Telah dilakukan percobaan berjudul sintesis kalium alum bertujuan untuk
mengetahui cara sintesis senyawa alum dan menguji kemurnian alum yang diperoleh dengan menentukan titik leleh. Prinsip percobaan ini adalah mereaksikan logam aluminium dengan larutan kalium hidroksida yang disertai pemanasan serta proses lainnya sampai menjadi kristal kalium alum. Kesimpulan dari percobaan ini yaitu didapatkan kristal kalium alum sebesar 2,21 gram. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa titik leleh kristal kalium alum berdasarkan pengukuran dengan melting point adalah 115 o C.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kata alumen pertama kali dinyatakan oleh Pliny dalam bukunya yang berjudul Natural History. Buku ini merupakan Jilid ke-35 dan tepatnya dalam bab 15 ia memberikan penjelasan bahwa alumen ditemukan secara alami di bumi. Ia beranggapan bahwa alumen merupakan salah satu jenis obat-obatan dan berfungsi dalam proses perubahan warna suatu zat. Anggapannya ini muncul ketika melihat fakta bahwa ketika ada sumber air yang tercemar kemudian diberikan alumen, maka air akan berubah warna yang tadinya hitam menjadi berkurang kadar kekotorannya. Sifat yang dimiliki alumen ini kemudian menjadi solusi untuk pencemaran besi sulfat dalam air. Namun, Pliny menganggap bahwa larutan (kalium) tawas biasa tidak memiliki sifat ini melainkan senyawa yang memiliki sifat koagulan tersebut adalah spesies sulfat dari besi dan aluminium. Kalium aluminium sulfat (kalium alum) [(KAl(SO 4 ) 2 .12H 2 O] dibuat dari realsi logam aluminium dengan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi cepat dengan larutan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat yang jika ditambahkan asam sulfat mengendap menjadi aluminium hidroksida yang larut kembali dengan pemanasan. Jika larutan pekat didinginkan maka akan terbentuk kristal kalium aluminium sulfat dodekahidrat.
1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini ialah untuk mengetahui cara sintesis senyawa alum dan menguji kemurnian alum yang diperoleh dengan menentukan titik leleh.
BAB II DASAR TEORI
Aluminium adalah logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis (2,7 3) g/cm. Sifat sifat yang dimiliki Al ialah ringan, tahan korosi, tidak beracun, reflektif daalm bentuk aluminium foil, daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu, paduan Al dengan logam lainnya emnghasilkan logam yang kuat, dan Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO 2
dan Cr 2 O 3 . Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6% (Pudjaatmaka, 1990). Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri dari wadah dari besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katoda, sedangkan anoda adalah grafit. Campuran Al 2 O 3 dengan kriolit dan AlF 3 dipanaskan hingga mencair pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis. Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat Al batangan (Pudjaatmaka, 1985). Senyawa-senyawa aluminium, bentuk alami dari kebanyakan senyawa aluminium diturunkan dari oksida Al 2 O 3 dan bermacam macam oksida terhidrat. Senyawa oksida jika direaksikan dengan H 2 SO 4 menghasilkan alumnium sufat pekat panas. Senyawa ini mengkristal dari larutan sebagai Al 2 (SO 4 ) 3 .18H 2 O. Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al 2 (SO 4 ) 3 dan K 2 SO 4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat [(KAl(SO 4 ) 2 .12H 2 O]. Garam ini dikenal sebagai tawas /alum. Alum juga mempunyai rumus molekul M(I)M(III)(SO 4 ) 2 .12H 2 O (Sahati, 1989).
BAB III METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada percobaan ini ialah gelas kimia, pipet tetes, corong saring, hotplate, dan ice bath. Bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah logam Al, KOH 4 M, H 2 SO 4 6 M.
3.2 Konstanta Fisik Tabel 3.2.1 Konstanta Fisik Bahan Bahan BM (g/mol) TD (C) TL (C) Tinjauan keamaan Al 13 3200 1200 Aman KOH 60 79,8 9 Iritasi H 2 SO 4 98 81,9 10,49 Iritasi
3.3 Cara Kerja Dipotong kecil-kecil 1 gr aluminium dan dimasukkan ke dalam gelas beaker. Ditambahkan 25 ml KOH 4 M (dilakukan dalam ruang asam). Dipanaskan gelas beaker perlahan-lahan menggunakan hotplate sampai semua logam aluminium habis bereaksi(tidak terjadi reaksi lagi). Disaring larutan panas untuk menghindarkan pengotor yang tidak larut. Didinginkan filtrat. Sambil diaduk pelan-pelan, ditambahkan H 2 SO 4 6 M sampai terbentuk endapan Al(OH) 3 , tetapi tidak lebih dari 30 ml. Dijaga jangan sampai Al(OH) 3 larut kembali karena H 2 SO 4 berlebih. Dipanaskan campuran perlahan-lahan sambil diaduk hingga semua endapan larut kembali. Disaring campuran jika terdapat padatan dan didinginkan filtrat dlam pendingin es. Kristal alum akan terbentuk setelah 20 menit. Dilakukan proses kristalisasi selama satu malam untuk memperoleh kristal alum yang besar dan lebih banyak. Disaring kristal yang terbentuk menggunakan penyaring vakum dan dibilas dengan 5 ml etanol 50% sebanyak dua kali. Dikeringkan kembali dengan vakum sampai kristal benar-benar kering. Ditentukan berat kristal yang diperoleh. Dimasukkan sedikit kristal alum yang diperoleh ke dalam pipa kapiler dan ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan melting point apparatus. Dibandingkan leleh yang diperoleh dengan titik leleh pada literatur.
BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan Reaksi Pengamatan Al + KOH Logam Al habis bereaksi Filtrat + H 2 SO 4 Al(OH) 3 Terbentuk endapan Al(OH) 3 yang banyak dan larut ketika dilakukan pemanasan. Lalu disaring kembali Filtrat didinginkan Terbentuk kristal kalium alum
4.2 Pembahasan Tawas adalah kelompok hidrat garam sulfat ganda dengan rumus umum M + M 3+( SO 4 ) 2 .12H 2 O dimana M adalah kation bervalensi tiga seperti Fe, Al dan Cr. Tawas berupa kristal putih, tembus cahaya, bersifat menguatkan warna tetapi juga dapat digunakan sebagai penjernih air keruh walaupun tawas berupa zat warna sintetik, tawas tidak mengandung racun dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Secara sederhana tawas sering digunakan sebagai obat untuk penghilang bau badan dan sariawan karena memiliki derajat keasaman yang rendah yaitu 8, mendekati netral maka pengaruh terhadap kulit semakin baik. Pada percobaaan yang dilakukan, pada saat penambahan KOH yang mengandung air ke serbuk Al, reaksi berlangsung sangat cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor dan gelembung gas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. 2 Al (s) + 2 KOH (aq) + 6 H 2 O (liq) 2 KAl(OH) 4(aq) + 3H 2(g) (1) Dalam reaksi ini terbentuk gas H 2 yang ditandai dengan munculnya gelembung- gelembung gas. Lalu dipanaskan dan gelembung-gelembung gas akan hilang setelah semua aluminium habis bereaksi. Campuran yang dipanaskan tersebut berwarna perak. Pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi. Setelah semua aluminium habis bereaksi maka dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan zat pengotor yang tidak larut. Filtrat yang diperoleh ditambahkan H 2 SO 4 6M dan akan membentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. 2 KAl(OH) 4(aq) + H 2 SO 4(aq) 2 Al(OH) 3(s) + K 2 SO 4
(aq) + 3 H 2 O (2) Fungsi penambahan larutan H 2 SO 4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH) 4 ] dapat bereaksi sempurna. Endapan dilarutkan kembali dengan cara pemanasan. Al(OH) 3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H 2 SO 4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut. 2 Al(OH) 3(s) + 3 H 2 SO 4(aq) Al 2 (SO 4 ) 3
(aq) + 6 H 2 O (liq) (3) Pada reaksi sebelumnya, penambahan H 2 SO 4 membentuk Al(OH) 3
bersama-sama dengan K[Al(OH) 4 ], namun setelah berlebih H 2 SO 4 melarutkan Al(OH) 3 menjadi Al 2 (SO 4 ) berupa larutan bening tak berwarna. Senyawa Al 2 (SO 4 ) 3 yang terbentuk pada reaksi (3) di atas bereaksi kembali dengan K 2 SO 4
hasil reaksi (2) membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO 4 ) 2 .12H 2 O. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. K 2 SO 4(aq) + Al 2 (SO 4 ) 3 (aq) 2KAl(SO 4 ) 2 . 12H 2 O (4) Kristal tersebut terbentuk ketika didinginkan pada penangas es batu. Akan tetapi, tidak semua larutan bening tersebut menjadi kristal. Lalu disaring menggunakan penyaring vakum dan didapatkan kristal alum. Untuk membersihkan lagi kristal kalium alum ini maka dibilas lagi dengan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Berat kristal kalium alu yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 2,21 gram. Kristal kalium alum ini ditentukan lagi titik lelehnya dengan menggunakan melting point dan diperoleh titik lelehnya 115 o C. Beberapa kegunaan alum antara lain adalah sebagai bahan penting bagi industri kimia dan dimanfaatkan dalam industri kertas, pengolahan air, dan pengolahan limbah. Di sisi lain, aluminium sulfat juga memiliki berbagai aplikasi termasuk isolasi selulosa, manufaktur bahan kimia, modifikasi dari beton, sediaan farmasi, penyamakan dan makanan, sebagai minyak rambut untuk rambut kering. Alum digunakan dalam banyak vaksin subunit untuk meningkatkan respon tubuh terhadap immunogen. Vaksin tersebut termasuk hepatitis A, hepatitis B dan DTaP. Alum dalam berbentuk bubuk atau kristal, atau pensil tasak, kadang- kadang diterapkan pada luka untuk mencegah atau mengobati infeksi.
BAB V PENUTUP
5.2 Kesimpulan Dari percobaan ini yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. a. Logam aluminium bereaksi dengan cepat dengan larutan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat yang jika ditambahkan asam sulfat mengendap menjadi aluminium hidroksida yang larut kembali dengan pemanasan. b. Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. c. Zat pengotor pada kalium alum dapat dihilangkan dengan melakukan penyaringan. d. Berat kristal kalium alum yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu sebesar 2,21 gram. e. Kristal kalium alum memiliki titik leleh 115 o C.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjaatmaka, 1985, ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMIKRO, terjemahan dari MACRO AND SEMIMICRO QUALITATIVE INORGANIC ANALYSIS, oleh Vogel, Erlangga, Jakarta. Pudjaatmaka, 1990, ANALISA ANORGANIK KUANTITATIF, terjemahan dari QUANTITATIVE INORGANIC ANALYSIS, oleh G. Svehla, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta. Sahati, 1989, KIMIA ANORGANIK DASAR, terjemahan dari BASIC CONCEPS INORGANIC CHEMISTRY, oleh Cotton, UI Press, Jakarta.
Lembaran Pengesahan
SINTESIS KALIUM ALUM
Oleh : Kelompok VII
Darussalam, 16 Mei 2014 Mengetahui,
(Asisten) LAMPIRAN
Berat kertas saring kosong = 0,422 gram Berat kertas saring + kristal kalium alum = 2,632 gram Berat kristal = (Berat kertas saring + kristal) berat kertas saring kosong = 2,632 gram 0,411 gram = 2,21 gram