Tabel 1.1 Volume NaOH yang Dibutuhkan untuk Mencapai Titik Ekuivalen
Dengan data konsentrasi KC
8
H
5
O
4,
volume KC
8
H
5
O
4
, dan volume NaOH dilakukan perhitungan
konsentrasi NaOH sebagai berikut.
18.4 mL x
0.10645M
Langkah pertama dalam titrasi asam cuka yaitu memasukkan 10 mL asam cuka yang telah
diencerkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan dengan 2 tetes indikator
fenolftalein. Reaksi yang terjadi akan membentuk garam yang bersifat basa, sehingga titik ekuivalen
titrasi ini diperkirakan di atas pH 7, karena itu indikator fenolftalein dipilih karena mempunyai trayek
pH 8.2-10.0 (Rahayu, 2011). Selanjutnya, 50 ml larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret dan titrasi
dimulai dengan membuka keran buret perlahan-lahan sambil dilakukan pengocokan labu erlenmeyer
agar NaOH yang tertetes dapat segera merata. Saat mendekati titik ekuivalen, keran buret
dikencangkan agar NaOH dapat menetes secara perlahan agar dapat ditentukan volume titer yang
akurat bila larutan sudah mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ini ditandai dengan munculnya
warna merah muda. Setelah terjadi perubahan warna menjadi merah muda, maka titrasi dihentikan
agar reaksi dapat berhenti sedekat mungkin dengan titik ekuivalen. Kemudian volume NaOH yang
digunakan dihitung dari perubahan volume NaOH pada buret. Titrasi dilakukan sebanyak dua kali
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekuivalen adalah sebgai berikut.
Percobaan ke-n Volume NaOH
1 20.7 mL
2 20.8 mL
Kemudian diambil volume rata-rata yang dibutuhkan untuk mencapai titip akhir titrasi.
Dengan menggunakan data volume NaOH, konsentrasi NaOH, dan volume asam cuka, maka
dapat dilakukan penetuan konsentrasi asam cuka sebagai berikut.
10 mL x
0.22088M
Setelah didapatkan molaritas asam cuka telah diencerkan yaitu sebesar 0.22088M, maka
dapat dihitung konsentrasi cuka mula-mula dengan perhitungan sebagai berikut.
4.41763 M
Tabel 1.2 Volume NaOH yang Digunakan untuk Mentitrasi Cuka
Ditentukan juga kadar asam asetat dalam cuka makan dalam % volume yang didapat dari
perhitungan sebagai berikut..
Kadar yang tertera pada kemasan cuka makan adalah sebesar 25%, sedangkan kadar yang
didapat dari praktikum ini adalah sebesar 25.2888%. Perbedaan ini mungkin dihasilkan dari galat
yang terjadi dalam praktikum ini. Sumber galat yang mungkin terjadi dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1. Kesalahan dalam pembacaan volume larutan NaOH dalam buret.
2. Kesalahan dalam perhitungan konsentrasi larutan standar primer Kalium Hidrogen Ptalat
(KC
8
H
5
O
4
)
3. Larutan KC
8
H
5
O
4
dan CH
3
COOH yang digunakan tidak tepat 10 mL.
4. Pengamatan perubahan warna yang kurang baik sehingga titik akhir titrasi melebihi titik
ekuivalen sesungguhnya.
Kemungkinan lain yang menyebabkan perbedaan kadar tersebut adalah kadar CH
3
COOH dalam cuka
makan yang digunakan tidak tepat 25%.
V. Kesimpulan
Titrasi asam basa sebagai metode analisa volumetri telah berhasil dilakukan pada praktikum
ini. Konsentrasi larutan NaOH yang telah distandarisasi adalah sebesar 0.10645 M. Kemudian dari
data konsentrasi NaOH, volume NaOH, dan volume asam cuka didapat konsentrasi asam asetat dalam
cuka makan yaitu sebesar 4.41763 M atau 25.2888%. Kadar yang didapat berbeda dengan kadar yang
tertera pada kemasan yaitu sebesar 25%. Perbedaan mungkin disebabkan olen kesalahan pengukuran
volume, pembuatan larutan, dan pada penentuan titik akhir titrasi dan titik ekuivalen.
DAFTAR PUSTAKA
Annita, S. Apriyo. (2012) Titrasi Asam Basa [Online]. Diambil dari:
http://siskaapriyoannita.wordpress.com/2012/06/12/titrasi-asam-basa/. [Diakses 13/05/14]
Anwar, Dedy. (2009) Penetuan Asam Asetat dengan Titrasi Asidi-Alkalimetri. [Online] Diambil dari:
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/asidi-alkalimetri.html. [Diakses 13/05/14]
Ihsan, Khalidinul. (2013) Pengertian Asam Asetat (CH
3
COOH) dan Penentuan Kadar Asam Asetat dalam
Cuka [Online]. Diambil dari: http://ihsan24chemistry.blogspot.com/2013/10/asam-asetat-
ch3cooh.html. [Diakses 13/05/14]
INDONESIA. Tim Program Studi Teknik Kimia Universitas Surya. (2014) Modul 01 Penentuan Kadar
Asam Asetat dalam Cuka Makan. Tangerang: Universitas Surya.
Rahayu, N. Kurniati. (2011) Indikator Asam Basa [Online] Diambil dari:
http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/03/indikator-asam-basa.html [Diakses 13/05/14]
Taher, Tarmizi (2013) Penentuan Kadar Asam Asetat dengan Metode Titrasi Asam Basa [Online]
Diambil dari: http://chemist-try.blogspot.com/2013/01/penentuan-kadar-asam-cuka-dengan-
metode.html. [Diakses 13/05/14]
Tresna, Nanan. (2010) Standarisasi Larutan NaOH dan Penentuan Asam Cuka Perdagangan. [Online]
Diambil dari: http://shochichah.blogspot.com/2010/04/standardisasi-larutan-naoh-dan.html.
[Diakses 13/05/14]
LAMPIRAN
Gambar 2.3 Hasil titrasi pertama CH
3
COOH menggunakan NaOH
0.10645 M
Gambar 2.2 Hasil standarisasi kedua NaOH menggunakan KC
8
H
5
O
4
0.19587 M
Gambar 2.1 Hasil standarisasi pertama NaOH menggunakan KC
8
H
5
O
4
0.19587 M
Gambar 2.4 Hasil titrasi kedua CH
3
COOH menggunakan NaOH
0.10645
M