Anda di halaman 1dari 5

1

BAB III
METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan yang digunakan
III.1.1. Alat-alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Botol semprot
3. Botol balsem
4. Botol selai
5. Botol markisa/sirup
6. Botol vial
7. Bunsen
8. Buku tulis
9. Chamber dan penutup chamber
10. Corong gelas
11. Cutter
12. Erlenmeyer
13. Gelas ukur
14. Gelas kimia
15. Gunting
16. Lampu UV
17. Lempeng KLT
18. Masker
19. Oven
20. Penangas air
21. Penotol (Pipa Kapiler)
22. Pipet tetes
23. Plat tetes
24. Pensil
25. Pensil warna
26. Plat kaca
27. Seperangkat maserasi
28. Seperangkat perkolasi
29. Seperangkat refluks
30. Seperangkat Soxhletasi
31. Timbangan

2

III.1.2. Bahan-bahan yang digunakan
1. Air suling (Aquadest)
2. Aluminium foil
3. Asam sulfat 10%
4. Amilum
5. Benzen
6. Dietil eter
7. Etil asetat
8. Etanol
9. Kloroform
10. Kertas kalkir
11. Label
12. Methanol
13. n-Heksan
14. n-Butanol
15. Silika gel GF254
16. Sampel daun Jati Hutan (Tectona Grandis)
17. Sampel Batang Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)
18. Reagen Molisch
19. Reagen Boecardat
20. Reagen Luff
21. Reagen Mayer
22. Reagen FeCl3
23. Reagen Vanilin 10%
24. Reagen -naftol
25. Tissue

III.2. Metode Kerja
III.2.1. Pengambilan Sampel
A. Sampel daun Jati Hutan (Tectona grandis)
Sampel berupa uraian daun Jati Hutan (Tectona grandis) diambil
pada pagi hari dengan cara mengambil daun kelima dari pucuk yang
dipetik dengan menggunakan tangan. Sampel ini diambil dari Desa
Kampala, Kec. Ermerasa, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan.
B. Sampel Batang Pasak Bumi (Eurycoma longifolia J ack)
Sampel berupa batang pasak bumi (Eurycoma longifolia J ack)
diambil dengan cara mengambil batangnya. Sampel ini diambil dari Desa
Kampala, Kec. Ermerasa, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan.
3


III.2.2. Pengolahan Sampel
A. Sampel daun Jati Hutan (Tectona grandis)
Sampel berupa daun Jati Hutan (Tectona grandis) yang telah
dikumpulkan, kemudian dibersihkan dengan cara dicuci dengan air lalu
dipotong-potong kecil kemudian dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan, setelah kering sebagian di serbukkan lalu lakukan uji identifikasi
kimia dan sisanya digunakan untuk proses ekstraksi.
B. Sampel batang Pasak Bumi (Eurycoma longifolia J ack)
Sampel berupa batang Pasak bumi yang telah dikumpulkan,
kemudian, dibersihkan dengan cara dicuci dengan air lalu dipotong-potong
kecil kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari pada jam 08.00-10.00
pagi setelah kering, sebagian diserbukkan untuk dilakukan uji identifikasi
kimi dan sisanya digunakan untuk proses ekstraksi.
III.2.3. Ekstraksi Sampel Daun Jati Hutan (Tectona
grandis)
A. Ekstraksi Sampel Dengan Methanol Secara Maserasi
Simplisia yang telah dikeringkan ditimbang 500 gram dimasukkan
dalam wadah maserasi dan dimaserasi dengan methanol hingga terendam,
maserasi dilakukan selama 5 hari dengan sekali pengadukan lalu disaring
dan diganti dengan cairan penyari baru. Demikian seterusnya hingga
ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan pengadukan sekali-kali.
Ekstrak cair yang diperoleh disaring dan dikumpulkan kemudian diuapkan
hingga diperoleh ekstrak kental.

B. Ekstraksi Sampel Dengan Methanol Secara Perkolasi
Simplisia yang telah dikeringkan dipotong-potong kecil lalu
ditimbang sebanyank 500 gram, kemudian dibasahi dengan methanol lalu
dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat lalu dibiarkan mengembang
selam 3 jam setelah itu simplisia dipeindahkan kedalam tabung perkolator
dengan batang pengaduk lalu diratakan, kemudian diberi kertas saring
pada bagian atas simplisia lalu ditambahkan cairan penyari sampai
perkolator diatur dengan kecepatan 1 ml/menit. Ekstrak yang keluar
ditampung dalam botol, sementara cairan penyari ditambah pula dalam
perkolator secara kontinyu. Perkolat dikumpulkan sebagai ekstrak cair dan
diuapkan hingga esktrasi methanol kental.

4

C. Ekstraksi Sampel Dengan Dietil Eter
Ekstraksi methanol yang sudah kental dari daun jati hutan
(Tectona grandis) disuspensikan dengan air 15 mL kemudian diekstraksi
dengan eter 3 kali masing-masing 50 mL dalam corong pisah lalu
didiamkan selama 15 menit sehingga terjadi pemisahan fase air dan fase
eter. Ekstraksi dietil eter yang diperoleh dibiarkan diudara terbuka hingga
menguap kemudian diidentifikasikan dengan KLT dan lapisan yang
diperloeh diekstraksi dengan menggunak pelarut n-butanol.

III.2.4. Ekstraksi Sampel Batang Pasak Bumi (Eurycoma
longifolia J ack)
A. Ekstraksi Sampel Dengan Methanol Secara Refluks
Simplisia yang telah kering ditimbang sebanyak 500 gram dan
dimasukkan kedalam labu alas bulat dan ditambahkan cairan penyari 2/3
bagian ( 450) bagian dari sampel lalu ditutup pada kondensor diatas
penangas air. Setelah terpasang kuat, aliran air dan tangas air dijalankan
hingga 4 jam. Setelah itu sampel disaring, ekstrak dan ampas ditampung
dalam wadah berbeda, ampas dimasukkan kedalam labu alas bualat dan
ditambahkan cairan penyari methanol dandikerjakan seperti semula,
ekstraksi dilakukan 3 kalin. Ekstrak yang diperoleh dikumpul dan
diendapkan semalam, filtrat dan endapan dipisahkan, filtrat diambil dan
diuapkan hingga kering atau kental, selanjutnya diidentifikasi komponen
kimianya dengn KLT. Disimpan ekstrak tersebut dalam 3 botol vial
masing-masingnsebanyak 1 gram.

B. Ekstraksin Sampel Dengan Dietil Eter
Ekstraksi methanol yang sudah kental dari batang pasak bumi
(Eurycoma longifolia J ack) disuspensikan dengan air 15 mL kemudian
diekstraksi dengan eter 3 kali masing-masing 50 mL dalam corong pisah
lalu didiamkan selama 15 menit sehingga terjadi pemisahan fase air dan
fase eter. Ekstraksi dietil eter yang diperoleh dibiarkan diudara terbuka
hingga menguap kemudian diidentifikasikan dengan KLT dan lapisan
yang diperloeh diekstraksi dengan menggunak pelarut n-butanol.
III.2.5. Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
III.2.5.1. Penyiapan KLT
1. Pembuatan Lempeng KLT
Disiapkan baki lempeng kaca dengan ukuran 20 x 40 cm dan kaca
obyektif juga selotip. Alat lempeng kaca dan objektif serta batang
5

pengaduk dicuci, dikeringkan dan dibilas dengan alkohol 70%. Cetakan
lempeng dibuat sedemikian rupa sesuai dengan ketebalan lempeng yang
diinginkan.
Silika gel dibuat dengan perbandingan air : silika gel (2:1) lalu
diaduk hingga homogen kemudian ditampung dan dituang diatas kaca
obyektif dengan bantuan batang pengaduk zig-zag lalu diratakan dengan
batang pengaduk, ditarik satu arah. Lempeng yang telah jadi dibiarkan
hingga kering kemudian diaktifkan dalam oven pada suhu 105-110
o
C
selama 15 menit.
Setelah pengaktifan tercapai, lempeng dikeluarkan dan dibuat batas
penotolan dan batas elusi (digari denga pensil 1 cm dari bagian bawah dan
0,5 cm dari atas).

2. Pembuatan Cairan Pengelusi
Untuk cairan pengelusi polar digunakan methanol : cairan
pengemuls (9:1) sebanyak 50 ml.
Methanol : cairan pengemulsi 7:3 ; eter : cairan pengemulsi 9:1 ;
methanol eter : Cairan pengemulsi 7:3.
3. Penjenuhan Chamber dengan Eluen
Chamber kaca dibersihkan kemudian dimasukkan cairan pengelusi
sesuai batas bawah lempeng. Sebelum digunakan terlebih dahulu chamber
yang telah berisi cairan pengelusi dijenuhkan dengan cara kertas saring
dimasukkan kedalam chamber, jika telah terbasahi sampai pada
permukaan berarti chamber telah jenuh dan siap digunakan.
4. Perngerjaan KLT
Ekstraksi methanol ditotolkan pada lempeng batas bawah,
penotolan dengan menggunakan pipa kapiler secara tegak lurus dengan
permukaan lempeng sampai diperoleh penotolan sempurna. Lempeng yang
telah ditotolkan dimasukkan kedalam chamber, jika telah terelusi sampai
batas atas diangkat lalu kemudian dilihat permukaan noda dengan
menggunakan lampu UV 254 360 nm. Noda yang tampak digambar lalu
dihitung nilai Rf-nya. Selanjutnya lempeng disemprot dengan larutan asam
sulfat 10% dalam 5 ml dengan cara terbalik. Setelah itu dikeringkan lalu
dipanaskan hingga diperoleh noda yang stabil. Noda-noda yang didapat
digambar lalu dihitung nilai Rf-nya.

Anda mungkin juga menyukai