Anda di halaman 1dari 58

HALAMAN JUDUL

Relevansi Nilai Laba dan Nilai Buku Ekuitas


pada Masa Konvergensi IFRS di Indonesia

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada

Disusun oleh:
Adiatma
09/288891/EK/17722

Dosen Pembimbing:
Setiyono Miharjo, M.B.A., Ph.D.

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
ii

Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................. ii
Daftar Tabel ....................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 5
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS .................................... 7
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................... 7
2.1.1 International Financial Reporting Standards (IFRS) .. 7
2.1.2 Implementasi IFRS ..................................................... 8
2.1.3 Konvergensi IFRS di Indonesia .................................. 9
2.1.4 Kualitas Informasi Akuntansi ..................................... 10
2.1.5 Informasi Akuntansi dan Harga Saham ...................... 12
2.1.6 Relevansi nilai ............................................................. 15
2.1.7 Penelitian Terdahulu ................................................... 16
2.2 Pengembangan Hipotesis ...................................................... 19
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 21
3.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 21
3.2 Pemilihan Sampel ................................................................. 21
iii

3.3 Model Analisis ...................................................................... 22
3.4 Oprasionalisasi Variabel ....................................................... 23
3.4.1 Variabel Terkait .......................................................... 23
3.4.1.1 Harga Saham .................................................. 23
3.4.2 Variabel Bebas ............................................................ 23
3.4.2.1 Nilai Buku Ekuitas per Lembar Saham .......... 23
3.4.2.1 Laba per Lembar Saham ................................. 24
3.5 Statistik Deskriptif ................................................................ 24
3.6 Uji Asumsi Klasik ................................................................. 24
3.6.1 Normalitas ................................................................... 25
3.6.2 Autokorelasi ................................................................ 25
3.6.3 Multikolenieritas ......................................................... 26
3.6.4 Heteroskedastisitas ...................................................... 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................. 27
4.1 Analisis Deskriptif ................................................................ 28
4.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................. 29
4.2.1 Uji Normalitas ............................................................. 30
4.2.2 Uji Autokorelasi .......................................................... 31
4.2.3 Uji multikolinearitas ................................................... 31
4.2.4 Heteroskedastisitas ...................................................... 33
4.3 Pengujian Hipotesis .............................................................. 34
BAB V. PENUTUP ............................................................................ 35
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 36
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 36
5.3 Saran ..................................................................................... 37
iv

Daftar Pustaka .................................................................................... 38
Lampiran ............................................................................................ 41























v

Daftar Tabel

Tabel 1. Seleksi Sampel ..................................................................... 22
Tabel 2. Statistik Deskriptif ............................................................... 29
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas ............................................................ 30
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 31
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 32
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 33
Tabel 7. Hasil Regresi ........................................................................ 35















1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji relevansi nilai laba
dan nilai buku ekuitas pada masa konvergensi International Financial
Reporting Standards (IFRS) di Indonesia. Upaya untuk melakukan
konvergensi IFRS telah dimulai sejak tahun 2008. Konvergensi tersebut
menghasilkan banyak standar baru yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan IAI (DSAK-IAI). Standar yang mengacu pada IFRS ini
dipercaya dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi (Barth et al,.
2008). Informasi akuntansi tersebut akan membantu investor dalam
pengambilan keputusan investasi sehingga akan berpengaruh pada relevansi
nilai (Barth et al. 2001).
Barth et al. (2001) mendefinisikan relevansi nilai informasi akuntansi
sebagai hubungan antara angka akuntansi dengan harga saham. Angka
akuntansi yang digunakan adalah laba dan nilai buku ekuitas karena keduanya
merupakan dua ringkasan pengukuran utama dari laporan keuangan (laporan
laba-rugi dan laporan posisi keuangan) yang secara luas digunakan dalam
penelitian relevansi nilai (Barth et al., 2012).
Relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas meningkat setelah
penerapan IFRS (Barth et al,. 2008). Peningkatan relevansi ini karena IFRS
menggunakan pengukuran yang dapat mencerminkan kondisi ekonomi
2

perusahan lebih baik. Selain itu, IASB telah mengurangi alternatif metode
akuntansi pada suatu kejadian ekonomi (Wolk et al., 2008). Pengurangan
alternatif metode akuntansi ini akan mengurangi diskresi manajemen yang
oportunistik dalam menentukan angka akuntansi. Pengakuan dan pengukuran
pada IFRS akan berdampak pada kualitas angka akuntansi (Daske, 2006).
Laba dan nilai buku ekuitas diharapkan mencerminkan nilai ekonomi
perusahaan lebih baik sehingga informasi keuangan tersebut dapat digunakan
investor untuk mengambil keputusan investasi lebih baik. Informasi keuangan
dapat digunakan investor untuk membantu mengambil keputusan dalam
membeli, menjual, atau menahan investasi (saham) yang akan mempengaruhi
harga saham. Dengan demikian diharapkan terdapat peningkatan hubungan
nilai laba dan nilai buku ekuitas terhadap harga saham, peningkatan relevansi
nilai, setelah adopsi IFRS di Indonesia.
Beberapa penelitian tentang pengaruh penerapan IFRS pada relevansi
nilai laba dan nilai buku ekuitas perusahaan telah banyak dilakukan.
Penerapan IFRS diyakini akan memberikan dampak peningkatan relevansi
nilai (Barth et al,. 2008; Alali & Foote, 2012; Dimitropoulos et al., 2013).
Sementara itu, penelitian Meulen et al. (2007) menunjukkan tidak ada
perbedaan relevansi nilai yang signifikan setelah adopsi IFRS. Perbedaan
hasil besaran relevansi nilai ini disebabkan terdapat hubungan antara standar
akuntansi dengan faktor spesifik suatu negara, seperti perlindungan investor
yang kuat, legal enforcement, dan legal system yang dapat mengahasilkan
perbedaan konsekuensi ekonomi (Barth et al, 2008).
3

Relevansi nilai juga bisa dipengaruhi oleh pasar modal suatu negara
karena hubungannya dengan harga saham. Alali & Foote (2012) melakukan
penelitian di negara Kuwait yang merupakan negara emerging market
menunjukkan peningkatan relevansi nilai. Dalam penelitiannya, Alali &
Foote (2012) menganalisis perubahan besaran relevansi nilai tahun-demi-
tahun. Pada awal penerapan IFRS, terjadi peningkatan besaran relevansi nilai,
akan tetapi setelah itu terjadi fluktuasi. Menurut Alali & Foote (2012),
fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi pasar modal.
Menurut penelitian Bappam-LK (2011), pasar modal di Indonesia
mempunyai karakteristik tingkat volatilitas yang tinggi. Selain itu, investor di
Indonesia belum memperoleh informasi yang memadai sehingga bisa
menimbulkan kesalahan penentuan harga. Alali & Foote (2012) menyebutkan
karakteristik negara emerging market adalah kurangnya informasi yang
tersedia. Karakteristik ini sama seperti kondisi di Indonesia. Sesuai dengan
Alali & Foote (2012), karakteristik pasar modal dapat memberikan dampak
pada besaran relevansi nilai.
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan di Indonesia karena
Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan konvergensi
IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang
dalam membuat Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia mulai
melakukan konvergensi SAK ke IFRS yang dicanangkan mulai tahun 2008
sampai 2012. Selama itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI
telah menerbitkan standar baru yang berdasar IFRS setiap tahunnya.
4

Konvergensi akan terus dilakukan secara bertahap untuk mengurangi
perbedaan yang signifikan antara GAAP lokal dan IFRS.
Indonesia menerapkan IFRS dengan cara konvergensi, secara
bertahap. Perusahaan menerapkan PSAK atau ISAK revisian yang berdasar
IFRS mengikuti tanggal efektif berlakunya. PSAK yang efektif berlaku pada
1 Januari 2012, secara material sama dengan IFRS versi 1 Januari 2009.
Penelitian ini akan menguji relevansi nilai laba dan nilai buku setelah
adopsi IFRS pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Fokus terhadap satu negara dapat mengontrol faktor institusional, sosial-
ekonomik, dan politik yang berdampak pada pelaporan perusahaan dan
perilaku investor (Tsalavoutas et al,. 2012). Penelitian ini akan
membandingkan relevansi nilai laba dan nilai buku setelah adopsi IFRS
(IFRS versi 1 Januari 2009) tahun 2012 dan tahun 2011 yang merupakan
periode sebelum adopsi. Untuk analisis lebih lanjut, pengujian relevansi laba
dan nilai buku sub sample tahun per tahun karena proses konvergensi setiap
tahunnya DSAK IAI menerbitkan revisi SAK baru sehingga diharapkan bisa
melihat perkembangan relevansi nilai tahun-demi-tahun selama tahu 2008
sampai 2012.

1.2 Rumusan Permasalahan
Apakah terdapat peningkatan relevansi nilai laba dan nilai buku pada
masa konvergensi SAK ke IFRS?

5


1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji relevansi nilai laba
dan nilai buku ekuitas pada masa konvergensi International Financial
Reporting Standards (IFRS).

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian atas relevansi nilai ini diharapkan memberi kontribusi
tentang penerapan IFRS di Indonesia:
1. Penelitian memberi bukti relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas
pada negara yang melakukan konvergensi IFRS, secara bertahap, di
Indonesia.
2. Bagi pembuat standar dan regulator lainnya, penelitian ini
diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan mengenai
dampak konvergensi IFRS sehingga kualitas informasi akuntansi
dapat evaluasi dan ditingkatkan melalui aturan-aturan baru yang
mengacu pada IFRS.
3. Bagi investor diharapkan dapat megevaluasi kualitas laba dan nilai
buku yang digunakan untuk keputusan investasi, khususnya
keputusan investasi di pasar modal.
4. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan arahan pentingnya
penggunaan standar pelaporan IFRS untuk meningkatkan kualitas
informasi akuntansi.
6


1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan. Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II: Review Literatur dan Pengembangan Hipotesis. Menguraikan teori
yang relevan dengan penelitian dan hasil penelitian terdahulu
sebagai dasar untuk pembentukan hipotesis.
BAB III: Metodologi Penelitian. Berisi tentang pemilihan sampel, sumber
dan jenis data, pengukuran variabel penelitian dan analisis data
untuk membuktikan hipotesis penelitian.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi hasil pengujian hipotesis
dan penjelasannya.
BAB V: Penutup. Memberikan uraian tentang simpulan, keterbatasan dan
saran.






7


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 International Financial Reporting Standards (IFRS)
Praktik dan kegiatan bisnis di era globalisasi ini mengakibatkan
pengguna informasi akuntansi tidak hanya pengguna dalam negeri saja,
tetapi juga dapat digunakan oleh pengguna dari luar negeri. Permasalahan
timbul karena setiap negara mempunyai standar dan praktik akuntansi yang
berbeda-beda. Kebutuhan terhadap standar akuntansi internasional mulai
muncul sehingga pada tahun 1973 dibentuk komite standar akuntansi
internasional (International Accounting Standards Committee - IASC) dan
produk standar akuntansi yang dihasilkan bernama international accounting
standards (IAS).
Usaha IASC kurang mendapat tanggapan serius karena terdapat
dilema pada negara-negara untuk menerapkan IAS. Di satu sisi, banyak
negara perlu standar akuntansi berskala global untuk kegiatan lintas batas
negara, akan tetapi di sisi lain, negara-negara tersebut masih terikat dengan
standar akuntansi negaranya masing-masing (Kartikahadi et al., 2012).
IASC melakukan pendekatan dengan The International Organization of
Securities Commissions (IOSCO). IOSCO juga menginginkan standar
akuntansi yang berlaku di pasar modal seluruh dunia agar memudahkan
8

dual listing dan pasar modal lebih efisien. Akhirnya tahun 2000, IOSCO
menerima IAS sebagai standar akuntansi yang digunakan dalam kegiatan
perdagangan saham antar negara.
Pada tahun 2001 IASC direstrukturisasi dan berganti nama menjadi
International Accounting Standard board (IASB). Tujuan IASB adalah
untuk mengembangkan standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang
dapat diterima secara global (Barth et al,. 2008). Standar yang dihasilkan
menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
sebelumnya bernama IAS. Dalam arti luas IFRS mencakup (Wolk et al.,
2008):
a. IFRS standar yang diterbitkan IASB setelah tahun 2001
b. IAS standar yang diterbitkan IASC sebelum tahun 2001
c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial
Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001
d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations
Committee (SIC) sebelum tahun 2001.

2.1.2 Implementasi IFRS
Penggunaan IFRS sebagai standar akuntansi internasional semakin
meningkat. Tercatat lebih dari 120 negara sudah melakukan konvergensi
ke IFRS. Negara-negara lain juga mulai mengadopsi secara bertahap untuk
melakukan konvergensi maupun adopsi penuh IFRS. Terdapat beberapa
9

terminologi untuk menggambarkan tingkat implementasi IFRS (Warsono,
2011), yaitu:
a. Harmonisasi; standar nasional dan IFRS merupakan 2 standar
yang berbeda tetapi terdapat kesepakatan untuk menjaga keserasian
antar keduanya.
b. Adaptasi; standar nasional diusahakan menyesuaikan diri dengan
IFRS.
c. Konvergensi; Standar nasional dan IFRS yang berasal dari titik
awal berbeda menuju satu standar yang memiliki karakteristik
umum yang dimiliki oleh kedua standar tersebut.
d. Adopsi; standar nasional, kecuali jika sudah sama dengan IFRS,
ditinggalkan dan berpindah menuju IFRS sepenuhnya.

Dari terminologi tersebut dapat disimpulkan bahwa konvergensi
merupakan suatu proses tahapan untuk menuju adopsi IFRS secara penuh.
Indonesia mengadopsi PSAK atau ISAK secara bertahap, oleh karena itu
Indonesia masih dalam tahap konvergensi.
Pada tahun 2005, negara-negara Eropa merupakan negara pertama
yang melakukan adopsi IFRS. Salah satu tujuan dari adopsi tersebut adalah
untuk mengurangi perbedaan dan memfasilitasi investasi antar negara.
Financial Accounting Standards Board (FASB) juga bekerjasama
dengan IASB untuk melakukukan konvergensi antara IFRS dengan standar
Amerika. Kesepakatan kerjasama tersebut dikenal dengan Norwalk
Agreement. Pada tahun 2007, Securities Exchange Commission (SEC)
mengumumkan bahwa perusahaan luar negeri yang terdaftar di bursa
Amerika tidak perlu merekonsiliasi antara IFRS dan Generally accepted
accounting principles (GAAP) Amerika. Sebelumnya, perusahaan asing yang
terdaftar di Amerika harus merekonsiliasi laporan keuangannya dengan
10

GAAP Amerika. Kerjasama antara IASB dan FASB dalam bentuk joint
project terus berlanjut sampai sekarang (Warsono, 2011).

2.1.3 Konvergensi IFRS di Indonesia
Pada tahun 1973 diterbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
yang dijadikan acuan untuk penyusunan laporan keuangan di Indonesia.
PAI ini merujuk pada GAAP Amerika. Setelah itu, Indonesia melakukan
harmonisasi dan adopsi terhadap standar internasional-IAS sejak 1994.
Pada perkembangannya, Indonesia melakukan konvergensi IFRS sebagai
kesepakatan pertemuan anggota G2 (Group of 20 leaders).
PSAK dan ISAK secara bertahap direvisi merujuk pada IFRS.
Konvergensi tersebut direncanakan mulai tahun 2008 sampai 2012.
Selama 2008 sampai 2012, Dewan Standar Akuntansi Keuangaan IAI
(DSAK-IAI) telah menerbitkan 40 standar (PSAK), 20 interpretasi (ISAK)
dan 11 Pencabutan PSAK (PPSAK). Perusahaan Indonesia sudah
menerapkan PSAK yang berdasar IFRS secara bertahap mengikuti tanggal
berlakunya suatu standar. PSAK yang efektif berlaku pada 1 Januari 2012,
secara material sama dengan IFRS versi 1 Januari 2009 kecuali IFRS 1
First-time Adoption of International Financial Reporting Standards, IAS
41 Agriculture, dan IFRIC 15 Agreements for the Construction of Real
Estate yang belum diadopsi (Kartikahadi et al., 2012). Dalam penelitian
ini istilah adopsi mengacu pada adopsi IFRS versi 1 Januari 2009. Oleh
karena itu Indonesia belum adopsi penuh IFRS, konvergensi akan terus
11

dilakukan secara bertahap untuk mengurangi perbedaan yang signifikan
antara GAAP lokal dan IFRS.

2.1.4 Kualitas Informasi Akuntansi
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan yang
menggunakan IFRS memiliki kualitas akuntansi yang lebih tinggi
dibanding dengan perusahaan yang menggunakan GAAP lokal (Barth et
al,. 2008). Penelitian Barth et al,. (2008) menemukan bahwa perusahaan
yang mengadopsi IFRS mempunyai manajemen laba yang rendah, timely
loss recognition, dan mempunyai relevansi nilai yang lebih tinggi
dibanding GAAP lokal.
Untuk mencapai tujuan standar yang berkualitas tinggi maka IASB
melakukan beberapa cara. Pertama, berbeda dengan GAAP yang
memberikan banyak pedoman dalam bentuk aturan (rules-based
standards), IFRS memberikan pedoman dalam bentuk prinsip. Principles-
based standards memerlukan judgement dari manajemen maupun auditor
agar tercapai relevansi, reliabilitas, dan mencapai realitas ekonomi
(Wolk et al., 2008). Kedua, Peningkatan penggunaan nilai wajar
(Warsono, 2011; Kartikahadi et al., 2012) dan menggunakan pengukuran
yang dapat mencerminkan posisi keuangan perusahaan lebih baik (Barth et
al,. 2008). Menurut Warsono (2011), pengukuran berbasis nilai wajar pada
dasarnya berlandaskan kondisi terkini entitas saat menyajikan laporan
keuangan sehingga diharapkan dapat menyediakan informasi yang relevan
12

untuk pengambilan keputusan bagi pengguna. Ketiga, menurut Wolk et al.
(2008), IASB telah mengurangi alternatif metode akuntansi pada suatu
kejadian ekonomi.
IFRS mensyaratkan pengungkapan yang lebih banyak, seperti
informasi risiko kualitatif maupun kuantitatif (Kartikahadi et al., 2012).
Menurut Daske (2006), manfaat adopsi IFRS adalah menyediakan
pengguna dengan pengungkapan tambahan, pengukuran yang spesifik, dan
aturan pengakuan sehingga dapat berdampak pada kualitas angka
akuntansi. Ahmed et al., (2013) berargumen jika pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan dalam IFRS menyediakan informasi yang relatif lebih
relevan dan penyajian jujur dibanding GAAP lokal, maka relevansi nilai
informasi akuntansi akan meningkat.

2.1.5 Informasi Akuntansi dan Harga Saham
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
keuangan tentang perusahaan yang berguna untuk investor potensial
maupun yang sudah ada, pemberi pinjaman, dan kreditor lainya dalam
membuat keputusan (IASB Framework, 2010). Hal ini mengindikasikan
bahwa investor adalah salah satu pengguna utama laporan keuangan.
Keputusan yang diambil oleh investor meliputi membeli, menjual atau
menahan instrumen ekuitas dan hutang.
Keputusan dan aktivitas investor yang terkait perdagangan saham
seperti membeli, menjual atau menahan investasi akan mempengaruhi
13

harga saham. Harga pasar ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan
permintaan agregat (Hartono, 2012). Perilaku tawar-menawar ini
dipengaruhi oleh informasi yang relevan bagi investor.
Para analis bisa membandingkan nilai pasar dan nilai intrinsik
suatu saham, dengan begitu bisa mengetahui saham yang murah, tepat, dan
mahal (Hartono, 2012). Dalam perkembangannya analisis harga saham
mulai bergeser pada pengharapan harga dari suatu informasi yang tersedia.
Pengharapan harga setiap investor berbeda tergantung distribusi informasi
yang diterima. Pada akhirnya, harga pasar terjadi karena proses dinamik
dan terjadi asimetri informasi yang menyebabkan perbedaan kecepatan
harga menyerap informasi.
Informasi keuangan yang digunakan adalah laba dan nilai buku
ekuitas karena keduanya merupakan dua ringkasan pengukuran utama dari
laporan keuangan (laporan laba-rugi dan posisi laporan keuangan) yang
secara luas digunakan dalam penelitian akuntansi terhadap harga pasar
(Barth et al, 2012). Menurut Burgstahler & Dichev (1997), laba
menyediakan informasi pengukuran bagaimana sumberdaya digunakan
dan nilai buku menyediakan informasi pengukuran nilai sumber daya
perusahaan.
Laporan laba rugi digunakan stakeholder dalam pengambilan
keputusan. Menurut Kartikahadi et al. (2012), kegunaan dari laporan laba
rugi adalah untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja
14

entitas selama suatu periode waktu tertentu. Menurutnya, keputusan yang
dapat didasarkan pada perhitungan laba rugi, antara lain:
a. Keputusan pembagian dividen;
b. Evaluasi kinerja manajemen serta penentuan bonus manajemen;
c. Penetapan strategi dan kebijakan investasi dan operasi entitas;
d. Keputusan investor untuk membeli atau menjual surat berharga;
e. Pertimbagan kreditur untuk memberikan pinjaman kepada suatu
entitas.
Informasi laba mudah diinterpretasikan oleh investor sebagai berita
baik maupun berita buruk sehingga akan mempengaruhi harga saham
melalui aktivitas jual-beli (Hartono, 2012). Penelitian ini menggunakan
variabel laba per lembar saham. Tujuan informasi laba per lembar saham
adalah untuk menyediakan ukuran mengenai hak setiap saham biasa
entitas induk atas kinerja selama periode pelaporan (Kartikahadi et al.,
2012).
Ekuitas merupakan hak residual atas asset entitas setelah dikurangi
semua liabilitas (Kartikahadi et al., 2012). Penelitian ini menggunakan
variabel nilai buku ekuitas per lembar saham. Nilai buku ekuitas per
lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang
saham dengan memiliki satu lembar saham, aktiva bersih sama dengan
total ekuitas pemegang saham (Hartono, 2012). Dalam model penilaian
relevansi nilai, nilai buku ekuitas mempunyai peran sebagai pengontrol
15

perbedaan skala, proksi laba normal masa depan yang diharapkan, dan
proksi abandonment option bagi perusahaan rugi (Collins et al. 1999).
Menurut Collins et al. (1999), perusahaan yang mencatat rugi
berpengaruh terhadap hubungan harga saham dan earnings dalam simple
capitalization model. Penelitian tersebut menemukan anomali bahwa
terdapat hubungan negatif antara harga saham dan earnings ketika
perusahaan rugi, padahal seharusnya hubungan antara harga saham dan
earnings diasumsikan positif. Kemudian Collins et al. (1999)
menambahkan variabel nilai buku ekuitas terhadap model tersebut,
hasilnya koefisien earnings menjadi positif. Menurutnya negative
earnings kurang informatif bagi investor, jadi investor menggunakan nilai
buku ekuitas yang dapat memberi informasi tentang kinerja perusahaan
masa depan.

2.1.6 Relevansi Nilai
Barth et al., (2001) mendefinisikan relevansi nilai akuntansi
sebagai hubungan yang signifikan antara angka akuntansi dengan harga
saham. Francis dan Schipper (1999) memberikan beberapa interpretasi
tentang konstruk relevansi nilai. Pertama, informasi laporan keuangan
dapat menyebabkan perbedaan harga saham karena mengandung nilai
intrisik. Kedua, informasi keuangan mempunyai relevansi nilai jika
mempunyai variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi variabel-
variabel yang digunakan dalam model. Ketiga, informasi keuangan
16

digunakan investor dalam penentuan harga saham. Keempat, relevansi
nilai diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk
menangkap informasi yang mempengaruhi nilai saham. Francis dan
Schipper (1999) menggunakan interpretasi ketiga dan keempat dalam
penelitiannya bahwa relevasi nilai mengindikasikan hubungan statistik
antara informasi akuntansi dengan harga saham atau return.
Menurut Barth et al. (2001), penelitian relevansi nilai memberikan
pengetahuan tentang relevan dan kehandalan (relevance & reliability)
angka akuntansi yang dicerminkan dalam harga saham. Angka akuntansi
akan mempunyai relevansi nilai jika informasi akuntansi relevan bagi
investor untuk menilai perusahaan dan diukur secara handal, sehingga
tercermin dalam harga saham (Barth et al., 2001). Menurut Francis dan
Schipper (1999), informasi keuangan yang relevan akan menyebabkan
perubahan harga saham karena informasi tersebut dapat menyebabkan
investor merevisi harapannya. Penelitian relevansi nilai mengasumsikan
bahwa harga saham merefleksikan tingkat keyakinan konsensus investor
(Barth et al., 2001).
Salah satu model yang sering dipakai dalam mengukur relevansi
nilai adalah model harga (Ohslon, 1995). Harga saham diregresikan
terhadap laba per lembar saham dan laba per lembar saham. Relevansi
nilai diukur dari explanatory power (R
2
) dari analisis regresi. Model yang
mempunyai R
2
tinggi mengindikasikan bahwa tingginya kemampuan
angka akuntansi dalam menjelaskan variasi harga saham.
17


2.1.7 Penelitian Terdahulu
Setelah negara-negara melakukan konvergensi dari GAAP ke
IFRS, banyak peneliti yang menguji dampak konvergensi terhadap
relevansi nilai informasi akuntansi. Penelitian yang dilakukan di negara
pengadopsi penuh IFRS menunjukkan hasil terjadi peningkatan relevansi
nilai dibanding sebelum IFRS (Barth et al., 2008). Penelitian Barth et al.
(2008) pada perusahaan di 21 negara yang mengadopsi IAS selama 1994
sampai 2003, menemukan bahwa perusahaan yang mengadopsi IFRS
mempunyai relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas lebih tinggi
dibanding periode sebelum adopsi.
Hasil besaran relevansi nilai juga dipengaruhi faktor institusional.
Terdapat perbedaan relevansi nilai pada negara-negara common law dan
code law yang mengadopsi IFRS (Clarkson et al,. 2011). Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa bahwa negara-negara code law mengalami
peningkatan relevansi nilai ketika mengadopsi IFRS, sedangkan negara
negara common law mengalami penurunan relevansi nilai. Penelitian juga
dilakukan pada negara regulated market. Cina sebagai negara regulated
market juga sudah mengadopsi IFRS. Penelitian Liu et al. (2011)
menunjukkan peningkatan relevansi nilai laba dan buku ekuitas setelah
adopsi IFRS.
Relevansi nilai mengalami peningkatan pada negara emerging
market yang menerapkan IFRS. Penelitian Alali dan Foote (2012)
18

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan relevansi nilai laba dan buku
ekuitas selama pengadopsian IFRS di Kuwait. Penelitian tersebut
menggunakan sampel secara keseluruhan dan tahun-demi-tahun. Hasilnya
menunjukkan penurunan relevansi nilai pada periode bearish market.
Kemudian penelitian tersebut mengalisis lebih lanjut terhadap perbedaan
auditor Big 4 dan non Big 4, hasilnya laporan yang diaudit oleh Big 4
lebih mempunyai relevansi nilai dibanding dengan yang non Big 4. Selain
itu, penelitian tersebut juga menemukan ukuran perusahaan juga
berpengaruh terhadap besaran relevansi nilai.
Menurut penelitian Barth et al. (2012), keterbandingan relevansi
nilai laba dan nilai buku mengalami peningkatan ketika menggunakan
IFRS. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan cross-listing dari
negara non-US di bursa US. Hasilnya menunjukkan, relevansi nilai ketika
perusahaan tersebut menggunakan IFRS mempunyai keterbandingan
dengan GAAP Amerika dibanding dengan perusahaan yang menggunakan
GAAP lokal negara masing-masing. Akan tetapi, dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa GAAP Amerika mempunyai relevansi yang lebih
besar dibanding dengan perusahaan yang menggunakan IFRS. Penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa negara asal common law dan negara
dengan dorongan hukum yang kuat mempunyai keterbandingan lebih besar
dari negara code law.
Tidak semua penelitian menunjukkan peningkatan relevansi nilai
yang signifikan. Penelitian Tsalavoutas et al. (2012) di Yunani
19

menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan relevansi nilai laba dan nilai
buku setelah adopsi IFRS. Pada awal adopsi IFRS di Jerman juga
menunjukkan bahwa relevansi nilai, ketepatan waktu, kemampuan
prediksi, dan kualitas akrual tidak mempunyai perbedaan yang signifikan
dengan periode sebelumnya (Meulen et al,. 2007; Hung & Subramanyam,
2007).
Perbedaan hasil penelitian relevansi nilai pada masa penerapan
IFRS mendorong Ahmed et al., (2013) untuk melakukan penelitian meta-
analisis. Penelitian tersebut meneliti dampak adobsi IFRS menggunakan
berbagai hasil penelitian relevansi nilai yang sudah diterbitkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa pada sebelum dan sesudah IFRS secara statistik
relevansi nilai signifikan semua. Hasil besaran relevansi nilai juga
dipengaruhi oleh negara asal, dorongan audit dan akuntansi, kesusuaian
antara standar nasional dan IFRS, serta metode adopsinya (voluntary atau
mandatory). Penelitian tersebut juga menemukan bahwa ketika relevasi
nilai dinilai menggunakan model harga, secara umum relevansi nilai
meningkat.
Perbedaan hasil ini disebabkan oleh beberapa faktor. Barth et al.,
(2008) memberikan bukti bahwa relevansi informasi akuntansi tergantung
faktor negara masing-masing seperti, faktor institusional, sistem hukum,
dorongan ekonomi dan insentif bagi perusahaan. Selain itu menurutnya
perbedaan hasil penelitian tersebut juga disebabkan oleh faktor statistik,
seperti data, periode waktu, dan variabel kontrol.
20


2.2 Pengembangan Hipotesis
Penelitian dampak IFRS pada relevansi nilai telah dilakukan
sebelumnya. Penelitian Barth et al. (2008) menunjukkan peningkatan relevansi
nilai setelah perusahaan menggunakan IFRS. Menurut Barth et al. (2008) ada
beberapa faktor yang menyebabkan IFRS dapat meningkatkan hubungan antara
harga saham dengan nilai laba dan nilai buku ekuitas. Pertama, pengakuan
angka akuntansi pada IFRS dapat mepresentasikan kondisi ekonomi
perusahaan sebenarnya. Kedua, subjek diskresi manajemen yang oportunistik
lebih sedikit. Ketiga, estimasian akrual yang lebih baik.
Menurut Alali dan Foote (2012), relevansi nilai juga dipengaruhi oleh
kondisi pasar modal negara tersebut. Menurutnya relevansi nilai akan tinggi
jika kondisi pasar modalnya bagus. Dalam penelitian Bappam-LK (2011),
karakteristik pasar modal di Indonesia memiliki tingkat volatilitasnya tinggi.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa investor di Indonesia belum
memperoleh informasi yang memadai sehingga terkadang bisa menimbulkan
kesalahan penentuan harga. IFRS mensyaratkan pengungkapan yang lebih
banyak (Kartikahadi et al., 2012). Pengungkapan ini membuat investor
memperoleh informasi yang memadahi sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu dengan diterapkan
IFRS di Indonesia relevansi nilai akan naik.
21

Sesuai uraian diatas, penulis merumuskan hipotesis bahwa terdapat
peningkatan relevansi nilai setelah adopsi IFRS di Indonesia. Secara formal,
hipotesis ini dapat dinyatakan dalam bentuk alternatif:
H1: Terdapat peningkatan relevansi nilai laba dan nilai buku
ekuitas pada perusahaan publik yang listing di Bursa Efek Indonesia
setelah adopsi IFRS versi 2009.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari database
komprehensif OSIRIS. Database OSIRIS berisi informasi keuangan pada
perusahaan publik dengan cakupan lebih dari 125 negara di dunia. Data
diperoleh dengan menggunakan strategi kombinasi kriteria, yaitu perusahaan
publik yang tercatat di negara Indonesia. Kemudian dipilih data earning per
shared, book value per shared, dan closing price month-3.

3.2 Pemilihan sampel
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan database OSIRIS dihasilkan
sebanyak 420 perusahaan yang terdaftar, setelah melalui metode pencarian
22

kriteria. Penelitian ini mengambil data pengamatan dari tahun 2008 sampai
2012. Pengujian relevansi laba dan nilai buku menggunakan seluruh data dan
sub sample tahun per tahun. Penggunaan sub sampel tahun per tahun karena
setiap tahunnya IAI menerbitkan revisi PSAK dan ISAK baru sehingga
diharapkan bisa melihat perkembangan relevansi nilai tahun-demi-tahun
selama tahun 2008 sampai 2012. Metode pengambilan sample adalah
dengan metode judgement sampling, yaitu salah satu bentuk purposive
sampling dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan maksud dan tujuan penelitian dengan kriteria, yaitu perusahaan
yang memiliki data lengkap, nilai laba per lembar saham dan nilai buku
ekuitas tidak bernilai negatif pada database OSIRIS dari tahun 2008 sampai
2012. Data outlier dieliminasi dengan metode skor standardize (z-score)
lebih dari 3 (Ghozali, 2011). Hasil pemilihan sampel firm-year yang akan
diuji dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Seleksi sampel
Kriteria 2008-2012 2012 2011 2010 2009 2008
Data OSIRIS 2210 442 442 442 442 442
Dikurangi:
Laba per lembar
saham negatif
(311) (72) (73) (56) (62) (48)
Data tidak lengkap (319) (5) (24) (57) (92) (141)
Nilai buku negatif (30) (3) (7) (7) (8) (5)
Data Outlier (23) (4) (6) (3) (4) (10)
Jumlah observasi
firm-year
1527 358 332 325 276 238


3.3 Model Analisis
23

Penelitian ini akan menguji relevansi nilai laba dan nilai buku selama
tahun 2008-2012 pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah
regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan model seperti penelitian
terdahulu (Tsalavoutas et al,. 2012), dengan model dasar price models
(Ohlson, 1995). Analisis regresi dilakukan untuk mencari hubungan antara
variabel terkait dan variabel bebas. Harga saham (variabel terkait)
diregresikan dengan laba dan nilai buku ekuitas (variabel bebas). Relevansi
nilai dinilai dengan berdasar explanatory power dari model. Berikut model
regresi linier yang digunakan:

= harga pasar per lembar saham perusahaan i, tiga bulan setelah akhir tahun
t

= laba per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t

= nilai buku per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t

= error

3.4 Operasionalisasi Variabel
3.4.1 Variabel Terkait
3.4.1.1 Harga Pasar
24

Penelitian ini menggunakan harga pasar per lembar saham
sebagai variabel terkait. Harga pasar merupakan harga saham yang
terjadi di pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku
pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
bersangkutan di pasar bursa (Hartono, 2012). Harga pasar per
lembar saham diambil pada saat penutupan harga saham bulan
ketiga setelah akhir tahun. Harga pasar saham diharapkan telah
merefleksikan reaksi pasar setelah laporan keuangan auditan
diterbitkan.


3.4.2 Variabel Bebas
3.4.2.1 Nilai Buku Ekuitas per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih
yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar
saham (Hartono, 2012). Untuk menentukan nilai buku per lembar
saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar.
Nilai buku ekuitas per lembar saham diambil pada akhir tahun.

3.4.2.1 Laba per Lembar Saham
Laba per lembar saham dihitung dengan membagi laba atau
rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
25

beredar dalam suatu periode (Kartikahadi et al., 2012). Laba per
lembar saham diambil pada akhir tahun.

3.5 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai (Ghozali, 2012). Analisis frekuensi merupakan
analisis yang memberikan gambaran data dilihat dari frekuensi
kemunculan data tersebut. Analisis ini juga memberikan gambaran
tentang mean, standar deviasi, varian, minimum, maksimum, range,
tabel frekuensi setiap data.

3.6 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi adanya penyimpangan
asumsi klasik pada persamaan regresi berganda. Pemenuhan asumsi klasik
agar varabel bebas sebagai estimator variabel terkait tidak bias. Regresi
dengan metode Ordinary Least Square akan memberi hasil Best Linier
Unbiased Estimator jika memenuji asumsi klasik (Ghozali, 2012). Model
regresi yang baik adalah model yang memenuhi asumsi klasik yaitu ada
normalitas, tidak ada multikoleniaritas, tidak ada autokorelasi, dan tidak
terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1 Normalitas
26

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data
penelitian yang digunakan, jika data terdistribusi secara normal yakni jika
perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau
error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama
dengan nol (Ghozali, 2012). Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi
secara normal maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas dapat
diukur dengan Kolmogorov- Smirnov test dan analisis grafik.

3.6.2 Autokorelasi
Pengujian autokorelasi untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2012). Pada penelitian ini
menggunakan sampel besar diatas seratus sehingga uji korelasi yang tepat
adalah menggunkan uji Lagrange Multiplier. Namun, autokorelasi sering
terjadi pada data runtut waktu dan hal ini tidak mempengaruhi nilai
prediksi parameter. Pada data silang waktu tidak diperlukan uji
autokorelasi. Jadi pengujian autokorelasi akan dilakukan pada sampel
tahun overall saja.

3.6.3 Uji Multikolenieritas
Pengujian multikolenieritas dilakukan untuk melihat adanya
hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainya (Ghozali,
27

2012). Untuk mengujinya dengan menggunakan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Variabel yang
mempunyai multikolenieritas mempunyai nilai VIF lebih dari sama
dengan 10.

3.6.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu dari satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali, 2012). Residu seharusnya mempunyai varians
yang konstan (homoskedastisitas). Jika varians semakin menurun atau
meningkat dengan pola tertentu maka disebut heteroskedastisitas. Untuk
mengujinya dengan menggunakan uji Glejer.












28











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


4.1 Analisis Deskriptif
Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif variable yang digunakan untuk
penelitian ini. Tahun 2008 jumlah sampel perusahaan yang digunakan sebesar
238 firm-year dan mengalami peningkatan secara bertahap hingga pada tahun
2012 sebesar 358 firm-year. Betambahnya jumlah sampel ini juga
menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI terus meningkat.
Perbedaan sampel tiap tahunnya disebabkan oleh metode purposive sampling,
yaitu perusahaan yang laba dan data lengkap. Selain itu juga outlier sudah
dikeluarkan.
29

Data yang digunakan untuk analisis deskriptif ini sudah di transform ke
Logaritma natural. Transformasi data dimaksudkan untuk mengatasi masalah
normalitas data dan heteroskedastisitas. Rata-rata EPS selama lima tahun sebesar
3.6292. Selama lima tahun nilai rata-rata EPS terus mengalami peningkatan
secara bertahap. Rata-rata BVPS mengalami penurunan pada tahun 2009 pada
rata-rata 5.8901 dan setelah itu terus mengalami peningkatan rata-rata. Rata-
rata P selama lima tahun sebesar 6.4321 dan mengalami peningkatan secara
bertahap tiap tahunnya.




Tabel 2.


Statistik Deskriptif


N Mean Std. Deviation
Overall EPS 1527 3.6292 1.91470

BVPS 1527 6.0638 1.26383

P 1527 6.4321 1.46859
2012 EPS 358 3.8062 1.90788

BVPS 358 6.2277 1.25209

P 358 6.7882 1.45851
2011 EPS 332 3.7613 1.79560

BVPS 332 6.0984 1.18785

P 332 6.6426 1.37717
2010 EPS 325 3.5558 1.85832

BVPS 325 5.9474 1.18857

P 325 6.3902 1.43176
2009 EPS 276 3.3662 1.90938

BVPS 276 5.8901 1.21829

P 276 6.1551 1.43281
2008 EPS 238 3.2624 1.95074

BVPS 238 5.8987 1.25415
P 238 5.8107 1.36527
30

P
it
adalah harga pasar per lembar saham perusahaan i, tiga bulan setelah akhir
tahun t. EPS
it
adalah laba per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t.
BVPS
it
adalah nilai buku per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t.

4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik pada model persamaan pertama setelah
penghilangan outlier menunjukkan masalah normalitas dan heteroskedastisitas.
Uji asumsi klasik harus terpenuhi semua agar hasil regresi tidak bias. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dilakukan transformasi data menjadi logaritma
natural (Ghozali, 2012). Setelah mentransformasi data maka diuji kembali
semua asumsi klasik Model menjadi:

= Logaritma natural harga pasar per lembar saham perusahaan i,


tiga bulan setelah akhir tahun t (harga pasar saham telah
merefleksikan reaksi pasar setelah laporan keuangan auditan
diterbitkan)

= Logaritma natural laba per lembar saham dari perusahaan i pada


akhir tahun t

= Logaritma natural nilai buku per lembar saham dari perusahaan i


pada akhir tahun t

= error

31

4.2.1 Uji Normalitas
Normalitas data diuji dengan menggunakan metode uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) pada model persamaan dua. Hasil
uji normalitas disajikan pada tabel berikut:
TABEL 3
Hasil Uji Normalitas
Model Tahun KSZ Unstandardized Residual Sig. Keterangan
Overall 1.000 0.270 Normal
2012 0.683 0.739 Normal
2011 0.692 0.724 Normal
2010 0.631 0.821 Normal
2009 0.912 0.377 Normal
2008 0.911 0.377 Normal
Sumber : Data diolah
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari KSZ unstandardized residual
pada kedua persamaan regresi masing-masing lebih besar dari =
0.05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Lagrange
Multiplier pada model overall saja yang hasilnya disajikan pada tabel
4 berikut.
TABEL 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Variabel Uji LM Sig Keterangan
Overall RES2 0.299 Tdk terjadi autokorelasi
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan pada tabel 4 menunjukkan bahwa
signifikan variabel uji LM (RES2) diatas 5% artinya model regresi
tidak terjadi autokorelasi.

32

4.2.3 Uji Multikolinearitas
Hasil hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance
inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:
TABEL 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Variabel
Bebas
Collinearity Statistics Kesimpulan
Tahun Tolerance VIF
Overall LnEPS 0.400 2.502 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.400 2.502 Tdk terjadi multikolinearitas
2012 LnEPS 0.402 2.488 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.402 2.488 Tdk terjadi multikolinearitas
2011 LnEPS 0.412 2.427 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.412 2.427 Tdk terjadi multikolinearitas
2010 LnEPS 0.407 2.459 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.407 2.459 Tdk terjadi multikolinearitas
2009 LnEPS 0.467 2.142 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.467 2.142 Tdk terjadi multikolinearitas
2008 LnEPS 0.470 2.128 Tdk terjadi multikolinearitas
LnBVPS 0.470 2.128 Tdk terjadi multikolinearitas
Sumber: Data diolah
Tabel 5 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation
factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji
Glejser disajikan pada tabel beriku
TABEL 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Tahun
Variabel
Terikat
Variabel
Bebas
Sig. Kesimpulan
33

Overall Abs EPS 0.478 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.070 Non heteroskedastisitas
2012 Abs EPS 0.366 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.621 Non heteroskedastisitas
2011 Abs EPS 0.853 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.440 Non heteroskedastisitas
2010 Abs EPS 0.808 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.308 Non heteroskedastisitas
2009 Abs EPS 0.239 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.451 Non heteroskedastisitas
2008 Abs EPS 0.053 Non heteroskedastisitas
BVPS 0.182 Non heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan tabel 6 menunjukkan tidak ada satupun variabel
bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai
Abs. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan
adanya heteroskedastisitas.
4.3 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis menggunakan model price (persamaan 2).
Hasil regresi ditunjukan pada table 7. Secara keseluruhan koefisien EPS dan
BVPS signifikan pada level 1 %. Relevansi nilai selama konvergensi tahun
2008 sampai 2012 ditunjukan oleh explanatory power (R
2
) sebesar 67.4%.
Untuk menguji hipotesis dilihat R
2
tahun 2012 (Adopsi IFRS versi 1 Januari
2009) dan tahun 2011 sebagai pembanding. R
2
meningkat dari 68.5% ke 69%.
Oleh karena itu hipotesis didukung, bahwa ada peningkatan relevansi nilai
laba dan nilai buku ekuitas yang dilaporkan pada sebelum dan sesudah
konvergensi SAK ke IFRS.
34

Regresi tahun-demi-tahun juga ditampilkan pada tabel 7. Regresi
tahun-demi-tahun dari tahun 2008 sampai 2012 untuk mengetahui besaran
relevansi nilai laba dan nilai buku setiap tahunnya karena setiap tahun berlaku
PSAK atau ISAK baru hasil dari proses konvergensi IFRS. Semua variabel,
EPS dan BVPS signifikan pada level 1%. Explanatory power (R
2
)
berfluktuasi selama tahun 2008 sampai tahun 2012. Pada awal konvergensi
terjadi peningkatan yang cukup yang besar, dari 58% pada tahun 2008 ke
70.1% pada tahun 2009. Pada tahun 2008 merupakan awal dicanangkannya
adopsi IFRS di Indonesia. Pada tahun 2009 Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) mulai merevisi standar keuangannya. Penerapan IFRS ini
dapat dilihat investor sebagai berita baik sehingga berdampak pada reaksi
pasar (Jos & Leung, 2013). Kemudian nilai R
2
setelah awal konvergensi
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 yang merupakan masa adopsi IFRS
terjadi sedikit peningkatan menjadi 69% dari tahun sebelumnya. Oleh karena
itu relevansi nilai buku dan ekuitas selama periode konvergensi SAK ke IFRS
masih berfluktuasi.

Tabel 7. Hasil Regresi
LnP
it
= a0 + a1 LnEPS
it
+ a2 LnBVPS
it
+ e
a0 a1 a2 Adj R
2
F N
2008-2012 2.277*** 0.357*** 0.471*** 67.4% 1577.702 1527
2012 2.365*** 0.349*** 0.497*** 69% 399.152 358
2011 2.454*** 0.374*** 0.456*** 68.5% 360.609 332
2010 2.131*** 0.375*** 0.492*** 70.8% 394.125 325
2009 1.735*** 0.311*** 0.573*** 70.1% 324.104 276
2008 2.190*** 0.280*** 0.459*** 58% 164.821 238
P
it
adalah harga pasar per lembar saham perusahaan i, tiga bulan setelah akhir tahun t.
35

EPS
it
adalah laba per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t. BVPS
it
adalah
nilai buku per lembar saham dari perusahaan i pada akhir tahun t. *** signifikan pada 1
%, ** signifikan pada 5%, * signifikan pada 10%. Data diperoleh dari database
OSIRIS. Purposive sampling: perusahaan tidak mengalami rugi dan data lengkap. Data
outlier setiap variabel dihapus jika skor standardize (z-score) lebih dari 3 (Ghozali,
2011)











BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji relevansi nilai laba dan nilai
buku ekuitas pada periode konvergensi SAK ke IFRS pada tahun 2008
sampai 2012 pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan relevansi nilai
sebelum dan sesudah adobsi IFRS (Adopsi IFRS versi 1 Januari 2009).
36

Selain itu, dilihat dari besaran relevansi nilai tahun-demi-tahun
menunjukkan bahwa relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas mengalami
fluktuasi selama periode konvergensi. Pada awal konvergensi terjadi
peningkatan cukup besar pada relevansi nilainya dan kemudian berfluktuasi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Alali & Foote,
2012).

5.2 Keterbatasan Penelitian
Hasil temuan penelitian ini juga harus ditafsirkan secara hati-hati
karena beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini menggunakan data laba
dan nilai buku ekuitas postif saja. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan
relevansi nilai pada perusahaan yang laba dan nilai buku ekuitas postif saja.
Kedua, kontrol terhadap masalah normalitas dan heteroskedastisitas pada
penelitian menggunakan transformasi data. Cara kontrol masalah normalitas
dan heteroskedastisitas yang lain bisa menyebabkan perbedaan hasil relevansi
nilai.

5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait penelitian selanjutnya adalah:
1. Untuk penalitian selanjutnya, data bisa diperluas menjadi seluruh data
positif dan negatif agar bisa melihat relevansi nilai secara keseluruhan.
37

2. Mengontrol industri dalam kategori-kategori industri yang lebih
terperinci dan kontrol yang lain sehingga mampu melihat perbedaan
pengaruhnya pada tiap kategori
3. Dalam mengatasi masalah normalitas dan heteroskedastisitas bisa
menggunakan jenis kontrol lainnya.










Daftar Pustaka

Ahmed, Kamran., Chalmers, Keryn., Khlif, Hichem. 2013. A Meta-analysis of
IFRS Adoption Effects. The International Journal of Accounting, 48,173
217.
Alali, Fatima A. & Foote, Paul Sheldon. 2012. The Value Relevance of
International Financial Reporting Standards: Empirical Evidence in an
Emerging Market. The International Journal of Accounting, 47, 85-108.
38

Bappepam-LK (Tim Studi). 2011. Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan
Perekonomian. Laporan Studi.
Barth, M., Beaver, W., & Landsman, W. (1998). Relative valuation roles of equity
book value and net income as a function of financial health. Journal of
Accounting and Economics, 25,134.
Barth., W.H. Beaver, W.R. Landsman. 2001. The relevance of the value relevance
literature for financial accounting standard setting: another view. Journal of
Accounting and Economics, 31, 77104.
Barth M.E., W.R. Landsman, M. Lang. 2008. International accounting standards
and accounting quality. Journal of Accounting Research, 46, 467498.
Barth, M.E., W.R. Landsman, M. Lang., Williams Christopher. 2012. Are IFRS-
based and US GAAP-based accounting amounts comparable?. Journal of
Accounting Research, 54, 68-93.
Burgstahler, D. C., & Dichev, I. D. 1997. Earnings, adaptation and equity value.
The Accounting Review, 72, 187.
Cheng, C.S. Agnes., Johnston, Joseph., Liu, Cathy Zishang. 2013. The
Supplemental Role of Operating Cash Flows in Explaining Share Returns
Effect of Various Measures of Earnings Quality. International Journal of
Accounting and Information Management, 21: 53-71.
Clarkson, Peter., J. Hanna, Douglas., Richardson, Gordon D.., Thompson, Rex.
2011. The impact of IFRS adoption on the value relevance of book value
and earnings. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 7, 117.
Collins, Daniel W., Pincus, Morton., and Xie, Hong. 1999. Equity Valuation and
Negative Earnings: The Role of Book Value of Equity. The Accounting
Review, 74, 29-61.
Daske, H. (2006). Economic benefits of adopting IFRS or US-GAAPHave the
expected costs of equity capital really decreased?. Journal of Business
Finance and Accounting, 33, 329373.
Dimitropoulos, Panagiotis E., Asteriou, Dimitrios., Kousenidis, Dimitrios., &
Leventis, Stergios. 2013. The impact of IFRS on accounting quality:
Evidence from Greece. Advances in Accounting, incorporating Advances
in International Accounting, 29, 108-123.
Dechow, P.M. 1994. Accounting earnings and cash flows as measures of firm
performance: the role of accounting accruals.,Journal of Accounting and
Economics, 18: 3-42.
39

Easton, P. D., dan Harris, 1990, Earnings as an Explanatory Variable Return,
Journal of Accounting Research, 29, 19-36.
Frankel, R. and Li, X. 2004. Characteristics of a firms information environment
and the information asymmetry between insiders and outsiders, Journal of
Accounting and Economics, 37(2), pp. 229 259.
Francis, Jennifer. and Schipper, Katherine. 1999. Have Financial Statements Lost
Their Relevance? Journal of Accounting Research, 37, 319-352.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hayn, C. (1995). The information contents of losses. Journal of Accounting and
Economics, 20, 125153.
Hartono, Jogiyanto. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE.
Yogyakarta.
Hung, M.Y., Subramanyam, K.R., 2007. Financial statement effects of adopting
international accounting standards: the case of Germany. Review of
Accounting Studies, 12, 623657.
International Accounting Standards Board, 2010. The Conceptual Framework for
Financial Reporting 2010. IASB, London.
Joos, Philip P. M. & Leung, Edith. 2013. Investor Perceptions of Potential IFRS
Adoption in the United States. The Accounting Review, 88, 577-609.
Kartikahadi, Hans., Sinaga, Rosita Uli., Syamsul, Merliyana., Siregar, Sylvia
Veronica. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasar SAK berbasis IFRS.
Salemba Empat.
Liu, Chunhui, Yao, Lee J. Hu, Nan. and Liu, Ling. 2011. The Impact of IFRS on
Accounting Quality in a Regulated Market: An Empirical Study of China.
Journal of Accounting, Auditing & Finance, 26, 659676
Meulen, Sofie Van der., Gaeremynck, Ann., Willekens, Marleen. 2007. Attribute
differences between U.S. GAAP and IFRS earnings: An exploratory study.
The International Journal of Accounting, 42, 123- 142.
Ohlson, J. 1995. Earnings , Book Values And Divi dends in Quality Valuations.
Contemporary Accounting Research, 11, 661688.
Tsalavoutas, Ioannis,. Andr, Paul., Evans, Lisa. 2012. The transition to IFRS and
the value relevance offinancial statements in Greece. The British
Accounting Review, 44 262277.
40

Warsono, Sony. 2012. Adopsi Standar Akuntansi IFRS. AB Publisher
Wolk, Harry I., Dodd, James L., Rozycki, John J. 2008. Accounting Theory:
Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. Sage
Publications. Seventh edition.






















41





LAMPIRAN














Tabel Deskriptif 2008-2012
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
LnEPS 1527 3.6292 1.91470
LnBVPS 1527 6.0638 1.26383
LnP 1527 6.4321 1.46859
Valid N (listwise) 1527




Tabel Deskriptif 2012
Descriptive Statistics
42

N Mean Std. Deviation
LnBVPS 358 6.2277 1.25209
LnEPS 358 3.8062 1.90788
LnP 358 6.7882 1.45851
Valid N (listwise) 358



Tabel Deskriptif 2011
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
LnEPS 332 3.7613 1.79560
LnBVPS 332 6.0984 1.18785
LnP 332 6.6426 1.37717
Valid N (listwise) 332



Tabel Deskriptif 2010
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
LnBVPS 325 5.9474 1.18857
LnEPS 325 3.5558 1.85832
LnP 325 6.3902 1.43176
Valid N (listwise) 325





Tabel Deskriptif 2009
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
LnBVPS 276 5.8901 1.21829
LnEPS 276 3.3662 1.90938
LnP 276 6.1551 1.43281
Valid N (listwise) 276



Tabel Deskriptif 2008
Descriptive Statistics
43

N Mean Std. Deviation
LnBVPS 238 5.8987 1.25415
LnEPS 238 3.2624 1.95074
LnP 238 5.8107 1.36527
Valid N (listwise) 238



R
2
2008-2012
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .821
a
.674 .674 .83865
a. Predictors: (Constant), LnEPS, LnBVPS


R
2
2012
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .832
a
.692 .690 .81147
a. Predictors: (Constant), LnEPS, LnBVPS



R
2
2011
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .829
a
.687 .685 .77315
a. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


R
2
2010
Model Summary
44

Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .843
a
.710 .708 .77345
a. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


R
2
2009
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .839
a
.704 .701 .78285
a. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


R
2
2008
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .764
a
.584 .580 .88451
a. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS



ANOVA 2012-2008
ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2219.306 2 1109.653 1577.702 .000
b

Residual 1071.882 1524 .703

Total 3291.189 1526

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnEPS, LnBVPS


ANOVA 2012
45

ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 525.669 2 262.834 399.152 .000
b

Residual 233.761 355 .658

Total 759.430 357

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnEPS, LnBVPS


ANOVA 2011
ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 431.114 2 215.557 360.609 .000
b

Residual 196.662 329 .598

Total 627.776 331

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


ANOVA 2010
ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 471.550 2 235.775 394.125 .000
b

Residual 192.628 322 .598

Total 664.178 324

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


ANOVA 2009
ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 397.254 2 198.627 324.104 .000
b

Residual 167.308 273 .613

Total 564.561 275

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS

46



ANOVA 2008
ANOVA
a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 257.901 2 128.950 164.821 .000
b

Residual 183.856 235 .782

Total 441.757 237

a. Dependent Variable: LnP
b. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnEPS


Multikolenieritas 2008-2012





Multikolenieritas 2012
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.365 .251

9.407 .000

LnBVPS .497 .054 .426 9.181 .000 .402 2.488
LnEPS .349 .036 .457 9.840 .000 .402 2.488
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.277 .122

18.655 .000

LnBVPS .471 .027 .406 17.542 .000 .400 2.502
LnEPS .357 .018 .466 20.142 .000 .400 2.502
a. Dependent Variable: LnP
47

a. Dependent Variable: LnP


Multikolenieritas 2011
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.454 .254

9.679 .000

LnEPS .374 .037 .487 10.141 .000 .412 2.427
LnBVPS .456 .056 .394 8.187 .000 .412 2.427
a. Dependent Variable: LnP


Multikolenieritas 2010
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.131 .255

8.349 .000

LnEPS .375 .036 .487 10.345 .000 .407 2.459
LnBVPS .492 .057 .408 8.674 .000 .407 2.459
a. Dependent Variable: LnP


Multikolenieritas 2009
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.735 .263

6.595 .000

LnEPS .311 .036 .415 8.596 .000 .467 2.142
48

LnBVPS .573 .057 .487 10.096 .000 .467 2.142
a. Dependent Variable: LnP

Multikolenieritas 2008
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.190 .313

7.000 .000

LnEPS .280 .043 .400 6.524 .000 .470 2.128
LnBVPS .459 .067 .421 6.866 .000 .470 2.128
a. Dependent Variable: LnP


Heteroskedastisitas 2008-2012
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .511 .074

6.855 .000
LnBVPS .030 .016 .073 1.814 .070
LnEPS -.008 .011 -.029 -.710 .478
a. Dependent Variable: Abs


Heteroskedastisitas 2012
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .616 .152

4.057 .000
LnBVPS .016 .033 .041 .495 .621
49

LnEPS -.019 .021 -.076 -.905 .366
a. Dependent Variable: Abs

Heteroskedastisitas 2011
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .746 .160

4.666 .000
LnEPS .004 .023 .016 .185 .853
LnBVPS -.027 .035 -.066 -.774 .440
a. Dependent Variable: Abs

Heteroskedastisitas 2010
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .433 .152

2.857 .005
LnEPS -.005 .022 -.021 -.243 .808
LnBVPS .034 .034 .089 1.022 .308
a. Dependent Variable: Abs



Heteroskedastisitas 2009
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .397 .154

2.584 .010
50

LnEPS .025 .021 .103 1.179 .239
LnBVPS .025 .033 .066 .754 .451
a. Dependent Variable: Abs

Heteroskedastisitas 2008
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .560 .183

3.058 .002
LnEPS -.049 .025 -.183 -1.943 .053
LnBVPS .052 .039 .126 1.340 .182
a. Dependent Variable: Abs


Normalitas 2008-2012

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 1527
Normal Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation .83810093
Most Extreme Differences
Absolute .026
Positive .026
Negative -.026
Kolmogorov-Smirnov Z 1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .270
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Normalitas 2012

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 358
Normal Parameters
a,b

Mean .0000
Std. Deviation .80919
51

Most Extreme Differences
Absolute .036
Positive .036
Negative -.036
Kolmogorov-Smirnov Z .683
Asymp. Sig. (2-tailed) .739
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.


Normalitas 2011
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 332
Normal Parameters
a,b

Mean .0000
Std. Deviation .77081
Most Extreme Differences
Absolute .038
Positive .029
Negative -.038
Kolmogorov-Smirnov Z .692
Asymp. Sig. (2-tailed) .724
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.






Normalitas 2010
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 325
Normal Parameters
a,b
Mean .0000
52

Std. Deviation .77106
Most Extreme Differences
Absolute .035
Positive .035
Negative -.029
Kolmogorov-Smirnov Z .631
Asymp. Sig. (2-tailed) .821
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.



Normalitas 2009

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 276
Normal Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation .77999471
Most Extreme Differences
Absolute .055
Positive .055
Negative -.040
Kolmogorov-Smirnov Z .912
Asymp. Sig. (2-tailed) .377
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.





Normalitas 2008
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RES_1
N 238
53

Normal Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation .88077447
Most Extreme Differences
Absolute .059
Positive .059
Negative -.031
Kolmogorov-Smirnov Z .911
Asymp. Sig. (2-tailed) .377
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.


Autokorelasi 2008-2012
Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.034 .122

-.277 .782
LnBVPS .006 .027 .009 .224 .822
LnEPS -.001 .018 -.003 -.074 .941
RES2 .027 .026 .027 1.038 .299
a. Dependent Variable: RES_1

Anda mungkin juga menyukai