Anda di halaman 1dari 6

1

M A K A L A H
PRAKTIKUM MUBALIGH

DENGAN TEMA : ILMU DAN CENDIKIAWAN

DISUSUN
O
L
E
H
M A F T U K H A H
NIM : 5120070017


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
JAKARTA
2011

2

ILMU DAN CENDIKIAWAN

Secara bahasa, kata Ilmu berasal dari bahasa Arab alima yalama ilman yang artinya tahu.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, ilmu atau pengetahuan disebut knowledge.
Menurut Dr. H Zuhroni MA dalam bukunya Pandangan Islam terhadap masalah kedokteran
dan kesehatan, Al- Quran mengulang kata ilm yang dipergunakan dalam berbagai
bentuknya sebanyak 854 kali.
Sedemikian pentingnya ilmu hingga Al- Quran mengulang kata ilmu sebanyak 854 kali dan
Nabi Muhammad saw telah mewajibkan umat Islam agar menuntut ilmu, dalam hadistnya :



Artinya : Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim .

Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi pencari ilmu, hingga ada hadist Nabi
Muhammad saw yang menyatakan bahwa pencari ilmu itu lebih utama disisi Allah dibanding
Mujahid.




Artinya : Pencari ilmu karena Allah lebih utama disisi Allah dibanding dengan mujahid
dijalan Allah .

Dalam kehidupan sehari hari kita dapat merasakan sendiri betapa pentingnya ilmu
pengetahuan. Untuk hal terkecil yang terkadang luput dari pemikiran kita, contohnya untuk
menjahit sepotong pakaian yang setiap hari menutup anggota tubuh kita atau membuat
sepasang sepatu yang membalut kaki kita, diperlukan ilmu untuk membuatnya. Untuk
mencangkul tanah agar bisa ditanami tanaman yang berguna untuk kehidupan manusia dan
mengusir hama yang menyerang tanaman, juga diperlukan ilmu. Untuk mendirikan rumah
3

dan bangunan bertingkat 50, sangat diperlukan ilmunya. Begitu juga untuk membuat
jembatan, apalagi untuk membuat kendaraan yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi,
membuat kapal yang tidak tenggelam dilautan dan membuat pesawat yang dapat terbang
Di awan dan luar angkasa, semua memerlukan ilmu. Apalagi untuk dapat selamat hidup di
dunia dan akhirat, maka ilmunya wajib kita miliki.
Sebagaimana hadist nabi saw :





Artinya : Barangsiapa yang ingin dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin akhirat
juga harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin keduanya maka harus dengan ilmu pula
.
Sudah jelas dan gamblang dalam hadist tersebut diatas, bahwa ilmu yang dimaksud adalah
ilmu yang menyangkut ilmu yang mempelajari kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Bukan hanya ilmu untuk dunia, bukan pula ilmu hanya untu akhirat. Tapi kita diperbolehkan
dan dianjurkan untuk mempelajari keduanya, bila ingin menguasai dan selamat di dunia dan
akhrat. Karena pada hakikatnya kita hidup di dunia, maka kita harus mengetahui ilmu
tentang dunia. Dan kelak kita akan menghadapi kehidupan akhirat maka kita harus
mengetahui ilmu tentang akhirat. Mempelajari ilmu agama sangat baik, tapi mempelajari
ilmu dunia juga baik.
Bahkan hadist Nabi muhammad saw menyatakan :



Artinya : Carilah ilmu meskipun hingga kenegeri China
Meskipun dari segi periwayatannya hadist ini dinilai dlaif, tetapi banyak yang
meriwayatkannya sehingga hadist ini terkenal. Terlepas dari kualitas sanadnya, jika benar
demikian, maka dalam hadist tersebut, Nabi menunjuk China yang secara geografis terletak
diwilayah yang jauh dari Madinah. Kemasyhuran China di daratan Arabia karena saat itu
4

konon produk kerajinan dan berbagai produk lain yang berkualitas tinggi dari negeri China
telah membanjiri pasar- pasar di Madinah dan sekitarnya. Berdasarkan keadaan ini maka
konteks hadist ini menganjurkan agar umat islam mencari ilmu yang menyangkut hal- hal
yang dibutuhkan manusia meskipun untuk mendapatkannya harus pergi menempuh
perjalanan yang sangat jauh.
Sebagaimana kita dituntut untuk mencari ilmu meskipun ditempat yang sangat jauh, maka
kita juga diperintahkan untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki untuk kemaslahatan orang
banyak. Tidak ada artinya bahkan suatu dosa apabila kita memiliki ilmu tapi tidak
mengamalkannya atau tidak mengajarkannya kepada orang lain. Tidak seperti harta yang
akan berkurang apabila kita membelanjaknnya, maka ilmu akan bertambah apabila kita
membaginya dengan orang lain.
Betapa Islam telah mengagungkan dan memprioritaskan para pencari ilmu dan penyebar
ilmu telah dijelaskan dan dikemukakan dalam uraian diatas. Tapi sebagaimana keagungan
yang bebuah kemuliaan, maka ujian dan godaan syetan dan iblis pun tidak kalah besarnya
bagi orang- orang yang berilmu.
Kerena iblis memamg telah bejanji akan menyesatkan anak cucu adam hingga hari kiamat
kelak.
QS. Al Hijr : 39 :





Artinya : Iblis berkata ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan maksiat ) di muka
Bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya .

Begitu seorang manusia memiliki kepandaian, telah menjadi seorang ilmuan atau
cendikiawan, maka iblis akan menggoda para ilmuan dengan sikap kodrati manusia apabila
memiliki kelebihan dari orang lain, yaitu sikap sombong.
Para ilmuan dan cendikiawan lebih mudah dihinggapi perasaan sombong atau congkak ( al-
kibr ) dari pada orang awam. Sebab para ilmuan dan cendikiawan yang merasa mempunyai
kepandaian yang langka, misalnya seorang dokter spesialis jantung, ahli nuklir, ahli ekonomi
5

atau bahkan mungkin ahli dalam bidang hukum, sangat sukar untuk tidak membanggakan
diri. Mereka merasa pakar dalam bidang tertentu dan merasa superior. Perasaan superior
inilah yang sering membuat mereka bersikap sombong. Kesombongan ini akan makin
bertambah manakala ilmu yang dipelajari bukanlah ilmu yang bersifat hakiki, tetapi ilmu
yang mempelajari dunia semata.

QS : Al- Jasiyah ; 23 :







Artinya : Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu- NYA dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas pengelihatannya ? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah ( membiarkannya sesat ) Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ? .

Apakah ilmu hakiki itu ?
Ilmu hakiki adalah ilmu yang dengannya seseorang dapat mengenal dirinya dan mengenal
Tuhannya. Ilmu hakiki dapat membebaskan seseorang dari kesombongan dan dapat
mempertinggi rasa takut ( khauf ) dan kekaguman kepada Allah swt.
Para ilmuan dan cendikiawan dalam ilmu hakiki disebut ulama. Mereka inilah yang dimaksud
dalam QS : Fathir ; 28 :




6

Artinya : Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba- hamba NYA adalah
ulama .
Para ilmuan atau cendikiawan yang bukan mempelajari ilmu hakiki, tetapi murni
mempelajari ilmu dunia, haruslah mengimbangi kepandaiannya dengan mengenal dan
mendalami ilmu hakiki agar ada keseimbangan dan tidak terjerumus dalam arogansi.
Kesombongan dan ke arogansian dapat membuat orang menuhankan dirinya sendiri.
Haruslah diingat bahwa diatas tiap tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang
Maha Mengetahui.

QS. Yusuf ; 76 :




Artinya : Dan di atas tiap tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha
Mengetahui .

Anda mungkin juga menyukai