OFFICE
KLLASIFIKKASIMMATERRIALTEEKNIK
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
2
KLASIFIKASI MATERIAL TEKNIK
Material-material yang sering digunakan didalam masalah teknik di bagi menjadi 4
bagian besar :
1. Logam
2. Keramik
3. Polimer
4. Komposit
1. LOGAM
Logam yang digunakan sebagai bahan teknik terbagi menjadi 2 yaitu ;
1. logam berbahan dasar Fe (Ferro) atau besi
2. Logam yang tidak berbahan dasar Ferro (non Ferro)
Logam berbahan dasar Fe di bagi menjadi :
1. Baja
Baja adalah paduan antara Fe dan C (besi dan karbon), karbon maksimum dari baja
adalah 2,1 %. Karbon didalam baja membentuk karbida besi (Fe3C atau sementit)
Berdasarkan komposisi kimia baja dapat di bagi :
Baja karbon :
@. Baja karbon rendah = %C < 0.2%
@. Baja Karbon sedang = 0.2 > %C < 0.5
@. Baja karbon Sedang = %C > 0.5%
Baja Paduan:
Baja terdiri dari unsur Fe+C, tetapi dalam pembuatan baja tersebut ditambahkan unsur-
unsur paduan yang dapat mempengaruhi sifat-sifat dari baja tersebut. Unsur-unsur
paduan yang biasa ditambahkan dalam pembuatan baja seperti : Mn, Al, Ni, Cr, S, P,
Mg, Si, dsb.
Baja paduan di bagi berdasarkan jumlah persentase unsur paduan yang di tambahkan
@ baja paduan rendah = apabila jumlah unsur paduannya < 5% , jumlah ini
tidak merubah sifat baja secara luas.
@ baja paduan tinggi = apabila jumlah unsur paduannya >5%, jumlah ini akan
mempengaruhi sifat baja secara luas contoh : baja tahan karat dengan
unsur paduan Cr >12%.
Berdasrkan Fungsi baja dapat dibagi :
- baja Konstruksi
- Baja Perkakas
- Baja Temperatur tinggi
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
3
2. Besi Cor
Besi cor terdiri dari Fe+C , Komposisi karbon pada besi cor di atas 2,1%. Karbon bebas
dari besi cor berupa Grafit yang memiliki sifat getas.
Dari bentuk grafit besi cor dapat dibagi menjadi :
- Besi cor putih ( tidak memiliki grafit dan sifatnya hampir sama dengan
baja karbon tinggi)
- Besi Cor Kelabu (grafit berbentuk pipih)
- Besi cor nodular (grafit berbentuk bulat)
- Besi cor maliable( grafit berbentuk bunga)
(Gambar struktur mikro besi cor dapat dilihat pada lampiran. red)
Sifat sifat umum dari LOGAM
- Konduktifitas listrik dan termal yang tinggi
- Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan kekuatan) umumnya tinggi
- Masa Jenis relatif tinggi
- Bersifat korosi
- Warna yang khas dan tidak transparan
2. KERAMIK
Klasifikasi dari keramik :
1. Bahan ORGANIK bukan LOGAM
Penggunaan dan pemakaiannya pada temperatur tinggi
2. Bahan dari senyawa LOGAM
(oksida,barida, karbida,dan nitrida)
Penggunaan keramik biasanya untuk Isolator, komponen-komponen abrasif, dapat
digunakan sebagai lapisan penghalang termal contoh Batu Tahan Api (BTA)
Sifat-sifat umum dari Keramik
- Keras dan getas
- Kekuatan tarik rendah
- Kekuatan Tekan Tinggi
- Isolator yang baik
- Tahan korosi
- Tahan pada temperatur tinggi
3. POLIMER
Klasifikasi polimer dapat dibagi berdasarkan :
1. Sumber atau asal
- alam : hewan, tumbuhan, dan mineral
- Sintetis : hasil polimerisasi hasil polimer adisi
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
4
2. Sifat termal
- Termoplastik (selulosa, polisterin, Vinil)
- Termoseting plastik (phenol, amino, furan, gemuk)
Sifat-sifat umum dari polimer
- Ringan (masa jenis relatif rendah)
- Tidak tahan temperatur tinggi
- Kekuatan tarik rendah dan keuletan tinggi
- Isolator yang baik
- Modulus elastisitas rendah
4.KOMPOSIT
Merupakan gabungan dua jenis bahan atau lebih yang terdiri dari SERAT dan MATRIK,
digabung dengan konstruksi tertentu tanpa mengubah sifat-sifat bahan penyusunnya.
Jenis-jenis serat :
- serat gelas
- serat karbon
- serat polimer
- serat logam
Klasifikasi dari komposit tergantung kepada bahan-bahan penyusun seperti :
- 1. beton bertulang
matrik = pasir, semen, kerikil
serat = batang baja
Sifat-sifat umum dari komposit =
Tergantung kepada bahan matrik dan bahan serat penyusunnya, karena komposit tidak
merubah sifat-sifat bhan penyusunnya
-2. fibre glass
matrik = Resin
serat = serat gelas
4. carbonex
matrik = Resin
serat = serat karbon
-5. pahat karbida
matrik = Perlit
serat = karbida besi ( sementit)
3. pahat CERMET
matrik = Keramik
serat = logam
Saprol dulu punya cita-cita ingin menjadi pedagang obat keliling karena banyak dikerumuni orang, kemudian
berubah dengan bertambahnya usia, ingin menjadi knek angkot karena banyak beri orang uang, nah sekarang
????????????
(kiamat sudah dekat)
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
5
SIFAT-SIFATMATERIAL
Pemilihan bahan dalam perancangan suatu komponen atau produk adalah berdasarkan
sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan tersebut yang sesuai dengan fungsi dan prinsipkerja dari
komponen yang dirancang. Jadi yang dimanfaatkan dari suatu material adalah SIFATNYA.
Sifat-sifat material
Secara umum dapat dibagi tiga:
1. SIFATMEKANIK : adalah sifat yang menunjukan kelakuan material apabila material
tersebut di beri beban mekanik (statik atau dinamik)
- Kekuatan tarik-tekan
- keuletan-ketangguhan-lunak
- keras-getas
- strain hardening
- dsb
2. SIFATFISIK SIFATKIMIA : adalah sifat yang berkaitan dengan karakteristik fisik atau
kondisi dari material
- titik cair
- konduktivitas panas dan listrik
- massa jenis
- warna
- ketahanan korosi
3. SIFAT TEKNOLOGI : Sifat yang berhubungan dengan kemudahan material untuk
diproses lanjut
Contoh :
- Mampu mesin : kemampuan suatu material untuk di potong
- Mampu cor : kemampuan suatu material untuk dicairkan dan di tuang ke
dalam cetakan tampa adanya cacat ( spt: patah, retak, porositas,
segregasi)
- Mampu las : kemampuan suatu material untuk disambung dengan
menggunakan panas tanpa adanya cacat (spt: fasa keras, retak, distorsi)
- Mampu bentuk : kemampuan suatu material untuk dideformasi plastis
dengan tidak terjadinya necking. (necking adalah pengecilan
penampang pada saat deformasi plastis berlangsung lihat uji tarik Red)
Dalam pemanfaatan material harus mempertimbangkan ketiga sifat diatas untuk
mendapatkan hasil yang optimum dalam suatu perancangan.
Untuk mengetahui sifat-sifat material diatas harus dilakukan pengujian atau evaluasi.
Pengujian secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian :
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
6
1. Pengujian merusak (Destructive Test): pengujian ini bersifat merusak benda kerja,
sehingga dalam pengujian ini dibutuhkan spesimen uji. (spesimen uji adalah
duplikat dari benda kerja yang berasal dari bahan yang sama)
2. Pengujian tidak Merusak ( Non Destructive Test) : pengujian ini tidak merusak
benda kerja, jadi tidak di butuhkan spesimen uji dan dapat langsung di uji pada
benda kerja.
Dalam pengujian material harus mengikuti prosedur yang telah disetujui oleh semua orang
yang dikenal dengan nama STANDAR UJ I. Standar uji perlu di ikuti agar hasil pengujian
dapat akui atau sama di setiap negara.
Dalam standar uji yang diatur adalah :
1. peralatan pengujian (alat uji)harus sesuai dengan standar
- besar beban yang digunakan
- kalibrasi alat uji yang distandarkan
- dimensi alat uji
2. cara-cara pengujian atau prosedur pengujian
3. benda uji (spesimen):
- ukuran (dimensi)
- dan bentuk.
Beberapa standar uji yang digunakan dalam pengujian material seperti:
1. ASTM = (Ameican Standar Testing Of Material) standar Amerika
2. JIS = ( Japan International Satandart) Standar Jepang
3. DIN = (Dutch Industrie Noermen) Standar Eropa
PENGUJIAN MERUSAK
Pengujian merusak dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari material, dimana
pengujiannya dengan pemberian beban mekanik hingga spesimen mengalami perubahan
bentuk atau deformasi plastis (merusak bentuk spesimen dari bentuk awal).
Beberapa jenis pengujian mekanik:
1. Uji Tarik 2. Uji Impak 5. Uji Lelah
2. Uji Keras 4. Uji Mulur
Di kota dengan jalan raya yang padat kendaraan, sebuah mobil Mercy keluaran terbaru lewat dengan kecepatan
rendah, Tiba-tiba kulit rambutan melompat melalui jendela mobilnya dan tergeletak di garis putus-putus warna
putih di tengah jalan, Ternyata mobil Mercy saja tidak cukup..apakah ada yang kurang ?????
( Use real. Bandung)
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
7
UJI TARIK
Standar pengujian yang digunakan dalam pengujian tarik :
- ASTM E8 : Untuk logam
- ASTM D-68 : Untuk polimer dan plastik
- JIS dan DIN
Tujuan dari pengujian : melihat perilaku logam/ material apabila di beri beban tarik.
Peralatan untuk pengujian tarik:
1. mesin dilengkapi :
a. alat untuk mengukur gaya tarik yang tinggi seperti dinamo
b. alat untuk mengukur perpanjangan seperti : Strain gauge.
2. Spesimen. Dimensi dan bentuk dibuat berdasarkan standar yang digunakan.
Dipasaran biasanya material (logam) dapat berbentuk plat(sheet) dan
profile, maka spesimen dibuat berdasarkan bentuk dasarnya seperti :
a. Plat(sheet)
b. profile
Prinsip Pengujian
- Spesimen diberi beban tarik hingga putus
- Selama proses penarikan berlangsung di amati kejadian-kejadian yang
berlangsung pada benda tersebut
Gambar
Uji tarik termasuk uji statik, tetapi pada dasarnya beban tetap naiksecara kontinu, untuk
mendapatkan sifat pengujian statik maka laju penarikan harus si buat sangat lambat atau uji
tarik ini dapat dianggap sebagai uji QUASI STATIK.
Dari mesin uji tarik akan didapat kurva gaya(F) terhadap pertambahan panjang (l),
beberapa kurva hasil pengujian tarik dari beberapa jenis material
Gambar
Dari kurva F Vs l belum dapat ditentukan sifat mekanik dari material tersebut, karena ada
pengaruh perbedaan luas penampang dan beda panjang untuk material yang sama maka
diperlukan SLENDERNESS RATIO berkisar antara 5,10 dst.
Asumsi :
- selama proses penarikan tidak terjadi proses
perubahan penampang.
- Agar kriteria statik muncul, maka laju penarikan harus
di buat lambat
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
8
INTERPRESTASI KURVA yang diperoleh dari mesin :
Gambar spesimen Uji tarik
Untuk mempermudah analisis dan interprestasi, maka di cari hubungan antara F Vs l
dengan dan e yang dikenal dengan kurva tegangan regangan teknik, dengan
hubungan sebagai berikut:
o
A
F
= (kg/mm
2
) dimana : = tegangan , Ao = luas penampang awal (konstan)
% 100 x
l
l
e
o
Ao = luas penampang awal
Ai = Luas Penampang akhir
e
O
Luas daerah di
bawah kurva
dan harga ketangguhan tergantung
kepada luas daerah di bawah kurva,
semakin luas daerah dibawah kurva
maka logam tersebut semakin
tangguh, ketangguhan sebanding
dengan keuletan.
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
12
BEBERAPA FENOMENA YANG TERJADI PADA UJI TARIK.
1. pada saat menguji tarik baja karbon rendah
2. Pada penarikan spesimen berbentuk plat dapat terlihat garis-garis seperti pada gambar,
ini disebut dengan fenomena LUDERs BAND
MAMFAATUJI TARIK
1. Dapat menentukan sifat-sifat mekanik logam terhadap pembebanan tarik dan
diperoleh data-data seperti :
- Kekuatan, keuletan, batas elastis dan plastis, kekakuan, dan ketangguhan.
2. mengetahui besarnya pembebanan yang dapat ditahan oleh material tersebut
3. untuk melihat kekakuan dan keuletan dari material tersebut.
t
O
Kurva ini disebut dengan Kurva tegangan-regangan
sebenarnya, dimana :
) 1 ( ln
) 1 (
e
e
t
+ =
+ =
dari kurva ini dapat ditentukan harga koefisien Strain
Hardening dari logam dengan menggunakan
persamaan alir :
Hardening strain koefisien n ana k
n
= = dim
Pada daerah linier (hokum Hooke), harga n =1
Dan pada saat ultimit harga n =
u
t
O
e
1
2
Fenomena mulur
Keterangan :
1. Up yield limit
2. lower yield limit
mengapa hal ini dapat terjadi :
penghambatan dislokasi dari atom C yang
tidak homogen karena jumlah yang sedikit.
Kumpulan karbon yang mengahambat
pergerakan dislokasi ini disebut AWAN
COTTRELL
Fenomena ini hanya terjadi pada baja
karbon rendah saja.
Luders Band
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
13
BEBERAPA PENGUJIAN YANG MIRIP DENGAN UJ I TARIK
1. Uji Tekan
2. Uji TORSI (TORSION TEST)
2. Uji Bending
Untuk menetukan harga kekakuan E yang lebih cermat yaitu dengan malakukan uji
bending (karena relatif kecil dipengaruhi oleh elastisitas dari mesin uji),
F F
Dalam pengujian ini terdapat
istilah BARELLING
Akan didapat parameter G yaitu :
Modulus Geser
Defleksi ()
F
dapat diukur dengan persamaan:
I
L F
E
dan
I E
L F
.
.
.
.
=
=
F = gaya
L = panjang spesimen
E = modulus elastisitas
I = momen inersia penampang
Seorang anak yang katanya Genius bertanya kepada bapak nya. Bapak buka warung sampai kapan? Bapak
menjawab dengan santai. Pagi-pagi saat matahari terbit hingga malam sampai matahari terbenam. Sang anak
bertanya lagi.. Bagaimana kalau malam matahari tidak terbenam??????????
(.............)
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
14
UJI KERAS
Merujuk pada standar tentang cara-cara pengujian, parameter pengujian dan
penyiapan spesimen
Pada ASTM ;
1. E-10 . untuk Brinnell (BHN)
2. E-92. untuk Vicker (VHN)
3. E- 18. untuk Rockwell (RHN)
4. E-140. untuk Tabel konversi
5. E- 384. untuk Mikro hardnes test
Tujuan
Untuk mengevaluasi kekerasan suatu material, dengan cara melihat ketahanan suatu
material tehadap deformasi plastis, semakin tahan material tersebut terhadap deformasi
plastis maka material tersebut semakin keras.
BEBERAPA METODA YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUJIAN
1. METODA PERBANDINGAN (METODA GORESAN)
Dikembangkan oleh MOSH yaitu dengan cara menggoreskan antara material satu (benda
kerja) dengan material lain (standar uji). Standar uji dibuat dengan skala, yang dikenal
dengan skala mosh yaitu skala 1 hingga 10. Skala 1 paling lunak yang terbuat dari kapur,
sedangkan yang paling keras adalah skala 10 yang terbuat dari intan.
Prinsip pengujian:
Benda kerja digoreskan ke skala yang diawali dari skala yang terkecil hingga dapat dilihat
pada skala ke berapakah benda kerja akan tergores, apabila benda kerja tergores pada
skala tertentu, maka kekerasannya berdasarkan skala tersebut.contoh: kekerasan logam
berada pada skala 2 hingga 4.
Cara metoda goresan ini sering digunakan oleh ilmuan Geologi dan tambang.
2. METODA DINAMIK
yaitu dengan memanfaatkan pantulan, disebut dengan pengujian SHORE SELEROSCOPE.
Prinsip pengujian:
Benda Kerja
Pegas
Bola Baja
Pantulan bola baja
Tuas
Skala
Prinsip kerja : Apabila tuas dilepas, maka
bola baja jatuh dan menimpa benda
kerja, sehinga bola akan memantul
keatas.
Tinggi rendahnya pantulan dapat dilihat
pada skala ukur yang merupakan angka
kekerasan dari benda kerja.
Sebelum pengujian alat harus dikalibrasi.
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
15
Kelemahan dari metoda ini :
1. Pengotor seperti oli akan menimbulkan efek hidrodinamik yang akan mempengaruhi
hasil dari pengujian (diharapkan permukaan benda kerja bersih)
2. Tidak dapat digunakan pada posisi over head, apabila dilakukan pada posisi ini
harus ada faktor koreksi
3. pengujian harus dilakukan berulang-ulang
4. pelat-pelat tipis tidak di sarankan menggunakan metoda ini, ketebalan yang
disarankan dapat dilihat di standar.
3. METODA PENEKANAN
Ada beberapa pengujian metoda penekanan yang sering dilkukan, penamaan pengujian
berdasarkan nama-nama pencipta alatnya.
a. METODA BRINNELL
Prinsip pengujian :
Pengujian dengan menekan indentor bola baja yang berdiameter 10 mm ke permukaan
benda kerja, permukaan benda kerja (spesimen uji) harus rata dan bebas dari kotoran.
Besarnya gaya penekanan (P) harus lebih besar dari batas luluh dari benda kerja agar
terjadi deformasi elastis berupa jejak bekas penekanan.
Ukuran jejak sangat tergantung kepada besar-kecilnya gaya P yang diberikan.
Dari persamaan dan satuan hasil pengujian kekerasan bahwa adanya hubungan antara
kekerasan dan kekuatan tarik dari suatu material, semakin tinggi kekerasan suatu logam
maka kekuatan tariknya akan semakin tinggi.
Benda kerja
P
Indentor bola baja
Setelah penekanan akan timbul jejak
J ejak hasil penekanan
Tampak atas dari jejak
d
J adi prinsip harga kekerasan menurut Brinnell :
BHN = ) (
2
mm
kg
A
P
P =gaya penekanan
A=luas jejak
d=diameter jejak
BHN
d
d
1. Dalam hal ini, sangat sulit untuk
menentukan d (diameter jejak)
2. apabila kejadian seperti ini maka
harga gaya P harus di turunkan.
- Jejak yang terjadi berbentuk elips
- Indentor dapat terdefleksi, Hal ini bisa
diakibatkan karena pemberian beban
yang sangat besar
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
17
Semakin tipis benda kerja (untuk bahan yang sama) maka harga kekerasan yang
didapat semakin tinggi, dapat dilihat pada tabel.
Besarnya beban yang diberikan bervariasi :
- 500 kg digunakan untuk bahan-bahan logam lunak (soft steel)
- 1500 kg digunakan untuk baja yang kekerasan sedang
- 3000 kg digunakan untuk baja-baja hasil pengerasan
b. METODA MEYER
Prinsip kerja hampir sama dengan metoda Brinnell, hanya berbeda dalam pengukuran luas
jejeak penekanan dimana luasnya adalah luas permukaan jejak
Dari pengukuran luas jejak antara luas tembereng pada hasil brinnel lebih besar dari luas
permukaan hasil Meyer sehingga pengujian kekerasan untuk bahan yang sama adalah
BHN < MHN (Kekerasan Meyer lebih besar dari BHN).
Cara meyer lebih praktis dibanding dengan Brinnell.
c. METODA VICKER
Prinsip kerja sama dengan Brinnell, tetapi perbendaan dari bahan dan bentuk dari indentor.
Pengujian Vicker menggunakan indentor PIRAMIDA INTAN.
Dengan memperhitungkan sudut maka kekerasan Vicker dapat dihitng dengan persamaan:
2
arg 854 , 1
2 1
2
d d
d a h dengan
d
P
VHN
+
= =
Benda kerja yang tipis
P
Landasan (ANVIL)
TEBAL (mm)
BEBAN (KG)
500 1500 3000
2 79 238 476
4 40 119 238
6 26 79 159
10 16 48 95
Tabel hasil kekerasan untuk bahan yang sama
d
d
J ejak hasil penekanan
Jejak hasil penekanan dilihat dengan
mikroskop ukur kemudian dirata-ratakan
2
2 1
d d
d
+
= dan kemudian dimasukan ke
persamaan
2
4
d
p
MHN
=
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
18
Pembebanan pada pengujian VICKER:
1. Beban MAKRO : 1 kg hingga 30 kg. Biasa digunakan untuk mengukur kekerasan
material yang memliki permukaan yang kasar
2. Beban MIKRO : < 1kg (kecil dari 1000g) . Biasa digunakan untuk mengukur
kekerasanFasa-fasa yang terdapat pada logam, sehingga mengukur diagonal jejak
dengan menggunakan mikroskop.
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGUJIAN
1. Harus menggunakan spesimen uji (TES COUPON), tidak boleh langsung pada
komponen mesin yang akan diuji, karena dapat menimbulkan konsentrasi tegangan.
2. Tebal spesimen jangan terlalu tipis kecuali untuk beban mikro.
3. Jika mengukur harus dilakukan berulang-ulang kemudian hasilnya dirata-ratakan
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
4. Jika pengukuran yang banyak, jarak antara jejak tidak boleh terlalu dekat karena
ada efek dari aliran deformasi plastis dari material, hal ini dapat menyebabkan hasil
pengujian tidak akurat.
5. Spesimen harus sangat rata dan sejajar antara permukaan atas dan bawah.
6. Cara penulisan : contoh 4VHN 50g = 216
Artinya : 4 = 4 kali pengujkuran
50g = beban yang digunakan
216 = angka kekerasan
136
0
Alas bebrbentuk bujur sangkar
dengan sudut kemiringan 136
0
d
d
J ejak
1.5d
3d
1
Aliran deformasi
plastis dari material
J ejak
2
Apabila pengujian seperti ini, angka kekerasan
pengujian 2 lebih keras dari pengujian 1 akibat
dari strain hardening dari pengujian 1
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
19
d. KNOOP
Prinsip hampir sama dengan Vicker hanya luas penekanan yang berbeda dan alas
penekanan berbentuk BELAH KETUPAT.
e. ROCKWELL
Pengujian Rockwell memiliki dua beban :
1. Beban minor : Harganya tetap 10 kg, berfungsi untuk penekanan awal, agar
kotoran dan kerak atau logam-logam sisa pemotongan tidak terhitung kedalam
harga kekerasan.
2. Beban Mayor : Harganya berubah-ubah tergantung kepada skala yang
digunakan dan jenis indentor yang diguanakan .
Pengujian Rockwell memiliki skala-skala pengukuruan yang tergantung dari kekerasan
logam yang di uji pada umumnya untuk logam menggunakan :
- skala A = RA = untuk logam yang keras
- Skala B = RB = untuk logam yang lunak
- Skala C = Rc = untuk logam hasil pengerasan
Pada tiap skala menggunakan harga beban dan bentuk indentor yang berbeda, besarnya
beban : 100 kg, 150 kg.
Rockwell juga memiliki dua jenis indentor :
- Indentor Bola Baja untuk skala B digunakan untuk logam-logam lunak
- Indentor Intan : untuk skala C digunakan untuk logam keras.
d
J ejak
2
5 . 1
d
p
KHN =
Pengujian ini lebih efektif dan praktis
dibanding VICKER
Selisih
penekanan
Beban mayor
Beban minor
Prinsip pengujian :
Tahap I : Menerapkan beban minor 10 kg, dengan
waktu penenkanan sekitar 10 menit (untuk aliran
material )
Tahap II : Merapkan beban mayor , yang bebannya
tergantung skala yang digunakan, Penetrator menusuk
benda kerja lebih dalam.
Maka prinsip pengukuran kekerasannya adalah :
Selisih Kedalaman penekanan antara beban minor
dan mayor.
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
20
Pertimbangan yang harus diperhatikan pada tiap-tiap metoda metoda penekanan diatas:
1. Metoda BRINELL : digunakan untuk mengukur kekerasan logam tersebut terdiri dari
fasa yang banyak (perlit,ferit, grafit), karena Brinell memiliki diameter indentor yang
besar (10 mm).
2. mikro VICKER DAN KNOOP : Untuk mengukur kekerasan suatu fasa (kekerasan Fasa)
yang ada pada suatu logam, karena indentor piramida intan dan beban yang
digunakan kecil.
3. Rocwell digunakan untuk logam yang keras (digunakan indentor intan, apabila
menggunakan bola baja indentor akan terdefleksi)
4. Harga kekerasan dari rockwell, Vicker dan Brinnell berbeda-beda tapi dapat
dikonversi menggunakan tabel konversi, dimana Rockwell angkanya puluhan
sedangkan Brinell, vicker dan knoop angkanya ratusan.
1111111111__mO1C OcC 111111111_
Fasa
Bagaimana cara memasukin gajah kedalam kulkas ? Hanya dengan mebuka pintu kulkas lalu gajah dimasukin. Dan
bagaimana cara memasukin kuda kedalam kulkas? Buka pintu kulkas keluarin gajah dan kuda dimasukin. Kencang
mana lari kura-kura dibanding gajah ?? Kencang Kura-kura...karena gajah masih beku baru keluar dari kulkas.
Dan siapa yang tidak hadir disaat Tarzan ulang tahun???????? Sepertinya kuda, karena masih didalam kulkas.
Apakah kita juga akan berlama-lama didalam kampus ?????
(..................)
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
21
UJI IMPAK
Rujukan Standar ASTM A370.1, dimana standar mengatur tentang prinsip pengujian ukuran
spesimen dan metoda-metoda pengujian.
Tujuan Pengujian :
1. Melihat ketahanan material terhadap pembebanan yang tiba-tiba (impak)
2. Untuk melihat apakah material tersebut ulet atau getas, hal ini dapat dilihat dari
harga impak (HI) (dimana untuk material yang ulet memiliki HI yang tinggi dan untuk
material yang getas memiliki HI yang rendah). Ulet dan getas juga dapat dilihat dari
bentuk patahan hasil pengujian. (untuk yang ulet bentuk patahan berserabut
sedangkan yang getas mengkilat.
3. Untuk menentukan temperatur transisi dari material, temperatur transisi adalah
temperatur peralihan antara patah ulet dan patah getas.
Prinsip Uji Impak
Gambar spesimen
Metoda pengujian :
Metoda pengujian ada 2:
1. METODA IZOD 2. METODA CHARPY
Spesimen
H
2
H
1
Pendulum
Pendulum menumbuk secara tiba-tiba menimpa
spesimen hingga spesimen patah, agar bisa patah berat
pendulum dan sudut pendulum dibuat sedemikian rupa.
Penentuan harga impak dilihat dari besarnya energi
yang diserapdari material
E =mg (H
1
H
2
)
Persamaan harga impak=
A
E
HI = A adalah luas daerah dibawah takikan
Luas dibawah
takikan
Ukuran dan bentuk
spesimen dapat dilihat
distandar.
F
Spesimen
Dies
F
spesimen
penumpu
Spesimen Izod lebih panjang dari spesimen uji Charpy
Takikan
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
22
Dari pengujian didapat grafik antara Harga Impak terhadap Temperatur.
Temperatur Transisi adalah temperatur peralihan antara patah getas dan patah ulet, ada
beberapa cara untuk menentukan temperatur transisi,.
1. Temperatur NDT : adalah temperatur transisi dimana dibawah temperatur tersebut
logam bersifat getas 100%
2. Temperatur FTP : adalah temperatur transisi dimana diatas temperatur tersebut
logam bersifat ulet 100%
Jadi Temperatur transisi adalah untuk menentukan temperatur operasi dari material,
temparatur OPERASI harus LEBIH BESAR DARI TEMPERATUR TRANSISI.
Material yang dapat digunakan pada temperatur rendah disebut dengan material
CRYOGENIC, sering digunakan aluminium atau baja tahan karat Austenitik, karena logam
tersebut sangat ulet pada temperatur rendah dapat dilihat dari grafik, logam tersebut tidak
memiliki temperatur transisi.
..............................................OO1C lOcC_ .........................
Pengujian dilakukan pada beberapa
temperatur. Daerah transisi adalah daerah
dimana terjadi patah ulet dan patah getas.
Baja Pada temperatur rendah logam
bersifat getas sedangkan pada temperatur
tinggi logam bersifat ulet.
Jadi pada baja , untuk bahan yang sama
tetapi temperatur pengujian berbeda maka
harga impak nya bebrbeda-beda.
Aluminium tidak memiliki daerah transisi,
pada temperatur rendah dan tinggi bersifat
ulet
T
HI
Daerah Transisi
Ulet
Getas
Baja
AL
FTP NDT
Cara makan yang teratur hanya dimiliki oleh dua ekor binatang, yaitu Belalang dan Kupu-kupu, karena siang makan nasi kalau malam
minumsusu
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
23
UJ I MULUR
Tujuan untuk melihat perilaku material apabila di bebani dengan beban yang konstan dan
dipengaruhi oleh temperatur.
Rujukan dari ASTM E 150 untuk temperatur tinggi dan E 139 untuk temperatur rendah.
Dari pengujian ini didapat diagram uji mulur
Faktor yang berpengaruh :
1. Beban : semakin besar beban yang diberikan semakin cepat putus
2. Temperatur : Semakin tinggi, sehingga perpanjangan juga semakin besar dan cepat
putus. Material yang putus pada temperatur tinggi disebut juga dengan fenomena
Rupture Stress
Material yang bekerja pada temperatur tinggi harus memiliki sifat :
- Ketahanan terhadap mulur (creep)
- Kekuatan yang tidak menurun
- Tahan korosi
.........................OO1C OcC .......................
F
Elemen pemanas
Q
spesimen
Prinsip : Spesimen di tarik dengan beban
konstan dan spesimen dipanaskan pada
temperatur konstan hingga spesimen putus.
I
II
III
IV
Waktu
Perpanjangan
Ada 4 Segmen pada kurva:
Segmen I : Ada perpanjangan sesaat, karena baru
diberi beban (instant elongation)
Segmen II : Perpanjangan seolah-olah diperlambat,
pada saat yang sama diameter mengecil, hal ini
disebabkan oleh strain Hardening
Segmen III : Penampang mengecil, dimana
perpanjangan dan peghambatan dari strain
hardening seimbang
Segmen IV : Penampang semakin mengecil,
perpanjangan seolah-olah dipercepat, karena sudah
tidak ada efek dari strain hardening hingga putus
Mengapa orang kalau kencing selalu bilang sama orang lain??? Aduh kepengen pipis oiorang yang demikian adalah orang yang patuh
sama orang tua.karena pada waktu kecil orang tuanya selalu bilang..kalau mau pipis bilang-bilang sama mama. ( biar nggak
ngompol) sehingga kebawa-bawa hingga dewasa
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
24
UJI LELAH
Pengujian mekanik dengan pembebanan dinamis, dimana bebannya berfluktuasi
terhadap waktu.
Tujuan pengujian : untuk melihat kelakuan logam terhadap suatu pembebanan dinamis
(pembebanan yang berfluktuasi terhadap waktu)
Ada beberapa karakteristik beban dinamis :
1. Reverse Cycle (Tarik-Tekan)
2. Revetitif (tarik-tarik)
3. Tarik-Lepas
waktu
Kondisi Tekan
Kondisi Tarik
1 siklus
min
max
waktu
Kondisi Tarik
Kondisi Tarik
1 siklus
min
max
waktu
Kondisi tanpa beban
Kondisi Tarik
1 siklus
min
max
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
25
Spesimen mirip dengan uji tarik, hanya cara pembebanan yang berbeda. Cara penerapan
beban pada benda kerja selama proses pengujian dapat dilakukan dengan cara :
A. ROTARI BENDING
Apabila diputar 180
o
Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga permukaan yang mengalami tarik akan retak, retak
menjalar hingga putus. Beban seperti ini sering disebut dengan ROTARY BENDING.
B. Dynamic Mesin
Dari hasil pengujian diperoleh 2 hal :
1. diagram yang menghubungkan antara TEGANGAN dan SIKLUS yang di lihat hingga
material putus
P
A B
C
D
Benda akan mengalami :
Daerah AB mengalami TEKAN
Daerah CD mengalami TARIK
A
D
C
B
C D
B
A
Maka :
Sisi AB mengalami TARIK
Sisi CD mengalami TEKAN
Dengan peberian beban
seperti ini maka benda kerja
akan mengalami buckling
S
S
u
N (siklus)
S
e
Garis batas lelah
(endurance)
Pembebanan dinamik diberikan harus di
bawah batas lelah agar umur
pemakaian dari bahan lebih panjang,
apabila pembebanan diatas batas lelah
dari bahan maka umur dari bahan akan
berakir pada siklus tertentu (seperti N1)
N
1
Material Teknik
Use Real 2005 Jurusan Teknik Mesin ITENAS
26
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembebanan dinamik
1. Untuk beban statik
yield
ultimit
ijin
Sf
< =
2. untuk beban Dinamik
endurance ijin
<
endurance
ultimit
ijin
n