Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai
bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau
memindahkan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Naluri dan
keinginan penduduk untuk mengadakan perjalanan atau memindahkan barang
sifatnya umum tersebut selalu menimbulkan masalah dan juga bersifat umum dalam
transportasi kota. Pada kota yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai
kegiatan perkotaan yang sangat luas dan intensif, maka diperlukan pelayanan
transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara terpadu atau dinamis. Oleh karena
itu pada dasarnya transportasi merupakan derived demand artinya permintaan akan
jasa transportasi timbul dari permintaan sektor-sektor lain.
Menurut UU no. 22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan : (alat pemberi
isyarat lalulintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang
terpasang di persimpang jalan, tempat penyebrangan pejalan kaki (zebra cross), dan
tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus
berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah lalu lintas. Pengaturan lalu
lintas di persimpangan jalan dimaksud untuk mengatur pergerakan kendaran pada
masingmasing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara
2

bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada. Lampu lalu lintas
telah di adopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan warna
yang di akui secara universal untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-
hati di tandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.
Perubahan fungsi guna lahan di kota Maumere sebagai tuntunan pembangunan
dengan meningkatnya penduduk perkotaan. Kenyataan ini akan mempengaruhi sistem
transportasi khususnya zona bangkitan dan sebaran pergerakan khususnya pada
beberapa ruas jalan dengan fungsi guna lahan adalah fungsi perdagangan dan jasa,
perkantoran, pendidikan dan perumahan. Kondisi nyata akibat tidak efektif dan
efesiensinya sistem perambuan yang ada di kota Maumere antara lain banyaknya
pengguna jalan yang memarkir kendaraannya pada tempat yang tidak semestinya
sehingga mengganggu arus kendaraan yang melintas, rawan kecelakaan, para
pengguna jalan mengendarai kendaraannya diatas rata-rata kecepatan yang
seharusnya.
Penggunaan rambu lalu lintas sebagaimana tersebut di atas, maka
penempatannya harus berdasarkan kebutuhan. Rambu lalu lintas di kota Maumere
penempatannya sebagian kurang mampu memberikan informasi dan mengarahkan
lalu lintas sehingga diperlukan tindak lanjut untuk peletakan rambu yang efektif dan
efisien sehingga maksud penempatan rambu dapat tercapai. Di samping peletakan
yang kurang tepat juga diperlukan penambahan rambu seiring dengan perkembangan
kota Maumere Penelitian yang lebih lanjut tentang perambuan lalu lintas di Kota
Maumere diharapkan dapat memberi manfaat bagi lembaga/instansi terakait dalam
3

pengelolaan rambu lalu lintas sebagai pengendali lalu lintas khususnya untuk
meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan
permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan Penataan Sistem Perambuan Lalu
lintas di kota Maumere. Bagaimana konsep ideal penempatan perambuan lalu lintas
dalam pengaturan lalu lintas di Kota Maumere.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penempatan perambuan
lalu lintas di Kota Maumere sebagai alat pengendali lalu lintas serta memberikan
alternatif penempatan rambu sehingga dapat membantu pengaturan pergerakan lalu
lintas yang nyaman dan aman.
b. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai
bahan masukan kepada instansi terkait dalam pengaturan sistem rekayasa lalu lintas
dan manajemen lalu lintas khususnya untuk penempatan rambu lalu lintas di kota
Maumere.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tentang Penataan Sistem penempatan Perambuhan
Lalu Lintas di Kota Maumere, terbagi dalam dua bagian yakni ruang lingkup
wilayah dan ruang lingkup materi.
4

a. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah penelitian ini dilaksanakan di kota Maumere dengan batas wilaya dari
arah timur gapura Waioti, dari arah utara Wolomarang dan dari arah barat terminal
Madawat. Dipilihnya lokasi penelitian ini berdasarkan pada perubahan guna lahan
Kota maumere yang dapat mempengaruhi sistem transportasi. Identifikasi terhadap
semua jenis perambuan lalu lintas terutama pada jalan arteri di kota Maumere
b. Ruang Lingkup Materi
Dalam penelitian ini akan membahas tentang sistem penempatan rambu lalu
lintas. Kajian ini menjadi bahan dasar peletakan perambuan menurut standarisasi
dengan memperhatikan korelasi antar bahasan tersebut.
1.5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian meliputi:
a Lokasi penelitian jalan perkotaan di kota Maumere khususnya jalan arteri
b. Menganalisa penempatan perambuan lalu lintas di sesuaikan dengan
Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat
Bina Sistem Transportasi Perkotaan Panduan penempatan fasilitas pelengkap
jalan.

Anda mungkin juga menyukai