Anda di halaman 1dari 6

Kejayaan Masa Lalu di Balik Pesona Alam dan

Budaya Dompu

Dompu. Sebagian besar dari kita mungkin akan mengerenyitkan kening jika
ditanyakan tentang daerah bernama Dompu. Tidak mengherankan, karena wilayah
yang berada di pulau Sumbawa ini belum banyak dikenal luas meski menyimpan
berbagai keindahan alamnya yang memikat dibalut dengan kesederhanaan
penduduknya.




Daerah Dompu memiliki keunikan tersendiri dari sejumlah tempat wisata lain di
Indonesia. Di Kabupaten Dompu yang memiliki luas 2.321,55 Km persegi ini
terdapat perpaduan keindahan pesisir pantai nan memikat dipadu dengan
kemegahan gunung Tambora yang kerap menjadi tujuan para pendaki.

Dompu terletak di tengah pulau Sumbawa. Kabupaten Dompu yang berpenduduk
200 ribu jiwa ini berbatasan dengan kabupaten Bima di bagian Utara dan Timur,
Samudera Hindia di Selatan dan kabupaten Sumbawa di bagian Barat.


Daerah Dompu dihuni oleh suku Dompu. Dan suku Dompu diketahui memiliki
budaya yang beragam. Seperti tradisi kompetisi pacuan kuda yang unik dan
berbeda dengan pacuan kuda di daerah lain. Pasalnya, pacuan kuda yang
dinamakan Lepadi ini ditunggangi oleh joki yang berusia sangat belia, 8 tahun! Dan
tradisi ini sudah dipertahankan secara turun temurun. Warisan budaya yang patut
dilerstarikan.


Kuda menjadi binatang utama yang diternak di daerah Dompu. Meski dipelihara
oleh para penduduk Dompu, namun kuda-kuda tersebut kerap disebut sebagai
kuda liar oleh masyarakat luar. Hal ini karena penduduk Dompu memelihara kuda-
kuda miliknya tidak dengan cara diikat atau dikandangi melainkan melepasnya di
alam bebas.


Dari kuda-kuda itulah, penduduk Dompu bisa mengambil manfaat dengan diperas
susunya. Bisa dikatakan jika daerah Dompu dan sekitarnya merupakan produsen
Susu Kuda Liar yang khasiatnya sudah melegenda di Indonesia. Selain susu kuda
liar, Dompu juga dikenal dengan produksi madu aslinya.

Dari penelitian yang dilakukan dokter asal Jerman, Rene Madeleyn, terungkap jika
Susu Kuda Liar mengandung antibodi penetralisir bakteri yang mirip dengan susu
manusia. Sehingga susu ini sering diberikan untuk bayi yang lahir prematur guna
meningkatkan kekuatan dan kekebalan.

Tidak hanya tradisi pacuan kuda Lepadi dan ternak kuda liar, Dompu juga
mempertahankan keaslian rumah adat mereka. Masyarakat Dompu memiliki rumah
tradisional berbentuk rumah panggung yang dinamakan Uma Panggu dan Uma
Jompa. Uma Jampu merupakan bangunan tempat tinggal yang disandingkan
dengan Uma Jampu yang berfungsi sebagai lumbung.



Motto 'Nggahi Rawi Pahu' yang berarti 'Perkataan Sesuai Perbuatan' semakin
menjadikan nilai tambah bagi masyarakat Dompu. Pasalnya motto ini tentu berasal
dari nilai-nilai luhur masyarakat Dompu yang menjaga kehormatan diri dengan
selalu menjaga perbuatan selaras dengan perbuatan.

Panorama Pantai Berpadu dengan Kemegahan Tambora
Salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Dompu adalah gunung Tambora.
Gunung yang memiliki ketinggian 2.851 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan
berada di sebelah utara pulau Sumbawa ini merupakan lokasi wisata unggulan
Dompu. Gunung Tambora pernah menghebohkan dunia dengan letusan besarnya
pada tahun 1815 yang menyebabkan perubahan iklim dunia.

Meski harus menempuh waktu 3 hari dua malam melewati hutan lindung untuk
mencapai puncak, namun rasa lelah dan letih para pendaki akan terhapus dengan
pemandangan luar biasa nan indah kawah Tambora.

Selain panorama pegunungan, Dompu juga memiliki keindahan pantai yang tidak
kalah cantik. Salah satunya seperti yang terdapat di pantai Lakey yang terletak di
kecamatan Hu'u. Pantai ini menjadi salah satu tujuan para peselancar terbaik dunia
unjuk kebolehan.


Bukan tanpa alasan jika pantai Lakey menjadi tempat favorit para peselancar
dunia. Karena pantai yang berjarak 2 jam dari kota Dompu ini memiliki empat jenis
ombak. Yaitu Lakey Peak, Cobble Stones, Lakey Pipe dan Persicop. Tak heran jika
pantai Lakey kerap dijadikan sebagai tuan rumah turnamen selancar tingkat dunia.

Selain panorama pegunungan dan pemandangan pantainya yang indah, anda juga
bisa mencoba mengunjungi pulau Satonda yang berada di utara pulau Sumbawa.
Pulau seluas 4,8 kilometer ini memiliki keunikan dengan berragam ikan hias yang
hidup di sana.

Pulau Satonda juga bisa disebut dengan pulau Satonda karena pulau ini memang
sesungguhnya merupakan sebuah gunung yang memiliki ketinggian 289 mdpl.
Sehingga tidak aneh jika di tengah pulau Satonda terdapat kawah yang berbentuk
danau. Perpaduan pemandangan laut yang biru dengan panorama gunung ini yang
membuat pulau Satonda menjadi tempat sempurna untuk dinikmati.

Kerajaan Besar Target Jajahan Majapahit
Di balik keindahan alamnya yang memikat serta kesederhanaan pola hidup
penduduknya, ternyata Dompu memiliki sejarah kejayaan masa lalu. Kerajaan
Dompu yang saat ini menjadi Kabupaten Dompu adalah salah satu kerajaan kuno
yang pernah ada di Indonesia.

Bahkan ada juga yang menyatakan jika kerajaan Dompu merupakan kerajaan
tertua di wilayah timur Indonesia. Kerajaan Dompu dinyatakan sebagai salah satu
kerajaan besar adalah karena kerajaan ini diketahui menjadi salah satu kerajaan
yang menjadi target jajahan kerajaan Majapahapih yang berpusat di pulau Jawa.

Hal ini dibuktikan dengan nama kerajaan Dompu yang masuk dalam sumpah
palapa yang disuarakan oleh patih Majapahit yang paling terkenal, Gajah Mada, Di
mana Gajah Mada bersumpah tidak akan mengakhiri puasa sebelum bisa
menyatukan bumi nusantara dengan menaklukkan kerajaan-kerajan besar, yang
salah satunya adalah kerajaan Dompu.

Berikut ini bunyi sumpah palapa seperti dikutip dari naskah Pararaton yang dituls
pada tahun 1258 Saka (1336 Masehi):

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada:
Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring
Seran, Tajung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana isun amukti palapa.

Dalam tafsiran bebas, sumpah palapa bisa diartikan: "Gajah Mada Patih
Amangkubumi tidak akan mengakhiri puasa. Gajah Mada berkata, Jika telah
mengalahkan Nusantara, saya baru akan melepaskan puasa. Jika mengalahkan
Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, demikianlah saya melepaskan puasa.

Sejarawan menyatakan jika yang dimaksud Gurun adalah wilayah Nusa Penida saat
ini. Sementara Seran adalah Seram dan Tanjungpura merupakan Ketapang yang
terletak di Kalimantan Barat. Haru merupakan Karo di Sumatera Utara, sedangkan
yang dimaksud Pahang adalah Semenanjung Melayu,

Dan yang tertulis Dompo adalah kerajaan Dompu di pulau Sumbawa. Sementara
Bali merupakan Bali yang kita kenal saat ini. Begitupula dengan Sunda yang
merupakan Pasundan di Jawa Barat, Palembang adalah Palembang dan Tumasik
adalah negara Singapura saat ini.

Kerajaan Dompus sendiri akhirnya takluk oleh kerajaan Majapahit pada tahun 1357
masehi di bawah pimpinan laksamana Nala. Sejak saat itu, kerajaan Dompu di
bawah pemerintahan Majapahit.

Selain menderita karena penaklukan kerajaan Majapahit, Dompu juga menjadi
saksi kedahsyatan letusan Gunung Tambora pada tanggal 10 dan 11 April 1815.
Letusan gunung Tambora yang mencapai 7 hingga 8 VEI (Volcanic Explosivity
Index) ini menyebabkan 71 ribu penduduk Dompu dan sekitarnya menjadi korban.

Meski demikian, sisa-sisa peninggalan kerajaan Dompu masih bisa ditemukan di
Doro Bata. Doro Bata adalah sebuah bukit yang dipercaya merupakan bagian dari
Istana Dompu. Doro Bata sendiri saat ini terletak di kecamatan Dompu.

Di sekitar Doro Bata ditemukan sejumlah peninggalan sejarah berupa Candi Sambi
Tangga dan Situs Warukai yang diperkirakan adalah bagian dari kompleks makam
kerajaan kuno Dompu.

Tradisi yang tetap terjaga, pemandangan alam yang memikat serta berbagai situs
peninggalan kejayaan masa lalu membuat Dompu sangat disayangkan dilewatkan
untuk dikunjungi para pelancong Indonesia.



































DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II

ANGGOTA :
1. SITI ROHANI
2. RUGAYA
3. BUHARI
4. SYARIFUDIN
5. ASHABUL HADI
6. ANTON
7. SIRAJUDIN

GURU PEMBIMBING SRI SUCIAN, S.Pd
KELAS X
1



SMA N 1 MANGGELEWA

Anda mungkin juga menyukai