Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

ANATOMI PISCES




NAMA : OKY A.I POLII
NIM : 125090107111012
NAMA PJ : YUYUN IKA CHRISTINA






LABORATORIUM BIOLOGI DASAR
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

1.1 RANGKUMAN
Anatomi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Hayat (Biologi) yang
mempelajari organ-organ dalam suatu organisme. Anatomi suatu spesies ikan
sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar dalam mempelajari
jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan
letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat berbeda dengan spesies
ikan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi
spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia dalam
hidup spesies tersebut (Derrickson, 2006).
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan
antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan
makanan, limpa, kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.Ada dua
tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu
(Derrickson, 2006):
a. Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
b. Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh
ikan.










GAMBAR 1. ANATOMI IKAN (Derrickson, 2006).

Sistem pencernaan ikan umumnya terdiri dari (Hill, 2008) :
a. Saluran pencernaan (tractus digestivus),
Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke belakang hampir
sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian, sebagai berikut (Hill,
2008):
rongga mulut (cavum oris), pada rahangnya terdapat gigi-gigi kecil.
lidah (lingua), melekat pada dasar mulut dan tidak dapat digerakkan,
banyak mengandung kelenjar lendir (glandula mucosa) tetapi tidak
memiliki kelenjar ludah (glandula salivales).
pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang
terdapat di daerah sekitar insang.
kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari
pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
ventikulus (lambung), merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa
saluran memanjang yang agak membesar. Batas dengan usus tidak terlalu
jelas. Pada beberapa spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat
tonjolan-tonjolan berbentuk kantong buntu yang disebut pyloric caeca
(appendices pyloricae). Kantong buntu ini berguna untuk memperluas
permukaan dinding ventrikulus agar pencernaan dan penyerapan makanan
dapat berlangsung lebih sempurna.
usus (intestinum), berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan
sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus ini
diikat oleh suatu alat penggantung yang disebut mesenterium, yang
merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).
b. Kelenjar pencernaan (glandula digestoria) (Hill, 2008)
hati (hepar), bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya
di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus.
kantong empedu (vesica fellea), bentuknya bulat bila berisi penuh,
berwarna kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati,
mempunyai saluran yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada
usus. Kantong empedu berfungsi untuk menampung dan menyimpan
empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan.
Empedu berguna untuk mencernakan lemak. Suatu kelenjar pencernaan
lain yang disebut pancreas tidak ditemukan pada ikan karena bersifat
mikroskopis. Limpa atau lien berwarna merah tua, melekat pada
mesenterium di antara usus dan gonad, tidak masuk ke dalam sistem
pencernaan melainkan termasuk dalam systema reticulo-endothelia. Secara
garis besarnya, perbedaan antara struktur alat pencernaan ikan herbivora
dan ikan carnivora adalah:
a. Untuk ikan herbivora:
gigi tumpul dan kadang-kadang halus
tidak memiliki lambung tetapi usus bagian depan membesar membentuk
lambung palsu
panjang usus beberapa kali panjang tubuhnya
tapis insang panjang dan rapat
b. Untuk ikan carnivora:
gigi runcing (gigi taring)
lambung memanjang
panjang usus sama atau lebih pendek daripada panjang tubuhnya
tapis insang pendek dan tidak rapat








GAMBAR 2. SISTEM PENCERNAAN (Hill, 2008)
Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida oleh suatu organisme hidup. Untuk dapat bernapas maka diperlukan
organ pernapasan. Pada ikan, proses pernapasan umumnya dilakukan dengan
menggunakan insang (branchia) (Marieb, 2009).
Setiap insang ikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Marieb, 2009):
Filamen insang (hemibranchia = gill filament), berwarna merah, terdiri
dari jaringan lunak, berbentuk seperti sisir, melekat pada lengkung insang.
Banyak mengandung kapiler-kapiler darah sebagai cabang dari arteri
branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut
dari dalam air.
Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), merupakan tempat
melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran
darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat
keluar dan masuk ke dalam insang.
Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan
yang pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari
lengkung insang, berfungsi untuk menyaring air pernapasan. Pada ikan-
ikan herbivore pemakan plankton, tapis insangnya rapat dan ukurannya
panjang. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai alat penyaring makanan.
Sedangkan pada ikan-ikan carnivora, tapis insang tersebut jarang-jarang
dan berukuran pendek
Insang yang ditutup oleh penutup insang (apparatus opercularis). Tutup insang
ini terdapat di sebelah kanan dan kiri bagian belakang dari kepala, berbentuk
seperti setengah membundar. Setiap tutup insang terdiri atas
Operculum, yang tersusun atas empat potong tulang, yaitu (Marieb, 2009):
os operculare, merupakan tulang yang paling besar dan letaknya paling
dorsal
os preoperculare, merupakan tulang kecil yang melengkung seperti sabit
dan terletak paling cranial
os interoperculare, merupakan tulang kecil yang terletak di antara os
operculare dan os preoperculare
os suboperculare, merupakan bagian tulang yang terletak paling caudal
Membrana branchiostega, merupakan selaput tipis yang melekat pada
operculum dan berakhir bebas di tepi belakang dari operculum. Berfungsi sebagai
klep untuk menahan agar supaya air tidak masuk ke dalam rongga insang dari arah
belakang. Radii branchiostega, merupakan tulang-tulang kecil yang terletak pada
bagian ventral pharynx, dan berfungsi untuk menyokong membrana branchiostega
(Marieb, 2009).









GAMBAR 3. SISTEM PERNAPASAN (Marieb, 2009)
Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat
satu jalur sirkulasi peredaran darah. Pada sistem tersebut darah mengalir dari
jantung, menuju ke insang, kemudian ke seluruh tubuh, dan akhirnya kembali lagi
ke jantung. Pada ikan, jantung umumnya terletak di belakang insang. Ikan
bertulang sejati (Osteichthyes) memiliki letak jantung relatif lebih ke depan
dibandingkan dengan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) (Netter, 2006).
Jantung disusun oleh otot jantung yang bekerja tidak di bawah pengaruh
rangsang (involuntary). Secara anatomis terdapat sedikit perbedaan antara struktur
jantung ikan bertulang sejati dan ikan bertulang rawan . Namun demikian,
fungsinya sama yaitu memompakan darah yang kadar oksigennya rendah menuju
ke insang untuk mengikat oksigen dan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Jantung terdapat di dalam rongga pericardium. Jantung ini dibungkus oleh suatu
selaput yang disebut pericardium dan terdiri atas Sinus venosus, berdinding tipis
dan berwarna merah coklat, terdapat pada bagian caudo-dorsal dari bagian jantung
yang lain. Menerima darah dari vena hepatica dan ductus Cuvier, Atrium
(serambi), berdinding tipis dan berwarna merah tua, bersifat tunggal dan
menerima darah dari sinus venosus Ventikel (bilik), berwarna merah muda karena
dindingnya tebal, bersifat tunggal, menerima darah dari atrium. Bulbus arteriosus
(conus arteriosus), merupakan lanjutan dari ventrikel, berwarna putih, menerima
darah dari ventrikel dan mengalirkannya ke aorta ventralis (Netter, 2006).








Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan
sistem kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun
oleh Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang
jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium, Saluran telur (oviduct), merupakan saluran tempat
lewatnya ova, sangat pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk
selanjutnya bermuara pada porus genitalia. Sistem kelamin jantan ikan disusun
oleh Testes, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk
testes agak kompak dan berwarna putih. Di dalam testes dihasilkan spermatozoa.
Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa
bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan. Alat penggantung testes
disebut mesorchium. Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang
bergabung pada bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka
ke arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus, Lubang genital
(porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar dan tempat
pelepasan sperma (Sloane, 1994).

GAMBAR 4. SISTEM PEREDARAN DARAH
(Netter, 2006)
GAMBAR 5. SISTEM REPRODUKSI BETINA (Sloane, 1994)












Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut
torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak
keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih
agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan
tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya
memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya.
Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang
sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan
mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar Ikan nila
memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga
bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi
dengan suhu yang rendah . Ikan nila mampu hidup pada suhu o C dengan suhu
terbaik adalah 25-30 o C dan dengan nilai pH air antara 6-8,5 (Soewolo, 1994).
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang
genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping
lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai
saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih
gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan
kokoh.sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar (Soewolo,
1994).




GAMBAR 6. SISTEM REPRODUKSI JANTAN (Sloane, 1994)
GAMBAR. 7 IKAN NILA (Soewolo, 1994)


DAFTAR PUSTAKA
Derrickson. B, 2006.Principles of Anatomy And Physiology. Jhon wiley & sons.
USA.
Hill, R. W., G. A. Wyse dan M. Anderson. 2008. Animal Physiology 2
nd
Edition.
Sinauer Associates, Inc. Massachusetts.
Marieb, E. N. 2009. Essentials of Human Anatomy and Physiology 9
th
Edition.
Benjamin Cummings. San Francisco.
Netter, Frank H. 2006. Atlas of Human Anatomy 2nd edition. East Hanover, N. J.
Navartis.
Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Jones and
Bartlett Publishers. Sudburry.
Soewolo et al. 1994. Morfologi, anatomi dan fisiologi hewan air. UT. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai