Anda di halaman 1dari 10

Keluarga

Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu


kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan
individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan
individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga;
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau
adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang
tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2. Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk sautu rumah tangga, kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari
suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan
anak perempuan.
4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari
kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya
tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. satu keluarga ini dapat
juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik
yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu
rumah tangga dengan keluarga inti.
Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya :
Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini
muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari
ayah, bibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau
keluarga inti.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
1. keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior
dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
2. keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior
dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
3. Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior
dengan keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan.
Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya berdasarkan
tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu pengertian keluarga secara struktural, pengertian
keluarga secara fungsional, dan pengertian keluarga secara intersaksional. Berikut ini masing-
masing penjelasannya:
Pengertian Keluarga secara Struktural: Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran
atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya.
Defenisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari
perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of
origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan
keluarga batih (extended family).
Pengertian Keluarga secara Fungsional: Keluarga didefenisikan dengan penekanan
pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut
mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan
pemenuhan peran-peran tertentu. Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang
dilakukan oleh keluarga.
Pengertian Keluarga secara Transaksional: Keluarga didefenisikan sebagai kelompok
yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa
identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis,
maupun cita-cita masa depan. Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga
melaksanakan fungsinya.
Sementara menurut beberapa ahli keluarga didefinisikan sebagai berikut;
a. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, kakek dan nenek.
b. Logans (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu sama lain.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
arti sebagaimana unit individu.
d. Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap anggota.
e. Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
f. Johnsons (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang
tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
g. Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang
berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya
bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya
pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
h. Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat
(keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
i. Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan
seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan,
tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
j. National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama
dalam satu rumah.
k. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
l. BKKBN (1999)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.
m. Departemen Kesehatan (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di satu atapdalam keadaan saling bergantungan.



Fungsi Keluarga
Keluarga sebagai sebuah sistem sosial mempunyai tugas atau fungsi agar sistem tersebut
berjalan. Tugas tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan, integrasi dan solidaritas, serta
pola kesinambungan atau pemeliharaan keluarga (Megawangi, 1999). Menurut Winton
(1995), fungsi merupakan konsekuensi dari perilaku seseorang atau aksi kelompok.
Konsekuensi aksi yang menguntungkan bagi sistem disebut dengan fungsional, sedangkan
aksi yang mendatangkan kerugian bagi sistem disebut disfungsional. Sedangkan menurut
McIntyre (1966) yang dikutip Kingsbury dan Scanzoni dalam Boss, et al., (1993), fungsi
diartikan sebagai kontribusi atau sumbangan dimana suatu item atau elemen memelihara
keseluruhan. Resolusi Majelis Umum PBB menguraikan fungsi-fungsi utama keluarga adalah
Keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan
kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan
baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga
sejahtera (Megawangi, 1994). Agar fungsi keluarga berada pada kondidi optimal, perlu
peningkatan fungsionalisasi dan struktur yang jelas, yaitu suatu rangkaian peran dimana
sistem sosial dibangun.
Kajian terhadap fungsi keluarga yang dirumuskan berbagai pakar dan institusi yang
menangani keluarga menunjukkan variasi baik dari sistem kategori maupun jumlahnya.
Namun demikian pembagian fungsi keluarga ekspresif dan instrumental menurut Rice dan
Tucker dapat mengakomodasi berbagai kategori fungsi lainnya. Keluarga berfungsi untuk
mengelola sumberdaya yang dimiliki (fungsi ekonomi) melalui prokreasi, sosialisasi
(termasuk penetapan peran sosial), dukungan dan perkembangan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan fisik, emosi (cinta kasih, ikatan suami-istri), perkembangan, termasuk
moral (agama), loyalitas dan sosialisasi.

Penjelasan berikut menunjukkan bahwa fungsi reproduksi dan fungsi sosialiasi dan
pendidikan merupakan fungsi yang selalu disebut oleh kelima sumber pustaka tersebut. Jika
dikaitkan dengan teori sistem sebagai bagian dari teori struktural fungsional, kedua fungsi
tersebut merupakan fungsi penting dalam pemeliharaan dan kesinambungan suatu sistem
sosial, dan secara spesifik melalui pengembangan sumber daya manusia.
Fungsi Keluarga menurut BKKBN terdiri dari fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih,
melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
Maksud dari masing masing fungsi tersebut yakni sebagai berikut;
-Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
-Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
-Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
-Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
-Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara
dan merawat anggota keluarga
-Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik
-Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
-Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga menurut Friedman terdiri dari;
a.Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psiko social
fungsi efektif ini merupakan sumber energy kebahagiaan keluarga
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak lahir keberhasilan perkembangan individu dan keluarga di capai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti kebutuhan makan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal, dll.
e.Fungsi keperawatan kesehatan
Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat
dari 5 tugas kesehatan keluarga yaitu :
1) Keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan.
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
4) Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat

Menurut United Nation fungsi keluarga meliputi pengukuhan ikatan suami istri, prokreasi dan
hubungan seksual, sosialisasi dan pendidikan anak, pemberian nama dan status, perawatan
dasar anak ( dan lanjut usia), perlindungan anggota keluarga rekreasi dan perawatan emosi,
pertukaran barang dan jasa.
Menurut ahli Rice &Tucker fungsi keluarga terdiri dari fungsi ekspresif yakni memenuhi
kebutuhan emosi dan perkembangan, termasuk moral, loyalitas,dan sosialisasi dan fungsi
instrumental yaitu manajemen sumberdaya untuk mencapai berbagai tujuan keluarga melalui
prokreasi dan sosialisasi anak, serta dukungan dan pengembangan anggota keluarga. Dan
menurut Roberta Berns fungsi keluarga terdiri dari reproduksi, sosialisasi atau pendidikan,
penetapan peran social, dukungan ekonomi dan dukungan emosi.
Fungsi keluarga menurut para ahli yang telah disebutkan diatas, disimpulkan dalam Undang
Undang No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 yakni;
a. Fungsi keagamaan
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota
keluarga.
Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh
anggota keluarga.
Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran
agama.
Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang
kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat.
Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi budaya
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya
asing yang tidak sesuai.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan
masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berpartisipasi
berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya
masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
c. Fungsi cinta kasih
Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga
ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.
Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara kuantitatif dan
kualitatif.
Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga
secara serasi, selaras dan seimbang.
Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
d. Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang
timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman
dan tantangan yang datang dari luar.
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi
anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal
usia, pendewasaan fisik maupun mental.
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu
melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam
keluarga. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana
pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat
anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang
dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan
untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak,
kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga
tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
g. Fungsi ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga
dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap
anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.
Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi pelestarian lingkungan
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan ekstern keluarga.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan
seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat
sekitarnya.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola
hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.









Sumber :
1) BKKBN, 1996
2) United Nation (1993)
3) Zeitlin et al., (1995)
4) Rice & Tucker (1986)
5) Berns (1997)
http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/Dr.-Euis-Sunarti-OK-FUNGSI-DAN-PERAN-
KELUARGA.pdf

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group
19
DAFTAR PUSTAKA
Syaripudin, Tatang. (2008). Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu: Bandung.
Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta.
Ibnu Qasim. http://www.radarsemarang.com/daerah/kudus/2356-kontrol-lingkungan-
keluarga-dan-sosial.html
Masngudin Hms. (2008). Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang
Hubungannya Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga. Kasus Di Pondok Pinang
Pinggiran Kota Metropolitan

Jakarta
.[online].
Tersedia:http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitba
ng%20UK
S/2004/Masngudin.htm[15 Desember 2008]
Meda Wahini. (2008).
Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama
Terjadinya Sosialisasi Pada Anak.
[oline]. Tersedia:
http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm[15 De
sember 2008]
Retno Purwandari,
S.Kep.,.Ns.elearning.unej.ac.id/courses/IKU1234b318
/document/KONSEP_
Goode, William J.,1991.
Sosiologi Keluarga
, Jakarta, Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai