Efektifitas SHG telah banyak didokumentasikan baik secara teoritis maupun empiris. Prinsip helper-therapy yang dikemukakan oleh Riessman (1965) menunjuk pada proses membantu orang lain dapat memiliki efek terapeutik bagi individu yang membantu, dan self-help group menyediakan tempat bagi anggota untuk mendapatkan manfaat unik yang mungkin timbul dari membantu seseorang yang memiliki masalah yang sama. Rappaport (1993) menegaskan bahwa self-help group menawarkan tempat untuk berbagi pengalaman, memberikan dukungan emosional dan pembelajaran sosial. Penelitian sebelumnya juga telah mengidentifikasi beberapa outcome yang memuaskan, diantaranya: dukungan emosional, penerimaan, empati, semangat dan harapan serta berbagi perasaan, penyediaan informasi yang faktual dan berbagi pengetahuan serta pemberdayaan individu maupun kolektif (Mok, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Bong-ho Mok (2001) menghasilkan kesimpulan bahwa partisipasi dalam self-help group dapat mengarah pada perubahan positif dalam pandangan hidup seseorang, kemampuan pribadi, pengendalian emosi dan pengetahuan tentang hubungan dalam bermasyarakat. SHG juga bisa menghasilkan manfaat psikososial yang luar biasa bahkan dapat menghasilkan manfaat materi bagi anggotanya (Mok, 2001). Peer-led self-help group memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian holistik. Anggota dapat merasakan dampak dari persahabatan, dukungan emosional dan berbagi pengalaman yang memungkinkan individu untuk merefleksikan, menilai kembali dan mengendalikan kehidupannya. Self-help group juga membantu individu untuk mengembangkan ketahanan emosional yang dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang sulit (Visram, et al., 2012).