Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN NASIONAL

PEMBANGUNAN LINGKUNGAN


OLEH :
TAUFIK ANWAR

Potensi SDA-LH di Indonesia
Indonesia merupakan the highest biodiversity
in the world
Sebagai negara tropis mempunyai potensi SDA
yang tidak dimiliki oleh negara sub-tropis
Permasalahan potensi SDA banyak yang rusak

Penyebab Permasalahan Lingkungan
Ledakan jumlah penduduk
Kekurangan pangan
Pemukiman
Industrialisasi
Pencemaran
Kekurangan sumber energi
Permasalahan Pemanfaatan SDA
Perusakan sumberdaya alam, seperti banjir,
tanah longsor, erosi, abrasi, intrusi air laut, bukan
saja disebabkan karena faktor alam, tetapi
karena ulah manusia (faktor kebijakan)
Kebijakan publik di Indonesia, masa lampau,
dalam proses pengambilan keputusan
pembangunan lebih mengedepankan filosofi
pendekatan kepentingan kekuasaan (power
based approach) yang sentralistis, daripada
kepentingan umum (public interest), serta lemah
dalam penegakkan hukum (law enforcement)
Bukan pembanganan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan, tetapi berwawasan kekuasaan
dan permasalahan berkelanjutan
Issue-issue kebijakan PLH:
Pengaruh globalisasi. Globalisasi, membawa
dampak, seperti kekurangan bahan makanan,
kelangkaan energi, pencemaran, dan berbagai
kerusakan lingkungan.
Keterkaitan pemanfaatan sumberdaya antara
fungsi ekologi dan ekonomis. Pembangunan
yang berkelanjutan menjaga lingkungan demi
kepentingan ekologis, walaupun juga bersifat
ekonomis. Karenanya kebijakan pembangunan
ekonomi nasional dan daerah dapat
dilaksanakan dengan tetap menjaga kondisi
ekologis jangka panjang?
Kaitan antara sentralisasi dan desentralisasi.
UU No 32/2004 urusan kepemerintahan
didelegasikan kepada Kabupaten dan Kota.
Banyak permasalahan serius dengan
timbulnya spirit dan aksentuasi kedaerahan
(etnocentrisme). Pimpinan daerah diharapkan
tetap melakukan kebijakan pembangunan atas
dasar pendekatan ekologis.
Keterkaitan pembangunan antar daerah.
Otonomi daerah, Kabupaten dan Kota
mempunyai wewenang yang lebih besar untuk
mengurus pemerintahan daerahnya. Dampak
negatif dari hal ini adalah potensi munculnya
ketidak harmonisan, kurang koordinasi dan
tidak sinergisnya pembangunan antar wilayah.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Menurut UU No.23/1997 pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumberdaya, ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan (Sustainable Development)
Pemanfaatan sumberdaya alam dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
diharapkan sangat bijaksana, tidak melakukan
pemborosan dan atau perusakan
Program Pembangunan Di Bidang
Lingkungan Hidup

Kebjakan pebangunan lingkungan hidup menurut
PROPENAS:
Pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup;
Peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi, dan
rehabilitasi sumber daya alam dan lingkungan;
Pencegahan dan pengendalian kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup;
Penataan kelembagaan dan penegakan hukum
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan hidup; dan
Peningkatan peranan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup Bidang Air
Kebijakan Umum
Rencana Tata Ruang Wilayah harus memper-
timbangkan aspek daya dukung dan tampung
lingkungan, serta pelaksanaannya secara
konsisten
Kelembagaan yang efektif dan efisien yang
mampu mewujudkan sinergi, keterpaduan dan
harmonisasi pelestarian air
Kebijakan Sub-sistem Produksi Air
Konservasi ekosistem DAS dan sumber-sumber
air untuk menjamin pasokan air;
Mencegah dan memulihkan kerusakan
lingkungan terutama pada ekosistem DAS
Mengendalikan pencemaran kualitas air
Optimalisasi pemanfaatan air hujan

Kebijakan Sub Sistem Distribusi Air
Merencanakan peruntukan air permukaan dan
air tanah secara jelas
Meningkatkan infrastruktur yang memadai
Kebijakan Penataan Ruang

Rencana penataan ruang harus memper-
timbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan
Pemanfaatan ruang harus secara konsisten
sesuai dengan perencanaannya
Pengawasan penataan ruang
Meningkatkan akses informasi dan peran
serta publik terhadap penataan ruang
Kebijakan Bidang Energi
Kebijakan Umum
Kebijakan Produksi dan Penyediaan Energi
Kebijakan Penguatan Security of Supply
Kebijakan Penghapusan Subsidi BBM
Kebijakan Pemanfaatan Energi Ramah Lingkungan
- Kebijakan Pemanfaatan Energi Tak Terbaharukan
(BBM, Batubara dan BBG)
- Kebijakan Pemanfaatan Energi Terbarukan (Panas
Bumi, Energi Alternatif, Energi Nuklir)
Kebijakan Pencegahan Konflik
Kebijakan Penguatan Pemerintah Daerah
Kebijakan Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Umum Bidang Energi
Kebijakan Umum tersebut harus memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan berkelajutan :

Dalam pengelolaan energi, fungsi lingkungan
hidup perlu dilestarikan dan daya dukung
lingkungan perlu menjadi pertimbangan penting
dalam proses pengambilan keputusan
Energi yang berasal dari sumberdaya alam
yang tak terpulihkan, pemanfaatannya
dilaksanakan searif mungkin dengan
memperhatikan kebutuhan inter dan antar
generasi
Kebijakan Produksi dan Penyediaan Energi
Mendorong dikembangkannya energi yang
terbaharukan maupun energi alternatif
Menghemat stock energi yang tidak terbarukan
dalam mendorong dimanfaatkannya energi
terbarukan, sehingga kebutuhan masyarakat
terhadap energi tetap dapat terpenuhi
Investasi tahap produksi harus menginternali-
sasikan biaya lingkungan
Kebijakan Bidang Kesehatan
Kebijakan yang berkaitan dengan
Pencemaran Udara dan Atmosfir:
Kebijakan energi dengan menggunakan
bahan bakar yang ramah lingkungan
Menetapkan standar baku mutu emisi gas
buang, dan harus disesuaikan dengan
teknologi yang berkembang, serta peraturan
lain yang terkait
Manajemen transportasi yang berwawasan
lingkungan
Penyediaan bahan bakar bersih dan alternatif
BPO dan pengawasan terhadap import BPO
Pengurangan konsentrasi gas rumah kaca

Kebijakan Kesehatan yang berkaitan
dengan Pengelolaan Sampah:

Pengendalian pembuangan sampah pada tingkat yang
tidak melebihi daya dukung lingkungan yang dapat
menyerap dampak negatif sampah
Mendorong Pemda untuk menciptakan lingkungan bersih
dan sehat
Pelibatan masyarakat dan dunia dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan
sampah
Mengimplementasikan dan mengembangkan teknnologi
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Penerapan dan pengembangan sistem insentive dan
dissentive pada produsen dan pengguna kemasan yang
berpotensi menghasilkan sampah
Kebijakan Kesehatan yang berkaitan
dengan Pencemaran Air
Konservasi DAS dan sumber air
Pencegahan dan pemulihan kerusakan
lingkungan pada ekosistem DAS
Pola konsumsi air yang hemat dan efisien untuk
mendukung pelestarian air
Pengendalian pencemaran air dan pembatasan
pembuangan limbah cair yang tidak melibihi
daya tampung
Mencegah terakumulasinya limbah cair dan tinja
Kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan
Bahan dan Limbah B3
Setiap usaha atau kegiatan yang terkait dengan B3 dan
menghasilkan limbah B3 serta melakukan kegiatan
penyimpanan, pengumpulan dan pengangkutan, wajib
memiliki ijin menteri untuk mengelola limbah B3.
Pengawasan pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh
menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
lingkungan hidup.
Pelaksanaan pengawasan pengelolaan limbah B3
dilakukan oleh pemerintah pusat, propinsi dan
kabupaten / kota.
Setiap orang dilarang mengimpor limbah B3.
Ekspor limbah B3 ke luar negeri dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari pemerintah negara
penerima dan instansi yang bertanggung jawab.
Registrasi dan ratifikasi limbah B3.
Penerapan sistem tanggap darurat limbah B3
Kebijakan Di Bidang Pertanian
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
pelaku pertanian
Menyediakan akses pada sumber daya
pertanian bagi masyarakat lain dengan
penguasaan sistem penguasaan dan
kepemilikan lahan serta daerah tangkapan
ikan
Meningkatkan produktifitas lahan dan media
lingkungan serta merehabilitasi tanah-tanah
rusak
Membangun dan merehabilitasi prasarana dasar
pedesaan, mengembangkan diversifikasi usaha
dan perbaikan sarana transportasi dan teknologi
pertanian, serta menjamin akses pada informasi
pasar dan bantuan permodalan
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan
Melaksanakan alih pengetahuan dan
keterampilan pertanian berkelanjutan untuk
petani dan nelayan skala kecil dan menengah
dengan melibatkan para pemangku kepentingan
Kebijakan Dalam Keanekaragaman Hayati
Menurunkan laju kerusakan keanekaragam-an
hayati secara nyata
Meningkatkan efisiensi serta mengurangi
degradasi sumber daya keanekaragaman
hayati.
Mengefektifkan upaya konservasi, pengawasan
peredaran keanekaragaman hayati secara
terus menerus serta pemberian sanksi yang
tegas pada setiap pelanggaran

Mengefektifkan keterlibatan masyarakat dan
komunitas lokal dalam pengelolaan
keanekaragaman
Memetakan potensi dan ketersediaan keaneka-
ragaman hayati dalam rangka penatagunaan dan
pemanfaatan yang berkelanjutan mulai tahun
2004.
Menyediakan pembiayaan bagi investasi dan
pengelolaan bank genetik mulai tahun 2004.
Mengembangkan teknologi rekayasa dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dini dan
perlindungan hak atas kekayaan intelektual.
PERMASALAHAN GLOBAL

Transboundary Movement of Hazardous
waste
World Trade Order vs Enviroment Barrier
POPs (Persistant Organic Pollutants), PIC
Sunset Technology
EURO II Standar
E-Waste
Transboundary of Hazardous of Waste
Temuan Lapangan tanggal 14 Maret 2005:

A. Limbah yang diimpor : 19 Kontainer (488,420 MT)
dengan rincian :
14 Kontainer (359,84 MT) disegel dipelabuhan Tj Priok
berisi sampah domestik (plastik bekas, kertas bekas,
kaleng dll) serta sebagian berupa keemasan kimia
berkarakteristik Limbah B3
5 Kontainer (128, 58 MT) disimpan di lokasi industri
kawasan berikat merunda berisi limbah kertas yang
tercampur dengan plastik bekas

B. PT Kertas Internasional hanya melakukan kegiatan
Penyortiran kertas bekas, selanjutnya dijual ke beberapa
industri kertas di Indonesia antara lain : PT Indah Kiat,
PT Tjiwi Kimia dan PT Noore

1. GAMBARKAN DAN JELASKAN SIKLUS EKOLOGI
2. JELASKAN MENGENAHI KONSEP EKOSISTEM ?
3. JELASKAN MENGENAI KONSEP EKOLOGI KESEHATAN ?
4. BAGAIMANA SUATU SPECIES BERADAPTASI DALAM HABITATNYA?
5. SEBUTKAN DAN JELASKAN PERUSAKAN EKOSISTEM DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN ?
6. JELASKAN MENGENAI HUUNGAN EKOLOGI DENGAN KESEHATAN
LINGKUNGAN?
7. JELASKAN PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN ?
8. APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCEHGAH TERJADINYA
KERUSAKAN LINGKUNGAN?
9. PERHITUNGAN TSP (KADAR TIMBAL)
TEMUAN LIMBAH PLASTIK BEKAS
TANGGAL 14 MARET 2005 DI PELABUHAN
TANJUNG PRIOK
ELECTRONIC WASTE
(E-Waste)
Recycling Process
Used Monitors Recovered CRTs
Casings
Plastic Scrap
Worker w/o protection
Release of toxic substance
Primitive recycling methods
No personal protection

Health Concern



Terima Kasih
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai