Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai

Kepuasan kerja didefinisikan sebagai persepsi pegawai atas apa yang dirasakan
dan dialami dalam kehidupan sehari-hari selama bekerja. Kepuasan kerja
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kinerja seseorang. Pegawai yang
memiliki kepuasan kerja akan dapat menuntun tercapainya fungsi dan tujuan
organisasi, oleh karena itu, organisasi yang ingin mencapai kesuksesan harus
senantiasa memastikan kepuasan kerja individu-individu yang berada di dalamnya.
Pemahaman atas kepuasan kerja pegawai diperlukan oleh para pembuat keputusan
untuk menciptakan kebijakan yang baik dan adil bagi pegawai agar dapat
meningkatkan kualitas kinerja serta mengurangi perilaku negatif yang dapat
mengganggu kinerja organisasi.
Kepuasan kerja sendiri menurut Spektor terdiri dari sembilan dimensi, yaitu:
1. Imbalan
Imbalan merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada
pegawai sebagai ganjaran atas jasa atau usaha yang dilakukan. Imbalan
dianggap sebagai kompensasi langsung, sementara kompensasi lain yang
secara finansial tidak langsung disebut tunjangan. Pegawai menginginkan
imbalan yang adil atau sesuai dengan tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, dan standar pemberian imbalan komunitas. Kunci
utama yang menghubungkan antara pemberian imbalan dengan kepuasan
bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan, namun persepsi keadilan dari
karyawan tersebut.
2. Promosi
Promosi merupakan perpindahan posisi seseorang ke level yang lebih tinggi
dalam organisasi. Promosi diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada
pegawai yang dinilai memiliki produktivitas tinggi. Promosi dapat menjadi
mekanisme yang efektif untuk mendorong peningkatan kinerja dalam
organisasi jika promosi dianggap bernilai tinggi bagi pegawai.
3. Supervisi
Supervisi terkait dengan otonomi yang diterima seseorang untuk mengambil
keputusan dalam melakukan pekerjaannya serta kemampuan teknis atau
kompetensi atasan, termasuk kemauan atasan untuk membimbing atau
mendelegasikan wewenang, keadilan, dan pengetahuan dalam pekerjaan.
Supervisi dari atasan dapat berpengaruh kepada kepuasan pegawai apabila
pegawai menganggap bahwa atasan memiliki tingkah laku yang baik dan
dipandang memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin.perilaku seorang
pemimpin yang didambakan oleh para bawahannya adalah perilaku yang
dipandang sebagai salah satu sumber kepuasan.
4. Tunjangan tambahan
Tunjangan tambahan merupakan penghasilan tambahan yang diperoleh
pegawai yang bukan merupakan bagian dari imbalan pokok atau kompensasi
langsung. Tunjagan tambahan dinilai memainkan peran efektif dan
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja organisasi.
5. Penghargaan
Adanya penghargaan perusahaan kepada pegawai dalam bentuk non
moneter akan meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi kerja pegawai.
6. Kondisi kerja
Kondisi lingkungan kerja yang mendukung, baik dari segi kenyamanan pribadi
maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik merupakan
salah satu faktor yang menjadi perhatian bagi para pegawai. Kondisi kerja
mencakup lingkungan kerja secara fisik serta peraturan, kebijakan dan
prosedur kerja yang diterapkan dalam organisasi. Banyak organisasi yang
membebaskan pegawainya untuk tidak mengikuti peraturan dan prosedur
begitu saja tetapi mendorong mereka mengidentifikasi cara-cara terbaik
mengikuti peraturan dan prosedur kerja sambil berusaha melakukan
pekerjaan yang ditugaskan mencapai hasil semaksimal mungkin.
7. Rekan kerja
Bagi kebanyakan pegawai, bekerja tidak sekedar dilakukan untuk
memperoleh imbalan atau prestasi yang berwujud dari pekerjaan mereka,
namun juga menjadi salah satu sarana untuk mengisi kebutuhan akan
interaksi sosial. Hubungan dengan rekan kerja yang baik dan mendukung
akan mempengaruhi seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Hubungan
dengan rekan kerja dapat menciptakan perbedaan besar dalam kepuasan
kerja, yaitu tercapainya mutu kehidupan bekerja.
8. Sifat pekerjaan
Persepsi seseorang tentang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya juga
menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan kepuasan kerja. Pegawai
cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi kesempatan dan
kebebasan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka,
menawarkan beragam tugas, serta dapat memberi umpan balik bagi kinerja
yang telah dilakukan.
9. Komunikasi
Komunikasi terkait dengan kemampuan manajemen dalam menerima,
mengirimkan, dan bertindak berdasarkan informasi yang tepat untuk
menghubungkan antar individu, antar kelompok dalam organisasi, dan
dengan lingkungannya secara efektif. Elemen komunikasi misalnya perspektif
organisasi pada umumnya dan komunikasi antar karyawan merupakan
elemen yang sangat penting dalam mempengaruhi motivasi dan kepuasan
kerja.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menilai hubungan antara kepuasan kerja
dengan kinerja individual. Diantaranya adalah analisis yang dilakukan oleh Iffalano
dan Muchinsky di tahun 2986 menemukan korelasi yang signifikan antara kepuasan
kerja dengan kinerja individual. Sedangkan Molina dan Ortega di tahun 2002 telah
meneliti mengenai manajemen sumber daya manusia yang efektif dan menemukan
bukti bahwa kepuasan kerja pegawai akan menignkatkan kesetiaan pelanggan dan
meningkatkan performa perusahaan.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan Robbins di tahun 2001 mendapatkan hasil
bahwa tidak terdapt hubungan yang konsisten yang menandakan bahwa kepuasan
mengantar ke produktivitas. Beberapa tahun sebelumnya, Basset di tahun 1994
menggambarkan bahwa orang-orang memiliki perbedaan dalam memandang
pentingnya kerja dalam kehidupan ereka, sehingga kepuasan kerja menjadi tidak
relevan bagi mereka yang minat utama dalam kehidupannya adalah di luar
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai