PIDATO PELANTIKAN, DIUTJ APKAN WAKTU MEMANGKU DJ ABATAN GURU BESAR PADA PERGURUAN TINGGI KEDOKTERAN TJ ABANG SURAKARTA TANGGAL 17 APRIL 1946 OLEH PROF. DR. M. SARDJ ITO.
Para Tamu Agung jang mulia, Para Guru Besar jang allamah, Para Guru dan Doctor jang berilmu, Tuan2 dan Nona2 Maha Siswa jang terhormat, dan para hadirin jang memerlukan datang kesini,
Pendengar jang budiman !
M E R D E K A !
Sebagaimana hadirin mengetahui, sudah mendjadi adat kebiasaan, bahwa tiap2 guru baru mengutjapkan sebuah pidato-pelantikan dihadapan medan ramai berkenan dengan ilmu pengetahuari jang diadjarkannja. Maka seharusnjalah kewadjiban ini saja penuhi, dengan pengharapan, mudah-mudahan sumbangan saja dapatlah membcri tjorak kepada Perguruan Tinggi Kedokteran di Kota Surakarta ini. Scbagai permulaan saja hendak menerangkan, tjorak apakah jang saja harapkan. Sesungguhnja, tjorak jang harus kelihatan dan jang sangat saja harapkan ialah: tjorak kebangsaan, Memang diseluruh dunia Perguruan Tinggi itu adalah tempat untuk timbulnja dan berkembangnja perasaan kebangsaan. Perasaan kebangsaan jang berkobar-kobar didalam Sekolah Tinggi sangat kentara, tidak sadja di Perantjis, di Inggeris, di Amerika, tctapi terdapat djuga di negeri-negeri-ncgeri kctjil sekalipun. Sebaliknja, djika saja ambil tjomtoh dari Perguruan Tinggi Kedokteran didalam djaman Belanda (G. H. S.), maka
tidak seorangpun merasa, bahwa Perguruah itu mempunjai suasana kebangsaan. Hal itu disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain guru-gurunja mempunjai perasaan kebangsaan Belanda; hal ini bertentangan dengan perasaan kebangsaan peladjar-peladjar Indonesia. Maka dari itu sudah tentu, bahwa Perguruan tersebut tidak mempunjai tjorak kebangsaan Indonesia. Terlebih-lebih keadaan itu diperkuat oleh suara-suara jang tidak saja setudjui. Suara itu mengatakan, bahwa pada Perguruan Tinggi biasanja diberikan peladjaran pengetahuan jang bersifat Internasional. Djadi menurut suara itu tadi, Perguruan Tinggi itu dengan sendirinja bertjorak Internasional. Suara inilah jang sesungguhnja sangat membingungkan orang jang belum tetap imannja, jang belum tahu, bahwa memang ada tempat lain jang melulu tersedia bagi para ahli untuk mengadjarkan ilmu pengetahuannja. Tempat itu memang mempunjai suasana Internasional, misalnja Institut fr Tropen Krank heiten di Hamburg dll. Tentu sadja jang berkewadjiban memberi tjorak pada Perguruan Tinggi itu ialah: I. guru- gurunja, II. mahasiswa-mahasiswanja. Untuk mendjelaskan pendirian ini, lebih baik saja mengambil tjontoh dari G.H.S. dulu. Beberapa ahli-penjiasat jaitu guru-guru G.H.S. Prof. De Langen dan Prof. Donath telah menjelidiki hal makanan penduduk didesa Kutawinangun sehari-harinja, pun djuga diperiksa keadaan kesehatan penduduknja. Laporan-laporannja jang terkenal diseluruh Indonesia sebagai ,,Gobang Rapport" menjatakan, bahwa waktu itu tiap-tiap orang sehari-harinja hanja makan bahan makanan seharga l gobang (2 cent) sadja. Tetapi terhadap keadaan kesehatan penduduk
disitu sama sekali tidak ada kcsimpulan `jang djelas. Apakah sesungguhnja makanan seharga l gobang itu sudah tjukup bagi kcsehatan penduduk di Kutawinangun ? Sekarang seandainja ahli penjelidik kita jang mempunjai perasaan kebangsaan sedalam- dalamnja, melakukan pemeriksaan di Kutawinangun tadi, bagaimanakah kesimpulan mereka tentang hal itu ? Tentulah mereka tidak segan menarik kesimpulan jang menegaskan, bahwa makanan tadi belum mentjukupi, dan seterusnja kesehatan penduduk belum tjukup kuat (masih labiel) untuk mendjalankan kewadjibannja jang berat, jaitu membangunkan tanah airnja. Djika kesimpulan ini ditjotjokkan dengan keadaan sekarang maka lebih teranglah maksudnja, oleh karena pada saat ini, dari desa-desa seperti Kutawinangun terscbut, berdujun- dujunlah pemuda2 jang sanggup mcmbangunkan tanah air kita dan membela kemerdekaan Indonesia. Supaja kekuatan djasmani dan rochani ini dapat berlipat ganda, haruslah kesehatannja dipelihara dengan sebaik-baiknja, supaja mereka djangan sampai mempunjai kesehatan jang labiel itu. Tentu sadja pengaruh ahli penjelidik sebagai Prof. De Langen dengan rapportnja kepada para mahasiswa sangat berlainan dari pada pengaruh guru-guru jang mempunjai perasaan kebangsaan. Djadi pendek kata didalam Perguruan Tinggi itu haruslah terus-menerus diadakan latihan untuk mempergunakan hasil penjelidikan bagi masjarakat kita, supaja dapatlah memberi tjorak jang scbaik-baiknja kepada Sekolah tadi, Dan bagaimanakah tjoraknja Sekolah Tabib Tingggi (Djakarta Ika Daigaku) didalam djaman Djepang?
Sekolah tersebut djuga tidak mempunjai tjorak kebangsaan, malahan seolah-olah ada kehendak dan dorongan dari atas supaja Sekolah tersebut mempunjai tjorak Djepang. Disini kita dapat mengetahui bagaimana bedanja perasaan peladjar-peladjar pada waktu djaman Belanda dan djaman Djepang. Didalam djaman politik-djadjahan Belanda kita bangsa Indonesia sudah bertahun-tahun mendapat peratjunan rochani dari sipendjadjah, sehingga umumnja kita sudah tidak merasai lagi, bahwa rochani kita tidak sehat. Maka dari itu meskipun peladjar-peladjar mempunjai perasaan kenasionalan, pada waktu djaman Belanda perasaan ini tidak dapat berkembang sebagaimana mestinja. Setelah Belanda menjerah, maka berhentilah pengaruh keratjunan tersebut, kitapun lalu bangun dan bangkit menudju kedjaman baru, Meskipun Djepang berdjandji memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, tetapi banjaklah tanda-tanda jang menjatakan, bahwa Djepang sendiripun ingin akan mendjadjah kita. Keadaan jang mengherankan ialah, bahwa keinginan kita untuk membrontak terhadap pendjadjahan Belanda (meskipun bangsa Belanda lebih lemah dari pada bangsa Djepang) tidak begitu keras dan umum seperti dalam djaman pendjadjahan Djepang, pada hal bangsa Djepang waktu itu masih tampak gagah beraninja didalam peperangan. Melihat peristiwa janga mengherankan ini, teringatlah saja kepada djawab saudara M. H. Thamrin almarhum, tatkala saja bertanja: ,,Adalah saudara mempunjai rantjangan jang djelas, supaja dapat kita merdeka dari pendjadjahan Belanda ?" Djawab Ibeliau: ,,Harus kita tunggu, sampai datangnja kegemparan dunia (wereld-castastrofe)". Tiada
antara lama datanglah dengah sekonjong-konjong perang dunia jang terachir ini, jang berakibat penjerahan Belanda kepada Djepang. Disitu ternjatalah, bahwa djawab saudara Thamrin atas pertanjaan saja tadi benar, sebab pada saat itu kita bangsa Indonesia baik tua maupun muda semuanja jakin, bahwa kita harus berani berdjuang mati-matian untuk mentjapai kemerdekaan kita, sehingga timbullah tindakan mahasiswa di Djakarta, jang turut mendorong akan tertjapainja ,,Pengumuman Kemerdekaan Republik Indonesia" Disini sudah pada tempatnja bagi saja untuk menjatakan penghargaan saja setinggi- tingginja terhadap perdjuangan batin jang dilakukan oleh Maha Guru dan Maha Siswa untuk menentang sikap Djepang di Ika Daigaku. Didalam andjuran untuk memberi tjorak kenasionalan pada Perguruan Tinggi umumnja djanganlah dilupakan, bahwa saja djuga mengetahui kedudukan para tetamu, jaitu: mahasiswa dan guru jang bukan bangsa Indonesia didalam Perguruan Tinggi Kedokteran ini. Di Sekolah Tinggi di Sorbonne (Paris) adaIah ribuan mahasiswa jang bukan bangsa Perantjis. Bagaimana djuga besarnja perasaan kebangsaan bangsa Perantjis, merekapun berbesar hati djuga dapat menerima tetamu mahasiswa jang bukan bangsa Perantjis. Dan sebaliknja para mahasiswa jang bukan bangsa Perantjispun tidak akan mempengaruhi tjorak kebangsaan Sekolah Tinggi tadi. Sebagai perlengkapan tentu sadja kita memerlukan para guru jang bukan bangsa Indonesia, seperti disini adalah djuga para guru bangsa Tionghoa, jaitu: Dr. Liem Han Tjiu dan Dr. Njo Tjiang Khing di Surakarta dan Dr. jo Kian .Tjay di Klaten. Hal ini
sudah umum daIam- dunia pengetahuan; seperti di Sekolah Tinggi di Amerika dan di negeri Belanda adalah guru bangsa Djerman dan sebaliknja; di: Sekolah Tinggi di Negeri Djerman ada pula guru dari bangsa lain. Didalam djaman pembangunan ini kita sudah semestinja memerlukan beberapa guru Tionghoa untuk memperlengkap susunan Guru. Maka disini sudah pada tempatnja, bila saja sebagai putera Indonesia mengutjapkan banjak terima kasih kepada Guru-guru Tionghoa tersebut jang djuga turut menjumbangkan tenaga untuk memperbanjak kaum intelek kita. Berdasar atas tjontoh-tjontoh tadi maka saja menarik kesimpulan sebagai berikut: ;,Perguruan Tinggi harus mempunjai tjorak Nasional dan Instituut-Instituut umumnja harus mempunjai tjorak Internasional". Dan oleh karena Perguruan Tinggi Kedokteran tidak berdiri sendiri sadja, tetapi djuga harus mendjadi tjabang pemupuk kebudajaan tanah air kita, maka tjorak Sekolah Tinggi itu harus mendjadi tjermin dari kebudajaan Indonesia, hal mana mengandung arti sedalam-dalamnja dan seluas-luasnja. Hadirin jang budiman ! Berhubung dengan pembitjaraan tadi saja merasa berkewadjiban untuk menguraikan tentang pokok dasar kebudajaan kita didalam saat pembangunan ini, jang harus mendjadi pokok jaitu : I. Kenjataan, kebenaran (Waarheid). II. Keindahan (Schoonheid). Memang sudah selajaknja, apabila kenjataan, kebenaran (waarheid) dan keindahan (schoonheid) didjadikan sendi kebudajaan. Kenjataan dan keindahan jang
menghiasi perguruan tinggi pada umumnja, harus terlihat djuga dalam tjorak Perguruan kita ini. Maka jakinlah kita, bahwa pesatnja kemadjuan pengetahuan ketabiban itu disebabkan oleh karena kita telah mengetahui senjata-njatanja tentang sebab-sebab pelbagai penjakit, dengan mendekati kenjataan. Sebagai tjontoh disebutkah disini hasil penjelidikan Pasteur dan Koch tentang sebab- sebabnja penjakit; dengan mengetahui sebabnja. penjakit Cholera jang hebat itu dapatlah kita memberantas penjakit tersebut, sehingga sudah beberapa tahun kita tidak mengalami lagi bahaja penjakit Cholera itu terhadap masjarakat. Lain tjontoh lagi ialah hasil penjelidikan dokter J enner, tentang sebab-sebabnja penjakit tjatjar. Kita telah dapat melenjapkan penjakit tersebut dari masjarakat. Hasil penjelidikan jang menegaskan sebab-sebabnja penjakit berupa bakteri dan jang membuktikan sifat-sifatnja menurut pengadjaran Pasteur dan Koch sesungguhnja besar sekali faedahnja bagi masjarakat diseluruh dunia umumnja. Terlebih-lebih berarti hasil penjelidikan itu, tatkala pengetahuan tentang bakteri itu dipraktekkan dengan pertjobaan-pertjobaan di Laboratorium Ehrlich. Maksudnja pertjobaan itu ialah membuat obat-obat Kimia baru dan mempeladjari chasiatnja jang dipergunakan untuk memusnakan bakteri penjakit. Hasil pekerdjaan ini sudah terkenal diseluruh dunia jaitu: obat suntik salvarsan, jang dipergunakan untuk memberantas penjakit patek dan syphilis. Selandjutnja pendapat Ehrlich jang dinamakan chemotherapie (pengobatan kimia) dilandjutkan di Laboratoria dibeberapa negeri jang mempunjai ahli-penjelidik jang tjakap mendjalankan pertjobaan-pertjobaan
itu. Dengan djalan ini kita sudah mengenal berpuluh-puluh obat-obat kimia baru untuk menjembuhkan beberapa penjakit jang sungguh mandjur, misialnja: dagenan, cibasol, untuk menjembuhkan radang-paru dan penjakit lain, jang disebabkan oleh strepto-coccus; plasmochin, atebrin untuk memberantas penjakit malaria. Hadirin jang budiman ! Diatas sudah diterangkan, bahwa Ehrlich dan murid-muridnja dapatlah membuat 0bat- obat baru jang menghantjurkan bakteri2 penjakit. Akan tctapi didalam beberapa tahun jang lalu, ada pula ahli-ahli penjelidik, jaitu Fleming, Chain dan Florey, jang dapat mcnemui djalan lain untuk menghindar pertumbuhan bakteri penjakit itu. Beliau2 tersebut menemui zat-zat jang mempunjai kekuatan untuk manghindar pertumbuhah bakteri penjakit. Zat-zat tersebut ditimbulkan oleh sedjenis djamur, dan zat itu mempunjai chasiat seperti Cibasol. Dan tuan-tuan tadi dengan teman-temannja dapat pula mcmbiakkan djamur itu sebanjak-bahjaknja, sehingga zat-zat tadi dapat mcngisi beribu-ribu botol, jang dibawa oleh balatentara lnggeris dan Amerika sebagai obat jang amat mudjarab untuk menjembuhkan beberapa penjakit infeksi. Pendek kata: dengan djalan pcnjelidikan didalam laboratorium dapatlah diketahui senjata-njatanja tentang pelbagai penjebab penjakit dan obat-obatan jang sangat berguna dan berharga untuk masjarakat. Hadirin jang budiman ! Didalam mengerdjakan pemeriksaan pada umumnja, sipenjelidik tentu terharu melihat keindahan alam jang diselidiki itu, dan disitu timbullah perasaan dan
pengakuan, bahwa kekuasaan Tuhan jang mendjadikan alam ini sangatlah besarnja. Dengan sendirinja didalam menjelidiki kenjataan itu, sipenjelidik merasa dirinja ketjil dan bodoh dan pada saat itu timbullah rasa-bakti terhadap jang Maha Kuasa. Dengan keterangan pendek ini, jakinlah kita, bahwa sendi kebudajaan itu adalah kenjataan dan keindahan jang meliputi perguruan tinggi pada umumnja, jang harus djuga terlihat hendaknja dalam tjorak Perguruan kita ini. Hadirin jang budiman ! Didalam suasana kemerdekaan dan didalam saat pembangunan Negara Indonesia para tabib djuga harus turut menjumbangkan tenaga dan pikirannja agar supaja seluruh dunia mengakui, bahwa kita mempunjai tenaga dan kebidjaksanaan untuk mempertahankan kemerdekaan Negara kita. Terhadap ilmu saja, jaitu microbiologie, tiap-tiap orang harus mengetahui ukuran dan tingkatan ilmu pengetahuan biologic dilain-lain Negeri. Didalam dunia ilmu pengetahuan biologia, adalah Pasteur, Koch dan Ehrlich mendjadi Maha Gurunja. Sekarang di Indonesia ini, apakah sudah patut kita dinamakan murid dari Maha Guru tersebrut ? Apakah udjiannja dan apakah ukurannja ? Tak lain dan tak bukan, hanja: hasil pekerdjaan kita sendirilah jang harus dibandingkan dengan hasil pekerdjaan dilain-lain Laboratoria di lain-lain Negeri. Sebagai penerangan perkenankanlah saja sekarang memberi laporan sekedarnja tentang hasil pekerdjaan kita bangsa Indonesia: I. Diperpustakaan dunia sudah tertjantum beberapa nama ahli penjelidik bangsa Indonesia; mes-
kipun belum banjak djumlahnja, tetapi telah memperoleh tempat jang tidak mengetjewakan. lI. Didalam Kongres lnternasional jang memperbintjangkan penjakit Lepra di kota Cairo dalam tahun 1938 pekerdjaan kita tentang hal pemeriksaan dan pemberantasan penjakit Lepra, jang diadjukan oleh Dr. J .B. Sitanala dan Dr. Kuslan, mendapat perhatian sedemikian besar dari ahli-ahli penjakit Lepra, sehingga timbullah suara dari wakil India jang mengatakan: ,,You safe the name of the East". (Saudara memelihara nama Benua Timur). Hadirin jang budiman ! Ingatlah, bahwa hasil pekerdjaan itu terdapat hanja dalam suasana pendjadjahan, djadi sudah tentu, bilamana hasil pekerdjaan itu tumbuh didalam suasana kemerdekaan, akan lebih besar pula nilainja. lll. Sekarang saja hendak menindjau tingkatan kita dari sudut lain. Tentang kewadjiban jang harus kita lakukan untuk memberantas penjakit-penjakit infeksi (epidemi) menurut pendapatan lnternasional misalnja: pemberantasan penjakit Cholera, pes, tjatjar dll., kita mempunjai kejakinan, bahwa kitapun dapat pula mengerdjakan pemberantasan itu menurut ukuran lnternasional. Hadirin jangbudiman ! Diatas tadi telah saja uraikan tentang hal-hal jang sudah dapat kita kerdjakan. Sekarang bagaimanakah pengharapan kita untuk pekerdjaan kita dalam djaman jang akan datang? Sebagaimana telah diketahui oleh hadirin maka usaha dokter-dokter kesehatan jang berkewadjiban memberantas pelbagai penjakit, sudah menimbulkan
hasil jang amat bagus, jaitu memusnakan penjakit Cholera dan penjakit tjatjar dengan djalan suntikan, memakai vaccin bikinan Lembaga Pasteur. Pemberantasan penjakit Pes, typhus dan dysenterie dengan suntikan vaccin buatan kita, sudah pula memberi hasil jang agak memuaskan, walaupun hasilnja tidak sebagus hasil pemberantasan penjakit cholera dan tjatjar. Diatas tadi djuga sudah diterangkan tentang hal pembikinan obat-obat seperti jang telah dikerdjakan oleh Ehrlich dan murid-muridnja. Tentang hal ini kita harus mengakui, bahwa diantara kita belum ada jang dapat membuatnja. Akan tetapi kitapun tidak putus asa, karena hasil penjelidikan tuan Fleming diatas boleh kita pandang sama dengan obat-obat kimia baru seperti cibasol dll. Dan lagi tentang hal ini dapatlah diumumkan, bahwa di Lembaga Pasteur di Klaten oleh saudara R. Soekarnen sedang diselidiki djamur-djamur jang mengandung zat-zat penghantjurkan bakteri. Meskipun pekerdjaan ini baru dimulai, usahanja sudah memberi pengharapan, bahwa penjelidikan saudara R. Soekarnen tidak akan sia-sia belaka. . Dengan usaha ahli-ahli penjelidikan jang dapat membuat vaccin dan 0bat-0bat baru seperti cibasol,dll., dan djuga zat-zat dari djamur, jang dinamakan penicillin itu, tentulah dapat kita memberantas beberapa penjakit. Kemudian akan tinggallah penjaikit-penjakit jang belum dapat diobati sebagai jang diharapkan, jaitu tbc., lepra dan beberapa penjakit rakjat; Tentang hal ini kitapun harus menaruh perhatian djuga supaja dapat diselidiki djalan pemberantasannja. Hadirin jang budiman ! Seperti tersebut dalam uraian saja diatas maka
djelaslah beban dan kewadjiban kita para dokter ahli bakteriologie dan biologic didalam djaman pembangunan Indonesia Merdeka. Dengan singkat saja ulangi lagi maksud saja: I. Perguruan Tinggi Kedokteran di Surakarta ini hendaklah mendapat tjorak kebangsaan. II. Mentjari djalan baru untuk memperlengkap alat-alat jang akan dipergunakan untuk memberanrantas penjakit rakjat. Hadirin jang budiman ! Sebagai penutup saja memadjukan pengharapan kepada para mahasiswa, supaja mereka dikemudian hari mentjurahkan tenaganja untuk mempertinggi deradjat kesehatan Negara Indonesia, jang berdjiwa 70 miliun orang. Bagaimana djuga sukarnja dan beratnja kewadjiban ini, tetapi pekerdjaan tersebut sesungguhnja sangatlah mulia. Maka dari itu saja pertjaja, bahwa para mahasiswa akan mendjalankan kewadjiban itu dengan segala kekuatan tenaganja. Seperti telah saja uraikan maka dengan djalan ilmu bakteri dan ilmu hajat dapatlah kita menimbulkan hasil jang sangat berharga. Maka pada saat pembangunan ini, saja berdoa, moga- moga Tuhan jang Maha Bidjaksana melimpahkan rahmatNja sebanjak-banjaknja agar supaja saja dapat memberi peladjaran kepada para mahasiswa, serta dapat membangunkan perhatiannja terhadap saaI-soal tersebut, sehingga giatlah mereka membanting tulang untuk menambah kesedjahteraan dan kemakmuran tanah air kita bersama. Sekianlah ! Bangunlah Indonesia Raya ! Tetap Merdeka !
Pidato pembukaan Gabungan Perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Pharmacie dan Pertanian pada tanggal l November 1949 di jogjakarta. Oleh Prof. Dr. Sardjito
Sebelum kita mulai, sudilah kiranja, para hadlirin jang mulia berdiri sebentar, mengheningkan tjipta, untuk memperingati dan menghormati pahlawan kita jang gugur, diantaranja dari anggauta dewan guru, dan para mahasiswa dari Gabungan Perguruan ;Tinggi ini. Kita mulai ...........................,.. Terima kasih P. j. M. Presiden R. I. Sri Paduka Kandjeng Sultan, J .M. Menteri2, Guru2 besar jang allamah, Lektor2 jang berilmu, Tuan2 dan Njonja2 jang terhormat, Tuan2 dan Nona2 Mahasiswa. Pada kami letaklah kewadjiban, untuk menerangkan hal ihwal Gabungan Perguruan- perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Pharmacie dan Pertanian, pada tahun pengadjaran jang lalu. Pada permulaan tahun pengadjaran j.l. ialah dalam bulan November 1948, masuk sebagai mahasiswa baru pada : Perg. tinggi kedokteran : untuk tahun l : i 94 orang diantaranja 22 wanita. untuk tahun II : 2 orang diantaranja l wanita.
Perg. tinggi farmaci : untuk tahun I : 16 orang diantaranja 8 wanita. Perg. kedokteran gigi : untuk tahun ll : 3 orang. Perg. tinggi kedokteran hewan : untuk tahun I : 2 orang, untuk tahun ll : 2 orang, I untuk tahun lll : 3 orang. Perg. tinggi pertanian : untuk tahun I : 25 orang diantaranja 1 wanita. Djumlah 147 mahasiswa baru diantaranja 32 wanita. Mahasiswa2 lama jang mendaftarkan diri lagi ialah : Pada kedokteran : 105 orang diantaranja 33 wanita. kedokteran gigi 1 2 orang keduanja wanita. kedokteran hewan : 4 orang. farmaci : 6 orang diantaranja 4 wanita. pertanian : 54 orang diantaranja 1 wanita. Djumlah jang lama 171 student diantaranja 10 wanita. Djumlah semua 318 student diantaranja 72 wanita. Pengadjaran jang dapat diberi pada tahun pengadjaran j.l. ialah lamanja hanja kurang lebih satu bulan. Penjerbuan Belanda mengakibatkan, bahwa pengadjaran tidak dapat berlangsung.
Mahasiswa2 sebagian besar meninggalkan kota Klaten, untuk menggabungkan diri, pada berbagai badan perdjoangan mitsalnja: T.N.l., P.M.l., K.D.M., K.O.D.M. dll. dan demikian bermanfaat untuk perdjoangan Negara. Dengan sedih hati, disini kami memberi tahu, bahwa sebagai akibat penjerbuan Belanda, Gabungan Perguruan-perguruan Tinggi kami, kehilangan beberapa Mahasiswa, ialah : l. tuan Roewijo jang gugur sebagai anggauta T.N.l. 2. tuan Hardjito jang gugur sebagai anggauta P.M.l. 3. tuan Asmono jang gugur sebagai anggauta Tentara Peladjar, dan. 4. tuan Woerjanto jang gugur sebagai anggauta P.M.l. Ketika daerah jogjakarta akan di kembalikan kepada Republik, pemcrintah memutuskan untuk mcmbuka kembali semua Perguruan Tinggi di lbu Kota. Dengan bantuan Mahasiswal-mahasiswa dan Pamong Pradja, barang-barang P.T.K. jang alus-alus seperti mikroskoop-mikroskoop dan alat-alat, maupun jang kasar seperti bangku- bangku, medja-medja d.l.l. jang ada di rumah sakit Tegaljoso Klaten, dapat dipindahkan ke jogjakarta untuk membangun kembali Gabungan Perguruan Tinggi. Hadirin jang mulia. Djikalau kita mengingat keadaan pada wakttu itu, dimana cease-fire order belum diperintahkan, maka hadirin dapatlah membajangkan betapakah ba-
njaknja kesulitan jang harus diatasi, untuk membawa barang-barang tersebut dengan selamat. Kesukaran jang kedua, jalah tentang mentjarinja gedung sckolah, jang dapat dikupas oleh kemurahan hati dari Sri Paduka Kandjeng Sultan, jang mcngizinkan untuk mcmakai gedung Mangkubumcn. Disini sudahlah pada tcmpatnja, kami mcnghaturkan banjak tcrima kasih kcpada jang Mulia Sri Sultan. Pun djuga tidak kami lupakan, menjampaikan terima kasih kami kepada Kementcrian Pekerdjaan Umum, jang mcmbcrikan bantuannja, untuk menjiapkan Gedung Mangkubumen mendjadi Gedung Sekolah. Kesulitan jang kctiga, jang tcrlctak di Kalangan mahasiswa, istimewa tentang asrama, jang dapat diatasi oleh kemurahan hati dari P.].M. Presiden lr. Soekarno, jang memberikan hadiah berupa uang Rp. 5.000.- sebagai stootkapital. Atas nama scgenap Gabungan Pcrguruan Tinggi, para guru dan mahasiswa, kami mcnghaturkan banjak terima kasih atas hadiah, jang sangat kami hargai. Dan tjonto jang sebagus dan sctinggi, ini diikuti oleh para hartawan, dari Batik Trading Comp. Rp. 1.000.- dari Perhimpunan Perusahaan Batik lndoncsia Rp. 500. Para hadlirin jang mulia. Dengan berdirinja Gabungan Pcrguruan Tinggi ini, sudah tentu, bahwa kcsulitan- kesulitan tidak akan lenjap, tetapi malahan akan bcrtambah, terlebih lebih, bila kita mcngetahui bahwa Perg. Tinggi ini harus berkembang. Tugas memperkembangkan ini, tcntu scbagian besar harus dipikul, oleh para guru dan mahasiswa, dan disampingnja itu masjarakat, istimewa
penduduk kota Djokja, jang harus turut memupuk perkembangan Perguruan Tinggi ini. Hadirin jang bidjaksana. Berhubung dengan tugas jang berat ini, disini kami serukan bantuan, dari saudara-saudara dari jogjakarta, untuk menerima guru-guru dari luar jogjakarta jang akan mau berkorban meninggalkan rumah dan halamannja, jang disitu tidak ada kekurangan suatu apapun itu. Hadirin jang mulia. ! Dipermaafkanlah bahwa kami menggambarkan kesulitarn2 jang sudah dan jang akan ditempuh. Sesungguhnja maksud pertemuan ini, jalah supaja tetamu agung, menjaksikan pembukaan Gabungan Perguruan Tinggi ini. Sampai saat ini banjaknja mahasiswa, jang sekarang sudah mendaftarkan, ialah: l00 orang. Selandjutnja para mahasiswa, selain dari pada menuntut colleges, jang djuga harus menjiapkan diri, untuk pelbagai udjian, jang akan ditempuh besuk 3 bulan lagi, dalam bulan Djanuari 1950 jalah: udjian candidaat I, cand. II, doctoraal I, doctoraal- II, semi arts atau clokter I dan arts atau udjian dokter penghabisan. Hadirin jang mulia. Untuk mengachiri kata pembukaan ini, saja akan menjampaikan sepatah kata kepada para mahasiswa. Para mahasiswa. Saja jakin, bahwa para mahasiswa merasa gembira, dan bersjukur kepada Tuhan, atas hidup kembalinja Perguruan Tinggi ini, sebagai Alma mater. Perasaan ini, dapat disamakan dengan perasaarmja anak-
anak, jang melihat orang tuanja kembali, sesudah lama berpisah; karena penjerbuan Belanda. Semoga perasaan ini jang menundjukkan keuletan hati kita dapat langsung, djuga dalam menuntut peladjaran-peladjaran, sampai tertjapailahi tjita-tjita PerguruanTinggi, jang tertjantun dalam resolusi Congres Pendidikan dan.Pengadjaran jang baru lalu. Resolusi mana, jang djuga difikirkan oleh organisasi mahasiswa, jang berbunji antara lain, sebagai berikut : Perguruan Tinggi harus mendidik mahasiswa untuk mendjadi orang budiman dan gunawan jang bersifat mendiri, berpribadi dana bermasjarakat. Perguruan Tinggi sebagai jang diharapkan itu, akan mendjadi tulang punggungnja tanah air kita, Indonesia Raya. Dengan ini Gabungan Perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Pharmaci dan Pertanian di jogjakarta di buka. Terima kasih.