Humas :
Security : 7
Sr. Quantity
Ir. Juwono S.
Supervisor
Ari Budiman,
Supervisor
Deni Anwar
Supervisor
Wahyu
Drafter :
Technician
:
Surveyor :
Inspector : Inspector
Technician :
Inspector
:
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 19
2.6.3. Struktur Organisasi Kontraktor
= Garis Koordinasi
= Garis Komando atau Perintah
Gambar 2.8 Struktur Organisasi Kontraktor
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 20
2.6.4. Tugas dan Kewajiban Unsur-unsur Pelaksana Proyek
Setiap pihak yang terlibat di Proyek Easton Park Residence
Apartement Jatinangor memiliki tugas dan wewenang masing-masing, yaitu
sebagai berikut :
1. Owner/developer atau Pemilik
Owner/developer (pemilik proyek) merupakan badan atau
perseorangan baik itu pemerintah maupun swasta yang memberikan
pekerjaan dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Pada proyek ini PT.
KALMAR JAYA selaku owner/developer memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut:
a. Memilih Konsultan Perencana baik Struktur, Arsitektur, Mekanikal &
ElektrikaldanKontraktor.
b. Membiayai semua pengeluaran untuk keperluan pembangunan
proyek.
c. Menyetujui atau menolak mengenai perubahan pekerjaan.
d. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
2. Project Manager
Tugas dan wewenang Project Manager di lokasi Proyek Easton
Park Residence Apartement Jatinangor :
a. Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpinnya.
b. Mengontrol proyek yang ditanganinya.
c. Memimpin tim dalam proyek.
d. Membuat rencana pelaksanaan proyek
e. Mengatur dan mengontrol rencana Anggaran Biaya.
f. Memprakarsai, mengawasi, dan memeriksa efektifitas pelaksanaan,
perbaikan dan pencegahan.
3. Administrasi Proyek
Tugas Administrasi Proyek yaitu :
a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
b. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
c. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 21
d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
4. Administrasi dan Sekretaris
Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung
oleh seorang administrasi dan sekretaris. Tugas administrasi proyek ini
dimulai sejak persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan
pemeliharaan pembangunan secara umum. Berikut merupakan tugas
tugas dari administrasi dan sekretaris proyek.
a. Melaksanakan administrasi proyek dari awal hingga akhir.
b. Membantu manajer proyek dalam membuat dokumen manajemen
proyek.
c. Mendokumentasikan arsip-arsip yang berkaitan dengan administrasi
proyek.
5. Site Manager
a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan
proyek dan berada di proyek.
b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang
ditetapkan Project Manager.
c. Membuat detail schedule pelaksanaan.
d. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah
ditetapkan.
e. Menyeleksi, merekrut mandor.
f. Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek.
g. Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan.
h. Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan.
6. Desain/drafter
a. Membuat gambar struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal.
b. Merevisi gambar apabila terdapat perubahan desain.
2.6.5. Hubungan Kerja Pada Proyek
Konsultan struktur, konsultan arsitektur, dan kontraktor
bertanggung jawab langsung kepada owner/developer sebagai pemberi
tugas. Seluruh konsultan berperan sebagai perencana baik itu struktur,
arsitektur dan Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 22
melaksanakan pembangunan proyek oleh owner/developer melalui prosedur
pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja ) dengan
biaya yang telah disepakati.
Project Manager bertanggung jawab dalam selama
pelaksanaan konstruksi berlangsung, Manajer proyek berperan sangat
penting yaitu untuk mengintergrasikan beberapa kegiatan yang berbeda
untuk mencapai tujuan tertentu, sebagai seorang komunikator, dan sebagai
seoaran enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan
dana, fasilitas dan orang agar proyek berjalan.Hubungan kerja dari struktur
organisasi pada Gambar menunjukan garis koordinasi dan komando, selain
itu tidak ada hubungan kerja secara kontraktual. Dari hasil pengamatan
dilapangan, prosedur hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat
dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Hubungan Owner/developer dengan Project Manager
Hubungan antara Owner/developer dan Project Manageradalah hubungan
koordinasi berikut pemberi tugas. Dalam hal ini owner/developer sebagai
pemberi tugas melaporkan keinginan dan konsep untuk pembangunan
Easton Park Apartement Jatinangor terlebih dahulu kepada Project
Manager. Oleh karena itu Project Manager bertanggung jawab langsung
kepada owner/developer. Setelah konsep telah didapat maka Project
Manager akan berkoordinasi dengan semua Konsultan baik Konsultan
Struktur, Konsultan Arsitektur, dan Konsultan Mekanikal & Elektrikal.
2. Hubungan Owner/developer dengan Konsultan Struktur, Arsitektur,
dan Mekanikal & Elektrikal
Hubungan kerja antara owner/developer dan seluruh konsultan adalah
hubungan koordinasi dan hubungan kontrak. Setelah Project Manager
memanggil seluruh Konsultan, Owner/developer akan melaporkan
kembali konsep keinginan membangun tersebut kepada seluruh konsultan.
Dalam hal ini owner/developer selaku pemberi tugas, sehingga para
konsultan bertanggung jawab langsung kepada owner/developer. Seluruh
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 23
Konsultan menjalankan tugasnya sesuai dengan konsep dan spesifikasi
yang diinginkan owner/developer.
3. Hubungan Konsultan dengan Project Manager
Hubungan kerja antara Konsultan dan Project Manager adalah hubungan
koordinasi, dimana perencanaan bangunan yang dirancang oleh konsultan
akan direalisasikan oleh pelaksana proyek yang dipimpin Project
Manager. Jika terdapat perubahan struktur, ataupun hambatan-hambatan
lain dalam proses konstruksi, Project Manager akan selalu berkoordinasi
dengan konsultan untuk mencari solusi yang terbaik.
2.7. Gambar Kerja / Shop drawing
Gambar Kerja atau Shop Drawing adalah gambar kerja teknis lapangan
yang dijadikan sebagai pedoman pembangunan dan pelaksanaan di lapangan pada
sebuah proyek tertentu. Gambar kerja ini adalah sebuah media komunikasi yang
digunakan oleh pihak yang melaksanakan pembangunan. Yang membuat Gambar
Kerja ini adalah Drafter yang mengacu dari kesepakatan Project Manager dan
mendapat persetujuan dari Konsultan. Gambar Bestek dari konsultan diterjemahkan
oleh drafter kontraktor sebagai cara mudah pelaksanaan di lapangan.
Kejelasan dalam Gambar Kerja akan sangat berpengaruh pada
pelaksanaan pekerjaan. Karena semakin jelas dan lengkap sebuah informasi yang
tertuang dalam Gambar Kerja maka akan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan proyek pembangunan.
Adapun isi dari Gambar kerja tersebut adalah :
1. Tampak Samping Kiri Proyek Beserta Notasinya (dapat dilihat pada
Lampiran A-2);
2. Tampak Samping Kanan Proyek Beserta Notasinya (dapat dilihat pada
Lampiran A-3);
3. Tampak Belakang Proyek Beserta Notasinya (dapat dilihat pada Lampiran
A-4);
4. Tampak Depan Proyek Beserta Notasinya (dapat dilihat pada Lampiran A-
5);
5. Detail Shearwall (dapat dilihat pada Lampiran A-6);
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 24
6. Denah Pondasi (dapat dilihat pada Lampiran A-7).
7. Potongan Lift (dapat dilihat pada Lampiran A-8).
8. Denah Mezanine, Denah Lt 1, Denah Lt 2, Denah Lt 3, Denah Lt 4-10 (dapat
dilihat pada Lampiran A-9).
Jika dalam pelaksanaan terjadi perubahan pekerjaan yang mengharuskan
adanya perubahan gambar, maka akan ada pertambahan/pengurangan pekerjaan.
Dalam hal ini hubungan birokrasi untuk perubahan gambar yaitu gambar yang akan
diubah itu diberitahukan terhadap konsultan, dari konsultan adanya pemahaman
dan pengamatan terhadap alasan perubahan gambar, keputusan perubahan gambar
tetap berada di tangan owner kemudian diserahkan ke konsultan dan kemudian ke
kontraktor untuk diterjemahkan/di spesifikan kembali untuk pelaksanaan di
lapangan. (dapat dilihat format proses persetujuan Shop Drawing dalam Lampiran
A-10)
2.8. Perancangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
proyek, oleh karena itu perlu adanya perencanaan waktu yang matang agar proyek
dapat berjalan efektif dan ekonomis. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka
diperlukan suatu penjadwalan atau time schedule.
Pada Proyek Proyek Easton Park Residence Apartement Jatinangor
penjadwalan dirumuskan menggunakan Time Schedule dan Kurva S yaitu
dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan September 2014
selama 490hari.penjadwalan tersebut bisa dibuat berdasarkan volume pekerjaan dan
harga tiap item pekerjaan. Dari hasil kurva s nantinya akan digunakan sebagai
panduan untuk mengendalikan pelaksanaan proyek.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan time schedule adalah :
1. Penelitian dilapangan, sehingga didapat data-data yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
2. Jenis-jenis pekerjaan/spesifikasi teknis yang akan dilaksanakan.
3. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, hal ini sangat berpengaruh
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 25
4. Spesifikasi pekerjaan dan gambar secara lengkap yang sesuai dengan
persyaratan mutu pekerjaan yang diperlukan.
5. Batasan - batasan yang ditentukan.
6. Faktor cuaca juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan, misalnya pengecoran
berjalan kurang baik karena adanya hujan.
7. Peralatan yang digunakan dalam pelaksaan proyek.
8. Peraturan daerah/wilayah yang berlaku disekitar proyek.
Tujuan pembuatan time schedule adalah :
1. Menentukan urutan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang
ada, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan efisien serta mencapai efektifitas
sumber daya yang optimum.
2. Mendeteksi gejala keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
diadakan pencegahan sedini mungkin atau dapat diambil kebijakan lain yang
sesuai.
3. Memperkecil sumber daya yang harus disediakan untuk kelancaran pekerjaan.
Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan
kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek.
Perbandingan kurva S rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat
diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih
dari yang direncanakan.
Ada dua macam cara yang dapat digunakan :
1. Sebagian besar perhitungan adalah item pekerjaan. Pada cara ini dibuat
perbandingan antara item pekerjaan dengan jumlah pekerjaan seluruhnya
dikalikan 100 % sehingga didapat bobot persen setiap item pekerjaan, kemudian
dihitung bobot persen komulatif dari semua pekerjaan.
2. Sebagai dasar perhitungan adalah biaya pekerjaan. Pada cara ini dibuat
perbandingan antara biaya seluruh pekerjaan, kemudian dihitung bobot persen
komulatif dari semua pekerjaan.
Kurva S ini mempunyai beberapa kegunaan antara lain :
1. Sebagai kontrol aktivitas yang dicapai dilapangan, apakah terjadi keterlambatan
atau tidak. Jika ada, maka harus diatasi dengan cepat dan dilakukan tindakan
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 26
koreksi daripihak kontraktor. Dengan demikian jadwal aktivitas selanjutnya
tidak terganggu.
2. Sebagai alat untuk menjelaskan posisi prestasi yang telah dicapai kontraktor
sehubungan pembayaran per-item.
3. Untuk mengarahkan pada distribusi pekerjaan yang baik. Untuk mengendalikan
jalannya pelaksanaan proyek, diperlukan kurva S aktual.
Kurva S yang dapat diusahakan merupakan kurva S yang ideal. Kurva S
yang ideal mempunyai kemiringan awal dengan kemiringan akhir yang relatif kecil,
sedangkan kemiringan ditengah kurva cukup besar. Secara logis hal ini menyatakan
bahwa awal pekerjaan perlu dipersiapkan segala sesuatunya dengan seksama
sehingga selanjutnya pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Begitu juga pada
keadaan akhir secara perlahan-lahan volume pekerjaan dan kesibukan pekerjaan
berkurang.Adapun Kurva S yang digunakan di lapangan dapat dilihat pada
Lampiran A-12.
2.9. Laporan Harian dan Bulanan
Dalam Proyek Pembangunan Apartement EASTON PARK Residence ini
tentu saja harus ada pertanggungjawabanan dari para Pelaksana di lapangan tentang
apa saja yang telah dikerjakan sehingga Owner dapat mengetahui progres yang
telah berjalan dilapangan sudah sampai mana. Pertanggungjawaban ini disusun
berdasarkan Laporan-laporan pekerjaan apa saja yang dilakukan setiap hari dan
setiap minggu oleh para Mandor.
Pelaksana Proyek (QA) setiap harinya membuat Laporan Harian tentang
pekerjaan apa saja yang telah dilakukan dalam satu hari tersebut. Setelah membuat
laporan harian setiap harinya, laporan tersebut disusun dan direkap sehingga
terbentuklah Laporan Mingguan yang mana Laporan Mingguan itu adalah progres
pekerjaan selama satu minggu atau tujuh hari jam kerja (Senin-Minggu).
Pembuatan Laporan Harian dan Mingguan selain untuk laporan ke pihak
Owner, laporan ini juga dibuat untuk penyusunan Prestasi Kerja. Prestasi Kerja
adalah Persentaseprogres Keseluruhan yang telah tercapai/ terselesaikan dari awal
pembangunan proyek sampai saat ini. Prestasi Kerja dibuat untuk membandingkan
Kurva S yang telah direncanakan dengan Realisasi di lapangan. Apabila Prestasi
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 27
Kerja saat ini masih berada pada jadwal yang sesuai dengan Kurva S, maka Kurva
S tersebut masih relevan untuk digunakan kedepannya dan pembangunan Proyek
masih cukup lancar. Namun apabila Prestasi Kerja saat ini tertinggal jauh dari
jadwal Kurva S yang telah direncanakan, maka harus ada evaluasi terhadap
pembangunan tersebut apa yang menjadi kendala sehingga bisa mengalami
kemunduran dan bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Adapun Laporan Harian yang digunakan di lapangan dapat dilihat
pada Lampiran A-11.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 28
BAB III
TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN PROYEK
3.1. Konsep Perencanaan
Rencana pembangunan proyek ini berdasarkan dari pertimbangan
beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan
sarana hunian di kawasanpendidikan khususnya di daerah Jatinangor, Sumedang.
maka untuk itu dibangunnya sebuah Apartement di daerah Jatinangor, khususnya
di kawasan depan IPDN.
Bangunan ini didesain untuk memenuhi standar keamanan, kekuatan, dan
kemampuan layan karena pembangunan gedung ini menggunakan metode
bangunan tahan gempa sehingga bangunan ini layak untuk dibangun sebuah
Apartement.
Sebagaimana telah ditetapkan terlebih dahulu bahwa konstruksi ini
dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan
persyaratan konstruksi. Perancangan dasar struktur ini dibuat agar konstruksi kuat,
tahan lama, dan ekonomis. Oleh karena itu dibangun dengan menggunakan material
pilihan.
3.2. Perencanaan Pekerjaan Beton
Dalam suatu perencanaan gedung dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi,
secara umum perencanaan suatu struktur dipertimbangkan sesuai fungsi bangunan,
mutu bahan yang akan di gunakan dan dekatnya dengan sumber bahan,
memperhitungkan kekuatan bangunan apabila terjadinya gempa, kondisi lapangan
di sekitar proyek, dan lain sebagainya.
Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat maka harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu :
1. Kemampuan layan ( serviceability )
Setiap komponen struktur direncanakan dengan penampang yang mampu
menahan beban dan gaya-gaya terfaktor yang bekerja pada struktur tersebut.
Selain itu, komponen struktur harus memenuhi kemampuan layan terbatas hanya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 29
dalam beban kerja, tidak pada batas kemampuanya. Kemampuan layan suatu
komponen struktur ditentukan oleh lendutan, retak pada struktur, korosi
tulangan, dan rusaknya permukaan pada beton.
2. Keamanan
Struktur direncanakan dengan memperhitungkan semua kemungkinan
pembebanan yang bekerja dan tidak terjadi tegangan tambahan pada struktur,
juga memiliki jangkauan deformasi yang diijinkan. Kemampuan tersebut dapat
diperoleh dengan adanya nilai faktor keamanan yang direduksi dalam
perhitungan struktur.
Kemampuan struktur juga dapat ditentukan dengan pembatasan deformasi
yang boleh terjadi pada struktur. Jika terjadi retak pada struktur hanya boleh
retak rambut. Pada komponen struktur tertentu atau pada bangunan dengan
fungsi khusus direncanakan untuk dapat menahan beban tambahan yang terjadi
tiba-tiba dan besar, misalnya gempa.
Untuk keamanan pada bangunan gedung, selain memperhatikan kondisi
beton, kita juga harus memperhatikan tulangan agar tidak terjadi korosi.
3. Ekonomis
Perencanaan struktur harus dilakukan dengan memperhitungkan nilai mata
uang yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaanya. Nilai ekonomis suatu
struktur dapat dicapai dengan menentukan penggunaan bahan dan besar
penampang struktur yang memberikan nilai mata uang lebih kecil tetapi masih
dalam ruang lingkup kemampuan layan baik dan keamanan yang cukup. Faktor
lain yang menentukan keekonomisan suatu struktur diantaranya penggunaan
alat-alat bantu dalam pelaksanaan, pemasokan bahan, jumlah tenaga kerja yang
efektif, dan lain sebagainya.
Rencana dari proyek Apartement EASTON PARK Residenceini
sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi bangunan tersebut
sebagai hunian vertikal yang memiliki keamanan, kekuatan yang terjamin dan
sesuai dengan spesifikasi teknis proyek, khususnya pada elemen struktur yaitu
Shearwall dan Corewall. Menurut spesifikasi teknis, untuk bagian Shearwall
dan Corewall direncanakan menggunakan beton fc= 24,9 penulangannya
menggunakan tulangan deform/ulir untuk tulangan sengkang dan tulangan
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 30
utama. Dengan bekisting Shearwall dan Corewall menggunakan Bekisting
Sistim.
3.2.1. Rencana Kerja
Sebelum proyek Pembangunan Apartement EASTON PARK
Residence ini dilaksanakan makaPT. WIJAYA KARYA BANGUNAN
GEDUNG terlebih dahulu melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain :
1. Kondisi lokasi proyek yaitu untuk penempatan ruang pekerja, tempat
penyimpanan barang dan bahan, dan penempatan air proyek.
2. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan
kondisi proyek.
3. Tersedianya bahan-bahan atau material yang memadai menurut jenis dan
volumenya.
4. Tersedianya peralatan yang cukup, guna memudahkan jalannya pekerjaan.
Setiap pekerjaan terutama pekerjaan struktur mempunyai tahapan
pekerjaan, tahapan-tahapan pekerjaannya antara lain:
1. Pekerjaan persiapan (pembersihan lokasi).
2. Penyediaan bahan.
3. Pekerjaan penulangan (perakitan dan pemasangan tulangan).
4. Pekerjaan bekisting (pembuatan dan pemasangan bekisting).
5. Pekerjaan beton (pengecoran, pemadatan).
6. Perawatan beton.
7. Pembongkaran bekisting.
3.2.2. Pengadaan Bahan yang Digunakan
Dalam proyek Pembangunan Apartement EASTON PARK
Residence, pihak pelaksana yaitu PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN
GEDUNG memiliki alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
Selain itu ditunjang juga oleh alat pertukangan yang dibawa oleh pekerja,
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 31
kecuali untuk alat berat. pihak pelaksana mendapatkannya dengan cara
menyewa.
Dalam Pekerjaan struktur beton, sebagian besar bahan telah
disediakan oleh Produsen Beton yaitu PT. Adhimix Precast Indonesia seperti
Semen, Agregat karena dalam pengadaannya, beton ini menggunakan Ready
mix dimana Semen dan Agregat telah satu paket tersedia dan dari pihak
pelaksana adonan coran tersebut sudah bisa langsung digunakan ke lapangan.
Untuk pengadaan bahan atau material yang lain dilakukan
pemesanan secara bertahap sesuai kebutuhan kepada pihak supplier/
subkontraktor dengan cara dari bagian pengadaan barang melakukan tender
dari beberapa PT .Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan, baik
yang menyangkut pengecoran, perancah, dan sebagainya antara lain :
1. Semen
Semen yang dipakai dalam pelaksanaan proyek ini adalah tipe semen yang
disesuaikan dengan kebutuhan beton bertulang yaitu semen tipe
I.Pengadaan semen dalam proyek ini tidak begitu banyak digunakan
karena seluruh struktur dan pondasi menggunakan Beton Ready Mix
sehingga penggunaan semen hanya untuk pembuatan beton skala kecil saja
seperti membuat tembok sisi saluran drainase atau menghaluskan
permukaan beton yang masih kasar setelah pengecoran.
2. Agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar.Pihak
pelaksana mendatangkan / memesan pasir sebagai agregat halus dari
supplier.Selain agregat dalam Ready mix, penggunaan agregat tidak begitu
banyak digunakan dalam proyek karena hanya digunakan untuk membuat
tembok sisi saluran drainase.
3. Air
Air yang dipergunakan dalam pembuatan dan perawatan beton pada suatu
proyek tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
dan/atau baja tulangan.Air yang digunakan dalam proyek ini adalah air
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 32
tanah dimana sumber airnya berasal dari tanah yang dibor dan disedot
dengan pompa keatas tanah.
4. Besi tulangan
Jenis tulangan yang digunakan adalah tulangan ulir, dengan ketentuan
tulangan :
BJTD-40Fy = 400 MPa
Dalam proyek, penggunaan besi tulangan ini memiliki
keanekaragaman dimensi yang digunakan. Ada yang berdiameter 10 mm,
13 mm, 19 mm, 22 mm, dan 25 mm sesuai dengan kebutuhan besi tersebut.
Besi tulangan ini disimpan di tempat terbuka didekatkan dengan lokasi
pemakaiannya.
Gambar 3.1 Besi Tulangan
5. Papan Multiplek
Untuk pembuatan konstruksi acuan perancah atau bekisting untuk
pekerjaan balok dan pelat lantai digunakan papan albasiah. Papan tersebut
dipesan dari supplier.Dalam pembuatan Bekisting, Multiplek dapat
dipakai untuk tiga kali pekerjaan pengecoran.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 33
Gambar 3.2 Papan Multiplek
3.2.3. Jenis-jenis peralatan yang digunakan
Beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara
lain:
1. Truk Mixer
Truk mixer digunakan untuk mengangkut beton ready mix dari
tempat pembuatan beton ke lokasi proyek, dimana selama perjalanan
tangki berisi adukan terus berputar agar adukan beton tetap homogen.
Pengadaan truk mixer berasal dari Produsen Beton yaitu PT. Adhimix
Precast Indonesia. Truk mixer ini biasanya dapat menampung sebanyak 5
- 10 m
3
adukan beton.
Gambar 3.3 Truk Mixer
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 34
2. Pompa Kodok
Gambar 3.4 Pompa Kodok
3. Pengangkut Beton (Bucket)
Bucket adalah alat untuk mengangkut atau memindahkan adukan
beton dari truk mixer ke tempat pengecoran yang dialirkan melalui selang
untuk mempercepat proses pengecoran. Dalam pengaplikasiannya, Bucket
biasanya digunakan untuk pengecoran kolom, shearwall, corewall.
Dengan adanya alat ini dapat lebih memudahkan dalam proses pengecoran
karena dapat menjangkau tempat yang jauh / tinggi serta bisa melakukan
pengecoran dengan volume yang cukup besar.
Gambar 3.5 Bucket
4. Mesin Penggetar Beton (Concrete Vibrator)
Concrete vibrator adalah alat untuk memadatkan adukan beton
setelah adukan dituangkan kedalam cetakan beton agar diperoleh beton
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 35
yang tidak keropos dan pada sesuai rencana. Mesin penggetar yang
digunakan dalam proyek ini ada 2 buah.
Gambar 3.6 Concrete Vibrator
5. Tower Crane
Tower Crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat
material secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada
ruang gerak yang terbatas dengan batas beban 2,3 ton. Selain untuk
mengangkat material, Tower Crane juga digunakan untuk mengangkat
bucket dalam pengerjaan pengecoran kolom.Untuk pengadaan Tower
Crane di lapangan, pelaksana menyewa satu buah.
Gambar 3.7 Tower Crane
6. Molen
Alat ini adalah mesin pengaduk campuran beton manual dengan
kapasitas lebih kecil dari tangki truk mixer.Molen biasa digunakan untuk
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 36
pekerjaan beton skala kecil.Pengadaan molen dilapangan berasal dari
pelaksana sendiri sebanyak 1 buah.
Gambar 3.8 Molen
7. Perancah / Scaffolding
Scaffolding adalah besi-besi yang digunakan menopang balok atau
pelat lantai bagian atas Scaffolding disusun sedemikian rupa hingga
mencapai ketinggian lantai berikutnya dan menjadi dudukan atau alas
untuk bekisting dan tulangan. Selain untuk menahan tulangan dan
bekisting, Scaffolding juga digunakan untuk menahan pekerja dan
menahan adukan coran. Untuk itu perakitan Scaffolding harus dibuat
sangat kokoh dan aman.
Gambar 3.9 Scaffolding
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 37
8. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
Alat bar cutter digunakan untuk memotong besi tulangan agar
didapat ukuran panjang yang sesuai dengan rencana. Namun di lapangan,
selain menggunakan Bar Cutter, pemotongan tulangan dapat dilakukan
dengan Las dengan gas Elpigi.
Gambar 3.10 Bar Cutter
Gambar 3.11 Las dengan Gas Elpigi
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 38
9. Alat / kunci Pembengkok Tulangan (Bar Bender)
Alat ini berupa kunci untuk membengkokkan bagian ujung tulangan
yang penggunaanya disesuaikan dengan diameter tulangan yang akan
dibengkokan sehingga akan dihasilkan bengkokan tulangan yang sesuai
dengan gambar rencana.
Gambar 3.12 Bar Bender
10. Relat (besi Hollow)
Dalam pembuatan beton, besi hollowbiasanya digunakan sebagai
alat untuk plafond dan sebagai alat bantu untuk pekerja. mengukur
kerataan coran. Sehingga saat pengecoran pelat lantai, hasilnya akan rata
dan lurus. Relat dipasang diatas tulangan geser dan saat coran telah selesai
maka relat dilepas kembali.
Gambar 3.13 Relat/Hollow
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 39
3.2.4. Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam proyek ini sebagian berupa tenaga kerja lokal,
tidak terikat langsung dengan PT Wika Gedung melainkan direkrut oleh
mandor. Para pekerja mulai melaksanakan pekerjaan pada pukul 08.00 WIB
sampai pukul 16.00 WIB, pekerjaan diluar jam tersebut dihitung sebagai kerja
lembur. Jika pekerja lembur sampai dengan 24 jam, maka pembayarannya
dihitung sebesar 3 kali gaji pokok. Sistem perhitungan lembur dihitung
perjam setelah jam kerja selesai dan dimasukan sebagai tambahan pada upah
pekerja.
Perhitungan upah lembur =
8
Untuk pengabsenan dilakukan pada pagi, siang ketika istirahat dan
sore hari, dan pembayaran upah dilakukan setiap 1 mingggu sekali melalui
mandor.
3.2.5. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Keberhasilan suatu pelaksanaan proyek tergantung dari biaya, waktu
dan hasil mutu pengerjaannya. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan adalah
bagian dari proses manajemen proyek yang bertujuan memonitor secara
teratur agar tidak terjadi penyimpangan. Sehingga apabila dikemudian hari
ditemukan penyimpangan, maka perubahan rencana perlu dilakukan agar
dampak yang terjadi dari penyimpangan tersebut dapat teratasi. Pengendalian
tersebut dilakukan disemua bidang pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek tersebut. Untuk format pekerjaannya dapat dilihat dalam
Lampiran A-13.
1. Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan adalah suatu bentuk pengendalian
terhadap mutu dari bahan yang akan digunakan meliputi, semen, agregat,
besi tulangan, dan lain-lain. Bahan yang akan digunakan dalam proyek
harus sesuai dengan persyaratan yang terdapat di spesifikasi kontrak.
Pihak pelaksana harus menyediakan dan mengajukan rincian bahan untuk
disetujui oleh pimpinan proyek atau konsultan. Rincian tersebut mencakup
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 40
pemasokan bahan, hasil tes bahan serta sampel bahan yang akan
digunakan.
Pengendalian bahan tersebut merupakan tangggung jawab pihak
pelaksana sepenuhnya. Selain tes awal untuk menentukan bahan yang akan
digunakan, harus diadakan pemeriksaan berkala guna menentukan
kualitas, kuantitas, dan kondisi bahan oleh pelaksana yang disaksikan oleh
pengawas.Pada kerja praktek ini dari seluruh pengujian mutu bahan kami
hanya mengamati pengujian-pengujian tertentu saja, seperti uji tekan
beton, Slump test, perawatan beton.
2. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan benda uji berbentuk
silinder. Cetakan dioles sebelumnya dengan lemak atau minyak agar
mudah dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakkan diatas bidang alas
yang rata dan tidak menyerap air. Adukan beton untuk benda-benda uji
harus diambil langsung dari tempat pembuatan (batching plant) dan dari
mixerpada saat akan dilaksanakan pengecoran. Pengujian kuat tekan beton
pada umur tertentu, dimaksudkan agar mutu kuat tekan beton sesuai
dengan spesifikasi yang dipakai. Pengujian kuat tekan beton ini dilakukan
olehPT. Adhimix Precast Indonesia dilaboratoriumPT. Adhimix Precast
Indonesiaitu sendiri yang hasilnya nanti dilaporkan ke Site Manager Sipil.
3. Pengujian Slump
Pengujian slump bertujuan untuk mengetahui kadar kekentalan dari
adukan beton, dengan cara memeriksa tinggi slump-nya. Kekentalan
adukan beton disesuaikan dengan sistem transpotasi, kerapatan tulangan,
cara pemadatan dan jenis konstruksi. Spesifikasislump yang diijinkan
didalam proyek ini adalah 12 2 cm.
Peralatan yang digunakan dalam slump test ini adalah :
a. Kerucut Abrams, yaitu kerucut dari besi terpancung dengan ukuran:
1) Tinggi kerucut : 30 cm
2) Diameter bagian atas : 10 cm
3) Diameter bagian bawah : 20 cm
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 41
b. Tongkat besi dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm serta ujung
yang dibulatkan.
c. Alas kerucut yang rata, tidak menyerap air dan bersih, yang dipakai
disini adalah papan multiplek.
d. Ember
e. Pengukur meteran
Prosedur pengukuran slump test adalah sebagai berikut :
1) Kerucut Abrams dibersihkan dan diletakan diatas papan multiplek.
2) Adukan beton dimaksukan kedalam kerucut Abrams dalam tiga
lapisan, dimana setiap lapisan ditusuk-tusuk dengan tongkat besi
sebanyak 25 kali.
3) Setelah adukan selesai dimasukkan, bagian atas diratakan,
selanjutnya cetakan didiamkan selama 0,5 menit.
4) Setelah selang waktu tersebut, selanjutnya kerucut diangkat kearah
vertikal secara perlahan-lahan.
5) Setelah itu, penurunan puncak kerucut terhadap tingginya semula
diukur dengan menggunakan pengukur meteran. Dari satu sampel,
pengukuran dilakukan di tiga titik. Setelah itu nilai pengukuran
tersebut dirata-ratakan. Hasil rata-rata tersebutlah merupakan nilai
slump dari adukan beton tersebut.
Apabila slump yang didapat memiliki nilai 12 2 cm, maka
adukan beton bisa untuk digunakan, namun apabila nilai slump jauh
dari 12 2 cm, maka adukan beton tersebut dikembalikan pada PT.
Adhimix Precast Indonesia untuk diganti adukan yang baru. Hal ini
dilakukan karena apabila adukan beton terlalu encer, maka sangat
berpengaruh terhadap penurunan kekuatan yang akan mempercepat
kerusakan pada bangunan, serta apabila adukan beton terlalu kental
yang disebabkan karena kurangnya kadar air, maka akan
mengurangi mutu beton tersebut serta akan sulit mengalirkan adonan
coran kedalam pompa beton.Oleh karena itu hasil pengujian slump
harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 42
4. Perawatan beton
Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling
sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus dengan
menyiramnya dengan air atau menutupinya dengan karung-karung
basah.Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus ini harus dilakukan
dengan merendamnya (menggenanginya) dengan air.Pada hari-hari
pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.Sangat dilarang untuk menggunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan
untuk mengangkut bahan-bahan yang berat.Selain itu, untuk struktur
vertical seperti kolom, shearwall dan corewall dilakukan pencuringan
namun tidak spesifik. Dan pembongkaran bekistingnya pun setelah 12 jam
dari pengecoran.
3.3. Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Pada proses bisnis dibidang konstruksi pada umumnya mempunyai
tingkatan resiko paling tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja khususnya bagi
pekerja bangunan, maka dari itu salah satu kebutuhan untuk mencegah dan atau
mengurangi terjadinya potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu dengan
menerapkan Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SM-K3).
Penerapan SM-K3 ini tentunya dilaksanakan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses kegiatan pekerjaan di proyek dalam rangka
menghasilkan produk yang bermutu dengan cara yang aman, sehat dan ramah
lingkungan baik dilapangan maupun dikantor proyek.
3.3.1. Tujuan keselamatan dan lingkungan kerja.
Dalam rangka melindungi hak setiap pekerja atas keselamatan dan
kesehatan serta melindungi aset perusahaan sehingga tercipta tempat kerja
untuk proses produksi yang aman, efisiensi dan produktif, maka melalui
komitmen dan kebijakan mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
ditetapkan oleh manajemen, memiliki arti dan tujuan penerapan sistem
manajemen keselamatan kerja sebagai berikut :
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 43
1. Mencegah terjadinya cidera dalam pekerjaan.
2. Mencegah penyakit akibat kerja.
3. Menyediakan lingkungan pekerjaan yang sehat aman serta
meningkatkanpraktek-praktek kerja yang aman.
4. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang dibentuk dan dipelihara secara
aman dan baik.
5. Mematuhi semua pesyaratan dan perundang undangan Pemerintah
Indonesia.
6. Bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, perusahaan industri dan
pihak yang terlibat lainnya untuk meningkatkan praktek-praktek kerja
yang baik.
7. Mengendalikan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3).
8. Mempromosikan dan mengembangkan kepedulian keselamatan kerja
padasuatu tingkatan tinggi.
9. Menyediakan pelatihan yang diperlukan untuk memungkinkan para
karyawan bekerja secara aman dan baik.
10. Mengembangkan dan memelihara suatu sistem sebagai pengendalian
danpengevaluasian aman dan baik.
11. Menyediakan suatu sistem guna mendapatkan program tanggap darurat
yangefisien bilamana terjadi keadaan darurat. Khususnya terhadap bahaya
kebakaran, bencana banjir, dan sebagainya.
3.3.2. Prosedur Standar K3 Proyek
PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG mendapatkan
sertifikat ISO 18001 : 2007. Dalam ISO terdapat program-program, sebagai
berikut :
1. Rencana Penanganan Kecelakaan Kerja
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 44
Gambar 3.14 Struktur Organisasi Keselamatan Kerja
2. Kegiatan Pelatihan K3 & Kegiatan Simulasi Keadaan Darurat
Kegiatan pelatihan K3 merupakan pelatihan untuk
penanganan bila terjadi kecelakaan dalam proyek, pelatihan ini
bekerja sama dengan Dinas Rumah Sakit setempat.
Tujuan P3K :
- Memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya
penyembuhan.
- Pertolongan pertama pada kecelakaan proyek
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 45
Gambar 3.15 Rencana Penanganan Kecelakaan Kerja
3. Kegiatan Pelatihan Pemadam Kebakaran
Gambar 3.16 Kegiatan Pelatihan Pemadam Kebakaran
4. Tool Box Meeting
Tool box meeting adalah penjelasan metode kerja sebelum dimulai
pelaksanaan pekerjaan.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 46
Gambar 3.17 Pengenalan Toolbox Meeting
5. Penggunaan alat pengaman
Gambar 3.18 Penggunaan Alat Pengaman
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 47
6. Pemasangan rambu & spanduk K3 & 5R
Gambar 3.19 Pemasangan Rambu dan Spanduk K3 & 5R
3.3.3. Peralatan Keselamatan Kerja
Dalam UU RI No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 23
(Ayat 2) menerangkan bahwa Penyelenggara pekerjaan konstuksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat
untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Alat dan peralatan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Helm
Helm adalah merupakan alat yang berfungsi pelindung kepala. Alat
pengamankepala ini memang sudah sangat wajib untuk digunakan dalam
setiap pekerjaan proyek. Helm ini juga disamping untuk keselamatan
kerja, juga untuk membedakan jabatan yang ada diproyek tersebut yang
ditandai dengan warna helm.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 48
(a) Helm Proyek (b) Helm Las
Gambar 3.20 Safety Helm
Selain helm proyek, dalam pekerjaan pengelasan juga digunakan
helm las.Yang berfungsi sebagai pelindung muka dari percikan api akibat
pengelasan. Helm ini berbentuk seperti topeng.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan memiliki funsi untuk melindungi tangan pada saat
mlakukanpekerjaan. Sarung tangan yang digunakan untuk pekerjaan
proyek konstruksi memiliki ketebalan yang berbeda dengan sarung tangan
biasa, karena berfungsi sebagai pelindung tangan dalam melakukam
pekerjaan dilapangan, seperti mengelas, melindungi tangan dari aliran
listrik, mengangkat / memindahkan beton, dan pekerjaan lainnya.
Gambar 3.21 Sarung Tangan
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 49
3. Safety Shoes
Safety Shoes atau sepatu keamanan ini digunakan juga dalam setiap
pekerjaanproyek dan menjadi hal yang wajib digunakan juga. Berfungsi
sebagai pengaman kaki dari benda-benda keras dan benda-benda tajam.
Gambar 3.22 Safety Shoes
4. Safety Belt
Safety Belt merupakan alat bantu pengamanan pada pekerjaan
proyek, serta memiliki fungsi ntuk melindungi tubuh pada saat berada di
ketinggian tertentu, supaya tidak jatuh pada saat proses pengerjaan
konstruksi.
Gambar 3.23 Safety Belt
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 50
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEARWALL
DAN CORE WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI
LAPANGAN
4.1. Pekerjaan Shearwall dan Corewall
4.1.1. Definisi dan Fungsi Shesarwall dan Corewall
Shear Wall dan Core Wall merupakan dinding yang dirancang untuk
menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Menurut Thimothy (2005),
dinding geser adalah elemen elemen vertikal sebagai sistem penahan gay
horizontal. Proyek EASTON PARK RESIDENCE Apartement Jatinangor ini
memiliki enam jenis Shear Wall (Lampiran A-6) dan satu jenis Core Wall
(Lampiran A-14), selain menahan gaya horizontal seperti angin dan gempa,
Shear Wall dan Core Wall menahan gaya normal ( gaya vertikal ), struktur
inipun berprilaku sebagai balok lentur cantilever oleh karena itu struktur ini
selain menahan gaya geser dapat juga menahan gaya lentur.
Gambar 4. 1 Diagram Gaya Geser
( Bahan Kuliah Struktur Beton II, Teknik Sipil UPI )
Shear Wall dan Core Wall ini menahan dua tipe gaya yaitu gaya
geser dan gaya angkat. Hubungan pada struktur itu dapat memindahkan gaya
gaya horizontal Shear Wall dan Core Wall. Pemindahan ini menimbulkan
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 51
gaya gaya geser disepanjang tinggi dinding antara puncak dan bawah
penghubung dinding. Adanya gaya angkat pada struktur ini karena gaya arah
horizontal terjadi pada puncak dinding, gaya angkat ini mencoba mengangkat
salah satu ujung dinding dan meneekan pada ujung bagian lainnya.
Fungsi dari struktur Shear Wall dan Core Wall memberikan
kekuatan lateral yang dibutuhkan untuk menahan gaya gaya horizontal
seperti angin dan gempa dan struktur ini juga memberikan kekakuan lateral
untuk mencegah lantai dan rangka atap dari gerakan pendukungnya.
Gambar 4. 2 Perancangan Tulangan Shear Wall
Gambar 4. 3 Perancangan Tulangan Core Wall
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 52
4.1.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Shearwall dan Corewall
Pada bab ini, kami akan fokus membahas tentang pekerjaan
pembangunan Shear Wall dan Core Wall di Proyek EASTON PARK
RESIDENCE Apartement Jatinangor. Latar belakang kami mengambil fokus
pada pekerjaan pembangunan Shear Wall dan Core Wall adalah metoda
pembangunan untuk perkerjaan Shear Wall dan Core Wall menggunakan
metoda yang tidak biasa atau unique. Metoda yang tak biasa atau unique yang
digunakan dalam pekerjaan pembangunan Shear Wall dan Core Wall,
terdapat dalam tahapan yang berbeda.
Tahapan pertama pada saat pembangunan shearwall, yaitu pada
tahapan pekerjaan pembangunannya yang menggunakan metoda bernama
metoda climbing. Metoda climbing ini adalah metoda yang dipakai hanya
untuk struktur jenis Shear Wall dan Core Wall, yang istimewa dari metoda
ini adalah pembangunan yang terus dilaksanakan tanpa harus menunggu
pengecoran plat lantai dan balok hingga berselisih dua hingga tiga lantai
dibawah dinding Shear Wall dan Core Wall itu sendiri. Keuntungan lain yang
di dapat ketika memakai metoda climbing ini adalah menghilangkan kepala
kolom yang seharusnya ada ketika pembangunan Shear Wall dan Core Wall.
Berikut ini adalah metoda kerja pekerjaan pembangunan Shear Wall
dan Core Wall (dapat dilihat dalam Lampiran A-15) :
1. Dilakukan pengecoran tahap awal Shear Wall dan Core Wall setinggi 3m
( elevasi -1,6 ).
2. Melakukan pemasangan table form untuk climbing bekisting Shear Wall
dan Core Wall.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 53
Gambar 4. 4 Pemasangan table form
3. Melakukan marking untuk posisi balok dan pelat lantai ground yang ada
pada wall tersebut.
Gambar 4. 5 Pelaksanaan Marking Posisi Elemen Struktur
4. Perkerjaan pemasangan block out (Shear Wall dan Core Wall dengan
memakai sterofoam dan kawat ayam)
Gambar 4. 6 Pekerjaan Pemasangan Block Out
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 54
5. Pekerjaan pemasangan stek besi untuk pelat lantai ground sesuai marking
yang ada.
6. Melakukan checklist pembesian terpasang serta posisi dan ukuran
blockout pada Shear Wall dan Core Wall tersebut.
7. Melakukan pemasangan bekisting wall dengan sistem climbing.
Gambar 4. 7 Pemasangan Bekisting Wall Sistim Climbing
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 55
8. Melakukan pengecoran beton.
Gambar 4. 8 Pengecoran Menggunakan Bucket
9. Melakukan pembongkaran bekisting
Tes Mutu
beton umur
7 hari
o Reproofing pada shear wall atau core wall
o Bongkar perancah pada shear wall atau
core wall
o Bongkar bekisting pada shear wall atau
core wall
o Kerjakan konstruksi perancah dan
bekisting plat dan balok
o Reproofing pada shear wall atau core wall
o perancah pada shear wall atau core wall
terpasang
o bekisting pada shear wall atau core wall
tetap terpasang
o Kerjakan konstruksi perancah dan
bekisting plat dan balok
Tes Mutu
beton umur
14hari
A
7 hari bk > bk 7 hari
7 hari bk > bk 7 hari
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 56
Gambar 4. 9 diagram alir pembongkaran bekisting Shear Wall dan Core Wall
10. Curing untuk Shear Wall dan Core Wall
Dilakukan perawatan beton setelah pembongkaran bekisting pada
Shear Wall dan Core Wall dengan cara menyemprotkan zat kimia khusus
untuk perawatan beton. Perawatan beton ini dalam dunia proyek dikenal
dengan istilah curing beton kemudian untuk zat kimia yang digunakan
adalah curing compound (Antisol-E(WP))
B
o Reproofing pada shear wall atau core wall
terbongkar
o Pemasangan satu Reproofing sampai 21
hari
o Reproofing pada shear wall atau core wall
terpasang
o Perancah shear wall atau core wall tetap
terpasang
o Bekisting shear wall atau core wall tetap
terpasang
Cor plat dan balok
Tes mutu
beton umur
21hari
o Reproofing pada shear wall atau core wall
dan plat lantai tidak boleh di bongkar
o Menunggu hasil tes mutu beton umur > 21
hari, jika hasil tes mutu beton umur > 21
hari bk bk hari aka refroopig
boleh di bongkar.
o Cor plat dan balok 2 lantai diatasnya
o Refrooping balok lantai sudah dibongkar
hari bk > bk hari
hari bk bk hari
14 hari bk > bk 14 hari
14 hari bk bk 14
hari
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 57
Tahap yang kedua terdapat pada pekerjaan pemasangan bekisting
untuk Shear Wall dan Core Wall. Bekisting yang digunakan dalam
pemasangan Shear Wall dan Core Wall menggunakan metoda Bekisting
Sistim. Bekisting Sistim ini sering disebut juga metoda investasi karena
Bekisting Sistim ini pada awal pembuatannya memakan biaya yang lumayan
cukup besar. Bahan dasar dalam pembuatan Bekisting Sistim adalah besi
holo dan besi baja, bahan dasar inilah yang memakan biaya yang lumayan
besar kemudian juga dalam hal pengerjaan Bekisting Sistim yang
menggunakan metode las untuk perancangan bekisting yang diperuntukan
Shear Wall dan Core Wall.
Gambar 4. 10 Lapisan Bekisting
Gambar 4. 11 Bekisting
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 58
Keuntungan dalam menggunakan metode bekisting sistim ini
adalah dapat terpakai hingga beberapa kali pekerjaan proyek atau sama
dengan 8 tahun. Berbeda dengan bekisting yang biasa digunakan yaitu
bekisting kayu atau papan yang hanya dapat digunakan sekali saja artinya
jetika proyek telah selesai bekisting kayu atau papan terbuang dengan
percuma. Serti nama lain dari bekisting sistim itu sendiri yakni metoda
investasi, mengeluarkan biaya besar untuk awal pembuatan untuk 8 tahun
kedepan.
4.2. Tugas Khusus di Lapangan
4.2.1. Tugas dari Pembimbing Lapangan
Ketika pertama kita memulai untuk kerja praktek di Proyek
EASTON PARK Residence Jatinangor, kita mendapat form mengenai tugas
kita selama di proyek. Sebagai acuan untuk pekerjaan dan lingkup pekerjaan
kita dalam mengerjakan tugas dari beberapa pelaksana dan engineer. Form
tersebut dapat dilihat dalam Lampiran A-16.
4.2.2. Tugas Perhitungan Volume Besi Tulangan Tie Beam
Dalam penghitungan Pembesian Tie Beam, yang dilakukan adalah
menghitung jumlah tulangan yang dibutuhkan pada seluruh tie beam. Cara
menghitungnya adalah dari jumlah As angka dan As huruf, untuk As angka
menunjukkan arah memanjang denah proyek sedangkan untuk As huruf
menunjukkan arah melintang. Dalam perhitungan tulangan ini dibuat agar
kita dapat mengetahui berapa berat total untuk kebutuhan tulangan seluruh tie
biem serta mengetahui berapa banyak batang tulangan yang dibutuhkan,
bahkan kita dapat mengetahui berapa kilogram yang diperlukan. Untuk table
pekerjaan dapat dilihat dalam Lampiran A-17.
4.2.3. Tugas Perhitungan Tulangan Pitlift
Dalam penghitungan Pembesian pitlift, yang dilakukan adalah
menghitung jumlah tulangan yang dibutuhkan pada pitlift. Cara
menghitungnya adalah dari jumlah As angka dan As huruf, untuk As angka
menunjukkan arah memanjang denah proyek sedangkan untuk As huruf
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 59
menunjukkan arah melintang. Dalam perhitungan tulangan ini dibuat agar
kita dapat mengetahui berapa berat total untuk kebutuhan tulangan pitliftserta
mengetahui berapa banyak batang tulangan yang dibutuhkan, bahkan kita
dapat mengetahui berapa kilogram yang diperlukan. Perhitungan ini
didasarkan pada Standar Detail Pekerjaan Struktur.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 60
Tabel 4. 1 Spesifikasi Penulangan Pitlift
D22-150 Melintang
D25-100 Memanjang
Selimut Beton
Arah Melintang = 70 Mm
Arah Memanjang = 70 Dan 100 Mm
Tulangan memanjang
(Buah)
(Panjang/0,15)
Tulangan Melintang
(Buah)
(Lebar/0,1)
50.667 36.500
Tabel 4. 2 Perhitungan Besi Tulangan yang Dibutuhkan
Dimensi Pitlift Sebelum Ditambah Panjang Tulangan Sesudah Ditambah Panjang Tulangan
P
(A)
L
(B)
T
(C)
V
(D)
Panjang Tulangan
Memanjang
(E = A-(2*0,07))
Panjang Tulangan
Melintang
(F = B-0,07-0,1)
Panjang Tulangan
Memanjang
(G = E+(30*0,025))
Panjang Tulangan
Melintang
(H= F+(30*0,022))
A*(Tulangan
Memanjang)
(I)
46,2/12
(J)
Kg Besi
( I*J )
7.6 3.65 2 55.48 7.460 3.480 8.210 4.140
415.9
3.8 1,601.5
151.1 2.9 450.3
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 61
4.2.4. Tugas Monitoring Pengecoran Beton dan Pendatangan Beton
Untuk memonitoring volume beton, dilakukan dengan cara
penghitungan volume area yang akan dicor seperti biasa yaitu panjang kali
lebar kali tinggi. Setelah diketahui volume area yang akan dicor maka dapat
langsung diajukan ke PT. Adhimix Precast Indonesia. Kemudian
dilakukanlah pengiriman beton ke proyek yang akan dibuat form Doket
sebagai data waktu truk mixer tiba di proyek dan waktu truk mixer
meninggalkan proyek serta data m
3
beton yang dikirim. Setelah dilakukan
pengecoran ada form beton terpakai secara akurat di lapangan. Dalam
pemberian notasi perhitungan, notasi penamaannya sama dengan perhitungan
penulangan dimana As angka atau huruf menandakan bahwa itu adalah
elemen struktur seperti contoh: As D,E,F atau 5,6,7, dan lain-lain. Sedangkan
As angka atau huruf yang diberi tanda aksen () merupakan lain seperti
contoh: As D,E,F atau 5,6,7, dan lain-lain. Adapun hasil perhitungan dari
volume beton elemen struktur.
Setelah dilakukan pengecoran dilakukan check list pekerjaan
pengecoran oleh pihak MK maupun oleh pihak konraktor, PT Wijaya Karya
Bangunan Gedung. ( Lihat Lampiran A-18)
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 62
Data Monotoring Volume Beton
PROYEK EASTON PARK RESIDENCE JATINANGOR
Tabel 4. 3 Monitoring Pengecoran Beton
No Tanggal Lokasi
Mutu
Beton
1 2 3 4 5 6
Keteran
gan
Gambar
SD
Perhitungan
Bersama dgn
Readymix
Doket 4-3
Selisih
Tanggungan
WIKA
Selisih
Tanggu
ngan
WIKA
Ra Ri
1 29-Apr-13
Kolom K3 As 4-6/B-C, Kolom
K7 As 4-6/B-C
K400 8.50 8.50 0.00 0.00
2 1-May-13 Pilecap (P4) As 5/A' K400 53.5500 57.00 57.00 0.00 0.00
3 3-May-13 Pilecap P2 , Plat STP, Kolom K400 37.0000 37.00 35.00 -2.00
4-May-13 Kolom, Wall 1.1 B-O 44.4200 7.00 7.00 0.00
4 6-May-13 Pilecap P3A + P2B K400 78.5000 78.00 70.00 -8.00
6 8-May-13 Pilecap + Plat STP K400 75.5000 75.00 69.00 -6.00
7 9-May-13
Pilecap(P2B) K400 34.2200 38.50 38.50 0.00
Tiebeam K300 12.2400 8.00 8.00 0.00
Table bersambung kehalaman berikutnya.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 63
Lanjutan dari Tabel 4. 3 Monitoring Pengecoran Beton
8 11-May-13 Kolom K8 As 4/A'-B' K400 12.1000 6.00 6.00 0.00
9 12-May-13 Kolom K8 K400 6.0000 6.00 6.00 0.00
10 13-May-13
Kolom K8 As 16-17/B", P2B,
Dinding STP 2, Shearwall W-
1.1 As 5/B'
K400 21.8800 0.00
Kolom K3 As 6-7/B K400 21.00 21.00 0.00
11 15-May-13 Pilecap (P2B) As 18/A" K400 26.0000 27.00 27.00 0.00
12 16-May-13 Pilecap (P2B), Tie Beam 42.00 42.00
13
17-May-13 Pilecap K400 55.0100 55.00 13.00 -42.00
Shearwall K400 7.8420 8.00 8.00 0.00
14 19-May-13
Kolom K8 As 18/A" & As
7/A'-B', Shearwall As 5/B'
K400 18.5000 17.50 17.50 0.00
15 23-May-13 Pilecap K400 56.8900 57.00 28.00 -29.00
16 24-May-13
Kolom K8, Tiebeam, Dinding
STP
K400 13.5000 10.00
13.00
3.00 3.00
17 25-May-13 Dinding STP 2 As 16-17/B" 10.00 10.00 0.00
18 28-May-13 Tiebeam K300 11.5300 11.00 11.00 0.00 0.00
19
28-May-13 K8 K400 3.2340 4.00 4.5 0.50 0.50
30-May-13 Dinding STP K400 5.7230 6.00 6.00 0.00 0.00
20 31-May-13 Pilecap K400 11.8000 12.00 12.00 0.00 0.00
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 64
Lanjutan dari Tabel 4. 3 Monitoring Pengecoran Beton
21
Tiebeam K300 14.2400 14.00 -14.00
2-Jun-13
Wall (W2-1)
6.1440 6.00 6.00
22 4-Jun-13 51.50 35.00 -16.50
23 7-Jun-13 Kolom, Dinding STP 7.8370 0.00
24 Pilecap, Kolom K400 49.5000 49.00 49.00 0.00 0.00
25 8-Jun-13 Pilecap, Kolom K400 8.0000 8.00 8.00 0.00 0.00
26 10-Jun-13 Kolom, Pilecap K400 43.8300 44.00 44.00 0.00 0.00
27 12-Jun-13 Pilecap, Sloof K400 52.3400 53.00 35.00 -18.00
28 13-Jun-13 Pelat, Balokan K300 34.7300 35.00 35.00 0.00 0.00
29 14-Jun-13 Dinding STP, Pilecap, Kolom K400 24.2000 22.50 22.50 0.00 0.00
30 15-Jun-13 Kolom, Shearwall, Sloof K400 18.8700 18.50 18.50 0.00 0.00
31 16-Jun-13 Kolom K400 5.917 6.00 6.00 0.00 0.00
32 18-Jun-13 Pitlift K400 121.3 133.00 119.00 -14.00
33 19-Jun-13 Pilecap, Kolom K400 42.5800 42.50 28.00 -14.50
34 20-Jun-13 Pilecap, Kolom, Shearwall K400 49.9900 49.00 49.50 0.50
35 22-Jun-13 K300 11.0600 17.50 17.50 0.00 0.00
36
24-Jun-13
Plat Lantai As 5-7/D-E K300 34.7542 31.00 31.00 0.00 0.00
37 Pilecap, Kolom K400 68.5287 67.00 67.00 0.00 0.00
38 26-Jun-13 W 5-1, W 1-1, W K400 18.5520 18.50 -18.50
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 65
Lanjutan dari Tabel 4. 3 Monitoring Pengecoran Beton
39 27-Jun-13 Plat Ground, Balok, Tiebeam K300 88.9310 89.00 28.00 -61.00
40
28-Jun-13
Dinding K300 1.9500
7.00
-7.00
41 Tiebeam K400 4.6849 7.00 7.00
42 1-Jul-13 Pilecap, Kolom, K.Kolom K400 34.7850 28.00 28.00
43
5-Jul-13
Plat Lantai K300 30.0232 42.00 42.00
44 Balok K400 15.3330 0.00
45 Dinding, Shearwall, Kolom K400 36.6824 0.00
46 7-Jul-13 Plat Lantai, Balok K300 23.5000 0.00
Akhir dari Tabel 4. 3 Monitoring Pengecoran Beton
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 66
Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
MUTU BETON
NO TANGGAL TM SUPPLIER B-O K-175 K-300 K-300 K-400 K-400
K-
500
RA RI DEV SAT KETERANGAN
12 2
CM
12 2
CM
8 2
cm
12 2
CM
8 2
cm
12 2
CM
12
2 CM
1 27-Feb-13 221
Adhimix
precast
5 m3 skrit lantai keet
2 27-Feb-13 284
Adhimix
precast
5 10 m3 skrit lantai keet
3 8-Mar-13 300
Adhimix
precast
5 5 m3 pabrikasi besi
4 16-Mar-13 188
Adhimix
precast
6 6 m3 skrit gudang
5 22-Mar-13 221
Adhimix
precast
6 m3 jalan kerja
6 22-Mar-13 267
Adhimix
precast
6 m3 jalan kerja
7 22-Mar-13 221
Adhimix
precast
6 m3 jalan kerja
8 22-Mar-13 267
Adhimix
precast
7 25 m3 jalan kerja
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 67
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
9 25-Mar-13 197
Adhimix
precast
7 7 m3 pabrikasi besi
10 28-Mar-13 252
Adhimix
precast
4 4 m3
skrit pondasi Tower
Crane
11 29-Mar-13 232
Adhimix
precast
7 7 m3 skrit depan Keet
12 30-Mar-13 383
Adhimix
precast
7 7 m3 skrit depn list
13 5-Apr-13 197
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
14 5-Apr-13 245
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
15 5-Apr-13 188
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
16 5-Apr-13 242
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
17 5-Apr-13 388
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
18 5-Apr-13 300
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
19 5-Apr-13 383
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
20 5-Apr-13 270
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
21 5-Apr-13 267
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 68
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
22 5-Apr-13 265
Adhimix
precast
7 m3 Pondasi Tower Crane
23 5-Apr-13 212
Adhimix
precast
3.5 73.5 m3 Pondasi Tower Crane
24 6-Apr-13 258
Adhimix
precast
4.5 m3 Ballast Tower Crane
25 6-Apr-13 242
Adhimix
precast
4.5 9 m3
Ballast Tower Crane,
sisa beton untuk
pengerasan jalan
amblas
26 9-Apr-13 284
Adhimix
precast
5 m3 Bandul Tower Crane
27 9-Apr-13 274
Adhimix
precast
5 10 m3 Bandul Tower Crane
28 20-Apr-13 232
Adhimix
precast
6 6 m3
B-C/4+6 pile cup + tee
beam
29 20-Apr-13 388
Adhimix
precast
4 m3 Tee beam B-C / 4-6
30 20-Apr-13 245
Adhimix
precast
5 m3 Tee beam B-C / 4-6
31 21-Apr-13 280
Adhimix
precast
2 4 11 m3 Tee beam B-C / 4-6
32 26-Apr-13 232
Adhimix
precast
5 m3 Lantai kerja
33 26-Apr-13 274
Adhimix
precast
4 m3 Lantai kerja
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 69
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
34 26-Apr-13 389
Adhimix
precast
5 14 m3 Lantai kerja
35 29-Apr-13 389
Adhimix
precast
7 7 m3 Lantai kerja
36 29-Apr-13 280
Adhimix
precast
4 m3
37 29-Apr-13 388
Adhimix
precast
4.5 8.5 m3
38 1-May-13 240
Adhimix
precast
7 m3
39 1-May-13 252
Adhimix
precast
7 m3
40 1-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
41 1-May-13 221
Adhimix
precast
7 m3
42 1-May-13 242
Adhimix
precast
7 m3
43 1-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
44 1-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
45 1-May-13 383
Adhimix
precast
5 m3
46 1-May-13 388
Adhimix
precast
3 53.55 57 m3 Pilecap As 5/A'
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 70
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
47 3-May-13 252
Adhimix
precast
7 m3
48 3-May-13 188
Adhimix
precast
7 m3
49 3-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
50 3-May-13 188
Adhimix
precast
7 m3
51 3-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
52 3-May-13 383
Adhimix
precast
2 37 37 m3 P2, Kolom, Plat STP
53 4-May-13 240
Adhimix
precast
7 44.42 7 m3 Kolom, Wall 1.1
54 6-May-13 284
Adhimix
precast
7 m3
55 6-May-13 388
Adhimix
precast
7 m3
56 6-May-13 232
Adhimix
precast
7 m3
57 6-May-13 258
Adhimix
precast
7 m3
58 6-May-13 265
Adhimix
precast
7 m3
59 6-May-13 188
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 71
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
60 6-May-13 388
Adhimix
precast
7 m3
61 6-May-13 258
Adhimix
precast
7 m3
62 6-May-13 274
Adhimix
precast
7 m3
63 6-May-13 240
Adhimix
precast
7 m3
64 6-May-13 274
Adhimix
precast
4 m3
65 6-May-13 245
Adhimix
precast
4 78.5 78 m3 Pilecap (P3A), P2B
66 8-May-13 240
Adhimix
precast
7 m3
67 8-May-13 212
Adhimix
precast
6 m3
68 8-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
69 8-May-13 232
Adhimix
precast
7 m3
70 8-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
71 8-May-13 258
Adhimix
precast
7 m3
72 8-May-13 388
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 72
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
73 8-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
74 8-May-13 221
Adhimix
precast
7 m3
75 8-May-13 252
Adhimix
precast
7 m3
76 8-May-13 284
Adhimix
precast
6 75.5 75 m3 Plat STP, P2
77 9-May-13 265
Adhimix
precast
7 m3
78 9-May-13 284
Adhimix
precast
7 m3
79 9-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
80 9-May-13 274
Adhimix
precast
7 m3
81 9-May-13 388
Adhimix
precast
7 m3
82 9-May-13 280
Adhimix
precast
3.5 34.22 38.5 m3 Pilecap As 6/A-B
83 9-May-13 205
Adhimix
precast
5 m3
84 9-May-13 197
Adhimix
precast
3 12.24 8 m3 Tiebeam
85 10-May-13 284
Adhimix
precast
6 6 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 73
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
86 11-May-13 222
Adhimix
precast
6 12.1 6 m3 Kolom K8
87 12-May-13 389
Adhimix
precast
6 6 6 Kolom K8
88 13-May-13 284
Adhimix
precast
7 21.88 m3
Kolom K8, Shearwall,
Dinding DTP
89 13-May-13 258
Adhimix
precast
7 m3
90 13-May-13 274
Adhimix
precast
7 21 m3
91 15-May-13 265
Adhimix
precast
7 m3
92 15-May-13 256
Adhimix
precast
7 m3
93 15-May-13 383
Adhimix
precast
7 m3
94 15-May-13 284
Adhimix
precast
6 26 27 m3 Pilecap
95 16-May-13 245
Adhimix
precast
7 m3
96 16-May-13 242
Adhimix
precast
7 m3
97 16-May-13 252
Adhimix
precast
7 m3
98 16-May-13 188
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 74
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
99 16-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
100 16-May-13 389
Adhimix
precast
7 m3
101 17-May-13 232
Adhimix
precast
7 m3
102 17-May-13 245
Adhimix
precast
6 55.01 55 m3 Pilecap
103 17-May-13 284
Adhimix
precast
4 m3
104 17-May-13 300
Adhimix
precast
4 7.842 8 m3 Shearwall
105 19-May-13 267
Adhimix
precast
4 m3
106 19-May-13 300
Adhimix
precast
7 m3
107 19-May-13 280
Adhimix
precast
6.5 18.5 17.5 m3 Kolom K8, Shearwall
108 23-May-13 242
Adhimix
precast
7 m3
109 23-May-13 284
Adhimix
precast
7 m3
110 23-May-13 287
Adhimix
precast
7 m3
111 23-May-13 232
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 75
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
112 23-May-13 389
Adhimix
precast
7 m3
113 23-May-13 252
Adhimix
precast
7 m3
114 23-May-13 284
Adhimix
precast
7 m3
115 23-May-13 267
Adhimix
precast
7 m3
116 23-May-13 252
Adhimix
precast
1 56.89 57 m3 Pilecap
117 24-May-13 258
Adhimix
precast
6.5 m3
118 24-May-13 265
Adhimix
precast
6.5 14.67 13 m3
Kolom K8, Tiebeam,
Dinding STP
119 25-May-13 197
Adhimix
precast
5 m3
120 25-May-13 265
Adhimix
precast
5 13.5 10 m3 Kolom K8, Shearwall
121 25-May-13 258
Adhimix
precast
5 5 m3
122 27-May-13 284
Adhimix
precast
5 5 m3
123 28-May-13 245
Adhimix
precast
6 m3
124 28-May-13 221
Adhimix
precast
5 11.53 11 m3 Tiebeam
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 76
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
125 28-May-13 221
Adhimix
precast
4 3.234 4 m3 K8
126 30-May-13 242
Adhimix
precast
6 5.723 6 m3 Dinding STP
127 31-May-13 389
Adhimix
precast
5 m3
128 31-May-13 245
Adhimix
precast
7 11.8 12 m3 Pilecap
129 31-May-13 283
Adhimix
precast
7 m3
130 31-May-13 252
Adhimix
precast
7 14.24 14 m3 Tiebeam
131 2-Jun-13
Adhimix
precast
6.144 m3 Wall (W2-1)
132 4-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
133 4-Jun-13 265
Adhimix
precast
7 m3
134 4-Jun-13 388
Adhimix
precast
7 m3
135 4-Jun-13 389
Adhimix
precast
7 m3
136 4-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
137 4-Jun-13 252
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 77
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
138 4-Jun-13 245
Adhimix
precast
5 m3
139 4-Jun-13 383
Adhimix
precast
4.5 51.5 m3
140 6-Jun-13
Adhimix
precast
m3
141 7-Jun-13 265
Adhimix
precast
7 7.837 m3 Kolom, Dinding STP
142 7-Jun-13 389
Adhimix
precast
7 m3
143 7-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
144 7-Jun-13 284
Adhimix
precast
7 m3
145 7-Jun-13 274
Adhimix
precast
7 m3
146 7-Jun-13 280
Adhimix
precast
5 m3
147 7-Jun-13 258
Adhimix
precast
5 m3
148 7-Jun-13 188
Adhimix
precast
4 49.5 49 m3 Pilecap, Kolom
149 8-Jun-13 221
Adhimix
precast
5 m3
150 8-Jun-13 245
Adhimix
precast
3 8 8 m3 Pilecap, Kolom
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 78
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
151 8-Jun-13 197
Adhimix
precast
6 6 m3
152 10-Jun-13 389
Adhimix
precast
7 m3
153 10-Jun-13 455
Adhimix
precast
5 m3
154 10-Jun-13 455
Adhimix
precast
4 m3
155 10-Jun-13 232
Adhimix
precast
7 m3
156 10-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
157 10-Jun-13 388
Adhimix
precast
7 m3
158 10-Jun-13 252
Adhimix
precast
7 43.83 44 m3 Kolom, Pilecap
159 12-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
160 12-Jun-13 455
Adhimix
precast
7 m3
161 12-Jun-13 242
Adhimix
precast
7 m3
162 12-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
163 12-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 79
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
164 12-Jun-13 383
Adhimix
precast
7 m3
165 12-Jun-13 221
Adhimix
precast
6 m3
166 12-Jun-13 274
Adhimix
precast
5 52.34 53 m3 Pilecap, Sloof
167 13-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
168 13-Jun-13 270
Adhimix
precast
7 m3
169 13-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
170 13-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
171 13-Jun-13 211
Adhimix
precast
7 34.73 35 m3 Pelat, Balokan
172 14-jni-2013 274
Adhimix
precast
7 m3
173 14-jni-2013 389
Adhimix
precast
7 m3
174 14-jni-2013 300
Adhimix
precast
5 m3
175 14-jni-2013 221
Adhimix
precast
3.5 24.2 22.5 m3
Dinding STP, Pilecap,
Kolom
176 15-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 80
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
177 15-Jun-13 265
Adhimix
precast
7 m3
178 15-Jun-13 280
Adhimix
precast
4.5 18.87 18.5 m3
Kolom, Shearwall,
Sloof
179 16-Jun-13 252
Adhimix
precast
6 5.917 6 m3 Kolom
180 18-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
181 18-Jun-13 242
Adhimix
precast
7 m3
182 18-Jun-13 256
Adhimix
precast
7 m3
183 18-Jun-13 232
Adhimix
precast
7 m3
184 18-Jun-13 221
Adhimix
precast
7 m3
185 18-Jun-13 284
Adhimix
precast
7 m3
186 18-Jun-13 252
Adhimix
precast
7 m3
187 18-Jun-13 274
Adhimix
precast
7 m3
188 18-Jun-13 280
Adhimix
precast
7 m3
189 18-Jun-13 188
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 81
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
190 18-Jun-13 455
Adhimix
precast
7 m3
191 18-Jun-13 265
Adhimix
precast
7 m3
192 18-Jun-13 267
Adhimix
precast
7 m3
193 18-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
194 18-Jun-13 455
Adhimix
precast
7 m3
195 18-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
196 18-Jun-13 300
Adhimix
precast
7 m3
197 18-Jun-13 393
Adhimix
precast
7 m3
198 18-Jun-13 267
Adhimix
precast
7 121.3 133 m3 Fitlift
199 19-Jun-13 267
Adhimix
precast
7 m3
200 19-Jun-13 232
Adhimix
precast
7 m3
201 19-Jun-13 252
Adhimix
precast
7 m3
202 19-Jun-13 300
Adhimix
precast
7 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 82
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
203 19-Jun-13 188
Adhimix
precast
7 m3
204 19-Jun-13 455
Adhimix
precast
5 m3
205 19-Jun-13 455
Adhimix
precast
2.5 42.58 42.5 m3 Pilecap, Kolom
206 20-Jun-13 221
Adhimix
precast
7 m3
207 20-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
208 20-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
209 20-Jun-13 383
Adhimix
precast
7 m3
210 20-Jun-13 232
Adhimix
precast
7 m3
211 20-Jun-13 300
Adhimix
precast
7 m3
212 20-Jun-13 274
Adhimix
precast
7 49.99 49 m3
Pilecap, Kolom,
Shearwall
213 22-Jun-13 455
Adhimix
precast
7 m3
214 22-Jun-13 389
Adhimix
precast
7 m3
215 22-Jun-13 284
Adhimix
precast
3.5 17.5 m3
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 83
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
216 24-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
217 24-Jun-13 232
Adhimix
precast
7 m3
218 24-Jun-13 240
Adhimix
precast
7 m3
219 24-Jun-13 258
Adhimix
precast
7 m3
220 24-Jun-13 284
Adhimix
precast
3 31 m3
221 24-Jun-13 270
Adhimix
precast
7 m3
222 24-Jun-13 280
Adhimix
precast
7 m3
223 24-Jun-13 245
Adhimix
precast
7 m3
224 24-Jun-13 240
Adhimix
precast
7
225 24-Jun-13 221
Adhimix
precast
7
226 24-Jun-13 280
Adhimix
precast
7
227 24-Jun-13 383
Adhimix
precast
7
228 24-Jun-13 240
Adhimix
precast
7
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 84
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
229 24-Jun-13 232
Adhimix
precast
7
230 24-Jun-13 245
Adhimix
precast
4 67
231 26-Jun-13 265
Adhimix
precast
7
232 26-Jun-13 240
Adhimix
precast
7
233 26-Jun-13 258
Adhimix
precast
4.5 18.5
234 27-Jun-13 300
Adhimix
precast
7
235 27-Jun-13 242
Adhimix
precast
7
236 27-Jun-13 245
Adhimix
precast
7
237 27-Jun-13 285
Adhimix
precast
7
238 27-Jun-13 245
Adhimix
precast
7
239 27-Jun-13 280
Adhimix
precast
7
240 27-Jun-13 383
Adhimix
precast
7
241 27-Jun-13 284
Adhimix
precast
7
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 85
Lanjutan dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
242 27-Jun-13 197
Adhimix
precast
7
243 27-Jun-13 389
Adhimix
precast
7
244 27-Jun-13 284
Adhimix
precast
7
245 27-Jun-13 274
Adhimix
precast
7
246 27-Jun-13 389
Adhimix
precast
5 89
247 27-Jun-13 300
Adhimix
precast
3.5 3.5
Akhir dari Tabel 4. 4 Monitoring Pendatangan Beton
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 86
4.2.5. Tugas Perhitungan Pembesian Corewall
Perhitungan pembesian Core Wall dilakukan untuk mengetahui
jumlah dari besi tulangan yang diperlukan untuk kebutuhan besi tulangan
yang terpakai, yang diawal perhitungan diketahui berat total besi tulangan
dari struktur Core Wall kemudian dilakukan pembagian terhadap berat total
dengan satuan berat besi tulangan sesuai diameter yang terpakai. Hasil
perhitungan untuk berat total tulangan Core Wall dapat dilihat pada
Lampiran A-19.
4.2.6. Tugas Perhitungan Volume Tie beam
Untuk menghitung volume Tie beam, dilakukan dengan cara
penghitungan volume tie beam seperti biasa yaitu panjang kali lebar kali
tinggi. Dalam perhitungannya dilakukan satu jalur As. Dimensi yang dipakai
adalah dimensi dalam shop drawing. Gambar yang dipakai dalam menghitung
volume semua tie beam dapat dilihat dalam Lampiran A-20.
Tabel 4. 5 Perhitungan Volume Tiebeam BS1
LANTAI AS/GRID PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME
BS1 3 / A'-B' 3.700 0.400 0.600 0.888
A' / 3-4 4.600 0.400 0.600 1.104
B' / 3-4 4.600 0.400 0.600 1.104
4 / A' - B' 3.700 0.400 0.600 0.888
A'/4-5 3.100 0.400 0.600 0.744
A'-B'/4-5 1.500 0.400 0.600 0.360
B'/4-5 1.500 0.400 0.600 0.360
B'-A/4-5 1.500 0.400 0.600 0.360
5 / A'-B' 0.960 0.400 0.600 0.230
A'/5-6 3.100 0.400 0.600 0.744
B'/5-6 4.600 0.400 0.600 1.104
6 / A'-B' 3.700 0.400 0.600 0.888
6/D-E 6.510 0.400 0.600 1.562
6/E-E' 6.678 0.400 0.600 1.603
A'/6-7 2.650 0.400 0.600 0.636
B'/6-7 4.600 0.400 0.600 1.104
7 / A'-B' 3.700 0.400 0.600 0.888
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 87
Lanjutan dari Tabel 4. 5 Perhitungan Volume Tiebeam BS1
A'/7-8 4.600 0.400 0.600 1.104
B'/7-8 0.908 0.400 0.600 0.218
8/A'-B' 3.700 0.400 0.600 0.888
A'/8-9 4.600 0.400 0.600 1.104
B'/8-9 4.600 0.400 0.600 1.104
9/C-D 2.300 0.400 0.600 0.552
BS1' 9/B-C 2.300 0.400 0.600 0.552
9/A-B 4.850 0.400 0.600 1.164
9/A'-B' 3.700 0.400 0.600 0.888
A'/9-10 5.400 0.400 0.600 1.296
B/9-10 3.100 0.400 0.600 0.744
C/9-10 3.100 0.400 0.600 0.744
D/9-10 3.100 0.400 0.600 0.744
B/9-10 3.600 0.400 0.600 0.864
C/9-10 3.600 0.400 0.600 0.864
D/9-10 3.600 0.400 0.600 0.864
E/9-10 3.520 0.400 0.600 0.845
10/A-B 3.160 0.400 0.600 0.758
10/B-C 2.300 0.400 0.600 0.552
10/C-D 2.300 0.400 0.600 0.552
10/D-E 3.440 0.400 0.600 0.826
A'/10-11 5.400 0.400 0.600 1.296
B/10-11 3.100 0.400 0.600 0.744
C/10-11 3.100 0.400 0.600 0.744
D/10-11 3.100 0.400 0.600 0.744
E/10-11 3.100 0.400 0.600 0.744
11/A-B 3.160 0.400 0.600 0.758
11/B-C 2.300 0.400 0.600 0.552
11/C-D 2.300 0.400 0.600 0.552
11/D-E 2.300 0.400 0.600 0.552
11/A-B 3.462 0.400 0.600 0.831
11/B-C 2.300 0.400 0.600 0.552
11/C-D 2.300 0.400 0.600 0.552
11/D-E 2.300 0.400 0.600 0.552
A'/11-12 3.100 0.400 0.600 0.744
B'/11-12 3.100 0.400 0.600 0.744
12/A'-B' 1.360 0.400 0.600 0.326
A'/12-13 4.900 0.400 0.600 1.176
B'/12-13 4.900 0.400 0.600 1.176
13/A'-B' 3.900 0.400 0.600 0.936
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 88
Lanjutan dari Tabel 4. 5 Perhitungan Volume Tiebeam BS1
14/A"-B" 3.900 0.400 0.600 0.936
15/E 1.428 0.400 0.600 0.343
15/A" 2.630 0.400 0.600 0.631
B"/14-15 4.732 0.400 0.600 1.136
16/A"-B" 2.249 0.400 0.600 0.540
B"/15-16 4.600 0.400 0.600 1.104
17/A"-B" 3.700 0.400 0.600 0.888
A"/16-17 4.803 0.400 0.600 1.153
B"/16-17 3.306 0.400 0.600 0.793
18/A"-B" 3.700 0.400 0.600 0.888
18/A" 4.311 0.400 0.600 1.035
A"/17-18 4.600 0.400 0.600 1.104
B"/17-18 2.602 0.400 0.600 0.624
A"/18-18' 1.500 0.400 0.600 0.360
B"/18-18' 4.600 0.400 0.600 1.104
20/A"-B" 3.900 0.400 0.600 0.936
A"/19-20 6.400 0.400 0.600 1.536
B"/19-20 6.400 0.400 0.600 1.536
Akhir dari Tabel 4. 5 Perhitungan Volume Tiebeam BS1
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 89
Tabel 4. 6 Perhitungan Volume Tiebeam BS2
LANTAI AS/GRID PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME
BS2 3/A"-A' 2.129 0.300 0.500 0.319
3 / A - B 3.800 0.300 0.500 0.570
3 / A' - B' 5.500 0.300 0.500 0.825
A"/ 3-4 5.200 0.300 0.500 0.780
A-B / 3-4 5.200 0.300 0.500 0.780
B-C / 3-4 5.200 0.300 0.500 0.780
4 / A" - A' 2.128 0.300 0.500 0.319
4 / B' - A' 3.800 0.300 0.500 0.570
4 / A'-B' 5.500 0.300 0.500 0.825
A"/4-5 5.200 0.300 0.500 0.780
A'/4-5 3.700 0.300 0.500 0.555
A-B/4-5 5.200 0.300 0.500 0.780
B-C/4-5 5.200 0.300 0.500 0.780
5 / A"-A' 3.528 0.300 0.500 0.529
5 / A'-B' 0.900 0.300 0.500 0.135
5 / A-B 2.500 0.300 0.500 0.375
5/ A-B 2.140 0.300 0.500 0.321
5 / B-C 5.500 0.300 0.500 0.825
A"-A'/5-6 5.200 0.300 0.500 0.780
A'-B'/5-6 3.700 0.300 0.500 0.555
A-B/5-6 5.200 0.300 0.500 0.780
B-C/5-6 5.200 0.300 0.500 0.780
D/5-6 0.844 0.300 0.500 0.127
E/5-6 0.926 0.300 0.500 0.139
E/5-6 2.119 0.300 0.500 0.318
E'/5-6 3.250 0.300 0.500 0.488
E'/5-6 1.304 0.300 0.500 0.196
6 / A"-A' 2.127 0.300 0.500 0.319
6 / B'-A' 3.800 0.300 0.500 0.570
6 / A'-B' 5.500 0.300 0.500 0.825
6/D-E 6.386 0.300 0.500 0.958
A-B/6-7 5.500 0.300 0.500 0.825
C/6-7 2.700 0.300 0.500 0.405
B-C/6-7 1.612 0.300 0.500 0.242
C/6-7 3.094 0.300 0.500 0.464
E/6-7 2.119 0.300 0.500 0.318
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 90
Lanjutan dari Tabel 4. 6 Perhitungan Volume Tiebeam BS2
7/B-C 1.814 0.300 0.500 0.272
7/B-C 5.292 0.300 0.500 0.794
7/C-D 5.624 0.300 0.500 0.844
B/7-8 4.972 0.300 0.500 0.746
C/7-8 4.037 0.300 0.500 0.606
D/7-8 1.317 0.300 0.500 0.198
D/7-8 0.722 0.300 0.500 0.108
8/A-B 6.300 0.300 0.500 0.945
BS2' 8/B-C 5.200 0.300 0.500 0.780
8/C-D 5.500 0.300 0.500 0.825
BS2' B/8-9 5.228 0.300 0.500 0.784
BS2' C/8-9 5.000 0.300 0.500 0.750
D/8-9 3.997 0.300 0.500 0.600
D/8-9 1.534 0.300 0.500 0.230
11/A'-B' 4.780 0.300 0.500 0.717
12/A'-B' 1.360 0.300 0.500 0.204
A'-B'/12-13 3.675 0.300 0.500 0.551
A'-B'/12-13 3.675 0.300 0.500 0.551
D-E/14-14' 1.800 0.300 0.500 0.270
B'/14-14' 0.471 0.300 0.500 0.071
B"/14-14' 2.274 0.300 0.500 0.341
15/A" 1.050 0.300 0.500 0.158
A"/15-16 1.590 0.300 0.500 0.239
18'/A"-B" 5.075 0.300 0.500 0.761
Akhir dari Tabel 4. 6 Perhitungan Volume Tiebeam BS2
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 91
Tabel 4. 7 Perhitungan Volume Tiebeam BS3
LANTAI AS/GRID PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME
semi
basement
A-B/10 5.472 0.300 0.600 0.985
A"-B"/20 3.675 0.300 0.600 0.662
A"-B"/20 3.675 0.300 0.600 0.662
A"-B"/20 3.075 0.300 0.600 0.554
A"-B"/20 3.075 0.300 0.600 0.554
D/6-7 5.583 0.300 0.600 1.005
A"/14-15 7.000 0.300 0.600 1.260
B"/14-15 7.703 0.300 0.600 1.387
B"/14-15 7.005 0.300 0.600 1.261
7/A-B 6.300 0.300 0.600 1.134
14/D-E 3.296 0.300 0.600 0.593
14/D-E 2.976 0.300 0.600 0.536
14/E 6.552 0.300 0.600 1.179
14/B" 4.895 0.300 0.600 0.881
15/B" 4.953 0.300 0.600 0.892
Tabel 4. 8 Perhitungan Volume Tiebeam BS4
LANTAI AS/GRID PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME
A / 3-4 5.850 0.250 0.400 0.585
B / 3-4 5.850 0.250 0.400 0.585
A/4-5 2.100 0.250 0.400 0.210
B/4-5 5.800 0.250 0.400 0.580
A/5-6 5.200 0.250 0.400 0.520
B/5-6 5.800 0.250 0.400 0.580
D-E/5-6 1.594 0.250 0.400 0.159
A'-B'/6-7 5.800 0.250 0.400 0.580
A/6-7 5.800 0.250 0.400 0.580
B-C/6-7 3.068 0.250 0.400 0.307
D-E/6-7 4.513 0.250 0.400 0.451
7/B 3.036 0.250 0.400 0.304
A'-B'/7-8 5.800 0.250 0.400 0.580
A-B/7-8 5.800 0.250 0.400 0.580
8/B-C 5.875 0.250 0.400 0.588
8/C-D 4.813 0.250 0.400 0.481
A'-B'/8-9 5.800 0.250 0.400 0.580
A-B/8-9 5.800 0.250 0.400 0.580
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 92
Lanjutan dari Tabel 4. 8 Perhitungan Volume Tiebeam BS4
9/C-D 5.500 0.250 0.400 0.550
A-B/9-10 5.050 0.250 0.400 0.505
A-B/10-11 3.561 0.250 0.400 0.356
11/B'-A 3.655 0.250 0.400 0.366
13/A'-B' 3.070 0.250 0.400 0.307
13/A'-B' 1.360 0.250 0.400 0.136
13/A'-B' 3.070 0.250 0.400 0.307
D-E/14-14' 2.950 0.250 0.400 0.295
B'-B"/14-14' 2.997 0.250 0.400 0.300
15/D-E 3.550 0.250 0.400 0.355
15/A" 3.925 0.250 0.400 0.393
15/A"-B" 3.925 0.250 0.400 0.393
15/B" 3.600 0.250 0.400 0.360
15/B" 3.574 0.250 0.400 0.357
A"/17-18 4.600 0.250 0.400 0.460
A"-B"/17-18 4.600 0.250 0.400 0.460
A"-B"/17-18 5.800 0.250 0.400 0.580
A"-B"/18-18' 1.500 0.250 0.400 0.150
A"-B"/18-18' 5.200 0.250 0.400 0.520
20/A" 2.800 0.250 0.400 0.280
20/A"-B" 2.110 0.250 0.400 0.211
20/B" 2.640 0.250 0.400 0.264
10/A 5.050 0.250 0.400 0.505
Akhir dari Tabel 4. 8 Perhitungan Volume Tiebeam BS4
Selain perhitungan volume Tie Beam, Shop Drawing tersebut digunakan
dalam perhitungan pembesian sengkang dan pinggang kemudian perhitungan
volume bekisting pada Tie Beam, Volume Lantai Kerja Tie Beam ataupun Tie
Beam yang tidak mempunyai lantai kerja namun menggunakan plastic cor dan
Volume pasir urug Tie Beam. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat dalam
LampiranA-21.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 93
4.2.7. Tugas Perhitungan Banyaknya Tulangan Dinding STP 2
Dalam penghitungan Pembesian dinding STP 2, yang dilakukan
adalah menghitung jumlah tulangan yang dibutuhkan pada pitlift. Cara
menghitungnya adalah dari jumlah As angka dan As huruf, untuk As angka
menunjukkan arah memanjang denah proyek sedangkan untuk As huruf
menunjukkan arah melintang. Dalam perhitungan tulangan ini dibuat agar
kita dapat mengetahui berapa berat total untuk kebutuhan tulangan dinding
STP 2 serta mengetahui berapa banyak batang tulangan yang dibutuhkan,
bahkan kita dapat mengetahui berapa kilogram yang diperlukan. Untuk
table pekerjaan dapat dilihat dalam Lampiran A-22.
Tabel 4. 9 Spesifikasi Diameter dan Berat per meter
Dari semua perhitungan tugas tugas yang telah diberikan,
penyelesaian dari semua tugas tugas yang telah diberikan tidak terlepas
dari beberapa acuan salah satu acuan yang dipakai dalam menyelesaikan
tugas tugas yang diberikan adalah standar detail yang dibuat atau
ditetapkan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung. Salah satu Standar
Detai yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran A-23.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 94
Tabel 4. 10 Perhitungan Besi Tulangan STP 2
NO GAMBAR DIAMETER A B C
PANJANG
D=(A+B+C)
JUMLAH
E
PANJANG
TOTAL
F=(D*E)
BERAT (KG)
G=(F*1,04)
BERAT
TOTAL
H
1
0.013 0.156 4.27 0.234 4.66 120 559.2 581.57
3588.43
0.013 0.156 4.27 0.228 4.654 194 902.88 938.99
0.013 0.156 3.27 0.228 3.654 23 84.04 87.40
0.013 0.156 3.27 0.228 3.654 25 91.35 95.00
2
0.013 0.4 6.496 0.4 7.296 84 612.86 637.3786
0.013 0.4 10.196 0.4 10.996 84 923.66 960.6106
0.013 0.4 2.746 0.4 3.546 32 113.47 118.0109
0.013 0.4 1.746 0.4 2.546 64 162.94 169.4618
Table bersambung kehalaman berikutnya
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 95
Lanjutan dari Tabel 4. 10 Perhitungan Besi Tulangan STP 2
UMPAK
0.016 0.29 0.65 0.29 1.226 64 78.464 123.9731 123.9731
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek ini sangat berguna dan bermanfaat karena
banyaknya ilmu dan pengalaman berharga yang didapat di Proyek Pembangunan
Apartement EASTON PARK Residence ini.
Setelah menyelesaikan kerja praktek ini maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kerja praktek memberikan pembekalan bagi mahasiswa untuk dunia
kerjanya kelak, bukan hanya dalam bentuk teori melainkan pengenalan di
lapangan.
2. Proyek ini memiliki jenis kontrak Lumpsum / Fix Price yang dalam pengadaan
dananya berasal dari Swasta / Owner. Sehingga dalam pelaksanaannya diawasi
dan di audit oleh konsultan. Mulai dari pelaksanaan dilapangan, perijinan, dan
keuangan.
3. Konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah konstruksi beton bertulang
dengan mutu beton K-300 dan K-400. Untuk mendapatkan mutu beton yang
sesuai, maka harus memiliki nilai slump yang sesuai pula. Dalam proyek ini,
nilai slump yang digunakan adalah 12 2 cm. Apabila nilai slump kurang dari
spesifikasi yang ditentukan, maka Site Manager Sipil meminta kepada prodesen
yaitu PT. Adhimix Precast Indonesia sebagai penyedia beton untuk mengganti
beton yang sesuai dengan spesifikasinya.
4. Proyekini menggunakan metode bangunan standar PT. WIJAYA KARYA
BANGUNAN GEDUNG sendiri yang telah bersertifikat ISO.Dibuat agar
konstruksi kuat, tahan lama, dan ekonomis. Oleh karena itu dibangun dengan
menggunakan material pilihan. Dalam pemasangan penulangan balok, pelat
lantai, kolom serta Shearwall dan Corewall pun mengikuti prinsip-prinsip
penulangan sehingga mampu untuk menopang beban yang besar.
5. Tersedianya peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada proyek ini
dan setiap 1 minggu sekali yaitu tepatnya hari kamis pagi selalu dilakukan safety
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 97
morning sebagai himbauan yang rutin guna meminimalisir kecelakaan di
lapangan. Sampai saat ini hanya terjadi kecelakaan ringan tidak sampai
kehilangan nyawa.
6. Dilakukannya Rencana Penanganan Kecelakaan Kerja, Kegiatan Pelatihan K3
& Kegiatan Simulasi Keadaan Darurat, Kegiatan Pelatihan Pemadam
Kebakaran, Tool Box Meeting, Penggunaan alat pengaman, Pemasangan rambu
& spanduk K3 & 5R.
5.2. Saran
Diharapkan agar yang mengikuti pelaksanaan kerja praktek berikutnya
dapat lebih aktif dan inovatif agar dapat lebih mendalami pengajaran-pengajaran
yang diberikan oleh pembimbing kerja praktek di lapangan. Selain itu juga agar
tetap terus berusaha dan semangat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberi
pembimbing dilapangan agar banyak ilmu yang akan didapat dari proyek tersebut.
Diharapkan pula laporan kerja berikutnya akan menjadi lebih baik lagi agar dapat
menambah wawasan bagi pembaca lainnya.
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA Page 98
DAFTAR PUSTAKA
Alif, Gea Hamzah., & Adiana, Anis Pratiwi . 2012. PROYEK PEMBANGUNAN
RUMAH SAKIT SANTOSA KOPO. Cimahi; UNIVERSITAS JEDRAL
ACHMAD YANI.
Junaedi., dan Rika. 2012. PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
SANTOSA KOPO. Bandung; POLITEKNIK NEGERI BANDUNG.
Perusahaan Pembangunan (PP). 2011. PEKERJAAN STRUKTUR : Core Wall &
Shear Wall. KSO PP-BRANTAS
www.scribd.com/doc/55531778/Core-Wall-Method
Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. BAHAN KULIAH : STRUKTUR BETON
II (TC305).
file.upi.edu/.../BAB_V_BAHAN_KULIAH_STRUKT...
www.rmdaustralia.com.au
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
i
LAMPIRAN
Lampiran A-1 Bill of Quantity (BoQ) ............................................................. L-1
Lampiran A-2 Tampak Samping Proyek Kiri Proyek Beserta Notasinya ....... L-2
Lampiran A-3 Tampak Samping Proyek Kanan Proyek Beserta Notasinya ... L-3
Lampiran A-4 Tampak Belakang Proyek Beserta Notasinya ......................... L-4
Lampiran A-5 Tampak Depan Proyek Beserta Notasinya .............................. L-5
Lampiran A-6 Detail Shearwall ....................................................................... L-6
Lampiran A-7 Denah Pondasi ......................................................................... L-7
Lampiran A-8 Potongan Lift ........................................................................... L-8
Lampiran A-9 Denah Mezanine, Denah Lt 1, Denah Lt 2, Denah Lt 3,
Denah Lt 4-10 . L-9
Lampiran A-10 format proses persetujuan Shop Drawing ............................. L-10
Lampiran A-11 Laporan Harian ...................................................................... L-11
Lampiran A-12 Kurva-S ................................................................................. L-12
Lampiran A-13 Pengendalian Mutu (Quality Control) .................................. L-13
Lampiran A-14 Detail Struktur Core Wall ...................................................... L-14
Lampiran A-15 Metoda Kerja Struktur Shear Wall dan Core Wall................. L-15
Lampiran A-16 Tugas dari Pembimbing Lapangan ........................................ L-16
Lampiran A-17 Tugas Perhitungan Volume Besi Tulangan Tie Beam .......... L-17
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ii
Lampiran A-18 Check List Pekerjaan Pengecoran ......................................... L-18
Lampiran A-19 Hasil Perhitungan Pembesian Corewall ................................. L-19
Lampiran A-20 Shop Drawing Perhitungan Volume Tie Beam ...................... L-20
Lampiran A-21 Tugas Perhitungan pembesian Sengkang dan Pinggang,
volume bekisting, Lantai Kerja/plastik cor dan pasir urug Tie Beam ............. L-21
Lampiran A-22 Gambar Detail Dinding STP 2 .............................................. L-22
Lampiran A-23 Gambar Standar Detail Pekerjaan .......................................... L-23
APARTEMENT EASTON PARK RESIDENCE
JATINANGOR
ANGGIE CHRISNA DEWI
HESTI NILA PUSPITA SUKARNA A-i