Anda di halaman 1dari 57

III.

Langkah-langkah
Perencanaan Siskom Radio
Terestrial
Research on propagation
Requirements
Site planning
Radio subsystem design
Power link budget
Evaluasi kinerja
Lanjutan bab III.
Research on propagation
Obyektif Obyektif Tahap Tahap Perencanaan Perencanaan ini ini : :
Memilih Memilih model model kanal kanal yang yang cocok cocok pada pada link radio link radio terestrial terestrial yang yang akan akan
direncanakan direncanakan. . Dengan Dengan cara cara melakukan melakukan penelitian penelitian terhadap terhadap kondisi kondisi
atmosphere/ atmosphere/iklim iklim, , kondisi kondisi lingkungan lingkungan/ /contour contour pada pada link radio link radio tersebut tersebut. .
MODEL KANAL LINK RADIO TERESTRIAL, MODEL KANAL LINK RADIO TERESTRIAL, umumnya umumnya dimodelkan dimodelkan sebagai sebagai Large Large
Scale Path Loss _ Scale Path Loss _ Free Space Propagation Model Free Space Propagation Model
Jika Jika dilihat dilihat dari dari kondisi kondisi lingkungan lingkungan dapat dapat dibedakan dibedakan menjadi menjadi : :
Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, a Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, atmosphere : tmosphere :
clear clear
Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, a Free Space, Line of Sight/ non LOS, Limited Obstacle, Fading, atmosphere : tmosphere :
rainy rainy
Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atm Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atmosphere : osphere :
clear clear
Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atm Free Space, Line of Sight/ non LOS, Multi Obstacle, Fading, atmosphere : osphere :
rainy rainy
Pengaruh Pengaruh Pemilihan Pemilihan Model Model Kanal Kanal pada pada Perencanaan Perencanaan Link Radio Link Radio
Pada Pada tahap tahap Pemilihan Pemilihan Sub Sub- -sistem sistem Radio Radio
Pada Pada tahap tahap Power Link Budget Power Link Budget
Lanjutan bab III.
Research on propagation
Contoh Contoh Pengaruh Pengaruh Pemilihan Pemilihan Model Model Kanal Kanal
Pada Pada tahap tahap Pemilihan Pemilihan Sub Sub- -sistem sistem Radio Radio
Jika Jika ternyata ternyata dari dari penelitian penelitian propagasi propagasi, , diprediksi diprediksi bahwa bahwa Fade Fade
Depth yang Depth yang terjadi terjadi cukup cukup besar besar atau atau diprediksi diprediksi rawan rawan terhadap terhadap
selective fading selective fading atau atau diprediksi diprediksi bahwa bahwa redaman redaman atmosfer atmosfer ( (hujan hujan
atau atau gas gas- -gas) gas) cukup cukup besar besar, , maka maka harus harus dipertimbangkan dipertimbangkan teknik teknik
untuk untuk mengkompensasinya mengkompensasinya
Pada Pada tahap tahap Power Link Budget Power Link Budget
Secara Secara langsung langsung akan akan berpengaruh berpengaruh pada pada kebutuhan kebutuhan daya daya yang yang
harus harus disediakan disediakan, , karena karena akan akan mempengaruhi mempengaruhi path loss , path loss , yaitu yaitu : :
Kondisi Kondisi free space : free space : free space loss free space loss
Kondisi Kondisi non non Line of sight + limited obstacle Line of sight + limited obstacle : : diffraction loss diffraction loss
Kondisi Kondisi Multi Obstacle Multi Obstacle : : multi diffraction loss multi diffraction loss
Kondisi Kondisi rainy rainy : : rain loss rain loss
Secara Secara detail detail akan akan dibahas dibahas pada pada sesi sesi faktor faktor degradasi degradasi sistem sistem . .
Lanjutan bab III.
Contoh Model Kanal Propagasi
Lokasi 1 : Sinyal langsung mendominasi penerimaan, sinyal langsung (free
space) cukup besar dibandingkan sinyal pantulan tanah.
Contoh : pada mikrosellular
Lokasi 2 : Sinyal terima dimodelkan sebagai jumlah sinyal langsung dan
sinyal terima, karena sinyal pantulan cukup signifikan besarnya.
Contoh : Pada sistem selular (Plane Earth Propagation Model)
Lokasi 3 : Plane Earth Propagation Model dikoreksi karena adanya difraksi
pepohonan
Lokasi 4 : Path loss diestimasi dengan model difraksi sederhana
Lokasi 5 : Path loss cukup sulit diprediksi karena adanya multiple diffraction
Lanjutan bab III.
Medium Transmisi : Radio
Iradiasi makanan, terapi kanker - ray Orde 10
19
10
24
Diagnosa medis X ray Orde 10
16
10
21
Sterilisasi Ultraviolet Orde 10
15
10
18
Cahaya tampak, wireless optic Visible light 4,164.10
14

7,889.10
14
Night vision, wireless optic, fiber optic
comm.
Infra red Orde 10
12
- 10
14
Radar, explorasi luar angkasa EHF (Extremely High Frequency) 30 300 GHz
Radar, komunikasi satelit SHF (Super High Frequency) 3 30 GHz
Radar, TV, navigasi, mobile comm., UHF (Ultra High Frequency) 300 3000 MHz
TV, FM, polisi, radio mobil, air traffic control VHF (Very High Frequency) 30 300 MHz
Facsimilie, radio gel. pendek (SW), citizens
band
HF (High Frequency) 3 30 MHz
AM, radio maritim, pencari arah MF (Medium Frequency) 300 3000 kHz
Navigasi, beacon radio LF (Low Frequency) 30 300 kHz
Navigasi, sonar VLF (Very Low Frequency) 3 30 kHz
Telepon daerah audio ULF (Ultra Low Frequency) 300 3000 Hz
Komunikasi dengan kapal selam, listrik daya SLF (Super Low Frequency) 30 300 Hz
Deteksi bahan-bahan materia terkubur ELF (Extremely Low Freq.) 3 30 Hz
Pemakaian Nama Frekuensi
Lanjutan bab III.
Jenis-Jenis Hubungan Komunikasi
(1) Komunikasi Gelombang Ruang
Tipikal kanal propagasi : diasumsikan terdapat gelombang
langsung dan gelombang pantul
Termasuk dalam komunikasi gelombang ruang ini adalah :
(a) Jarak dekat : Sistem komunikasi bergerak,
(b) Jarak jauh ( sd puluhan km) : Komunikasi LOS
(2) Hubungan Difraksi
Kanal propagasi : Sengaja memanfaatkan terjadinya
hamburan/difraksi penghalang
Jarak hubungan difraksi bisa sampai ratusan km, atau
mungkin juga untuk jarak dekat yang terhalang obstacle,
sedangkan tidak mungkin menaikkan antena lagi
Lanjutan bab III.
Jenis-Jenis Hubungan Komunikasi
(3) Hamburan Tropospheric
Kanal propagasi : Sengaja memanfaatkan terjadinya
hamburan/difraksi pada lapisan troposfer. Sebenarnya bisa
diklasifikasikan sebagai hubungan difraksi.
Jarak komunikasi : 80- 800 km
Daerah frekuensi kerja : 250 - 6000 MHz
(4) Sky Wave Communication (Gelombang Langit)
Kanal propagasi : Memanfaatkan lapisan ionosfer untuk
memantulkan gelombang menuju belahan bumi yang lain
Jarak komunikasi : 150 km sampai ribuan km
Daerah frekuensi : 3 - 30 MHz dengan bandwidth informasi
sempit
Lanjutan bab III.
Jenis-Jenis Hubungan Komunikasi
(5) Ground Wave (Gelombang Tanah)
Kanal propagasi : Memanfaatkan permukaan bumi sebagai
pembimbing gelombang
Jarak komunikasi : SANGAT HANDAL untuk jarak dekat maupun
jarak jauh
Daerah frekuensi : hanya untuk frekuensi rendah sampai 3000 kHz
Aplikasi : Navigasi, siaran AM (400-1600 kHz), deteksi ledakan nuklir
(6) Gelombang Ruang Bebas
Kanal propagasi : Ruang bebas, asumsi : hanya ada 1 gelombang
langsung
Jarak komunikasi : ribuan km
Aplikasi : umumnya untuk komunikasi satelit, gelombang mikro
Lanjutan bab III.
Faktor Kelengkungan Bumi
Penurunan indeks bias udara sesuai dengan
ketinggiannya mengakibatkan lintasan
transmisi melengkung ke bumi
Tetapi, tidak tepat kalau dalam perencanaan
digambarkan lintasan GEM berupa lengkungan
dan permukaan bumi juga lengkungan
Untuk kemudahan perencanaan, lintasan
transmisi dibuat lurus sehingga perlu ada
koreksi kelengkungan bumi
Faktor kelengkungan bumi , k :
R k R
eff
=
dimana,
R
eff
= Jari-jari lengkung bumi hasil transformasi
k = faktor kelengkungan bumi ( dipengaruhi atmosfer )
Lanjutan bab III.
Faktor Kelengkungan Bumi
Untuk atmosfer standar, R = 6370 km dan = 25000 km
didapatkan :
3
4

=
25000
6370
1
1
R
1
1
k
sehingga
km 8500 = = = 6370
3
4
R k R
eff
Lanjutan bab III.
Faktor Kelengkungan Bumi
3
4
k =
1 k 0 < <
< < k 0
0 k <
Lanjutan bab III.
Jarak Horison Radio
h
t
d
t
kR
kR
t t
h R k d 2 =
( ) ( )
2
2
2
t t
h kR d kR + = +
Didapatkan, untuk h
t
<< R
Sesuaikan
satuannya !
Jika dt dalam mil dan ht dalam feet,
) ( ) (
2
3
ft
t
mi
t
h k d = Jika jarak horison Rx = d
r
, maka :
[ ]
r t r t tot
h h R k d d d + = + = 2
Contoh : ATM standar (R=6370, k = 4/3) didapatkan ,
[ ]
) ( ) ( ) (
12 , 4
km meter r meter t tot
h h d + =
Rumus
praktis !
Untuk h
t
= 100 m dan h
r
= 1,5 meter d
tot
= 46,2 km
Lanjutan bab III.
Obstacle dan Difraksi Gelombang
Teori ini berdasarkan
prinsip Huygens, bahwa
suatu celah dapat
dianggap sumber baru
Lihat gambar berikut :
R
1
R
2
O
dinding
R
n
l
n
l
1
d
1
d
2
Tx
Rx
d
Bidang lingkaran yang dibatasi R
1
Daerah Fresnell I
Bidang lingkaran yang dibatasi R
2
Daerah Fresnell II
Dan seterusnya.
Daerah Fresnell
Lanjutan bab III.
Obstacle dan Difraksi Gelombang
R
1
R
2
O
dinding
R
n
l
n
l
1
d
1
d
2
Tx Rx
d
Jari-jari Fresnell diperoleh
dari konsep perbedaan fasa
antara gelombang pantul dan
gelombang langsung,
2 1 t
E E E + =
( )
R 1 1
j
xo
j
xo t
e E R e E E
+
+ =
Jarak Tx-Rx >> tinggi
menara, maka biasa
dianggap R
EV
= R
EH
= 1 ,
dan
R
=
( ) ( )
2
n d d l l
2 1 n 1

= + +
Untuk d
1
>> 10 d
2
, maka : l
1
d
1
Sehingga,
2
n d l
2 n

=
Lanjutan bab III.
Obstacle dan Difraksi Gelombang
2 n
d n R =
2
2
2
n 2 n
d
2
n l
2
n d l
|

\
|
+

=
2
2
2
2
2
n
2
2
2
n
2
n
d d
2
n R d l R
|

\
|
+

= =
2
2
2
n
d n
2
n R
|

\
|

=
Karena n << d , maka :
R
n
akan berubah kontinyu terhadap perubahan d
1
dan d
2
Untuk kasus yang lebih umum, d
1
d
2
d
d d n
R
2 1
n

=
max untuk d
1
= d
2
4
d n
R
n

=
Lanjutan bab III.
Komunikasi Line Of Sight (LOS)
a. Hubungan LOS banyak diaplikasikan untuk VHF/UHF serta
terutama gelombang mikro, keadaan perambatan rata-rata
dianggap sebagai gelombang langsung
b. Redaman lintasan (pathloss) dianggap seolah adalah redaman
ruang bebas (free space loss) , jika clearance factor = 0,6
c. Path loss akan berubah dari harga free space pathloss jika
clearance factor 0,6
d. Clearance Factor = 0,6 sangat disukai dalam desain , karena
Lp = Lfs untuk jenis medium pemantul apapun
Rugi Lintasan
) km ( ) MHz ( fs
d log 20 f log 20 5 , 32 ) dB ( L + + =
) km ( ) GHz ( fs
d log 20 f log 20 45 , 92 ) dB ( L + + =
) mi ( ) MHz ( fs
d log 20 f log 20 5 , 36 ) dB ( L + + =
Lanjutan bab III.
Komunikasi Line Of Sight (LOS)
Rumus Praktis Jari_Jari Fresnell I
GHz
2 1
I
f . d
d d
3 . 17 R =
R
1
jari-jari fresnell ( dalam meter )
d
1
, d
2
, dan d jarak ( dalam kilometer )
f frekuensi ( dalam GHz )
GHz
2 1
I
f . d
d d
1 . 72 R =
R
1
jari-jari fresnell ( dalam feet )
d
1
, d
2
, dan d jarak ( dalam statute mile )
f frekuensi ( dalam GHz )
I
RI
R
C
radius fresnell first
clearance
C = =
Clearance Factor
Biasanya diinginkan clearance factor =
0,6 untuk mendapatkan penerimaan
yang sama dengan kondisi bebas
pandang
Lanjutan bab III.
Komunikasi Line Of Sight (LOS)
0 0.5 1.0 1.5
- 0.5
- 1
- 40
- 30
- 20
- 10
0
+ 10
Line Of Sight
Flat Earth
R = -1
R

=

0

K
n
if
e

E
d
g
e

D
if
f
r
a
c
t
io
n
R

=

0
.
3
R

=

1
.
0


S
m
o
o
t
h

S
p
h
e
r
e

D
i
f
f
r
a
c
t
i
o
n
Obstruction zone
Interference zone
Fresnell zone numbers
1
2
3 4 5 6
R = Koefisien Refleksi
Clearance Factor
2.0 2.5
F
r
o
m

F
r
e
e

S
p
a
c
e

(

d
B

)
Sumber : Freeman, Roger L, Radio System Design For Telecommunications (1-100 GHz)
, John Willey & Sons, 1987
Lanjutan bab III.
Pembuatan Peta Profil
Iklim/Cuaca melengkungkan lintasan radio, berbeda dengan
lengkung bumi. Radio LOS Optical LOS.
Perlu diwaspadai terhalangnya lintasan radio oleh horizon
radio dan obstacles lainnya (gunung, bukit, pohon,
bangunan, dll). penggunaan path profile !
Analisis : Fenomena Refleksi dan Difraksi !!
Lanjutan bab III.
Path Profile-LOS
d
A
d
B
d
A
y
B
y
B
h
x
c
o
h
o
y
x
y
D
E
C B
A
0
50
100
150
200
250
300
350
400
-30 -25 -20 -15 -10 0 -5 5 10 15 20 25 30
A
h
Lanjutan bab III.
Path Profile-LOS
Contoh Gambar Path Profile
Lanjutan bab III.
Redaman Difraksi
|
|

\
|
+

=
2 1
p
r
1
r
1 2
h v
r
1
h
p
r
2
L = 0 dB
1 < v
L = 20 log ( 0,5 + 0,62 v )
0 < v < 1

[ ]
0,95v
0,5.e 20log L =
-1 < v < 0

[ ]
2
0,38) (0,1v - 0,1184 - 0,4 20log L + =
-2,4 < v < -1
(

=
v
0,225
- 20log L
v < -2,4
Redaman difraksi akibat penghalang tajam dapat dicari
dengan terlebih dahulu menghitung parameter v, sebagai
berikut :
Kemudian,
dihitung
Redaman
Difraksi
dengan
rumus di
samping ini :
Lanjutan bab III.
Redaman Difraksi
0,83
0
- 0,9
- 1,95
- 3
- 4,5
- 6
above line of sight
observed curve
L =
ma g n i t u d e o f
relative strength
with respect to the
non-obstruction
signal in that area
0,4
0,3
0,2
0,1
0
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
-27
-14
-10,5
-8
-6
-20
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
0,5
L

(

s
k
a
l
a

l
i
n
e
a
r

)
L

(

d
B
)
L

(

d
B
)
L

(

s
k
a
l
a

l
i
n
e
a
r

)
theoretical curve
Redaman
difraksi dapat
juga dilihat
dari grafik
Fresnel-
Kirchoff di
samping ini :
Lanjutan bab III.
Redaman Difraksi
h
p
t
d
1
d
2
h
1
h
2
t
p
Menghitung h
p
1 2
1 2 2 1
d d
d h d h
t
+
+
=
h
p
= t
p
t
h
p1
h
p2
h
p3
Double Edge Knife
Diffraction
Lanjutan bab III.
Redaman Difraksi
Contoh :
Berdasarkan parameter-parameter yang diberikan pada gambar berikut, hitunglah
kelebihan redaman akibat double knife diffraction pada frekuensi 850 MHz
dengan metoda yang sudah diberikan !
r1' = 1,5 km r2' r1 = 1 km
r2
4,5 km
hp1 = 30 m
hp2 = 15 m
h1 = 50 m
h2 = 2 m
Lanjutan bab III.
Redaman Difraksi
Jawab :
2,56
r
1
r
1 2
h v
2 1
p1
=
(

+ =

Penghalang pertama,
Penghalang kedua,
Selanjutnya dengan melihat grafik
Fresnel -Kirchoff ...
L
1
= 21,1 dB
219 , 1
' '
=
(

+ =
2 1
p2
r
1
r
1 2
h v'
Selanjutnya dengan melihat grafik
Fresnel -Kirchoff ...
L
2
= 14,7 dB
L
difraksil
= L
1
+ L
2
= 35,9 dB
Maka ,
Loss propagasi total = FSL + L
difraksi
IV. Langkah-langkah
Perencanaan Siskom
Radio selular
Research on propagation
Radio link design
Radio subsystem design
Lanjutan bab IV.
Langkah-langkah Perencanaan
DATA AWAL
Macam layanan
Banyaknya demand/trafik yang dilayani, sebaran demand
prediksi trafik, misal beberapa tahun ke depan
kapasitas kanal yang dibutuhkan;
Kapasitas system dari Bandwidth yang dialokasikan;
jumlah sel ;
Luas sel
Jari-jari sel
Frekuensi kerja
Daerah cakupan (koordinat, luas dan sebaran daerah layanan)
Quality of service (sinyal & trafik)
Cost
) (Erlang A
total
=
) / ( Sel Erlang A
sel
=
) ( / sel A A
sel total
=
sel jumlah
layanan area Luas
_
_ _
=
Lanjutan bab IV.
Langkah-langkah Perencanaan
PRE-DESIGN/ RESEARCH ON PROPAGATION
Average path loss Path Loss model
Long term fading (log normal distribution model)
Short term fading (misal Rayleigh model, Rician delay profile)
SITE PLANNING
Lokasi BTS pada setiap sel
Letak & tinggi antenna BTS setiap sel
Radio link control scheme (channel assignment, handover dll)
Lanjutan bab IV.
Langkah-langkah Perencanaan
RADIO SUBSYSTEM/PEMILIHAN
PERANGKAT BTS
Meliputi
Sistem Modulasi
Metoda akses
Anti selective fading
Syncronization
Device ; IF, RF design
Coding
dll
Lanjutan bab IV.
Langkah-langkah Perencanaan
LINK CALCULATION
Target kualitas sinyal
C/ITOTAL, BER or C/NTOTAL
Path Loss maksimum
Parameter yang terkait
Threshold Penerima
Threshold Hand over
Noise Figure
Daya Pancar
EVALUASI KINERJA
Lanjutan bab IV.
Research on propagation
Lanjutan bab IV.
Research on propagation
C
A
D
B
Receiver
Transmitter
A. FREE SPACE
B. REFLECTION
C. DIFFRACTION
D. SCATTERING
Lanjutan bab IV.
FADING
Fading merupakan gejala yang dirasakan oleh penerima akibat adanya
fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh receiver
Multipath Fading
Definisi
Fading yang terjadi karena terdapat objek antara pengirim dan penerima
sehingga gelombang yang sampai ke penerima berasal dari beberapa
lintasan (multipath) dan fluktuasi sinyal yang terjadi bersifat cepat (fast
fading)
Analisa
Rician, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat Line Of Sight
(direct path).
Rayleigh, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat tidak
langsung (indirect path).
Shadowing
Definisi
Fading yang terjadi karena adanya efek terhalangnya sinyal sampai
ke penerima akibat oleh gedung bertingkat, tembok, dll dan
fluktuasi sinyal yang terjadi bersifat lambat (slow fading)
Analisa
menggunakan distribusi log normal
Lanjutan bab IV.
Research on propagation
Pengaruh propagasi multipath pada kanal siskom radio selular
adalah:
Large scale fading Large scale path loss
Small scale fading
Large scale path loss
Large attenuation dalam rata-rata
Daya sinyal terima menurun berbanding terbalik dengan pangkat-
terhadap jarak , dimana umumnya 2 < < 5 (untuk komunikasi
bergerak). disebut Mean Pathloss Exponent
Sebagai dasar untuk metoda prediksi pathloss
Small scale
Flukstuasi sinyal yang cepat disekitar nilai rata-rata (large scale) -
nya
Doppler spread berhubungan dengan kecepatan fading (fading rate)
Penyebaran waktu berhubungan dengan perbedaan delay waktu
kedatangan masing-masing sinyal multipath.
Lanjutan bab IV.
Research on propagation
Fading
Large Scale Fading
Small Scale Fading

Terdistribusi
Lognormal

Terdistribusi Rayleigh / Rician


Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
Free space propagations model
Isotropic antenna: power is distributed homogeneously
over surface area of a sphere.
Received power is power through effective antenna
surface over total surface area of a sphere of radius d
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
Free space propagations model
The power density w at distance d is
where P
T
is the transmit power.
2
4 d
P
w
T

=
R T
P
A
d
P
=
4
2

The received power is


with A the `antenna aperture' or
the effective receiving surface area.
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
Free space propagations model
G
R
A
=
4
2

The antenna gain G


R
is related to the aperture A
according to
Thus the received signal power is
R T R
2
2
P
=
P G
4
1
4
d


Received power decreases with distance,P
R
:: d
2
Received power decreases with frequency, P
R
:: f
2
Cellular radio planning: Path Loss in dB:
L
fs
= 32.44 + 20 log (f / 1 MHz) + 20 log (d / 1 km)
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
The Okumura model : General Concept
Okumura has served as the basis for high level design of many existing
wireless systems for BS antenna height = 200 m and MS antenna
height = 3 m. The drive test measurements made in Tokyo.
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
Okumura-Hata Model General Concept
and Formulas
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
The EURO cost-231 model
Lanjutan bab IV.
(ulas ulang)
Typical Model Results including
Environmental Correction
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Cell Site Design Procedure
Analisa Statistik
Availabilitas sistem
Blank spot
Rekonfigurasi
Pilihan Komponen
Frequency planning
Analisa Pathloss
Link Budgetting
Power Planning
BW yang disediakan
Prediksi trafik
Layanan (suara/data)
BER
Eb/No
KAPASITAS
COVERAGE
KUALITAS
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Cell Site Design Procedure
START
Analisa kapasitas yang
dibutuhkan
Atot = (Erlang)
Kapasitas BW dari BW yang
dialokasikan Asel
Asel = (Erlang/sel)
Jumlah sel
Atot / Asel = (sel)

Sel Jumlah
Pelayanan Area Luas
Sel Luas =
2,6
Sel Luas
Sel Jari Jari =
END
Analisa Pathloss
Analisa link budget
Perencanaan daya
Frequency Planning
OKE ?
Optimasi

Threshold handover
Daya pancar
Noise Figure
dll
Prediksi trafik pelanggan
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Cell Site Design Procedure
Perbandingan kapasitas system seluler (user/sel) untuk
alokasi lebar pita yang sama
Untuk AMPS ;
23 kanal suara (user) / sel
Untuk GSM ;
50 kanal suara (user) / sel
Untuk CDMA / IS-95 ( Narrowband CDMA ) ;
80 kanal suara (user) /sel
K
RF kanal 1 / tan Simul User Jumlah
BW
BW
N
RF kanal 1
an dialokasik yang
=
= =
7
1
kHz 30
MHz 5
N
= =
4
8
kHz 200
MHz 5
N
= =
1
20
MHz 25 , 1
MHz 5
N
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Perencanaan RF pada sistem komunikasi
bergerak memiliki 3 pertimbangan, yaitu :
Coverage
berhubungan dengan kuat sinyal RF yang dipancarkan.
Capacity
berhubungan dengan kemampuan sistem (jumlah kanal)
untuk menangani jumlah user.
Quality
tergantung pada reproduksi sinyal analog dan digital.
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
max Tx power per
traffic channel, Pt (dBm)
Loss kabel, konektor ,
dan combiner (dB)
Gain antena Tx (dB)
Tx EIRP per traffic channel
(dBm)
Loss Propagasi (dB)
Receiced Signal Power
(dBm)
Gain antena Rx (dB)
Loss kabel, konektor ,
dan filter (dB)
Daya input ke receiver
(dBm)
Fading Margin (dB)
Sensitivitas Receiver
(dBm)
Spectral Noise Figure
Noise power spectral density,
No (dBm/Hz)
Efective noise power
spectral density
C/No
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Penentuan Level Sinyal Terima Minimum (RSL)
Redaman Maksimum Yang Diijinkan ( L
m
)
Penentuan Kualitas Sistem Selular
Penentuan spesifikasi Perangkat, misalnya Receiver
Threshold, Noise Figure
Penentuan Margin Fading
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Penentuan Level Sinyal Terima Minimum (RSL)
RSL = Sensitivitas + fading Margin (FM)
RSL : Receive Signal Level atau daya terima (dB)
Sensitivitas : batas ambang daya terima sinyal terendah (dB)
FM : daya pancar tambahan yang diperlukan untuk
mengatasi fading (dB)
dimana sensitivitas adalah :
(dB)
dimana,
(Eb/Io)
Rx
: energi per bit per noise (dB/Hz) di penerima
NF
Rx
: noise figure (dB) di penerima
Rb : kecepatan bit informasi (bit per detik / bps)
No
tot
: noise total (dB)
M
int
: daya tambahan yang diperlukan untuk
mengatasi interferensi (umumnya ditambahkan
pada sistem CDMA )
int Tot Rx
Rx
M No 10logRb NF
No
Eb
as Sensitivit + + + +
|

\
|
=
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Redaman Maksimum Yang Diijinkan ( L
m
)
Redaman maksimum yang diijinkan terkait dengan spesifikasi
perangkat, yaitu :
dimana,
L
m
: redaman maksimum (dB)
ERP: Effective Radiated Power, daya pancar efektif (dB)
RSL
R
: Receive Signal Level , daya terima (dB)
Sensitivitas : batas ambang daya terima sinyal terendah (dB)
FM : tambahan daya pancar total yang diperlukan(dB)
G
R
: gain penerima (dB)
Loss
R
redaman kabel / konektor di penerima (dB)
R
Loss
R
G
R
RSL ERP
m
L + =
R
Loss
R
G MF as Sensitivit ERP + =
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Redaman maksimum yang diijinkan
menentukan besarnya jari-jari sel maksimum
Jari-jari sel maksimum juga ditentukan oleh
kondisi lingkungan/prediksi path loss.
Contoh perhitungan jari-jari sel dengan rumus prediksi
Okumura-Hata, untuk daerah kota (urban) adalah :
(

+ +
=

t
r t m
1
6,55logh 44,9
) a(h 13,82logh 26,16logf 69,55 L
log R
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Jari-jari sel untuk daerah pinggiran kota (suburban)
adalah :
R : jari-jari sel (km)
L
m
: redaman maksimum yang diijinkan terkait dengan
spesifikasi sistem (dB)
f : frekuensi pembawa (MHz)
h
t
: tinggi antena pemancar (m)
h
r
: tinggi antena penerima (m)
: koreksi tinggi antena penerima terhadap tinggi
standar ( m )
(
(
(
(
(

+
|

\
|
+ + +
=

t
2
r t m
1
6,55logh 44,9
5,4
28
f
log 2 ) a(h 13,82logh 26,16logf 69,55 L
log R
a h
r
( )
h
r
= 1 5 ,
Jari-jari sel maksimum akan menentukan luas sel
yang akan dirancang
Luas sel heksagonal adalah :
(km persegi)
dimana,
L
sel
: luas sel (km-persegi)
R : jari-jari sel (km)
Sehingga jumlah sel pada area pelayanan pada kondisi ukuran sel
serbasama dapat ditentukan :
(sel)
: jumlah sel dalam suatu area pelayanan (sel)
L
sel
: luas sel (km-persegi)
2
sel
R 2,6 L =
sel
L
pelayanan area Luas
sel =
sel
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Penentuan Kualitas Sistem Selular
Indikator :
BER ( bit error rate )
availabilitas cakupan/are availability
probabilitas blocking.
Pemilihan perangkat RF menentukan kualitas sinyal yang dicapai,
sehingga untuk memperbaiki kinerja sistem, dapat dipilih Noise
Figure perangkat RF di Penerima yang kecil dengan Threshold
perangkat RF, P
th
,
,
yang rendah.
Contoh indikator kualitas sinyal untuk beberapa layanan :
Untuk komunikasi suara diperlukan BER = 10
-2
atau 10
-3
Untuk komunikasi data diperlukan BER = 10
-5
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget
Lanjutan bab IV.
Radio Link Design
Link Budget

Anda mungkin juga menyukai