Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PERTEMUAN TEKNIS KONSERVASI MINERAL DAN


BATUBARA











Oleh : Antoni feriadi

PT. CIPTA BUANA SERAYA (CBS)
2014





Sesuai dengan undangan yang datang dari Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral
Propinsi Bengkulu ( ESDM ) pada tanggal 08 April 2014 dengan agenda kegiatan Pertemuan
Teknis Konservasi Mineral Dan Batubara yang dilaksanakan oleh Direktorat Teknik Dan
Lingkungan Mineral Dan Batubara Di Bengkulu- Propinsi Bengkulu yang diselenggarakan
pada tanggal 21 april 2014 di hotel Grage Horizon Krakatau Room Lantai 1. pada acara
tersebut setelah pembukaan yang langsung dibuka oleh Kepala Dinas Energi Dan Sumber
Daya Mineral Bapak Muhamad Ali,SH dan, sambutan dari Direkrur Teknik Dan Lingkungan
Mineral Dan Batubara Bapak Ir.Bambang Susigit,MT.
Salnjutnya untuk sesi pertama (I) yang diisi oleh bapak Ir.Bambang Susigit,MT dengan
materi tentang Kebijakan Konservasi Pada Sektor Pertambagan Mineral Dan
Batubara,mengenai peran sektor pertambagan hasil dan manfaat yaitu untuk pembangunan
ekononi dan pembangunan berkelanjutan dengan mengandalkan komoditi yang ada di
indonesia khususnya Batubara yang produksi dan ekspor batubara mencapai 81%, dengan
izin usaha untuk tahap kegiatan ekplorasi 5.503 dan tahap kegiatan operasi produksi 5.415
bararti untuk total izin usaha pertambangan yang ada di indonesia mencapai 10.918 izin
usaha pertambangan (IUP). Dan dari izin usaha tersebut berdampak luas terhadap sosial
politik,ekonomi, dan lingkungan, dalam pengusahaanya perlu kebijakan yang dapat
menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbagan konservasi sumber daya alamnya.
Adapun landasan-landasan tentang pengelolaan pertambangan yaitu undang-undang
dasar 1945 pasal 33 ayat (3). Konsekuensi UUD 1945 passal 33 Ayat (3) adalah:
1. Hak Mineral ( mineral right ): hak mineral, hak tanah dan hak ruang berada
ditangan negara dan dilaksanakan oleh pemerintah ( pusat dan daerah ) sesuai
dengan kewengannya.
2. Hak penambagan (mining right): pemerintah memiliki hak penambagan,
yang dalam melaksanakan hak penambangan ini dapat memberikan hak
pengusahaan kepada BMUN atau badan usaha.
3. Hak pengusahaan ( economic right ): BUMN dan badan usaha lainya
menerima izin usaha pertambangan darii pemerintah untuk melekukan
pengusahaan dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya mineral dan batubara ,
untuk sebesar-besarnya kemakuran rakyat.
Ruang lingkup kebijakan mineral dan batubara mencakup tentang pengelolaan dan
pengawasan data hasil ekplorasi dan produksi untuk mencapainya yaitu harus terlebih dahulu
dengan inventarisasi, konservasi,dan pendayagunaan kemudian pengembangan dengan
pengaturan dan perencanaan pertambangan, baru proses ekplorasi,ekploitasi, dan pemurnian.
Kemudian arah kebijakan strategis meliputi :
1. Melaksanakan prioritas pemenuhan mineral dan batubara untuk kebutuhan dalam
negeri.
2. Memberikan kepastian dan transparasi didalam kegiatan pertambangan( regulasi
pendukung UU minerba, sanksi,pelanggaran ketentuan,dll.
3. Melaksanakn peningkatan pengawasan dan pembinaan
4. Mendorong peningkatan investasi dan penerimaan negara.

Kepatian dan tranparansi kegiatan pertambangan telah terbitnya beberapa aturan pendukung
dari UU No.4/2009.
1. PP No.22/2010 tentang wilayah pertambangan
2. PP No.23/2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara.
3. PP No.55/2010 tentang pembinaan pengawasan
4. Permen ESDM tentang pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan
batubara untuk kepentingan dalam negeri.

Konservasi sumber daya mineral dan batubara adalah upaya pengolaan dan pemanfaatan
mineral dan batubara secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk dapat digunakan secara
optimal pada saat ini dan masa yang akan datang.
Adapun prinsip konservasi sebagai berikut :
1. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Penambangan yang optimum dan sesuai GMP (Good Manufacturing Product)
3. Penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian yang efektif dan
efisien.
4. Pengolahan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal, mineral kadar rendah, dan
mineral ikutan serta batubara kualitas rendah.
5. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang
serta sisa pengolahan dan pemurnian.
J adi pada intinya peraturan tersebut mengatur tentang pengolahan dan pemanfaatan sisa
mineral dan batubara yang tak tertambang harus dimanfaatkkan semaksimal mungkin, tanpa
ada yang harus terbuang.


Pelaksanaan konservasi mineral dan batubara pada perusahaan pertambangan wajib :
1. Mengacu FS bagi seluruh kegiatan
2. Penetapan sumberdaya dan cadangan sesuai standar yang berlaku.
3. Semaksimal mungkin sumberdaya ditingkatkan menjadi cadangan.
4. Menambang seluruh cadangan yang tersedia.
5. Pengelolaan dan atau pemanfaatan bahan galian kadar/nilai marjinal, kadar/nilai
rendah dan bahan galian.
6. Upayakan pemanfaatan mineral ikitan yang ada menjadi produk sampingan.
7. Menyampaikan data lengkap sisa cadangan dan sumberdaya pada masa
pengakhiran tambang.
8. Pengolahan/ pemurnian efektif,recovery maksimal.
9. Pemanfaatan dan atau pengolahan kembali tailling untuk menigkatkan recovery.
10. Penanganan sisa hasil pengolahan/tailling, keperluan dimasa mendatang.
11. Konsultaasi untuk rekomendasi pemerintah/pemda bila ada perubahan rencana
dalam study kelayakan.
12. Upaya meningkatkan nillai tambah bahan galian.
13. Mengupayakan penggunaan/pemanfaatan produksi bahan galian secara tepat
guna.
14. Menyediakan semua data yang diperlukan pemerintah/pemerintah daerah.
15. Melaporkan penerapan konservasi bahan galin kepada pemerintah/pemda setiap 3
(tiga) bulan.

Untuk sesi selanjutnya dengan materi pelaporan sumberdaya dan cadangan sesuai
dengan kode KCMI yang dibawakan oleh Dr.Ir.Chairul Nas,M.Sc. dari Uneversitas Trisakti.
Dengan berpedoman pada KODE CADANGAN MINERAL INDONESIA (KCMI) dan
pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara indonesia yang sudah memiliki
standar nasional indonesia ( SNI 5015:2011 )
Khusus batubara
Petunjuk klasifikasi dan estimasi sumberdaya dan
cadangan batbara.
Petunjuk tentang titik-titik informasi pengamatan
Petunjuk tentang kerapatan titik
Petunjuk tentang perolahan inti.


Petunjuk pelaporan sumberdaya/cadangan dan kualitas
batubara.
Tidak mengatur tentang pelaporan hasil-hasil
ekplorasi(diatur dalam Kode-KCMI)

Kode-KCMI 2011
Pasal yang menyangkut tentang batubara dalam kode cadangan mineral batubara yaitu pasal
37-39 (batubara) yang berbunyi.

Pasal 37
Sebagai petunjuk berkaitan dengan estimasi sumberdaya dan cadangan
batubara, dan juga pelaporan kepada pemerintah ( pelaporan yang tidak disiapkan bagi publik
yang akan berinvestasi), pembaca dirujuk kesistem pelaporan berdasarkan SNI(standar
nasional indonesia) tentang pedoman pelaporan hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan
batubara indonesia yang berlaku.SNI tersebut tidak bisa mengabaikan ketentuan yang berlaku
pada kode ini.

Tiga azaz penting J ORC/KCMI
Berkenaan dengan data:
1. Transparan : proses didapatnya data hingga hingga proses pengolhannya harus
dijelaskan secra tranparan, termasuk metoda dan teknik yang dugunakan, mulai
dari pengambilan contoh, uji lapngan, dan analisis/uji laboratorium hingga
pengolahan data.
2. Materrialitas : data dan informasi yang relevan harus cukup ( kuantitas dan
kualitas) untuk menunjang pernyataan-pernyataan dan kesimpulan yang
dbuat,sehingga apa-apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh pembaca laporan
bisa terpenuhi
3. Kompoten: proses pengambilan data dan conntoh dilpangan serta pengolahan
/analisis data hingga pelaporannya harus dikerjakan atau paling kurang diarahkan
dan disupervisi oleh seorang competent person(agar kualitas data bisa
diandalkan).

Kesimpulannya adalah :
1. Pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara dipayungi oleh kode-KCMI
2011;pedoman yang lebih spesifik ada pada SNI 5015:2011 yang tidak
terpisahkan dari kode-KCMI 2011.
2. Laporan yang baik dihasilkan oleh tenaga-tenaga yang compotent dan bermoral
baik yang slalu berpegang pada kaidah-kaidah yang tertuang pada kode-
KCMI2011 dan SNI (CPI)
3. Dalam penyiapan laporan suberdaya dan cadangan batubara CPI slalu
berpegang teguh pada prinsip tranparansi,materialitas, dan kompetensi.
4. Pelaporan sumberdaya batubara slalu akan berhubungan dengan klasifikasi dan
estimasi tonase serta kualitas batubara yang harus dilandasi oleh konsep
kemenerusan (continuity),bukan konsep daerah pengaruh(bukan area of
influence)
5. Pedoman klasifikasi dan estimasi sumberdaya dan cadangan batubara terrmuat
secara rinci di dalam SNI 5015-2011.

Kemudian sesi yang mengenai lingkungan dibawakan penyaji dari PT.Bukit Asam
(Persero),Tbk. Bapak Amri Fozi,ST. Yang membawakan materi tentang optimalisasi
pelaksanaan penambagan dalam upaya peningkatan recovery penambagan. Tapi yang
dipaparkan masalah penambangan berwawasan lingkungan yang mengupayakan pengelolaan
linngkungan terutama pada air tambang yang bisa dikonsumsi kembali dengan metode water
treatment prosses (WTP) dan untuk kolam ( setling pond ) dengan metode wetland sesudah
mengalami proses pengapuran dengan tujuan agar kadar asam air tambang bisa berkurang.
Penyerapan air limpasan tambang dengan optimalisasi teknik biopori,
bioretensi,dengan tujuan untuk penyerapan air. Serta pembibitan yang dilakukan mencapai
500.00 bibit pohon dengan luas lokasi pembibitan 2 Ha.serta plaining bekas galian tambang
menjadi wisata air.

Dan untuk pembahasan selanjutnya dibawakan oleh Dr.Syafrizal,ST.MT. tentang
konservasi komoditi tambang mineral dan batubara yang harus dikaji dalam konservasi
adalah pelestarian, tidak dapaat diperbarui,menghindari losses, pemanfaatan secara
bijaksana,mengharuskan kontrol yang baik dalam setiap tahapan (proses),dan tidak ada yang
terbuang.

o Penerapan konsep konservasi :
Membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku keoentingan
dalam industri pertambagan mengingat kompleksitas program ekplorasi,
sistem plaporan,keterbukaan,informasi,dan perbedaan kepentingan.
o Perlu melakukan kajian-kajian yang komprehensif :
Untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang optimal dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan.
o Pembatasan waktu dan luasan perlu dikaji secara lebih mendalam sesuai tipe
endapan :
Mengingat variasi tipe endapan tingkat kesulitan ekplorasi yang berbeda-
beda untuk setiap daerah, namun tidak bertentangan dengan undang-undang
yang berlaku.








Undangan

Foto Waktu Pemaparan Materi


Foto Narasumbe

Anda mungkin juga menyukai