Anda adalah seorang mahasiswa kedokteran yang sedang bertugas di instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit ketika datang seorang ibu membawa anaknya, perempuan 4 tahun dengan keluhan kejang. . !ato"isiologi kejang Gangguan pada membrane sel neuron !otensial membrane sel neuron bergantung pada permeabilitas sel tersebut terhadap ion #a dan $. potensial membrane ini terganggu, misal% perubahan konsentrasi io ekstraselular, stimulasi mekanis atau kimiawi, perubahan pada membrane oleh penyakit atau jejas, pengaruh kelainan geneti&. Gangguan pada mekanise inhibisi prasinaps dan pas&a sinaps !otensial aksi pada satu neuron dihantar melalui neuroakson, kemudian membebaskan 'at transmitter pada sinaps. (rasmiter eksitasi )asetilkolin, glutami& a&id* mengakibatkan depolarisasi+ transmitter inhibisi )GA,A, glisin* hiperpolarisasi. #ormal% keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi. ,ila terjadi gangguan keseimbangan bangkitan kejang. Sel glia% mengatur ion $ ekstraselular. Gangguan "ungsi% gliosis, &edera -. !enyakit.penyakit yang menimbulkan gejala kenjang /entral ner0ous systemdisease . &ongenital% hypo1i& is&hemi& &erebral insult birth trauma, tuberous s&lerosis, A23, lipid storage disease, leukodistrophies, down syndrome -. In"eksi% meningitis, en&ephalitis, abs&ess, syphilis. 4. (rauma% di""use brain injury, hematoma, depressed skul "ra&ture. 4. (umor% glioma, meningioma, se&ondary &ar&inoma, dll. 5. 2as&ular% atheroma, arteritis, aneurisma. 6. Degenerati0e Al'heimer7s, /reut'"eld 8akob, !i&k7s disease, dll. 9. 3is&ellaneous% demyelination. Gangguan systemi& . :e0er -. ;ypo1ia 4. ;ypoglikemia 4. <lektrolit imbalan&e 5. Renal, hepati&, respiratory "ailure 6. drugs 9. drug withdrawal =. (o1ins >. !yrido1ine de"i&ien&y ?. !orphyria . Inborn error o" metabolisme 4. Anamnesis :rekuensi dan lama kejang@ $apan kejang terjadi@ !ertama kali atau sudah pernah terjadi@ ,agian tubuh yang terkena@ $eadaan saat kejang dan setelah kejang Apakah kejang disertai demam apa tidak@ 4. !erbedaan epilepsi dan kejang demam <pilepsi $ejang demam $ejang rekuren non metaboli& yang disebabkan proses kronik ,angkitan kejang karena kenaikan suhu tubuh !enyakit neurologi Gejala neurology dari penyakit sistemik (idak terkait gangguan metabolik seperti demam serangan otak akut ,erkaitan dengan in"eksi bakteri !ada pemeriksaan <<G terdapat gambaran spike !ada pemeriksaan <<G terlihat normal 5. !erbedaan kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks $ejang Demam Sederhana $ejang Demam $ompleks (idak ada risiko terjadinya epilepsi ,erisiko untuk terjadi epilepsi $ejang kurang dari 5 menit $ejang lebih dari 5 menit $ejang bersi"at umum $ejang bersi"at "okal atau multipel )lebih dari satu kali sehari* (idak ada kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang !unya kelainan neurologis atau punya riwayat sebelumnya 6. !erbedaan epilepsi parsial sederhana dan epilepsi parsial kompleks <pilepsi !arsial Sederhana <pilepsi !arsial $ompleks (idak ada gangguan kesadaran Ada gangguan kesadaran Dapat dengan mani"estasi motor, autonomi&, somatosensorik, psikis Anset parsial sederhana diikuti dengan penurunan kesadaran 9. !erbedaan kejang demam dan kejang karena in"eksi intra&ranial $ejang Demam $ejang karena in"eksi intrakranial In"eksi ekstrakranial In"eksi intrakranial ,erhubungan dengan suhu (idak berhubungan dengan suhu !ada pemeriksaan lumbal pungsi hasilnya normal !ada pemeriksaan lumbal pungsi hasilnya ada kelainan !ada pemeriksaan <<G kelihatan normal !ada pemeriksaan <<G ada gambaran tidak normal !rognosisnya baik !rognosisnya buruk
=. Bang dimaksud meningitis, en&ephalitis, meningoen&ephalitis 3eningitis Radang di meninges se&ara klinisnya ada kaku kuduk, sakit kepala, demam dan bisa juga terjadi penurunan kesadaran. Dapat terjadi juga kejang.kejang, gelisah, gangguan tingkah laku,sakit perut,nausea dan muntah.muntah tetapi kelainan neurologist belum ada. <n&ephalitis Radang di jaringan parenkim otak.Se&ara klinisnya didapati demam, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan, malaise,nyeri eksremitas dan pu&at. 3eningoen&ephalitis Radang di meninges dan ense"alon.gejala klinisnya adalah gabungan gejala meningitis dan en&ephalitis. Lembar II !asien adlah anak ke 5 dari 6 bersaudara. Ayahnya seorang pegawai negeri, guru SD. Ibunya tidak bekerja. Csia ibu saat mengandung anak tersebut 4- tahun. ,ayi lahir normal setelah umur kehamilan > bulan, langsung menangis. Imunisasi tidak lengkap sejak umur tahun pasien sering mengalami demam, batuk.pilek. Sejak - minggu yang lalu anak demam naik turun, sudah berobat ke puskesmas. (adi malam anak kejang kelojotan seluruh tubuh D ? menit. (idak ada riwayat kejang sebelumnya. (idak ada riwayat sakit telinga. !ada pemeriksaan didapatkan pasien sakit sedang, gi'i kurang, (,E?? &m, ,,E- kg, lingkar kepala 54 &m, suhuE4= ? /. (eraba pembesaran lymphonoidi &er0i&al. 8antung dalam batas normal pulmo% ronkhi FG F. ;epar dan lien tak teraba. ,ising usus normal. (urgor normal. !ada pemeriksaan neurology didapatkan kesadaran somnolen, G/S% <43524E . kaku kuduk )F*. !upil isokor re"leks &ahaya FGF, papil edema .G.. !arese #. 2I kiri. ;emiparese kanan tipe C3#. Re"leks ,abinsky FG.. . ,erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan diagnosa kerjanya pada pasien ini% 3eningitis. Diagnosa banding % <nsepalitis meningoen&epalitis -. Bang termasuk tanda sara" meningeal a. kaku kuduk% !asien dlam posisi telentang , bila lehernya ditekuk se&ara pasi" terdapat tahanan sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada , maka dikatakan Hkaku kuduk positi"H. $aku kuduk juga terdapat pada tetanus, abses retro"aringeal, abses peritonsilar, ense0alitis 0irus, kera&unan timbal, artritis reumatoid. b. Perasat Brudzinski I% letakan satu tangan pemeriksa di bawah kepala pasien telentang , dan tangan lain diletakan di dada pasien untuk men&egah agar badan tidak terangkat , kemusian kepala pasien di"leksikan kedada se&ara pasi" )jgn dipaksa*. ,ila terdapat rangsangan meningeal maka kedua tungkai bawah akan "leksi pada sendi panggul dan sendi lutut. &. Perasat Brudzinski II % pada pasien telentang, "leksi pasi" tungkai atas pada sendi panggul akan diikuti oleh "leksi tungkai lainnya pada sendi pangguk dan sedi lutut. ;asil lebih jelas bila waktu "leksi ke panggulsendi lutut dalam keadaan ekstensi. d. Perasat Kernig % yang biasa digunakan ialah pada pasien dalam posisi telentang dilakukan "leksi tungkai atas tegak lurus , kemudian di &oba meluruskan tungkai bawah dapat membentuk sudut I 45 derajat terhadap tungkai atas. !ada iritasi meningeal ekstensi lutut se&ara pasi" tersebut akan menyebabkan ras sakit dan terdapat hambatan. !emeriksaan ini sukar dilakukan pada bayi dibawah umur 6 bulan. 4 a. :ontela mayor menutupnya beberapa hari setelah lahir sedangkan "ontela minor menutupnya 4.= minggu 4 b. Anatomi dari ner0us 2I dan perjalananya% !erjalanan # 2I mun&ul dipermukaan 0entral batang otak , pada &elah antara pyramid 3A dan ujung &audal !A#S )tepat &ranial 3A* lalu berakhir di sisterna J berakhir di sisterna !ontis )juga berjalan A. ,asilaris* J 3enembus duramater berjalan dalam rongga subarakhnoid J 3asuk kesinus &a0ernosus dan berjalan di lateral A. &arotis interna dalam darah 0ena yang mengisi sinus J :issura orbitalis superior J 3. re&tus o&uli lateralis 4. Re"leks Kre"leks "isiologis pada bayi% !almar grasp !lantar grasp ,abinski sign 3oro Rooting !la&ing Gallant Asymetri& toni& ne&k /rossed addu&tor #e&k righting Landau posture Lateral propping !ara&hute ,link to threat 5. hipoksik is&hemi&k ense"alopati adalah penyebab terpenting kerusakan SS! karena kekurangan oksigen 3ani"estasinya% serebral palsy dan mental de"i&ien&y !enyebabnya% a. tekanan darah ibu rendah pada saat lahir b. !ost maturity &. 0asokontriksi karena &o&ain dll d. Insu"isiensi pla&enta e. solutio pla&enta ". uterus ke&il menghambat pla&enta g. Darah ibu tidak &ukup oksigen 6. !ada bayi prematur mudah terjadi perdarahan intrakranial karena belum sempurnanya % a. !embuluh darah b. !embekuan darah dll 9. ;ubungan antara apgar s&ore dan kemungkinan terjadinya kejang 3akin rendah Apgar S&or, makin rentan terhadap kejang karena low Apgar S&ore menyebabkan gangguan &entral ner0us system, hipoksia yang dapat menyebabkan resiko kejang meningkat. =. Imunisasi yang dapt men&egah meningitis % a. hemo0ilus &onjugate 0aksin b. mening&o&el &onjugate 0aksin &. 0aksin ,/G >. !emeriksaan penunjang yang diperlukan% a. Darah peri"er lengkap untuk mengetahui trombositosis, euseno"ilia, anemia b. $ultur darah % untuk mengetahui kuman &. /S: % baktery d. Cji tuberkulin e. :oto tora1 ". ,akterial antigen g. /( s&an dan 3RI Lembar III Laboratorium% ;b% <ritrosit% 44?? Lekosit% ??? (rombosit% 445??? L<D% 65 ;itung jenis lekosit% . <osino"il% ? . ,aso"il% ? . ,atang% - . Segmen% 55 . Lim"osit% 4? . 3onosit% 4 . SGA(% -> . SG!(% -4 RA thora1% gambaran $! primer 3antou1 test% )F* Lumbal pungsi Larna% jernih Sel% -44 ;itung jenis . !3#% 4?M . Lim"osit% 9?M . #onne )FF* . !andy )F* . !rotein NN . Glukosa 45 <<G )tertera di lembar diskusi* Diagnosa klinis% kejang , demam , gi'i kurang. Sakit sedang, pembesaran lym"oid &er0i&al, ron&hi FGF, kaku kuduk , paresis #. 2I, hemiparesis kanan , ,abinsky FG., Diagnosa topis% !eradangan di meningen yang menyebabkan paresis # 2I kiri, hemiparesisi kanan tipe C3#, ,abinsky F kanan Diagnosa patologis% In"eksi Diagnosa etiologis% 3i&roba&terium (,/ -* !erbedaan meningitis serosa dan meningitis bakterial dari pemeriksaan L/S (ipe meningitis sel glukosa protein smear Asam laktat /S: ,akterial I5??!3# O?.5 blood glukose I45mgGdl organisme I45mgGdl (uberkulosa O5??3# 3oderateGmarked de&rease 3arked in&rease F,. I45mgGdl 4a* epidemiologi bakteri. bakteri penyebab meningitis Strepto&o&us pneumoniae pada usia dewasa #eisseria meningitidis serotype A,,,/,D pada usia 6.-? tahun ;aemophilus in"luen'a pada usia - bulan K 6 tahun Strepto&o&us group , pada neonatus < &olli pada neonatus Staphilo&o&us aureus pada neonatus #eisseria gonorrhoeae pada wanita hamil 4b* "okus in"eksi dari meningitis bakterialis @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@ 3eningitis dapat diikuti oleh in0asi bakteri dari "okus in"eksi yang menular &ontohnya paranasal sinusitis, otitis media, mastoiditis)paling sering terjadi*, orbital &ellulitis,dermal sinus tra&ts,osteomielitis &ranial atau 0erterbral, penetrating &ranial trauma, atau meningomielo&eles 4a* pato"isiologi terjadinya abses &erebri Bang paling sering white gray matter jun&tion)substansia grisea* yang didistribusikan oleh arteri &erebri media. Abses otak terjadi ketika bakteri piogenik masuk ke dalam /S:. ,akteri tersebut dapat berasal dari penyakit.penyakit seperti otitis media, mastoiditis, atau paranasal sinusitis)paling sering*. 4b* gejala abses &erebri Demam, sakit kepala, meriang, progresi" "okal, neurogi&al sign, mual, muntah, menurunnya tingkat kesadaran, papil edema, dan hemiparesis progresi". 5* yang termasuk meningitis serosa (,/, 0irus, to1oplasma gondii, ri&ketsia 6a* patogenesis dan mor"ologi meningitis (, !atogenesis% tuberkel bisa terjadi soliter atau tersebar di hemis"er serebri atau selaput medula spinalis. 3or"ologi% <ksudat terdiri dari sel radang menahun dan "ibroblas. Dapat ditemukan tuberkel <ndarteritis obliteran )peradangan arteri yang melintasi ruang subara&hoid* !ada kasus lanjut ditemukan ara&hnoiditis adhesi" "ibrosa yang padat terutama di bagian basal. 6b* dampak dan komplikasi dari meningitis tuberkulosa (erjadi A"asia motoris dan sensoris $ejang "okal, monoparesis, hemparesis dan gangguan sensibilitas 9 gejala dan etiologi ense"alitis Gejala% demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri e1trimitas, pu&at. <tiologi% bakteri, &a&ing, riketsia, jamur, 0irus. = gejala meningitis dan ense"alitis 3eningitis% nyeri kepala yang dapat menjalar ke tengkuk dan punggung, tengkuk menjadi kaku, kaku kuduk, bila hebat terjadi opistotonus )tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperektensi* <nse"alitis% demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri e1trimitas, pu&at. >a. Insiden in"eksi intra&ranial yang meningkat% Gaya hidup tidak sehat $urangnya kesadaran hidup sehat )imunisasi tidak dilaksanakan* Lingkungan yang terkontaminasi Sanitasi yang buruk $epadatan penduduk $emiskinan ,anyak daerah kumuh $urang gi'i ;I2 Stress >b. maniestasi in"eksi ;I2 di bidang neurologi Lym"oma primer pada otak dan en&epalopaty >&. In"eksi opportunistik in"eksi ;I2 dibidang neurologi to1oplasmosis ?. !oliomyelitis disebabkan 0irus yang mengin0asi motor neuron di medulla spinalis dan batang otak menyebabkan serat otot hilang, kelemahan. Dibagi menjadi% Aborti0e% penyakit demam yang diikuti satu atau lebih symptom seperti% malaise, anoreksia, 0omiting, sakit kepala, sakit tenggorokan, konstipasi, sakit perut yang tidak diketahui tempatnya. Demam, diare, dan kekakuan perut yang jarang terjadi. Suhu demamnya 4> ? /. #on.paraliti&% symptom seperti aborti0e ke&uali sakit kepala, muntah yang lebih parah, nyeri punduk, nyeri kaki, sering konstipasi. !araliti&% mani"estasi sama seperti non paraliti&, disertai kelemahan otot. . !enatalaksanaan% Simptomatik Rawat di Rumah sakit dengan ruang lampu redup dan tidak bising, dll. Sakit kepala dan hiperestesi Rehat Analgesi& bukan aspirin untuk sakit kepala Demam a&etamino"en $ejang dia'epam (ekanan &ranial meningkat balan&e &airan )manitol* Antibioti& untuk bunuh kuman penyebab Lembar ke 4. Lembar 4 Ren&ana penatalaksanaan . !enatalaksanaan umum % . $I< )$omunikasi, In"ormasi, <dukasi* . !erbaikan gi'i -. !enatalaksanaan khusus . 3edikamentosa % Abat anti kejang AA( 2it ,6 Steroid Simtomatik Diskusi . $I< yang diberikan pada keluarga. $I< yang diberikan % . (entang keadaan penyakit pasien . 3enanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita (,/ )&onta&t person* . !engobatan dan pengawasan yang teratur . Sanitasi di lingkungan sekitar diperbaiki . Gi'i &ukup untuk pasien -. !enatalaksanaan gi'i pada penderita meningitis (,/ dengan dan tanpa penurunan kesadaran. . Dengan penurunan kesadaran % 3emasang nasogastro tube . (anpa penurunan kesadaran % memberi asupan tinggi kalori dan tinggi protein 4. :armakologi AA( % Ri"ampisin, I#;, !ira'inamid, <tanbutol, Streptomisin )mekanisme kerja, dosis, e"ek samping*. ,agaimana regimen terapi AA( pada meningitis (,/. 4. :armakologi obat.obat anti kejang )mekanisme kerja, dosis, e"ek samping* a. Diazepam 3ekanisme kerja i. menghambat penjalaran akti0itas serangan ii. tidak men&egah letupan abnormal di "o&us iii. 3enambah potensiasi inhibisi neuron oleh GA,A Dosis i. !ada bayiGanak.anak diberikan per re&tal )?.5..?mgGkg ,,* Cntuk status epileptikus juga dapat diberikan "enobarbital atau anestesi umum Cntuk status epileptikus )5.?.?.?mg i.0* <"ek samping i. kantuk ii. obstruksi jalan napas, karena paralysis lidah iii. depresi pernapasan i0. &ardia& arrest b. Fenobarbital 3ekanisme kerja i. 3engurangi eksitasi dari glutamat ii. <"ek hambatan GA,A <"ek Samping i. e"ek sedati" dapat dihilangkan am"etamin tanpa hilangnya e"ek antikon0ulsi c. Fenitoin 3ekanisme kerja i. menghambat penjalaran ransangan "okus.I otak lainnya ii. memulihkan eksitabilitas yang meningkat abnormal .I normal iii. meransang otak ke&il,tingkatkan inhibisi pas&a sinaps di otak i0. menstabilkan membran neuron e"ek samping 0estibulo&erebeler % ata1ia , nistagmus, sukarbi&ara, tremor , gugup, kantuk dan rasa lelah, gangguan mental ,ilusi dan halusinasi mual muntah, anore1ia pada wanita muda akan merangsang suprarenalis yang menyebabkan keratosis dan hirsutisme hepatitis dan ikterik Anemia megaloblastik karena disu"isiensi asam "olat Dalam !erawatan di RS menunjukkan perbaikan klinis, tapi seminggu kemudian terjadi sakit kepala yang semakin berat, muntah, dan kesadaran menurun lagi. Dialkukan pemeriksaan brain /( S&an. 5. a. Anatomi dari aliran L/S dari tempat pembentukan sGd tempat absorbsi b. Apa yang dimaksud dengan hidrose"alus komunikans dan non komunikans ;IDRAS<:ALCS $A3C#I$A#S %ada hubungan antara 0entrikel dan sisterna basalis yang menyebabkan obstuksi /S: "low Di subara&hnoid spa&e atau &isterna basalis oleh karena iritasi meningel yang menyebabkan semua 0entrikel membesar ;IDRAS<:ALCS #A#$A3C#I$A# % obstuksi di system 0entrikel biasanya 0entrikel 4 ,4, aPuaduktus )stenosis* !embesaran 0entrikel diatas obstruksi, dibawah obstruksi 0entrikel normal pada bayi diagnosis klinis dengan CSG pada dewasa dan anak diagnosis /( s&an 3RI &. Apa saja penyebab hidrose"alus . !roduksi L/S yang berlebihan -. ,erkurangnya absorpsi L/S 4. ,lokade sirkulasi L/S d. Gejala hidrose"alus pada bayi . "ontanel anterior membuka lebar dan menonjol -. 0ena kulit dilatasi 4.Dahi lebar 4. 3ata dapat berde0iasi ke bawah e. Gejala hidrose"alus pada orang dewasa kronis% terjadi sakt kepala , mual muntah , gangguan 0isual, ata1ia, letargi, iritability, terjadi papil edema bilateral Dimentia , kelemahan , inkotinensia urin , kejang 6. !enatalaksanaan hidrose"alus <mergen&y Q(umor atau kista diangkat 2entrikulustomi dan 0entrikular drainase pada keaadan emergen&y $urang emergen&y Q0entrikular peritonial shunt untuk mengurangi I/! sebelum dilakukan pengangkatan tumor atau kista 3<DI$A3<#(ASA % :urosemid , aseta'olamid untuk menurunkan I/! Daftar pustaka . 3ansyoer, A. -???. $apita Selekta $edokteran jilid -, edisi ketiga.jakarta% 3edia Aes&ulapius, :$CI -???. -. Lumbantobing , S.3. -??5. #eurologi $linik !emeriksaan :isik dan 3ental. 8akarta% ,alai penerbit :$ CI 4. Robbins, S.L. >>5. ,uku Ajar !atologi II. 8akarta. <G/. 4. $urt <. 8ohnson. >>4. ;istologi dan ,iologi Sel . 8akarta% ,inarupa Aksara.