Anda di halaman 1dari 8

1

A. Kejadian Kanker
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum
menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan
mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita
usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang
dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker
payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika termasuk golongan yang
beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada salahnya untuk lebih bersikap
waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara Anda.
Gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker payudara yang
umum dapat dilihat dan dirasakan sendiri:
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan
2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah
3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak.
4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke
dalam.

B. Pembahasan
1. Kanker Payudara
Kanker merupakan perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak
normal. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan
yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor
yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker
disebut tumor jinak. Tumor jinak berbentuk gumpalan lemak yang terbungkus
2

dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar
ke bagian lain pada tubuh penderita.

2. Patofisiologi Kanker Payudara

Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 2,25 cm, dan tidak terdapat
penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada
stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah
70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh
yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase
pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan
untuk sembuh hanya 30 40 % tergantung dari luasnya penyebaran
sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk
mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran,
dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara
sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan
penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat
membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk
mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya
untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh
serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
Pencegahan Kanker payudara dengan cara:
1. Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3

2. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan.
3. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
4. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran
segar..
5. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya,
seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai
mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk
mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
3. Kandungan Kulit Buah Manggis
Penelitian ilmiah menyebutkan bahwa kulit buah Manggis sangat kaya
akan anti-oksidan, terutama xanthone, tanin, asam fenolat maupun
antosianin. Dalam kulit buah Manggis juga mengandung air sebanyak
62,05%, lemak 0,63%, protein 0,71%, dan juga karbohidrat sebanyak
35,61%.

Antioksidan yang terdapat dalam kulit buah Manggis dengan kadar
yang tinggi ini memiliki sifat yang baik dan bermanfaat bagi tubuh, seperti
anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, anti-bakteri, anti-jamur, anti-
plasmodial, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.
Yang paling banyak terkandung dalam buah Manggis ialah kandungan alfa-
mangostin dan gamma-mangostin

4. Pengertian xanthones
Xanthones merupakan senyawa organic
yang berhasil ditemukan pada tahun 1855 oleh
ilmuwan Jerman bernama Schmid W. Liebigs.

Struktur Senyawa Dasar Xanthones
4

Secara harfiah Xanthones adalah senyawa polifenol dari senyawa keton
siklik polifenol dengan rumus molekul C
13
H
8
0
2.
Struktur dasar xanthone terdiri
dari tiga benzena dengan satu benzena yang ditengah berupa keton. Pada
umumnya senyawa turunan xantone mempunyai gugus fenol sehingga
sering disebut sebagai polifenol. Selain itu, xanthones dikenal sebagai
senyawa penting yang terkandung dalam tanaman manggis yang terdiri dari
kumpulan senyawa bioaktif yang kaya dengan antioksidan. Kemampuan
senyawa antioksidan ditentukan berdasarkan pada kemampuannya dalam
mengurangi gugus radikal bebas.

Antioksidan dalam manggis memiliki kemampuan 8 kali lebih baik
dibandingkan dengan antioksidan yang terkandung dalam buah jeruk.
Antioksidan manggis memiliki kemampuan dalam mengurangi radikal
oksigen.

5. Peranan dan Cara Kerja Xanthones
Antioksidan dalam buah manggis memiliki kemampuan 8 kali lebih
daripada antioksidan yang terkandung dalam buah jeruk. Xanthone yang
banyak terkandung dalam kulit buah manggis ini memiliki kemampuan untuk
mengobati banyak sekali penyakit berbahaya seperti jantung, trombosis,
maupun kanker sendiri. Manggis memiliki sifat antiproliferasi yang sangat
berperan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Xanthone juga
bersifat apoptosis yakni dapat melakukan penghancuran terhadap sel kanker
dengan merangsang proses bunuh diri sel kanker.
Kemampuan tersebut dihitung berdasarkan satuan ORAC atau Oxygen
Radikal Absorbance Capacity. Nilai yang menunjukan kemampuan
antioksidan dalam mengurangi radikal oksigen. Selain xanthones manggis
juga mengandung katekin, polifenol, mineral, dan vitamin.
Kadar xanthones dalam manggis ialah 123,97 mg per 100 ml. senyawa
xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa turunannya. Xanthones
merupakan molekul besar yang terdiri dari berbagai komponen super
5

antioksidan, misalnya alpha-Mangostin, Garcinone A, beta-Mangostin,
Garcinone B, 3-Isomangostin, Garcinone C, Mangostanol, Garcinone D,
Maclurin, Garcinone E, Catechins and polyphenols, Vitamin C dan
sebagainya.
Sebuah tes laboratorium baru yang dikenal sebagai ORAC (Oxygen
Radikal Absorbance Capacity) telah menunjukkan bahwa satu ons jus
manggis memiliki 20 sampai 30 kali kemampuan untuk menyerap radikal
bebas daripada satu ons sebagian besar buah dan sayuran. Uji ORAC
merupakan salah satu cara yang paling akurat untuk mengukur kemampuan
antioksidan dalam zat tertentu untuk menyerap radikal bebas. Skor ORAC
sangat tinggi, semakin baik untuk tubuh.
Banyak antioksidan alami yang terdapat dalam makanan kita, antara lain
askorbat (vitamin C), tokoferol (vitamin E), karotenoid (vitamin A) dan
poliphenol (antioksidan dalam teh dan dedaunan). Namun kesemuanya itu
kemampuannya jauh di bawah xanthone dari manggis. Sebagai contoh,
antioksidan dalam jeruk mempunyai nilai 2400 ORAC per 100 oz, sedang
xanthone mempunyai nilai 20.000 ORAC.
6. Faktor Resiko Kanker Payudara Pria
Adapun faktor resiko kanker payudara pada pria :
1. Usia
Usia merupakan suatu faktor resiko yang penting dalam terjadinya
kanker payudara pada pria. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada
usia 65 tahun.

2. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Resiko kanker payudara meningkat jika anggota keluarga (yang
memiliki hubungan darah) ada yang menderita kanker. Sekitar 20% pria
yang menderita kanker payudara memiliki saudara laki-laki atau
perempuan yang juga menderita penyakit ini.

6

3. Sindroma Klinefelter
Sindroma Klinefelter merupakan suatu penyakit bawaan yang
ditemukan pada 1 diantara 1000 pria. Dalam keadaan normal, pria
memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y, sedangkan wanita memiliki
2 kromosom X. Pada sindroma Klinefelter, pria memiliki 2 kromosom X
dan 1 kromosom Y; hal ini menyebabkan mereka memiliki testis (buah
zakar) yang lebih kecil dan tidak menghasilkan sel-sel sperma yang
fungsional, sehingga mereka menjadi mandul. Bila dibandingkan
dengan pria lainnya, kadar hormon androgen (hormon pria) pada
penderita sindroma ini lebih sedikit, sedangkan kadar hormon estrogen
(hormon wanita) lebih tinggi; karena itu penderita sindroma ini
mengalami ginekomastia (pembesaran payudara yang sifatnya jinak)
dan memiliki faktor resiko kanker payudara yang lebih tinggi.

4. Radiasi
Seorang pria yang daerah dadanya pernah terkena radiasi (biasanya
untuk pengobatan kanker di dalam dada, misalnya limfoma Hodgkin
atau non-Hodgkin) memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
payudara

5. Penyakit hati
Hati memegang peranan penting dalam metabolisme hormon seksual
dengan menghasilkan binding proteins (protein pengikat) yang
membawa hormon di dalam darah. Protein pengikat ini mempengaruhi
aktivitas hormon. Pria yang menderita penyakit hati yang berat (seperti
sirosis), memiliki tingkat aktivitas hormon androgen yang rendah dan
tingkat aktivitas estrogen yang lebih tinggi. Karena itu, mereka memiliki
resiko tinggi untuk mengalami ginekomastia dan kanker payudara.

6. Pengobatan estrogen
Obat-obatan yang mengandung estrogen kadang digunakan sebagai
terapi hormonal pada pria yang menderita kanker prostat. Pengobatan
ini sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Meskipun
demikian, resiko ini lebih kecil bila dibandingkan dengan keuntungan
7

dari pengobatan dalam memperlambat pertumbuhan kanker prostat.
Estrogen dosis tinggi yang diminum sebagai bagian dari prosedur
perubahan jenis kelamin membawa resiko kanker payudara yang lebih
tinggi.

7. Kurang aktif dan obesitas
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik mengurangi
resiko kanker payudara pada wanita dan bahwa resiko kanker payudara
meningkat akibat obesitas pada masa dewasa. Obesitas mungkin
merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara pada pria karena
sel-sel lemak mengubah hormon pria (androgen) menjadi hormon
wanita (estrogen) sehingga pria obes memiliki kadar estrogen yang
lebih tinggi. Pria obes tidak perlu bercukur sesering pria lainnya, mereka
juga mengalami kesulitan dalam memiliki anak karena kemungkinan
mereka mandul. Olah raga yang teratur dan menjaga berat badan yang
ideal bisa mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit dan kanker.

8

REFERENSI

Anonymus. Senyawa yang Terkandung dalam Xanthones Manggis.
http://ardra.biz/kesehatan/khasiat-buah-dan-sayuran/khasiat-manfaat-
kulit-buah-manggis/senyawa-yang-terkandung-dalam-xanthones-
manggis. Diakses 20 april 2013)

Haryadi, E. Jus Kulit Buah Manggis untuk Mengobati Kanker Payudara.
http://www.deherba.com/jus-kulit-buah-manggis-untuk-mengobati-
kanker payudara.html#ixzz2R3zh3GqS.

. http://www.deherba.com/kandungan-kulit-buah-manggis.html

Nurcahyo. Faktor Resiko Kanker Payudara Pria.
http://indonesiaindonesia.com/f/13960-faktor-resiko-kanker-payudara-
pria/. Akses 20 april 2013.

Sutrisno, Taufiq. 2013. Waspada! Pria Juga bisa terkena Kanker Payudara.
http://pandawalimamedan.blogspot.com/2013/02/waspada-pria-juga-
bisa-terkena-kanker.html. Diakses 20 april 2013)

The Cancer Tutor. Pengobatan Manggis Untuk Kanker.
http://www.cancertutor.com/Cancer/Mangosteen.html&usg=ALkJrhggzm
ogGbYovO1KieglljmxQPSPUQ. Diakses 19 April 2013

Anda mungkin juga menyukai