Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk sumber
daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral logam ini mendorong bangsa Indonesia
untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Dalam pemanfaatanya, tentu
saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal
dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang seminim mungkin
serta ramah lingkungan. .
Pengolahan tembaga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari peran reaksi
kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan nagian dari proses yang
melibatkan reaksi-reaksikimiafisika.Oleh karena itu, proses pemurnian timah untuk memperoleh hasil
yang ekonomi perlu di kaji dan dipelajari dari segi kimia fisika.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Penjelasan dasar mengenai tembaga ?
2. Bagaimana cara pengolahan tembaga ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk dapat memahami proses-proses yang
dilakukan untuk memperoleh tembaga yang ekonomis, mulai dari proses preparasi, konsentrasi,
hingga pada dewatering.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor
panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni
sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya (campuran) telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga
umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (yprium, logam Siprus), nantinya
disingkat jadi uprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi
adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka
tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi
kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di
bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
2.2. Karakteristik Tembaga
Tembaga, perak, dan emas berada pada unsur golongan 11 pada tabel periodik dan
mempunyai sifat yang sama: mempunyai satu elektron orbital-s pada kulit atom d dengan sifat
konduktivitas listrik yang baik. Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya
yang tinggi (59,610
6
S/m) dan oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi
(kedua tertinggi) di antara semua logam murni pada suhu kamar.
Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan),
tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak. Tembaga murni
berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara.
Menara Timur dari Royal Observatory, Edinburgh. Perbedaan antara tembaga yang baru
dipasang kembali tahun 2010 dengan warna tembaga asli tahun 1894 dapat terlihat jelas.
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan
oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna
hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung
Liberty. Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida
Isotop
Tembaga memiliki 29 isotop.
63
Cu dan
65
Cu adalah isotop stabil, dengan persentase
63
Cu
adalah yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini memiliki bilangan spin 3/2. Isotop
lainnya bersifat radioaktif, dengan yang paling stabil adalah
67
Cu dengan paruh waktu 61,83 jam.
Tujuh isotop metastabil telah diidentifikasi,
68m
Cu adalah isotop dengan paruh waktu terpanjang, 3,8
menit. Isotop dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh dengan
-
, sedangkan untuk nomor massa
dibawah 64 meluruh dengan
+
.
64
Cu (paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan kedua cara.
62
Cu dan
64
Cu memiliki banyak kegunaan.
64
Cu adalah agen radiokontras untuk gambar X-ray,
bersama dengan chelate dapat digunakan untuk terapi radiasi kanker.
62
Cu digunakan pada
62
Cu-
PTSM yang merupakan pelacak radioaktif untuk tomografi emisi positron.
Keberadaan
Umumnya tembaga ditemukan di kerak bumi dalam bentuk mineral-mineral tembaga sulfida
seperti chalcocite (Cu
2
S) dan bornite (Cu
5
FeS
4
) atau dalam bentuk mineral-mineral tembaga besi
sulfida yaitu chalcopyrite (CuFeS
2
).
Kandungan tembaga dalam bijih berkisar antara 0,4 % hingga 2,0 %. Bijih dengan kadar tembaga
sekitar 0,4 % umumnya dieksploitasi dengan cara tambang terbuka,sedangkan bijih dengan kadar
tembaga sekitar satu sampai dua persen dieksploitasi dengan cara tambang dalam.
Selain bijih tembaga, tembaga murni juga diproduksi dari proses daur ulang atau recycling scrap
tembaga murni dan paduan-paduan tembaga.Mineral tembaga dalam bentuk sulfida umumnya
diproduksi dengan jalur pirometalurgi yaitu peleburan dan pemurnian pada temperatur tinggi atau
pyrorefining dan di lanjutkan dengan electrorefining.
mineral tembaga dalam bentuk oksida, karbonat, silika dan sulfat ditemukan di alam dalam jumlah
kecil. Bijih tembaga ini umumnya diproduksi dengan jalur hidrometalurgi. Dalam pengembangannya,
jalur hidrometalurgi juga digunakan untuk mengolah sebagian bijih sulfida, khususnya Cu
2
S.




2.3. Proses Pengolahan Tembaga
Tahap Kominisi
Tahap kominusi terdiri dari operasi peremukan dan penggerusan. Tujuan proses peremukan
dan penggerusan adalah untuk membebaskan atau meliberasi mineral-mineral tembaga dari ikatan
mineral-mineral pengotornya.
Target ukuran dari tahap kominusi adalah ukuran partikel bijih yang dapat menghasilkan tingkat
recovery tembaga yang maksimal saat proses konsentrasi flotasi.
Tahap Konsentrasi Flotasi
Setelah mencapai ukuran yang cocok atau sesuai ukuran target, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pemisahan mineral atau konsentrasi.Pemisahan mineral-mineral Cu-Fe-S dan Cu-S dari
pengotornya dilakukan dengan metode flotasi. Pemisahan dengan cara flotasi merupakan metode yang
cukup efektif.
Tahap konsentrasi bijih tembaga dengan metode flotasi dapat meningkatkan kadar tembaga di
konsentrat menjadi sekitar 30 %.
Tahap Matte Smelting
Pada tahap ini konsentrat tembaga dilebur menjadi lelehan matte. Proses peleburan dilakukan
dalam suasana yang oksidatif. Proses ini menghasilkan lelehan matte, lelehan slag dan gas buang.
Matte merupakan lelehan sulfida yang kaya akan tembaga yang mengandung sedikit
besi,sedangkan slag adalah lelehan yang terdiri dari campuran oksida besi dan logam pengotor serta
fluks (silikat). Proses ini akan menghasilkan matte dengan kandungan tembaga sekitar 45% -75%.
Suasana oksidatif dalam tanur peleburan diperoleh dengan menginjeksikan udara yang diperkaya
oksigen atau oxygen-enriched air.
Tahap Konversi Matte
Pada tahap ini matte dikonversi menjadi tembaga blister copper. Pada tahap ini, matte
dioksidasi menjadi tembaga blister, dan kandungan tembaga naik menjadi sekitar 90 persen.
Umumnya proses konversi dilakukan dalam Pierce-Smith Converter. Ke dalam converter
dihembuskan udara melalui sejumlah tuyeres tang terendam dalam lelehan (submerged tuyeres). Pada
proses converting ini ditambahkan juga oksigen murni, silika sebagai fluks, revert dan scrap. Slag
yang dihasilkan menghasilkan besi-silika.

Tahap Fire Refining
Fire refining adalah proses pemurnian yang dilakukan terhadap blister. Proses fire refining
dilakukan dalam rotary furnace. Reverberotary furnace atau heart furnace yang dapat ditilting.
Tahapan ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap satu adalah oksidasi selektif terhadap sulfur dan elemen
pengotor lainnya dan tahap kedua adalah deoksidasi untuk penurunan kandungan oksigen dalam
tembaga. Proses fire refining mampu menghasilkan logam tembaga yang memiliki kandungan
tembaga sekitar 99 %.
Tahap Electrorefining
Proses electrorefining merupakan merupakan pelarutan tembaga secara elektro kimia dari
tembaga anoda dan mengendapkannya kembali di permukaan katoda. Elemen-elemen pengotor yang
terkandung dalam tembaga anoda tidak ikut terendapkan. Dari proses electrorefining ini dihasilkan
logam tembaga dengan kandungan Cu>99.99 %.
2.4. Kegunaan Tembaga
Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan perpipaan (20%) dan
mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan dalam bentuk logam murni, tapi ketika
dibutuhkan tingkat kekerasan lebih tinggi maka biasanya dicampur dengan elemen lain untuk
membentuk aloi. Sebagian kecil tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan fungisida
dalam pertanian.

Meski bersaing dengan material lainnya, tembaga tetap dipilih sebagai konduktor listrik
utama di hampir semua kategori kawat listrik kecuali di bagian transmisi tenaga listrik dimana
aluminium lebih dipilih. Kawat tembaga digunakan untuk pembangkit listrik, transmisi tenaga,
distribusi tenaga, telekomunikasi, sirkuit elektronik, dan berbagai macam peralatan listrik lainnya.
Kawat listrik adalah pasar paling penting bagi industri tembaga. Hal ini termasuk kabel pada gedung,
kabel telekomunikasi, kabel distribusi tenaga, kabel otomotif, kabel magnet, dsb. Setengah dari
jumlah tembaga yang ditambang digunakan untuk membuat kabel listrik dan kabel konduktor. Banyak
alat listrik menggunakan kawat tembaga karena memiliki konduktivitas listrik tinggi, tahan korosi,
ekspansi termal rendah, konduktivitas termal tinggi, dapat disolder, dan mudah dipasang.




BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat
sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
2. Proses-proses pengolahan tembaga, yaitu :
a. Preparasi
i) Kominisi
ii) Flotasi
b. Konsentrat
i) Konsentrat Flotasi
ii) Matte smelting
iii) Konversi matte
c. Dewatering
i) Fire refining
ii) Electrorefining
3. Adapun fungsi tembaga bagi kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Tembaga secara umum banyak digunakan sebagai konduktor listrik utama di hampir
semua kategori kawat listrik.
b. Sebagian kecil tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan fungisida dalam
pertanian.











DAFTAR PUSTAKA

http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-bijih-tembaga, 05 April 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga, 05 April 2014
http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dan-kegunaan, 05 april 2014

Anda mungkin juga menyukai