Anda di halaman 1dari 10

BUMI DAN JAGAD RAYA

A. Sejarh Perkembangan Muka Bumi



1. Sejarah Terbentuknya Bumi
Mulanya terjadinya bumi sama dengan
terbentuknya planet-planet lainnya dalam system tatasurya. Bumi berasal dari gumpalan gas yang besar
dan dalam keadaan berputar. Suatu saat terlepaslah sebagiaan gumpalan itu.Gum
palan-gumpalan yang terpusah dan terus berputar mengalami proses pendinginan dan akan menjadi
padat. Itulah planet-planet termasuk bumi didalamnya. Peristiwa tersebut berlangsung cukup lama
sehingga bumu seperti sekarang ini baru terjadi berjuta-juta bahkan bermilyaran tahun. Setelah bumi
bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan demi waktu bagian luarnya makin padat.
Sehingga permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuhan, dan makhlluk lainnya.
Sesudah bumi terbentuk, maka bahan-bahan yang lebih berat menggumpal diintinya, keraknya terdiri
dari unsure-unsure silisium dan aluminium. Lalu menyusul lapisan yang lebih dalam dengan unsure-
unsure utama silisium dan magnesium. Dan lebih kedalam ada unsure yang banyak mengandung
persenyawaan logam sulfide, paling dalam inti dengan kaandungan besi dan nikel.
Kesimpulan bahwa planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hinggan terbentuk bumi yang
seperti sekarang ini. Proses pembentukan bumi ada 3 tahap, yaitu :
a. Awalnya bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami pelapisan/perbedaan
unsure.
b. Pembentukan lapisan struktur bumi diawadi dengan terjadinya differensiasi. Materi besi yang berat
jenisnya lebuh besar akan tenggelam, dan yang lebih ringan akan bergerak kepermukaan.
c. Bumi terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu : inti, mantel dan kerak bumi.

2. Struktur Bumi
a. Litosfer/Kerak bumi (Lapisan Batuan Pembentuk kulit Bumi atau Crust).
Litosfer berasal dari kata Lithos berarti batu bara dan sfhere/sphaira berarti lapisan. Kesimpulan litosfer
dapat diartikan lapisan batuan pembentik kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan yang
[aling atas dengan ketebalan 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi. Batuan yang
melapisi kerak bumi terdiri dari batuan basa dan masam. Lapisan ini sebagai tempat tinggal manusia.
b. Astenosfer (lapisan Selubung/Mantle)
Yaitu lapisan yang terletak dibawah litosfer dengan ketebalan 2900 km berupa material cair, kemtal
dan berpijar dengan suhu sekitar 3000C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat
cair,padat, dan gas bersuhu tinggi.
c. Barisfer (Lapisan Inti Bumi/Core)
Yaitu lapsan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan nife
(nicollum atau nikel dan ferrum atau besi). Core dibedakan atas 2 baguan yaitu inti luar dan inti dalam.
1) Inti Luar (Outer Core)
Inti luar adalah inti bumi yang paling luar. Tebal lapisan ini sekitar 2200km, tersusun atas materi besi dan
nikel yang bersifat cair, kental, fan panas berpijar suhu 3900C.
2) Inti Dalam (Inner Core)
Inti Dalam adalah inti bumi yang ada dilapisan dalam dengan ketebalan 2500km, tersusun atas materi
besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4800C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat
dengan densitas 10gram/cm3. Penyebabnya adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian bumi
lainnya.



3. Sejarah Perkembangan Muka Bumi
a. Teori Pengapungan Benua
Alfred Wegener melakukan penelitian antarbenua secara geologis, kartografis, paleontologist, dan
klimatologis. Kesimpulan penelitiannya bahwa benua yang ada sekarang pada zaman dahulu pernah
bergabung menjadi sebuah benua besar yang disebut Pangea. Karena adanya gerakan benua besar
diselatan kearah barat atau utara, maka terjadilah :
Samudra dan Benua-benua menggabung sendiri-sendiri.
Samudra Atlantik semakin luas karena Benua Amerika Bergerak ke barat.
Adanya kegiatan gempa yang besar disepanjang patahan San Andreas, dekat pantai barat Amerika
Serikat.

Dalam Teori ini juga dikemukakan beberapa analisis antara lain, yaitu ;
Adanya formasi geologi yang sama antara lain pantai timur Benua Amerika dengan pantai barat
Eropa dan Afrika, pembuktiannya bahwa formasi geologi di pantai barat Afrika sama dengan pantai
timur Amerika.
Adanya Gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36m/tahun. Pulau
Madagaaskar menjauhi AfSel sejauh 9m/tahun.\
Bukti adanya teori pengapungan benua yaitu adanya pegunungan dengan arah timur-Barat di Tanjung
Harapan pinggir pantai dan didekat Buines Aires, Argentina ditemukan struktur yang sama baik umur
maupun corak deformasinya. Kenampakan lain yang cukup berarti untuk mendukung toeri ini adalah
tipe-pite batuan, meliouti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metaforf juga dijumpai didaerah
tersebut.
b. Teori Ed Suess
Adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika
desebabkan pernah bersatunya daratan. Daratan yang menyatu ini disebut benua Gondwana. Benua ini
sekarang yang tertinggal hanya sisa-sisa karena yang lain sudah ditutupi oleh laut.
c. Teori Kontraksi (Des Cartes)
Menurut teori ini bahwa bumi kita surut, mengkerut, karena pendinginan, sehingga terjasi lembah-
lembah.
d. Tim Peneliti Amerika
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan teori Wegener. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
Kutub Selatan 200 juta tahun yang lalu terletak didekat khatulistiwa, seharusnya pada zaman tersebut di
Kutub Selatan terdapat hewan dan tumbuhan. Lalu didaerah tersebut dapat ditemukan fosil tulang
rahang dari hewan Amfibia air tawar purba tepatnya di AmSel dan Utara. Hal tersebut membuktikan
bahwa teori pengapungn benua mendekati kebenaran.



4. Teori Lempeng Tektonik
Lapisan kerak bumi/litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik yang menumpang di atas
astenosfer. Dinamakan lempeng karena terdiri dari dua dimensi, yaitu panjang dan lebar. Litosfer yang
mengapung diatas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang sangat berhubungan. Aliran konveksi
yang keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan dibagian lain akan masuk kembali
kelapisan dalam dan bercampur dengan materi dilapisan ini. Daerah tempat masuknya materi tersebut
dinamakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis. Pada
daerah patahan tersebut gempa sering terjadi akibat adanya pergeseran kerak bumi yang berlangsung
terus sehingga lempeng kerak bumi terpecah-pecah. Karena lempeng ini berada diatas lapisan
astenosfer sehingga lempeng-lempeng menjadi bergerak tak beraturan. Sampai sekarang ini benua
bergerak dan bergeserbeberapa cm tiap tahun, misalnya, India Bergeser ke utara sejauh 25 mm setiap
tahun. Akibat pergeseran tersebut, sekitar 55 juta tahun yang lalu, India bertumbukan dengan benua
Asia.
Hal-hal yang penting mengenai gerakan lempeng ini adalah sebagai-berikut:
a. Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus-menerus terjadi dan menghasilkan perubahan-
perubahan dipermukaan bumi.
b. Sumber gerakan ini adalah yang disebabkan oleh panas.
c. Lempeng-lempeng tektonik dapat meleleh sewaktu mendekati kullit bumi dan keluar lewat gunung
api, celah atau retakan.
d. Dasar batuan yang meleleh mendesak maju bagian kerak bumi yang lebih tua.
e. Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannnya dengan persebaran gunung api dimuka bumi
dan terjadinya gempa bumi.
Didalam pergerakannya kadang-kadang ada dua lempang yang saling menjauh disepanjang patahan,
terhadap pula lempeng-lempeng yang saling bertabrakan sehingga menimbulkan gempa yang dahsyat.
Berikut adalah lempeng-lempeng utama yang ada dipermukaan bumi :
Lempeng Antartika, meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
Lempeng Indo-Australia, meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinel India dan Australia
bagian barat.
Lempeng Pasifik, meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
Lempeng Afrika, meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik dan bagian barat Lautan
Hindia.
Lempeng Amerika, meliputi AmUt, AmSel, dan setengah dari bagian barat Lautan Atlantik.
Lempeng Eurasia, meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.


Adanya pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan dipermukan bumi yang
berbeda dan dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Daerah tempat bertemunya lempeng
disebut batas lempeng. Batas lempeng tektonik ada 3, yaitu :
a. Batas Divergen
Pada batas-batas dimana antar lempeng saling menjauh (divergen), sehingga lempeng yang
saling berbatasan saling menjauh, akan terbentuk material-material baru yang berasal dari arus konveksi
mantel dibawah lempeng. Material baru itu membentuk punggung tengah laut (mid oceanic ridge) yang
pegunungan di dasar laut. Contohnya Mid Atlantik Ridge, yang membatasi lempeng Amerika Selatan
dengan lempeng Nasca.

b. Batas Konvergen
Merupakan batas dimana terjadi dua lempeng yang bergerak saling mendekati, sehingga terjadi
tumbukan. Flint dan Skinner menyebutkan jika kedua lempeng yang saling bertumbukan adalah
tempeng samudra, maka salah satu lempeng akan menyusup kebawah dengan sudut 35-45. Masuknya
lempeng kedalam mantel ini menyebabkan terjadinya partial melting. Partial melting adalah padatan
sudah meleleh tapi belum menjadi fase cair seutuhnya. Proses ini akan menghasilkan andesit yang
muncul kepermukaan dan membentuk kepulauan rantai gunung api aktif didunia.
Apabila salah satu lempeng samudra dan lempeng benua, maka lempang samudra akan menyusup
kelempeng benua, sehingga menyebabkan terjadinya partial melting, menghasilkan magma andesit, dan
terbentuk rantaian pegunungan aktif yang muncul dipermukaan lempeng benua. Apabila tumbukan
antar lempeng benua, maka akan menyebabkan pembubungan raksasa. Lempeng benua tak mampu
menunjam kebawah, yang dapat menyebabkan retakan-retakan deformasi, membentuk pegunungan
lipatan. Pada batas konvergen ini merupakan jalur gempa yang kuat.
Berikut fenomena yang terjadi didaerah pertemuan dua lempeng.
1) Hancurnya lempeng karena pergesekan lempeng.
2) Adanya akitivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
3) Terbentuknya palung laut di tempat tubukan.
4) Pembengkakan tepi lempeng benua merupakan deretan pegunungan.
5) Merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam.
6) Lempeng dasar samudra menunjam kebawah lempeng benua.
c. Lempeng sesar mendatar
Batas sesar mendatar terjadi karena adanya pergeseran dari 2 lempeng dengan arah yang
berlawanan. Pergeseran ini tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tatapi
disepanjang daerah tersebut ditandai dengan adanya jeretakan. Pada batas ini sering terjadi kerusakan
hebat berhubungan dengan kegiatan gempa, sebab focus gempa yang terjadi relative dangkal (lebih
kecil dari 60m).
Indonesia terletak diantara pertemuan tiga lempeng bumi yang aktif, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng
Indo-Australia, dan lempeng Eurasia. Lempeng aktif artinya lempeng tersebut selalu bergerak dan saling
berinteraksi.
Lempeng Pasifik relatif bergerak kebarat, lempeng Indo-Australia ke utara dan lempeng Eurasia ke
tenggara. Lempeng-lempeng bumi ini bergerak mengambang diatas astenosfer sehingga saling
berinteraksi satu sama lain. Kecepatan gerak lempeng ini antara 1 cm dan 3 cm/tahun dengan arah
tertentu tiap lempeng.


5.Persebaran Gunung Api di Indonesia

Indonesia termasuk wilayah dimuka bumi yang memiliki aktifitas tektonik yang tinggi, yang memberikan
konsekwensi terhadap tatanan geologi yang rumit. Keadaan ini disebabkan letek Indonesia diantara tiga
lempeng dasar yang saling berinteraksi. Suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempeng sehingga
menghasilkan magma. Dibanyak tempat, makgma ini kemudian muncul melalui retakan dipermukaan
bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur gunung-gunung api di Indonesia terbentuk dengan
cara tersebut. Gempa bumi umumnya terjadi pada kawasan ini karena lempeng benua mengeluarkan
tekanan pada saat lempeng tersebut menurun melalui parit samudra. Gunung api yang terbentuk
dengan cara ini disebut gunung api andesit karena lava yang dikeluarkan membentuk batu-batu andesit.
Gung api andesit sifatnya sangat mudah meletus dan tak terduga. Sistem gunung api di Indonesia
dibedakan menjadi :
a. Sistem Pegunungan Sirkum Mediterania
Sistem ini memanjang mulai dari Pegunungan Atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pegunungan
Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhirnya, pegunungan ini berbelok ke selatan
dan berangkai dengan pegunungan-pegunungan di Kep. Indonesia. Di Indonesia, kelajuran Peg. Sirkum
Mediterania terbagi menjadi:
1) Busur Luar
Jalur pegunungan yang termasuk busur ini bersifat nonvulkanik, artinya tidak menampakkan sifat-sifat
kegunungapian(merupakan rangkaian pegunungan lipatan saja). Jalur pegunungan busur luar sebagian
berada di bawah laut. Busur luar berpangkal di Pulau Simeumelue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai,
Pulau Enggano, kemudian sebagian tenggelam sepanjang bagian Pulau Jawa dan muncul kembali keatas
permukaan bumi sepanjang Pulau(Sawu, Roti, Timor, Babar, Kep. Kai, Seram, berakshir di Pulau Buru).
2) Busur Dalam (Bersifat Vulkanik)
Merupakan rangkaian pegunungan lipatan dan menampakkan kegunungapian. Busur ini membujur
sepanjang Bukit Barisan, pegunungan yang ada diseluruh Pulau (Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Solor,
Wetar, Kep. Banda, dan berakhir di Pulau Saparua).

b. Sirkum Pegununan Sirkum Pasifik
Dimulai dari Pegunungan Andes(Amerika Selatan) bersambung dengan Pegunungan Rocky Mountains di
Amerika Utara, lalu belok ke Kepulauan Jepang dan bersambung dengan pegunungan di Kepulauan
Filipina. Akhirnya Jalur pegununan ini bercabang 2 di Indonesia ,yaitu:
Cabang 1 : mulai dari Pulau Ozon bersambung dengan peg. di Kalimantan melalui Pulau
Palawan dan Pulau Sulu.
Cabang 2 : Mulai Pulau Luzon, Pulau Samar, Pulau Mindanau, terus ke Kepulauan Sangihe
berakhir di Sulawesi.
c. Sirkum Pegunungan Sirkum Australia
Terbentang sepanjang sumbu sentral Papua dan selanjutnya sepanjang gugusan kepulauan tersebut ke
Australia bagian timur terus ke Selandia Baru. Dari sini mungkin membujur sepanjang jalur bawah laut
diantara Australia dan Antartika ke Kuerguelen, dan muncul dibagian selatan Samudra Hindia
membentang kea rah utara melalui Pulao Cocos ke Pulau Christmas disebelah selatan Jawa. Ketiga
system pegunungan tersebut bertemu disekitar Kep. Sulu dan Banggai.


B. Sejarah Kehidupan Di Muka Bumi

Geologi sejarah yang merupakan salah satu cabang geologi digunakan sebagai acuan dalam mempelajari
dalam terjadinya bumi dan peristiwa yang pernah terjadi. Beberapa teori yang mendukung sejarah
terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi yaitu:
Teori Malapetaka (Baron Georges Cuvier)
Penelitiannya disimpulkan bahwa kehidupan dialam pada saat itu ditemui dalam jumlah yang sangat
berlimpah dan diketahui lebih lanjut bahwa pada setiap lapisan kulit bumi tertentu mengandung fosil
tertentu pula. Perbedaan yang ada pada kelompok kehidupan yang tedapat pada setiap lapisan
mempunyai ukuraan yang sama besar dengan kelompok kehidupan yang hidup sekarang. Kehidupan
dari tiap zaman tak mengalami perubaahan dan pada waktu terjadi revolusi maka hewan-hewan
maupun tumbukan punah. Setelah malapeteka terjadi maka muncullah dewan dan tumbuhan baru yang
pada akhirnya juga akan mengalami revolusi yang memusnahkannya, pada tahap selanjutnya manusia,
hewan, tumbuhan zaman sekarang terbentuk setelah malapetaka berakhir.
Teori Uniformitarisma (James Hutton)
Ia mengemukakan teori ini dengan melakukan penyelidikan proses sedimentasi yang terjadi di sungai,
danau maupun pantai di daerah Skotlandia. Ia menympulkan bahwa kenampakan pada batuan sedimen
yang terbentuk pada masa lampau dapat ditemui pada proses sedimentasi saman sekarang. Konsep
Unifortarisma manyatakan bahwa waktu sekarang adalah kunci pada masa lampau (present is the key to
the past).
Hukum Steto(Steto)
Ia ahli geologi Italia, hasil pengamatannya muncul 3 hukum yang berlaku untuk batuan sedimen, yaitu:
a) Hukum Superposisi, menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam kedudukan yang belum
berubah, bagian atas merupakan bagian yang relative muda.
b) Hukum Keadaan Horizontal, menyatakan bahwa dalam satu tahap perlapisan pada saat mula
terbentuk mempunyai kedudukan horizontal. Jika lapisan hal tersebut sudah membentuk sudut dengan
bidang horizontal menunjukkan bahwa perlapisan itu sudah pernah terangkat.
c) Hukum Kejadian Menerus, menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi akan menghasilkan
perlapisan yang tebalnya sama jika tak terjadi gangguan di tempat terjadinya(dalam cekungan
sedimentasi). Jika ditemui lapisan yang makin tipis, bias disebabkan adanya gangguan pada saat proses
sedimentasi sedang berlangsung.
Hukum Intrusi/Penerobosan oleh A.W.R. Potter dan H. Robonson
Suatu Intrusi/Penerobosan batuan akan berumur lebih tua daripada batuan yang diterobosnya.
Hukum Urutan Fauna oleh De Soulovie (1777)
Dalam urutan-urutan batuan sedimen, sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan fosis tertentu
ddbegitu juga sekelompok lapisan diatas atau bawahnya.
Prinsip William Smith (1816)
Untuk lapisan sedime dapat diacak(secara lateral) dengan mengenali kumpulan fosilnya yang didiagnosis
jika criteria litologinya tidak menentu.


http://ajiridhoexcel.blogspot.com/2013/09/makalah-sejarah-perkembangan-muka-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai