Anda di halaman 1dari 10

Fungsi dan Tugas Manusia

A. Fungsi Manusia
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan
hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan
akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh
Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai
kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi !an bagaimanakah
manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut Serta bagaimanakah manusia bisa
mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut "anyak sekali ayat yang
menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan
pada Surah Al-"a#arah ayat $%&
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau
hendak menjadikan khalifah! di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah" padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensu#ikan Engkau$ Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui. '(.S. Al-"a#arah& $%)
%halifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas
yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki
tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama
manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu
manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai *kedudukan+ ataupun *jabatan+.
Jabatan-jabatan lain yang bersi,at keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari
jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bah-a jabatan
kedunia-iannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka
tidak ada satu manusia pun yang akan menyele-engkan jabatannya. Sehingga tidak ada
satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia
menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan dunia-i,
misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia,
adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah.
Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada
semua makhluknya.
.ada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia
akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di
atas dunia ini adalah untuk beribadah. /antas, apakah manusia ketika berada di dalam
rahim ibunya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba Apakah janin yang
berada di dalam rahim itu tidak beribadah
.ada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut
kondisinya. .aling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. !isebutkan
dalam Al-(ur0an Surah Al-"a#arah&
&ushabbihu lillahi ma fissama'ati 'ama fil ardh.
"ebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada
Allah dengan cara bertasbih. !alam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu
beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. 1etika Allah akan
meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah
mengatakan *Aku akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi ja-ab dahulu
pertanyaan-1u, baru Aku akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu. Apakah engkau
mengakui Aku sebagai Tuhanmu+ /alu dija-ab oleh janin tersebut, *2ya, aku mengakui
3ngkau sebagai Tuhanku.+
!ari sejak a-al, ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya
akan ditiupkan, maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya
sebagai Tuhan. Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya, yaitu dengan bertasbih
kepada Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya.
Manusia mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu
pada saat ia berusia akil baligh hingga akhir hayatnya. Tetapi, jika kita ingat ,ungsi kita
sebagai khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan.
Makna sederhana dari khalifatullah adalah *pengganti Allah di bumi+. Setiap detik
dari kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah, seperti ditegaskan
oleh Allah di dalam ,irman-Nya&
(a ma khala)tul jinna 'al insa illa li ya*budu.
*Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-1u.+
1alau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah kepada
Allah. !alam pandangan 2slam, ibadah itu ada dua macam, yaitu& ibadah primer 'ibadah
mahdhah) dan ibadah sekunder 'ibadah ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah
ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah tidak langsung.
Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan diberikan siksaan oleh Allah.
Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan langsung diberikan ganjaran oleh
Allah. Ibadah mahdhah antara lain& shalat, puasa, 4akat, dan haji. Sedangkan ibadah
ghairu mahdhah adalah semua akti,itas kita yang bukan merupakan ibadah mahdhah
tersebut, antara lain& bekerja, masak, makan, dan menuntut ilmu.
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang paling banyak dilakukan dalam keseharian
kita. !alam kondisi tertentu, ibadah ghairu mahdhah harus didahulukan daripada ibadah
mahdhah. Nabi mengatakan, jika kita akan shalat, sedangkan di depan kita sudah tersedia
makanan, maka dahulukanlah untuk makan, kemudian barulah melakukan shalat. 5al ini
dapat kita pahami, bah-a jika makanan sudah tersedia, lalu kita mendahulukan shalat,
maka dikha-atirkan shalat yang kita lakukan tersebut menjadi tidak khusyu0, karena
ketika shalat tersebut kita selalu mengingat makanan
". Tugas Manusia
Tugas manusia di dunia adalah ibadah kepada Allah S6T '78&79). Meskipun merupakan
tugas, tetapi pelaksanaan ibadah bukan untuk Allah '78 &7:), karena Allah tidak
memerlukan apa-apa. 2badah pada dasarnya adalah untuk kebutuhan dan keutamaan
manusia itu sendiri.
2badah ';abada & menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia
sebagai makhluk kepada Allah Sang .encipta. 1arena penyembahan<pemujaan
merupakan ,itrah 'naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia
dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
!alam 2slam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan
diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua
merupakan ibadah. /a-an ibadah adalah ma;syiat.
2badah ada dua macam &
8. 2badah Maghdhah 'khusus)
yaitu ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detil dan biasanya bersi,at
ritus. Misalnya & shalat, 4akat, puasa, haji, #urban, a#i#ah. 2badah jenis ini tidak banyak
jumlahnya.
=. 2badah ;Amah 'Muamalah)
>aitu ibadah dalam arti umum, segala perbuatan baik manusia. 2badah ini tidak
ditentukan cara dan syarat secara detil, diserahkan kepada manusia sendiri. 2slam hanya
memberi perintah<anjuran, dan prisnip-prinsip umum saja. 2badah dalam arti umum
misalnya & menyantuni ,akir-miskin, mencari na,kah, bertetangga, bernegara, tolong-
menolong, dll.
Sesuatu akan bernilai ibadah, jika memenuhi persyaratan &
8. 2man kepada Allah dan 5ari akhir '= &9=). 1arenanya amal orang ka,ir seperti
,atamorgana.
=. !idasari niat ikhlas 'murni) karena Allah, sebagaimana hadis &
Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. dan bagi segala sesuatu tergantung dari apa
yang ia niatkan.
$. !ilakukan sesuai dengan petunjuk Allah.
?ntuk ibadah maghdhah & harus sesuai dengan petunjuk Al-(uran dan 5adis, 1reati@itas
justru dilarang. Sehingga berlaku prinsip A Segala ssesuatu dilarang" ke#uali yang
diperintahkanA. 1ita dilarang membuat ritus-ritus baru yang tidak ada dasarnya.
?ntuk mu;amalah & harus sesuai dengan ji-a dan prinsip prinsip ajaran 2slam.
.elaksanaannya justru memerlukan kreati@itas manusia. Sehingga berlaku prinsip A
Segala+sesuatu boleh" ke#uali yang dilarang,
2badah pada dasarnya merupakan pembinaan diri menuju ta#-a. Setiap upaya ibadah
memiliki pengaruh positi, terhadap keimanan, la-anya adalah maksyiat yang
berpengaruh negati, terhadap keimanan.
Iman bertambah dan berkurang. -ertambahnya iman dengan ibadah" berkurang karena
ma.syiat /adis!
Setiap ibadah juga memiliki hikmah<tujuan-tujuan mulia, seperti &
- Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar '=B & C7)
- .uasa untuk mencapai ta#-a '= &8D$)
- Eakat untuk mensucikan harta dan ji-a dari si,at kikir dan tamak ' B& 8%$)
- 5aji sebagai sarana pendidikan untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor.
' =F8B:)
Selain itu juga memiliki keluasan dan keutamaan-keutamaan
yang sudah tersedia tersebut, apalagi perut kita memang sedang lapar.
Tujuan 2badah
Tujuan ibadah ada dua 'baik itu ibadah mahdhah, maupun ibadah ghairu
mahdhah). Pertama, untuk mencapai kesenangan hidup di dunia. Kedua, untuk
mencapai ketenangan hidu p di akhirat. Atau secara sederhananya yaitu untuk mencapai
kesenangan dan ketenangan dunia dan akhirat. "erbagai macam kesenangan dunia kita
lakukan tak lain adalah untuk meraih kesenangan dan ketenangan akhirat. Misalkan
bekerja. !engan bekerja, maka seseorang akan mendapatkan uang. !engan uangnya
tersebut, maka ia akan mendapatkan kesenangan dunia, dan juga akan semakin
memudahkannya untuk melakukan ibadah mahdhah, misalkan ber4akat ataupun
menunaikan ibadah haji.
Gasulullah mengatakan, *Hrang yang paling gampang masuk surga adalah orang
kaya yang mau bersedekah.+
Mendengar itu, seorang sahabat berkata, *>a Gasul, bagaimana kalau saya ini tidak
kaya+
Gasulullah kemudian menanyakan kepada sahabat tersebut, *Apakah kamu
memiliki kurma+
*.unya, ya Gasul,+ ja-ab sahabat tersebut.
*1alau kamu memang memiliki kurma, maka bagi dua-lah kurma tersebut.
Setengahnya sedekahkan kepada orang lain, sedangkan setengahnya lagi untukmu.
Setengah yang kamu bagikan kepada orang lain tersebut akan mengantarkan kamu untuk
masuk surga bersama orang kaya yang suka bersedekah,+ perjelas Gasulullah kepada
sahabat tersebut.
/alu ada lagi sahabat yang bertanya ketika itu, *>a Gasul, saya tidak kaya dan tidak
punya kurma. 1alau seperti ini, berarti saya susah masuk surga+
/alu Gasulullah bertanya kepada sahabat tersebut, *Apakah kamu mempunyai air
satu gelas+
*.unya, ya Gasul,+ ja-ab sahabat tersebut.
*1alau begitu, yang satu gelas tersebut kamu bagi dua. Setengahnya untuk kamu,
sedangkan setengahnya lagi kamu sedekahkan kepada orang lain yang membutuhkan.
Maka setengah yang kamu sedekahkan kepada orang lain itu akan mengantarkan kamu
masuk surga bersama orang yang punya kurma yang dibagi dua tadi, dan juga bersama
dengan orang kaya yang suka bersedekah.+
/alu ada lagi yang bertanya, *>a Gasul, saya ini tidak kaya, tidak punya kurma, dan
juga tidak punya air satu gelas. 1alau begitu saya ini akan susah masuk surga+
/alu dija-ab oleh Gasulullah, *1alau kamu tidak mempunyai ketiga-tiganya itu,
maka sedekahkanlah kepada saudaramu kalimat-kalimat yang baik, nasihat-nasihat yang
baik, serta ucapan-ucapan yang baik.+
Nabi juga pernah mengatakan, *5ak seorang muslim itu adalah untuk didatangi
pada saat ia sakit.+ Jika itu adalah hak seorang muslim, maka muslim yang lainnya
berke-ajiban untuk mendatangi muslim yang sedang sakit tersebut.
/alu Nabi juga pernah mengatakan, *1etika kalian mendatangi orang yang sedang
sakit, coba usap-usaplah dia dengan mengatakan, bersabarlah, karena ini ujian Allah.+
Jadi, kita tidak perlu merasa berat untuk mendatangi dan menjenguk orang yang sedang
sakit jika kita sedang tak memiliki apa-apa. 1arena kita menjenguknya itu dalam rangka
*kalimat thayyibah+ kepada mereka yang sakit itu. .atut juga diketahui, kadang kala
orang yang sakit itu kemudian menjadi sembuh lebih dikarenakan moti@asi dari orang-
orang yang ada di sekitarnya.
Semua kenikmatan itu diberikan oleh Allah karena kita diberikan kedudukan
sebagai khalifatullah. %halifatullah yang sangat e,ekti, adalah khalifatullah yang
menyadari dirinya, bah-a semua kenikmatan yang ada sekarang ini adalah kenikmatan
yang diberikan oleh Allah, dan kita mensyukurinya hanya dengan jalan beribadah
kepada-Nya.
2badah itu pada hakikatnya dalam rangka tiga hal&
Pertama, membina diri dengan baik.
Jika orang beribadah, tapi dirinya tidak terbina, sebenarnya ia belum mencapai
tujuan itu. Misalkan, dia sering datang ke pengajian, tapi si,atnya tetap saja tidak pernah
berubah. 2ni berarti, bah-a dia menyimpang dari tujuan ibadah.
Mendidik dirinya itu adalah dalam rangka membina hubungan dengan sesama,
dengan lingkungan, dan dengan .enciptanya. Jadi, kalau kita mendengarkan pengajian,
dan pengajian itu adalah ibadah, maka seharusnya pembinaan diri tersebut menjadi
meningkat. Misalkan, kita mengetahui bah-a minuman yang memabukkan itu
diharamkan oleh agama, yang hal tersebut kita ketahui setelah mendengarkan ceramah
agama. Namun setelah itu, ternyata kita tetap mengkonsumsi minuman yang
memabukkan tersebut. Jika seperti ini, berarti kita belum sempurna membina diri kita
dalam rangka mencapai ibadah.
Kedua, dalam rangka mensucikan diri kita.
Mensucikan diri yang dimaksud adalah& Pertama, mensucikan diri dari si,at-si,at
yang kotor. Kedua, mensucikan diri dari perbuatan-perbuatan kotor. Si,at kotor akan
mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan kotor. Makanya, perbuatan kotor itu kita
minimalkan, bahkan kita hilangkan dari diri kita sendiri. Ketiga, membersihkan diri dari
perbuatan-perbuatan dosa. Jika kita pernah melakukan perbuatan dosa, maka kemudian
kita bertobat kepada Allah dan beristigh,ar. 2tulah tujuan dari ibadah yang kita lakukan.
Ketiga, mengisi diri dengan si,at yang terpuji, mengisi diri dengan perbuatan baik,
dan mengisi diri dengan perbuatan yang berpahala.
1alau begitu, sasaran ibadah itu pada hakikatnya adalah untuk membina diri,
mensucikan diri, dan mengisi diri.
!i dalam kehidupan kita sebagai khali,ah Allah, maka ada dua hal yang harus kita
perhatikan. Pertama, ada yang harus dijaga. Kedua, ada yang harus dihindari.
>ang harus dijaga tersebut ada empat hal& Pertama, menjaga hubungan baik
dengan diri sendiri. Kedua, menjaga hubungan dengan sesama manusia. Ketiga, menjaga
hubungan dengan lingkungan.
Keempat, menjaga hubungan dengan Allah.
>ang harus dihindari tersebut juga ada empat hal, yaitu& pen4aliman terhadap diri
sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap lingkungan, dan terhadap Allah.
Kesimpulan
Jika kita sudah menyadari bah-a diri kita sebagai *1hali,ah Allah+, kemudian
penciptaan kita itu adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, semua ibadah yang kita
lakukan dalam rangka menjaga empat hubungan tadi dan menghindari empat hubungan
tadi, maka manusia tersebut menjadi manusia yang mutta)in sejati.
Jadi, kalau kita ingin mendapatkan predikat orang yang berta#-a sejati, maka
sebenarnya ajaran-ajaran tersebutlah yang harus kita laksanakan. Hrang yang bertak-a
secara sejati, maka akan ada keseimbangan di dalam hidupnya. !ia selalu menjaga
hubungannya dengan dirinya, dengan sesamanya, dengan alam, dan dengan Tuhannya.
1alau manusia sudah seperti itu, pasti dia akan hasanatan fiddunya 'a hasanatan fil
akhirah. !i dalam tasa-u,, manusia seperti inilah yang dinamakan insanul kamil, yaitu
manusia yang sudah mencapai derajat para Nabi, terutama mencapai derajat Gasulullah
Muhammad SA6.
MAKALAH
F?NIS2 !AN T?IAS MAN?S2A
!iajukan ?ntuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata 1uliah Al-2slam 1emuhammadiyahan
!i Susun Hleh &
/eli >usliyah
Nonih Aonillah
Siti Nurjanah
Sri Setia-ati
SEKOLAH TINGGI KEGUUAN ILMU PEN!I!IKAN
"STKIP# MUHAMMA
1ATA .3NIANTAG
Segala puji hanya bagi Allah S6T yang telah memberikan Nikmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul *F?NIS2 !AN T?J?AN
MAN?S2A+.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah A/-2slam
1emuhammadiyahan. "esar harapan kami makalah ini dapat berman,aat bagi kami
khususnya, umumnya bagi para pembaca. 1amiucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami penyusunan makalah ini. Namun kami sadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan senang hati
kami menerima kritik dan sarannya.
.enulis
!AFTAG 2S2
1ata pengantar
!a,tar isi
Fungsi dan tugas manusia
a. Fungsi manusia
b. Tugas manusia
Tujuan manusia
kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai