Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN GLUKOSA DARAH DENGAN PENYAKIT DIABETES

MELLITUS
Oleh :
YUNI ARISTA 30112071
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2014
GLUKOSA DARAH DAN DIABETES MELLITUS
A. Gluk!" D"#"$
1. D%&'('!' Gluk!" D"#"$
Didalam darah terdapat zat glukosa, glukosa ini gunanya untuk
dibakar agar mendapatkan kalori atau energi. Sebagian glukosa yang
ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi
dari hasil pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Glukosa yang
ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan atau bisa juga
hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung,
kentang, roti atau dari yang lain. (Djojodibroto,2!"
2. Su)*%# Gluk!" D"#"$
#arbohidrat, protein dan lemak merupakan nutrisi penting bagi
tubuh. Didalam saluran cerna, masing$masing karbohidrat, lemak dan
protein tersebut akan dipecah melalui berbagai proses menjadi molekul$
molekul yang lebih sederhana. #arbohidrat menjadi glukosa, protein
menjadi asam amino, dan lemak menjadi kolestrol dan asam lemak
bebas. %ubuh memakai glukosa sebagai sumber energi utama. Glukosa
akan di absorpsi oleh saluran cerna dan ditransport untuk selanjutnya
disimpan dan dipakai oleh sel. Setelah diabsorbsi, glukosa akan berada
di dalam darah.
Dalam mempertahankan glukosa di dalam darah, tubuh
mendapat glukosa dari berbagai sumber, antara lain :
a. Dari karbohidrat makanan
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan pada pencernaan
membentuk glukosa, galaktosa atau &ruktosa. 'at$zat ini kemudian
diabsorbsi ke dalam (ena porta. Galaktosa dan &ruktosa segera
diubah menjadi glukosa dalam hati ()ra*an, 2+".
b. Dari berbagai senya*a glukogenik yang mengalami
glukoneogenesis
Senya*a$senya*a ini dibagi dalam dua kategori: (,"
Senya*a yang langsung diubah menjadi glukosa tanpa banyak
resiklus, seperti beberapa asam amino dan propionat, (2" Senya*a
yang merupakan hasil dari metabolisme parsial glukosa dalam
jaringan tertentu yang diangkut ke hati dan ginjal, dimana mereka
disintesis kembali menjadi glukosa. -isalnya, laktat, yang dibentuk
dari oksidasi glukosa dalam otot rangka dan oleh eritrosit, ditransport
ke hati dan ginjal dimana mereka diubah menjadi glukosa, yang
dapat digunakan lagi melalui sirkulasi untuk oksidasi dalam jaringan.
.roses ini dikenal sebagai siklus cori atau siklus asam laktat.
Gliserol untuk triasilgliserol jaringan adipose mula$mula
berasal dari glukosa darah karena gliserol bebas tidak segera dapat
dipergunakan untuk sintesis triasilgliserol dalam jaringan ini.
/silgliserol jaringan adiposa secara kontinu mengalami hidrolisis
untuk membentuk gliserol bebas, yang berdi&usi keluar dari jaringan
masuk ke dalam darah. )a diubah kembali menjadi glukosa oleh
mekanisme glukoneogenesis dalam hati dan ginjal. 0adi terdapat
suatu siklus yang kontinu dimana glukosa ditransport dari hati dan
ginjal ke jaringan adiposa dan gliserol dan dikembalikan untuk
disintesis menjadi glukosa oleh hati dan ginjal.
c. Dari glikogen hati oleh glikogenolisis.
Glukosa bila tidak digunakan akan disimpan dalam bentuk
glikogen di hati sebagai cadangan makanan. .roses penyimpanan
glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis. 0ika tubuh
kekurangan glukosa, maka glikogen pun akan dipecah menjadi
glukosa melalui proses glikogenolisis. (-urray et al., 21"
3. M%+,% -%)%#'k!""(
2ntuk mengukur kadar glukosa dipakai terutama dua macam
teknik. 3ara$cara kimia meman&aatkan si&at mereduksi molekul glukosa
yang tidak spesi&ik. .ada cara$cara enzimatik, glukosa oksidase
bereaksi dengan substrat spesi&iknya, yakni glukosa, dengan
membebaskan hidrogen peroksida yang banyaknya diukur secara tak
langsung. 4ilai$nilai yang ditemukan dalam cara reduksi adalah 5$,5
mg6dl lebih tinggi dari yang didapat dengan cara$cara enzimatik, karena
disamping glukosa terdapat zat$zat mereduksi lain dalam darah. Sistem$
sistem indikator yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang
otomatik berpengaruh kepada hasil penetapan, jadi juga kepada nilai
rujukan. (7rances #. 8idmann, ,191"
-etode$metode pemeriksaan glukosa darah :
a. -etode 7olin
.rinsip dari pemeriksaan ini adalah &iltrat darah bebas
protein dipanaskan dengan larutan 3uSO: alkali. ;ndapan 3uO
yang dibentuk glukosa akan larut dengan penambahan larutan
&os&at molibdat. <arutan ini dibandingkan secara kolorimetri
dengan larutan standart glukosa. (.usdiknakes, ,195 "
b. -etode Samogyi$4elson
.rinsip dari pemeriksaan ini adalah &iltrat mereduksi 3u
dalam larutan alkali panas dan 3u direduksi kembali oleh arseno
molibdat membentuk *arna ungu kompleks. ( .usdiknakes,
,195 "
c. Ortho = tholuidin
.rinsipnya adalah dimana glukosa akan bereaaksi
dengan ortho = tholuidin dalam asam acetat panas membentuk
senya*a ber*arna hijau. 8arna yang terbentuk diukur
serapannya pada panjang gelombang >25 nm. (.usdiknakes,
,195 "
d. Glukosa oksidase6peroksidase
Glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri yang
merangsang oksidasi dengan menghasilkan ?2O2. Dengan
adanya enzim peroksidase oksigen dari peroksid ini dialihkan ke
acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan ber*arna.
4. K","# Gluk!" D"#"$
Dalam keadaan postabsorbsi konsentrasi glukosa darah manusia
berkisar antara 9 = , mg6dl. Setelah makan karbohidrat kadar dapat
meningkat sampai sekitar ,2$,! mg6dl. Selama puasa, kadarnya turun
sampai sekitar >$+ mg6dl. Dalam keadaan normal, kadarnya dikontrol
dalam batas$batas ini.
.. P%(/"+u#"( Gluk!" D"#"$
-empertahankan kadar glukosa dalam darah hingga stabil
adalah salah satu mekanisme homeostatik yang paling baik, dimana hati,
jaringan$jaringan ekstrahepatik, dan beberapa hormon mempunyai
peranan. Sel$sel hati sangat permeable terhadap glukosa, sedangkan sel$sel
jaringan ekstrahepatik relati& impermeabel. )ni mengakibatkan
penembusan glukosa melalui membran sel merupakan langkah$langkah
yang @rate limitingA dalam jaringan ekstrahepatik. Glukosa dengan cepat
mengalami &os&orilasi oleh heksokinase pada *aktu masuk kedalam sel.
Sebaliknya, ada kemungkinan bah*a akti&asi enzim$enzim tertentu dan
konsentrasi zat$zat antara yang penting lebih banyak mempengaruhi secara
langsung uptake dan output glukosa dalam darah. ?al ini merupakan
&aktor yang penting dalam mengatur kecepatan uptake glukosa dalam hati
dan jaringan ekstrahepatik.
?eksokinase dihambat oleh glukosa >$&os&at, sehingga dapat terjadi
pengaturan umpan balik terhadap uptake glukosa dalam jaringan
ekstrahepatik yang tergantung pada heksokinase untuk &os&orilasi glukosa.
Glukokinase, yang mempunyai km lebih tinggi (a&initas yang lebih
rendah" untuk glukosa daripada heksokinase, meningkat dalam akti&itas
batas konsentrasi &isiologis glukosa dan mempunyai hubungan spesi&ik
dengan uptake glukosa di hati pada konsentrasi yang lebih tinggi setelah
mengkonsumsi karbohidrat.
Disamping pengaruh langsung dari kondisi hiperglikemia dalam
meningkatkan uptake glukosa ke dalam hati dan jaringan peri&er, hormon
insulin juga memegang peranan pokok dalam pengaturan konsentrasi
glukosa darah. )nsulin dihasilkan oleh sel$sel beta pulau langerhans dalam
pankreas dan disekresi ke dalam darah sebagai respon langsung terhadap
hiperglikemia.#onsentrasinya dalam darah sebanding dengan konsentrasi
glukosa. ?ormon$ hormon seperti epine&rin dan norepine&rin menghambat
pengeluaran insulin. Secara in(itro (dan mungkin in (i(o" ditemukan bah*a
insulin mempunyai e&ek langsung pada jaringan seperti jaringan adiposa dan
otot dalam menaikkan kecepatan uptake glukosa. Diduga bah*a kerja ini
disebabkan karena peningkatan transport glukosa melalui membran sel.
Glukagon adalah hormon yang diproduksi oleh sel$sel al&a pulau
langerhans dari pankreas. Sekresinya dirangsang oleh hipoglikemia dan bila
sampai di hati (melalui (ena porta", menyebabkan glikogenolisis dengan
mengakti&kan &os&orilase dengan cara yang sama seperti epine&rin. %idak
seperti epine&rin, glukagon tidak mempunyai e&ek terhadap &os&orilase otot.
Glukagon juga merangsang e&ek glukoneogenesis serta glikogenolisis hati dan
menambah e&ek hiperglikemik yang diakibatkan oleh glukagon.
#elenjar hipo&isis anterior mengsekresi hormon$hormon yang
cenderung untuk meningkatkan glukosa darah dan oleh karena itu mela*an
kerja insulin. ?ormon$hormon ini adalah hormon pertumbuhan, /3%?
(kortikotropin", dan mungkin zat @diabetogenikA lainnya. Sekresi hormon
pertumbuhan, dirangsang oleh hipoglikemia. ?ormon ini bekerja dengan
menurunkan uptake glukosa dalam jaringan tertentu, misalnya otot.
.emberian hormon pertumbuhan untuk *aktu yang lama dapat menimbulkan
diabetes. ;&ek hiperglikemia yang timbul akibat perangsangan hormon
pertumbuhan merangsang sekresi insulin, dengan kemungkinan menyebabkan
sel$sel beta menjadi letih.Selain hormon pertumbuhan, /3%? dapat
mempunyai e&ek tidak langsung pada penggunaan glukosa, yaitu
meningkatkan pengeluaran asam$asam lemak bebas dari jaringan adiposa.
;&ek utamanya pada metabolisme karbohidrat adalah perangsangan sekresi
hormon korteks adrenal.
#orteks adrenal mengsekresi sejumlah hormon steroid antara lain
glukokortikoid (kortisol" dan mineralokortikoid (aldosteron".
Glukokortikoid berperan penting dalam metabolisme karbohidrat.
.emberian glukokortikoid mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis.
Sehingga terjadi kenaikan katabolisme protein dalam jaringan,
peningkatan uptake asam amino oleh hati, dan kenaikan akti(itas
transaminase dan enzim$enzim lain yang berhubungan dengan
glukoneogenesis dalam hati. Selain itu, glukokortikoid juga menghambat
penggunaan glukosa dalam jaringan ekstrahepatik. Glukokortikoid juga
berperan dengan suatu cara yang antagonistik terhadap insulin.
;pine&rin, disekresi oleh medulla adrenal, merangsang pemecahan
glikogen dalam otot. /kan tetapi, pemberian epine&rin mengakibatkan
pengeluaran glukosa dari hati bila terdapat glikogen akibat perangsangan
&os&orilase. .ada Otot, sebagai akibat tidak adanya glukosa >$&os&otase,
glikogenolisis mengakibatkan pembentukan laktat. <aktat yang berdi&usi
ke dalam darah diubah kembali oleh mekanisme glukoneogenesis menjadi
glikogen dalam hati (siklus cori". #ondisi hipoglikemia menyebabkan
suatu rangsangan sara& simpatis, sehingga terjadi kenaikan sekresi
epine&rin, akibatnya terjadi proses glikogenolisis dan diikuti oleh kenaikan
konsentrasi glukosa darah. (Bender C -eyes, 21"
B. DIABETES MELLITUS
1. PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan
oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh
(darah) pada tubuh normal, zat gula harus diurai
menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang
diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen
inilah yang kemudian oleh tubuh melalui proses
metabolisme atau pembakaran diubah menjadi energi
(Hartini, 2009).
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan
mekanisme pengaturan gula normal. ada kondisi
normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali,
berkisar !0"##0 mg$dl, oleh pengaruh kerja hormon
insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. %etiap
sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti
tepung"tepungan (karbohidrat) di usus dan kadar gula
darah akan meningkat. eningkatan kadar gula darah ini
akan memi&u produksi hormon insulin oleh kelenjar
pankreas. 'erkat pengaruh hormon insulin ini, gula
dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam
berbagai ma&am sel tubuh (terbanyak sel otot) dan
akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel
tersebut. %el otot kemudian menggunakan gula untuk
beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian
disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa
sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein
((ulia, 2009).
2. P%(0%*"* D'"*%+%! M%ll'+u!
.enyebab D- adalah kurangnya produksi dan ketersediaan
insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara
normal atau terjadinya gangguan &ungsi insulin. )nsulin berperan
utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu >$,2 mg6dl
*aktu puasa dan diba*ah ,: mg6dl pada dua jam sesudah makan
(orang normal" (%jokropra*iro, 2>".
#ekurangan )nsulin disebabkan karena terjadinya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar dari sel$sel beta pulau langerhans
dalam kelenjar penkreas yang ber&ungsi menghasilkan insulin. /da
beberapa &aktor yang menyebabkan D- sebagai berikut :
". G%(%+'k "+"u F"k+# K%+u#u("(
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau di*ariskan,
bukan ditularkan. /nggota keluarga penderita D- memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan
dengan anggota keluarga yang tidak menderita D-. .ara ahli
kesehatan juga menyebutkan D- merupakan penyakit yang terpaut
kromosom seks. Biasanya kaum laki$laki menjadi penderita
sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang
memba*a gen untuk di*ariskan kepada anak$anaknya
(-aulana,29".
*. A!u-"( M"k"("(
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang
berhubungan dengan asupan makanan, baik sebagai &actor
penyebab maupun pengobatan. /supan makanan yang berlebihan
merupakan &actor risiko pertama yang diketahui menyebabkan
D-. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat.
Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan
terjangkitnya D- (-aulana, 29".
1. O*%!'+"!
Detensi insulin paling sering dihubungkan dengan
kegemukan atau obesitas. .ada kegemukan atau obesitas, sel$sel
lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan
beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang
jumlahnya lebih banyak dari keadaan pada *aktu tidak gemuk.
'at$zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap insulin
(?artini, 21".
3. G%2"l" D'"*%+%! M%ll'+u!
Gejala penyakit D- dari satu penderita ke penderita
lainnya tidaklah selalu sama, bahkan ada yang tidak menunjukkan
gejala apapun sampai pada saat tertentu. %iga gejala permulaan
yang ditunjukkan adalah banyak makan (poli&agia", banyak minum
(polidipsia", banyak kencing (poliuria". Gejala #ronik yang sering
timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk $
tusuk jarum, rasa tebal di kulit, sehingga kalau berjalan seperti
diatas bantal atau kasur, kram, capai, mudah mengantuk, mata
kabur, gatal disekitar kemaluan, terutama *anita, gigi mudah
goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, bahkan
impoten (%jokropra*iro, 2>".
4. P%(1%/"$"( D'"*%+%! M%ll'+u!
-enurut 8?O tahun ,11:, upaya pencegahan pada D- ada
tiga jenis atau tahap yaitu:
," .encegahan primer
Semua akti(itas yang ditujukan untuk timbulnya
hiperglikemia pada indi(idu yang berisiko untuk jadi D- atau pada
populasi umum (/tun, 21".
2" .encegahan sekunder
-enentukan pengidap D- sedini mungkin, misalnya dengan
tes penyaringan terutama pada populasi risiko tinggi, dengan
demikian pasien D- yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat
terjaring, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya untuk
mencegah komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih
re(ersibel (/tun, 21".
!" .encegahan tersier
Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan
akibat komplikasi itu. 2saha ini meliputi mencegah timbulnya
komplikasi, mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak
menjadi kegagalan organ, mencegah kecacatan tubuh (/tun, 21".
.. D'"/(!'! D'"*%+%! M%ll'+u!
#riteria diagnosa yang ditetapkan oleh 8orld ?ealth
Organization (8?O" pada tahun ,19 dan ,195 masih digunakan,
meskipun semenjak itu telah ditarik dan diperbaiki oleh /merican
Diabetes /ssociation (/D/" melalui komite ahli tentang diagnosa dan
penggolongan diabetes mellitus ,11+. #riteria yang dimaksud sebagai
berikut :
a. 8?O : #adar glukosa atau gula dengan atau yang melampaui
,,., mmol6, dalam plasma darah (ena yang diambil sampelnya secara
acak. (atau ,., mmol6, jika seluruh darah (ena diambil sampelnya",
atau kadar gula puasa dengan atau yang melampaui +.9 mmol6, dalam
plasma darah (ena. (/tau >.+ mmol6, jika seluruh darah (ena diambil
sampelnya".
b. /D/ : #adar glukosa dengan atau yang melampaui ,,.,
mmol6, dalam plasma darah (ena yang diambil sampelnya secara acak,
ditambah dengan gejala$gejala diabetes, atau kadar gula puasa dengan
atau yang melampaui +. mmol6, dalam plasma sampel darah (ena.
(.uasa dinyatakan sebagai tanpa makan atau minum yang mengandung
kalori$kalori selama >$, jam sebelumnya, biasanya semalam" (-c
8right, 29". Diagnosa pasti D- apabila ada gejala khas serta
keluhan yang tersebut diatas ditambah kadar glukosa darah se*aktu
E2 mg6dl dan kadar glukosa darah puasa ,25 mg6dl pada dua kali
pemeriksaan yang berbeda.
3. Kl"!'&'k"!' D'"*%+%! M%ll'+u!
,. #elompok Berdasarkan .ola -akan
a. 0enis D- yang menjangkit *ilayah dengan penduduk
yang berpola makan dan berpola hidup modern dan tradisional.
b. 0enis D- yang disebabkan kekurangan makan
(malnutrition" ada didaerah yang kekurangan pangan
(%jokropra*iro, 2,".
2. #elompok berdasarkan klinis atau -edis
a. Diabetes -ellitus (D-"
," D- tipe ) atau D-%) (Diabetes -ellitus %ergantung
)nsulin"
2" D- tipe )) atau D-%%) (Diabetes -ellitus %idak
%ergantung )nsulin"
!" D-%- (Diabetes -ellitus %erkait -alnutrisi"
:" Diabetes -ellitus yang behubungan atau sindrom
tertentu.
b. Gangguan %oleransi Glukosa
Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk,
gemuk dan berhubungan dengan keadaan atau sindrom
tertentu.
c. Diabetes -ellitus pada #ehamilan (Gestional6D-"
Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah
hamil. Sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan
normal (%jokropra*iro, 2,"
!. #elompok Berdasarkan Desiko %inggi
a. %oleransi glukosa pernah abnormal.
b. #edua orang tua mengidap D-.
c. .ernah melahirkan bayi dengan berat badan : kg
(%jokropra*iro, 2,".
7. D'%+ D'"*%+%! M%ll'+u!
a". .rinsip Diet Diabetes -ellitus
.rinsip diet D- adalah mengurangi dan mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme
pengaturan kadar gula darah dengan anjuran mengkonsumsi
karbohidrat komplek dan makanan yang mengandung serat
(%jokropra*iro, 2,".
.rinsip pemberian makanan bagi D- yang mempunyai
interal *aktu ! jam sekali dengan tujuan agar mampu mengontrol
kadar gula darah. 0ad*al makan terakhir adalah snack malam
sebelum tidur, sehingga jarak *aktu malam makanan sebelum tidur
sampai bangun pagi tidak terlalu panjang untuk mencegah
hipogiklemia pada pagi harinya (%jokropra*iro, 2,".
b". %ujuan Diet
a. -empertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.
b. -encapai kadar lipida serum optimal.
c. -emberi cukup energi untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan normal.
d. -enghindari dan menangani komplikasi kronik orang yang D-.
e. -eningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal (/lmatsier, 25".
c". Syarat Diet
a. ;nergi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. -akanan dibagi dalam ! porsi besar, yaitu makan pagi
(2F", siang (!F", dan sore (25F", serta 2$! porsi kecil untuk
makanan selingan (masing$masing ,$,5F".
b. #ebutuhan protein normal, yaitu ,$,5F dari kebutuhan energy
total.
c. #ebutuhan lemak sedang, yaitu 2$25F dari kebutuhan energy
total, dalam bentuk G,F dari kebutuhan energi total berasal
dari lemak jenuh, ,F dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. /supan makanan
kolesterol dibatasi, yaitu H ! mg per hari.
d. #ebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi
total,yaitu >$+F. #ebutuhan karbohidrat sederhana 5F dari
total kalori (Sar*ono, 21".
e. .enggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
&. .enggunaan gula alternati& dalam jumlah terbatas.
g. /supan serat dianjurkan 25 g per hari.
h. 3ukup (itamin dan mineral (/lmatsier, 25".
4. F"k+#5F"k+# Y"(/ M%)-%(/"#u$' D'"*%+%! M%ll'+u!
1. P%(/%+"$u"(
.engetahuan merupakan pencapain pada status gizi yang
baik dan sangat penting artinya bagi kesehatan dan kesejahteraan
bagi setiap orang. 2ntuk memenuhi kebutuhan gizinya setiap
indi(idu memiliki pola makanan yang mengandung zat gizi yang
dapat digunakan oleh tubuh. .engetahuan gizi dapat memegang
peranan penting terhadap tata cara penggunaan pangan dengan baik
sehingga akan mencapai kebutuhan gizi yang seimbang. %ingkat
pengetahuan gizi akan dapat menentukan perilaku seseorang untuk
memperbaiki pola konsumsi makanan yang umumnya dipandang
lebih baik dan dapat diberikan sedini mungkin. (/lmatsier Sunita,
2!"
Dendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat
mengakibatkan sikap acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan
makanan tertentu, *alaupun bahan makanan tersebut cukup
tersedia dan mengandung zat gizi. .engetahuan gizi setiap indi(idu
biasanya didapatkan dari setiap pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber, contoh media massa atau media cetak,
media elektronik, buku petunjuk dari kerabat dekat. .engetahuan
ini dapat ditingkatkan dengan cara membentuk keyakinan pada diri
sendiri sehingga seseorang dapat berperilaku sesuai dengan
kehidupan sehari$hari (/lmatsier Sunita, 2!"
Dari tingkatan pengetahuan gizi yang tinggi pada setiap
seseorang akan dapat memperhitungkan terhadap macam dan jenis
makanan yang akan dikonsumsi. .ada seseorang yang memiliki
pengetahuan gizi yang rendah dapat dilihat dan kebiasaan pola
makanan sehingga seseorang tersebut hanya memilih makanan
yang menarik oleh panca indera dan memilih suatu makanan
tertentu bahkan menghindari makanan yang tidak disukai *alupun
makanan tersebut memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi.
Sebaliknya pada seseorang yang berpengetahuan tinggi terhadap
gizi suatu makanan, mereka banyak mempergunakan pertimbangan
yang sangat rasional terhadap pengetahuan mengenai nilai gizi
pada makanan tersebut. (.;D#;4), ,119"
2. P%(,','k"(
.endidikan merupakan suatu dasar utama dalam
keberhasilan pengobatan. Dalam pendidikan dapat terdiri dari
meningkatkan kepatuhan diit penderita, dapat menjamin
pengendalian gangguan metabolism dalam tubuh secara umum,
menambah kepercayaan diri penderita, dapat menghambat
komplikasi terhadap penyakit diabetes mellitus.(Sutanegoro dan
Suastika, ,11!"
3. K%-"+u$"( D'%+
#epatuhan diet adalah penderita diabetes mellitus yang
mempunyai tingkat kebiasaan makan sehari$hari sehingga
penderita harus mematuhi kepatuhan diitnya.

Anda mungkin juga menyukai