Hasil laporan kerja ulang (workover), diperlukan untuk
mengetahui apakah terjadi penutupan atau pembukaan suatu
lapisan dalam periode produksi sumur tersebut.
3. Data produksi bulanan, yang berisi laju alir minyak,laju alir air,
laju alir fluida, kadar air serta hasil interpretasi PLT.
3.5.2.2 Cara Pengalokasian
Cara pengalokasian produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pengalokasian untuk kontribusi aliran dan pengalokasian untuk kadar air (water
cut).
a. Pengalokasian untuk Kontribusi Aliran
Sebelum dibahas mengenai pengalokasian untuk kontribusi aliran maka
sebelumnya akan dijelaskann terlebih dahulu cara mendapatkan besarnya
kontribusi aliran suatu lapisan. Kontribusi aliran dapat diketahui dengan alat
Spinner Flow Meter yang terdapat dalam rangkainan Production Looging. Di
dalam alat ini terdapat suatu impeller atau spinner yang berfungsi untuk mengukur
kecepatan aliran fluida sumur. Hasil perekaman akibat perputaran spinner ini akan
dicatat dalam suatu putaran per-detik (RPS). Hasil ini dapat dikonversikan
terhadap ketinggian fluida yang didesak oleh setiap putaran spinner ke dalam
kecepatan alir fluida (vf) dalam satuan feet per menit (ft/menit). Karena dalam
aliran turbulen tidak semua fluida mengalir melalui spinner, maka vf perlu
dikoreksi terhadap total fluida yang mengatur dalam rangkaian.
V
koreksi
= Cvf ..
Keterangan :
V
koreksi
= Kecepatan aliran fluida yang telah dikoreksi, ft/menit
Vf = Keceptan aliran fluida/menit
C = Fator koreksi berkisar antara 0.84-0.80
Dari kecepatan fluida yang diperoleh dan telah dikoreksi maka dapat
ditentukan besarnya laju alir fluida dalam satuan Barrel Fluida Per Day (BFPD)
yantiu dengan mengalikan kecepatan fluida yang telah dikoreksi, V
koreksi
(ft/menit)
dengan luas penampang dalam pipa, A (in
2
), sehingga dapat dituliskan sebagai :
Qf = V
koreksi
A
atau
qf = 1.4 V
koreksi
(ID
casing)
2
.
Keterangan :
qf = Laju alir fluida, bbl/hari
ID
casing
= Diameter fluida tiap lapisan, bbl/hari
q
sumur
= Kecepatan alir yang telah dikoreksi, ft/menit
Apabila alat spinner flow meter ini dijalankan di dalam sumur melewati
lapisan-lapisan produktif, maka besarnya laju alir fluida masing-masing lapisan
dapat diketahui dan akhirnya dengan membandingkan laju alir fluida msaing-
masing lapisan ditiap-tiap sumur terhadap laju aliran total sumur tersebut akan
dihasilkan kontribusi aliran untuk masing-masing lapisan produktif ditiap sumur.

..
Keterangan :
FC = Kontribusi aliran, fraksi
qf = Laju alir fluida tiap lapisan, bbl/hari
q
sumur
= Laju alir sumur, bbl/hari
Pengalokasian kontribusi aliran ditiap lapisan mengasumsikan bahwa
kontribusi aliran suatu lapisan diantara dua hasil interpretasi PLT tidak berubah
selama dalam periode waktu tersebut dan tidak terjadi perubahan pembukaan atau
penutupan lapisan. Kontribusi aliran diasumsikan tetap sampai waktu tejadinya
penutupan atau pembukaan lapisan. Kemudian besarnya kontribusi setelah
penutupan atau pembukaan lapisan tetap mengikuti data hasil interpretasi PLT
yang dilakukan berikutnya.
b. Pengalokasian untuk Kadar Air
Besarnya kadar air dihasilkan dari rekaman alat fluida density yang terdapat
dalam rangkaian production looging. Harga kadar air dapat ditentukan dengan
pertimbangan adanya perbedaan berat jenis (densitas) antara minyak dan air.


Keterangan :
WC = Kadar air, fraksi

mix
= Berat jenis fluida campuran, gr/cc

o
= Berat jenis minyak, gr/cc

w
= Berat jenis air, gr/cc
Untuk mengalokasikan kadar air, dihitung dari perbandingan laju produksi
dengan laju produksi fluida, kemudian dari hasil tersebut dibuat presentasenya.
Pengalokasian kadar air inilah yang memerlukan analisis dan pengamatan lebih
teliti agar supaya didapatkan hasil pengalokasian yang mendekati keadaan
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai