SKRIPSI
KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR SUNGAI TALAU DAN
KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI
KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan Pendidikan Geografi
OLEH
MARTINUS HERMENEGILD MAU
0901100629
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014
2
LEMBARAN PENGESAHAN
KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR SUNGAI TALAU DAN
KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR DI DESA TIALAI
KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU
OLEH
MARTINUS H. MAU
NIM: 0901100629
Telah Telah Diterima Oleh Tim Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Dalam Ujian
Yang Di Selenggrakan Pada :
Hari/ tanggal : 24 Mei 2014
Waktu : Pkl. 8.30 Wita sampai selesai
Tempat : Ruang Geo-1 FKIP UNDANA
Dinyatakan : LULUS
Tim Penguji
1. Dr. Johanis N. Kallau .. (Ketua)
NIP: 195206 16198003 1 002
2. Drs. Mikael Samin. M.Si .. (Anggota)
NIP: 19620918 199003 1 003
3. Prof. Dr. I G B Arjana, M.S .......... (Anggota)
NIP: 1951 1719 7803 1 002
MENGETAHUI
a.n Dekan FKIP UNDANA Ketua Jurusan
Pembantu Dekan Bidang Akademik Pendidikan Geografi
Dr. Paulus Taek, M.S Drs. Ignasius Suban Angin, S.U
NIP: 19600626 199512 1 001 NIP: 19561114 198803 1 001
3
MOTTO MOTTO MOTTO MOTTO
Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis Keberhasilan Itu Tidak Datang Gratis
Dari Langit Melainkan Hasil Dari Langit Melainkan Hasil Dari Langit Melainkan Hasil Dari Langit Melainkan Hasil
Kris Kris Kris Kristalisasi Dari Perjuangan Kita talisasi Dari Perjuangan Kita talisasi Dari Perjuangan Kita talisasi Dari Perjuangan Kita
PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. 1. 1. 1. Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela Ayahanda Marselinus Mau Durus dan Ibunda Daniela
Mauloko ersayan! yan! selalu dan senaniasa memberikan Mauloko ersayan! yan! selalu dan senaniasa memberikan Mauloko ersayan! yan! selalu dan senaniasa memberikan Mauloko ersayan! yan! selalu dan senaniasa memberikan
doa" dukun!an baik moril maupun maeri dan moi#asi doa" dukun!an baik moril maupun maeri dan moi#asi doa" dukun!an baik moril maupun maeri dan moi#asi doa" dukun!an baik moril maupun maeri dan moi#asi
kepada penulis ser kepada penulis ser kepada penulis ser kepada penulis sera den!an sabar menani kesuksesan a den!an sabar menani kesuksesan a den!an sabar menani kesuksesan a den!an sabar menani kesuksesan
penulis. penulis. penulis. penulis.
$. $. $. $. %pa Aloysius Mauloko" %ma Dominika Moru" dan Mama &ekla %pa Aloysius Mauloko" %ma Dominika Moru" dan Mama &ekla %pa Aloysius Mauloko" %ma Dominika Moru" dan Mama &ekla %pa Aloysius Mauloko" %ma Dominika Moru" dan Mama &ekla
Soi Mauloko 'Alm( sera keluar!a besar er)ina yan! selalu Soi Mauloko 'Alm( sera keluar!a besar er)ina yan! selalu Soi Mauloko 'Alm( sera keluar!a besar er)ina yan! selalu Soi Mauloko 'Alm( sera keluar!a besar er)ina yan! selalu
dan senaniasa memberikan doa" dukun!an baik moril dan senaniasa memberikan doa" dukun!an baik moril dan senaniasa memberikan doa" dukun!an baik moril dan senaniasa memberikan doa" dukun!an baik moril
maupun maeri dan moi#asi kepada penulis ser maupun maeri dan moi#asi kepada penulis ser maupun maeri dan moi#asi kepada penulis ser maupun maeri dan moi#asi kepada penulis sera den!an a den!an a den!an a den!an
sabar menanikan keberhasilan penulis. sabar menanikan keberhasilan penulis. sabar menanikan keberhasilan penulis. sabar menanikan keberhasilan penulis.
*. *. *. *. +akak +akak +akak +akak, ,, ,adikku er)ina Esa" Ima" Ir-an" Apri" .hia" Boy yan! adikku er)ina Esa" Ima" Ir-an" Apri" .hia" Boy yan! adikku er)ina Esa" Ima" Ir-an" Apri" .hia" Boy yan! adikku er)ina Esa" Ima" Ir-an" Apri" .hia" Boy yan!
selalu mendukun! baik dalam moril maupum maeri sera selalu mendukun! baik dalam moril maupum maeri sera selalu mendukun! baik dalam moril maupum maeri sera selalu mendukun! baik dalam moril maupum maeri sera
mendoakan dan menanikan keberhasilan penulis. mendoakan dan menanikan keberhasilan penulis. mendoakan dan menanikan keberhasilan penulis. mendoakan dan menanikan keberhasilan penulis.
/. /. /. /. Sahaba Sahaba Sahaba Sahaba, ,, ,sahaba seper0uan!anku dan kekasih sahaba seper0uan!anku dan kekasih sahaba seper0uan!anku dan kekasih sahaba seper0uan!anku dan kekasih S SS Se ee el ll ll ll ly yy y er er er er)ina )ina )ina )ina
yan! selalu menun!!u. yan! selalu menun!!u. yan! selalu menun!!u. yan! selalu menun!!u.
1. 1. 1. 1. Almamaerku er)ina 2ni#ersias Nusa .endana +upan!. Almamaerku er)ina 2ni#ersias Nusa .endana +upan!. Almamaerku er)ina 2ni#ersias Nusa .endana +upan!. Almamaerku er)ina 2ni#ersias Nusa .endana +upan!.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan penyayang atas segala berkat
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan
yang berjudul : Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir Sungai Talau Dan
Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur
Kabupaten Belu. Penyusunan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademik di Perguruan Tinggi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana
Kupang.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini banyak dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu penuh rasa
syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Nusa Cendana yang telah menyediakan semua fasilitas
perkuliahan sampai pada penyelesaian studi di Universitas Nusa Cendana
2. Ketua dan sekretaris jurusan pendidikan geografi beserta seluruh dosen jurusan
pendidikan geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu
pengetahuan selama perkuliahan.
3. Bapak Dr. Johanis N. Kallau, M.S selaku pembimbing Utama dan Bapak Drs.
Mikael Samin M.si selaku pembimbing Pendamping yang rela mengorbankan
waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi petunjuk yang sangat
berarti kapada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak Prof. I G B. Arjana,M.S selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan serta mendorong penulis selama masa kuliah
sampai selesai.
5. Bapak Ibu yang telah meluangka waktu untuk diwawancarai oleh penulis selama
penelitian
6. Opa Aloysius Mauloko dan Oma Dominika Moru serta keluarga besar yang selalu
mendukung baik dalam moril maupun materi serta mendoakan dan menantikan
keberhasilan penulis.
5
7. Ayah Marselinus Mau Durus dan Ibu Daniela Mauloko, serta kakak dan adikku
tersayang Hans, Essa, Ima. Irfan, Apri, Chia, dan Ade Boy yang selalu mendukung
baik dalam moril maupum materi serta mendoakan dan menantikan keberhasilan
penulis.
8. Saudara/ saudari Elas, Aretha, Nella, Viana, Efrem, Elsa, Dhion, Lius, Desy, Essy,
Rheni, Keros, Boka, Lorenso yang telah memberikan banyak masukan, senyuman,
serta motivasi dan doanya kepada penulis.
9. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabatku di Jurusan pendidikan Geografi kususnya
angkatan 2009: Ricky, Vick, Ian, Yermi, Muse, On, Ary, Rian, Dhani, Enso, Ansel,
Redem, Selly, Uny, Dian, Mima, Oly, Desy, Nofi, Ega, Febby serta teman-teman
lain atas kebersamaanya dan telah memberikan pikiran dan banyak motivasi
selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan di GmnI, senior maupun alumni yang telah memberikan
pikiran serta motivasi selama masa berorganisasi.
11. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kritik saran dari berbagai pihak demi kebaikan skripsi ini dengan senang hati penulis
menerimanya dan untuk itu penulis ucapkan limpah terima kasih. Semoga Tuhan
memberikan balasan kasih yang setimpal atas segala jasa dan perhatian yang diberikan, dan
semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Kupang, 2014
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBARAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBARAN PENGUJIAN ............................................................................. iii
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Aktivitas Penambangan pasir..................................................... 6
2.2 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur ................................ 11
2.3 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan dan Kerusakan Lahan
Pertanian Sayur-Mayur............................................................... 13
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu....................................................... 17
2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................... 18
2.6 Batasan Konsep Dan Indikator................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 21
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 21
3.2 Informan Penelitian.................................................................... 21
3.3 Sumber Data............................................................................... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 22
3.5 Teknik Analisis Data.................................................................. 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 23
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................... 23
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 23
4.1.2 Kaiatan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan
Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur ....................... 36
4.2 Pembahasan................................................................................ 48
7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 53
5.2 Saran .......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55
LAMPIRAN ...................................................................................................... 58
8
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
4.1 Data Curah Hujan Kecamatan Tasifeto Timur Dalam Kurun
Waktu 5 Tahun Terakhir................................... 26
4.2 Pembagian Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson....... 27
4.3 Sebaran Penduduk Desa Tialai...... 30
4.4 Pertumbuhan Penduduk Desa Tialai...... 31
4.5 Komposisi Penduduk Desa Tialai Menurut Umur Dan
Jenis Kelamin......................................................................... 33
4.6 Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut Mata
Pencaharian............................................................................ 35
4.7 Penggolongan Penduduk Desa Tialai Menurut
Jenjang Pendidikan................................................................. 36
4.8 Pengahsilan Penambang.. 42
4.9 Jenis Sayur-Mayur.............................................................. 44
4.10 Luas Lahan Pertanian Sayur Mayur........................................ 47
9
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir....... 18
4.1 Peta Administrasi Desa Tialai..... 24
4.2 Grafik Tipe Iklim Kecamatan Tasifeto Timur Menurut
Schmid Ferguson.......................................................... 28
4.3 Proses Penggalian dan Pengumpulan Pasir...................... 41
4.4 Proses Pengangkutan Pasir............................................. 42
4.5 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur Di Desa Tialai... 45
10
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara aktivitas penambangan
pasir sungai Talau dan kerusakan lahan pertanian sayur-mayur di Desa Tialai Kecamatan
Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Lokasi penelitian ini di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto
Timur Kabupaten Belu dengan menggunakan informan sebenyak 10 orang dalam
mengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kaitan antara aktivitas penambangan
pasir sungai terhadap kerusakan lahan pertanian sayur mayur di Desa Tialai Kecamatan
Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Aktivitas penambangan yang terjadi merupakan jenis
penambangan rakyat dan ilegal karena penambang tidak memiliki izin penambangan rakyat
yang sah. Kurangnya perhatian dari pemerintah serta rendahnya kesadaran masyarakat
mengakibatkan masyarakat menambang pasir dengan penuh kebebasan sehingga dapat
merusakan lahan pertanian sayur-mayur, sebab lokasi penambangannya sangat dekat dengan
lahan pertanian sayur sehingga terjadinya erosi tanah dan banjir. Kerusakan lahan pertanian
sayur-mayur ini telah mempengaruhi volume sayur-mayur untuk ditanam sehingga
mengakibatkan pada pendapatan petani dari usaha sayur-mayur.
Kata Kunci : Penambangan, Kerusakan Lahan
11
ABSTRACT
The Aim of this research is to know about the relation between river mining activity
sand Talau and the damage of vegetables agriculture area. This research is in Tialai village,
Tasifeto Sub-District, Belu Regency. The location of this research is in Tialai village, East
Tasifeto Sub-District Belu Regency with using 10 informants in collected the data. The
technique in collecting the data is through observation, interview and documentation. The
analysis data that writer used in this research is qualitative descriptive.
The result of this research proved that there are relation between river mining activity
sand Talau and the damage of vegetables agriculture area in Tialai, East Tasifeto Sub-
District Belu regency. The mining activity which happened is kinds of people mining and
illegal because there no permission people mining legal. Lacking of attention from the
government and unconscious of people, thats why people easily mining the sand with
freedom, so that can damage the vegetables agriculture, because the location of mining is
very near with vegetables agriculture so it is happened erosion and flood. This damage
vegetables agriculture area give effect the vegetables volume to plant so it can effecting on
the farmers in gaining from vegetables.
Key words: Mining, Damage Area.
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap
sandang, pangan, papan, air bersih dan energi. Peningkatan kebutuhan itu
mengakibatkan eksploitasi terhadap sumberdaya alam semakin tinggi dan cenderung
mengabaikan aspek-aspek kelestarian lingkungan hidup. Pertambahan jumlah
penduduk dengan segala konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk
melakukan aktivitas dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan akan berdampak pada
penurunan kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo,
dkk.,2005).
Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada
umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumberdaya alam
(Hadi, 2006). Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi
kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak dapat
hidup tanpa adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam
tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam
yang ada.
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan
menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan (spatial approach),
pendekatan ekologi/kelingkungan (ecological aprroach), dan pendekatan kewilayahan
(regional approach). Dalam hal ini ada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan
lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu, dalam mengkaji permasalahan ini digunakan
pendekatan ekologi (ecological aprroach) yaitu pendekatan yang menganalisis
fenomena geografis berdasarkan interaksi manusia dan unsur lingkungan (biotik dan
abiotik) yang ada disekitarnya.
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah
Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri
pertambangan juga menyedot tenaga kerja dan bagi Kabupaten dan Kota yang
merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan
suatu kegiatan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian,
13
pengangkutan mineral/bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan
devisa dan menyedot tenaga kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan.
Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya
karena pengrusakan lingkungan.
Kondisi seperti ini terjadi di Kabupaten Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur
tepatnya di lokasi penambangan pasir Sungai Talau Desa Tialai. Desa Tialai sebagai
salah satu Desa bagian Kecamatan Tasifeto Timur, merupakan salah satu daerah yang
memiliki potensi sumberdaya alam tambang bahan mineral bukan logam berupa pasir.
Jarak tempuh lokasi penambangan pasir dari hulu sungai Talau kurang lebih sepuluh
(10) Km, serta aliran air sungai Talau ini melewati tiga dusun yang berada di Desa
Tialai.
Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan penambangan bahan mineral bukan
logam berupa pasir ini merupakan jenis penambangan ilegal yang didominasi oleh
tambang rakyat yang lokasi penambangannya sangat dekat dengan lahan pertanian
`sayur-mayur milik petani sayur setempat, sebab kawasan khusus penambangan belum
ada serta pemberian ijin penambangan. Karena belum dilakukan inventarisasi wilayah
penambangan, sehingga aktivitas penambangan ini berdampakan terhadap lahan
pertanian sayur-mayur karena terjadinya erosi yaitu terkikisnya lapisan tanah atas
akibat banjir.
Aktivitas pertanian sayur mayur di Desa Tialai dilakukan di lahan kering yang
berada pada daerah pinggiran sungai Talau. Daerah pinggiran sungai ini dijadikan
sebagai lahan pertanian sayur-mayur sebab lokasinya yang berada dekat dengan sunagi
sehingga mudah mendapatkan saluran irigasi dari sungai Talau. Jenis sayur-mayur yang
sering ditanam di Desa Tialai ini adalah sayur kol, sayur putih, buncis, tomat dan
lombok.
Pengelolaan sumberdaya mineral oleh industri pertambangan dilakukan karena
dipandang dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih tinggi
sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan Negara, serta
terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat di luar lokasi
penambangan. Namun pemanfaatan sumberdaya alam ini membawa dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar, akibatnya lingkungan sekitar menjadi rusak akibat
terjadinya pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan lingkungan
sekitar.
14
Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara
lain perubahan bentang alam, perubahan struktur tanah, perubahan pola aliran air
permukaan (sungai) dan air tanah. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak
dengan intensitas dan sifat yang bervariasi. Selain perubahan pada lingkungan fisik,
pertambangan juga mengakibatkan perubahan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.
Dampak kegiatan pertambangan pasir terhadap lahan pertanian sayur-mayur ini
diakibatkan karena terjadinya kubangan-kubangan bekas galian penambangan pasir
sehingga saat terjadinya musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan terjadinya
erosi tanah.
Aktivitas penambangan pasir di dataran banjir menyebabkan erosi tanah yang
dapat terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi, dan vegetasi penutup lahan yang
kurang. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan menyebabkan
bahaya banjir. Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh meningkatnya volume air di sungai
sehingga air keluar dari batas alaminya. Banjir umumnya terjadi karena saluran air yang
ada tidak mampu menampung limpahan air, pada daerah yang relatif datar.
Aktivitas penambangan pasir di Sungai Talau Desa Tialai ini semakin marak
berkembang akibatnya lingkungan menjadi rusak, salah satunya adalah kerusakan lahan
pertanian sayur-mayur. Lahan pertanian sayur-mayur di daerah sekitar Sungai Talau
menjadi rusak akibat terbawa arus banjir saat musim hujan. Kerusakan lahan pertanian
sayur-mayur ini selalu terjadi setiap tahun, sehingga berdampakan pada pendapatan
ekonomi petani sayur-mayur yang memiliki lahan pertanian tersebut. Hal ini
disebabkan karena adanya aktivitas penambangan bahan mineral berupa pasir yang
sangat dekat dengan lahan pertanian sayur milik warga petani sayur-mayur tesebut.
Oleh karena itu perlu adanya kebijakan dari pemerintah dan peran dari masyarakat
dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Pihak pemerintah diharapkan
membuat suatu peraturan daerah, yang mengatur secara teknis pengelolaan
penambangan di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu untuk
pengendalian dampak. Inventarisasi usaha dan lokasi penambangan dan pemberian ijin
penambangan, serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam
pengelolaan penambangan pasir.
15
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul KAITAN ANTARA AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR
SUNGAI TALAU DAN KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN SAYUR-MAYUR
DI DESA TIALAI KECAMATAN TASIFETO TIMUR KABUPATEN BELU.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini adalah kerusakan lahan pertanian sayur-mayur akibat adanya aktivitas
penambangan pasir. Berdasarkan rumusan maka pertanyaan penelitiannya adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kaitan antara aktivitas penambangan pasir sungai dan kerusakan lahan
pertanian sayur-mayur di Desa Tialai Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu ?
2. Bagaimana pendapatan petani sayur yang lahan pertaniannya telah mengalami
kerusakan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kaitan antara aktivitas penambangan pasir dan kerusakan lahan
pertanian sayur-mayur di Desa Tialai.
2. Untuk mengetahui pendapatan petani sayur yang lahannya telah mengalami
kerusakan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat penambang Desa Tialai
mengenai akibat adanya aktivitas penambangan terhadap kerusakan lahan
pertanian sayur-mayur, sehingga masyarakat penambang tidak melakukan aktivitas
penambangan pasir dekat dengan lahan pertanian sayur-mayur.
2. Sebagai acuan bagi pemerintah daerah setempat dalam melakukan kebijakan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam tambang bahan mineral bukan
logam berupa pasir, agar pemerintah melakukan inventarisasi wilayah
penambangan dan pemberian ijin penambangan agar aktivitas penambangan pasir
tidak berdampakan pada lahan pertanian sayur-mayur.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas Penambangan Pasir
Penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan
baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah
penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan. Pasir merupakan
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, pasir menurut Tirtosoekotjo (1985)
adalah bahan yang terdiri atas partikel-partikel berukuran 0,14-5 mm, yang merupakan
hasil disentegrasi batuan atau dapat pula diperoleh dengan menggiling batuan yang
berukuran lebih besar. Penambangan pasir disini adalah kegiatan mengambil pasir yang
dilakukan secara manual maupun mekanis, meliputi pengerjaan pengupasan lapisan
tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan.
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan
dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 tahun 2010 tentang
wilayah pertambangan menyatakan Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang
selanjutnya disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang Izin Usaha
Pertambangan. Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut WPR, adalah
bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.
Ketentuan umum dalam undang-undang RI Nomor 4 Tahun 2009 yang dimaksud
dengan:
1. Bahan Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki
sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
2. Bahan galian adalah adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan
segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan
alam.
3. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi
mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
4. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengsusahaan mineral atau
batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
17
kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang.
5. Izin Usaha Pertambangan adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.
6. Izin Pertambangan Rakyat adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan
dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
7. Pengelolaan Pertambangan adalah Pengelolaan pertambangan yang berasaskan
manfaat, keadilan dan keseimbangan; Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas; berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
8. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingungan sosial dan lingkungan hidup.
9. Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci seluruh aspek yang berkaitan dengan menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai
dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.
10. Reklamasi Tambang adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntuknya.
11. Kegiatan Pascatambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan setelah
akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
penambangan.
Berdasarkan jenis pengelolaannya, kegiatan penambangan terdiri atas dua macam
yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk secara
langsung oleh negara melalui Kuasa Pertambangan (KP) maupun Kontrak Karya (KK),
dan penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual. Kegiatan penambangan
oleh badan usaha biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih
canggih sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi waktu yang lebih
efisien, sedangkan penambangan rakyat merupakan aktivitas penambangan dengan
menggunakan alat-alat sederhana.
Menurut Asad (2005) pertambangan rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya
dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di area pertambangan secara kecil-kecilan
18
atau gotong royong dengan alat-alat sederhana. Tujuan mereka adalah untuk
meningkatkan kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat
sederhana, jadi tidak menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya dengan
perusahaan pertambangan yang mempunyai modal besar dan memakai teknologi
canggih. Unsur-unsur pertambangan rakyat, yaitu : 1) Usaha pertambangan, 2) Bahan
galian meliputi bahan mineral, 3) Dilakukan oleh rakyat, 4) Domisili di area tambang
rakyat, 5) Untuk penghidupan sehari-hari, 6) Diusahakan dengan cara sederhana.
Penambangan rakyat yang tidak memperhatikan aspek lingkungan akan
menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah longsor
akibat adanya banjir. Reklamasi tambang adalah upaya yang terencana untuk
mengembalikan fungsi dan daya dukung lingkungan pada lahan bekas tambang menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Jadi suatu perencanaan tambang yang baik dan benar sejak
awal sudah mencantumkan upaya reklamasi suatu lahan bekas tambang, bahkan dimana
keadaan lapangan memungkinkan reklamasi juga dilakukan pada saat tambang masih
berjalan.
Pembangunan sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumberdaya
alam, sementara itu kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan
sumberdaya alam tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya adalah
semakin banyaknya kerusakan lingkungan, banjir, longsor, dan pencemaran air sungai.
Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh
pandangan dan manfaat jangka panjang sumberdaya alam, sekaligus tidak peduli
dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material
sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama mengabaikan berbagai
tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal justru mendatangkan kerugian
bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu (Kartodihardjo,
dkk., 2005).
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, memberikan kewenangan pengelolaan sumberdaya alam khususnya
pertambangan kepada masing-masing daerah. Kewenangan untuk pengelolaan
pertambangan dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan
adanya dua peraturan tersebut seharusnya semakin memperkuat posisi pemerintah
daerah dalam hal ini pemerintah tingkat Kabupaten/Kota. Namun, sangat disayangkan
19
pemerintah Kabupaten/Kota belum memaksimalkan kekuatan hukum ini dalam
penegakan upaya pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan.
Pemerintah sebagai salah satu unsur penting dalam pengendalian kegiatan
penambangan pasir, perlu dianalisis sejauh mana peran kebijakan pemerintah sudah
dilaksanakan. Agar kebijakan pemerintah tidak hanya tersimpan rapi dalam arsip maka
perlu diimplementasikan. Adapun implementasi kebijakan menurut Manser (1995
dalam Wahab, 2001) merupakan suatu proses melaksanakan kebijakan pemerintah.
Menurut Manser (1995 dalam Wahab, 2001) implementasi adalah to implement
(mengimplementasikan), berarti menyediakan sarana untuk pelaksanakan sesuatu.
Pemerintah sebagai aparatus negara yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan
peraturan daerah yang mengatur secara teknis pengelolaan penambangan, ijin
penambangan, serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam
pengelolaan penambangan pasir. Sedangkan masyarakat mempunyai persepsi yang
berbeda-beda terhadap penambangan pasir, sehingga diperlukan pendekatan khusus
terhadap permasalahan yang ada dalam bentuk analisis situasi dan kondisi yang
dipengaruhi oleh persepsi masyarakat tersebut. Persepsi ini berkecenderungan akan
menciptakan konflik apabila akar permasalahan tidak segera ditelusuri dan diatasi
sedini mungkin. Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang
pada umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumberdaya
alam (Hadi, 2006).
Subadra (2009) masyarakat adalah sekelompok orang yang berada di suatu
wilayah geografi yang sama dan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang ada di
sekitarnya. Hasansulama et al (1983 dalam Pemungkas, 2006) masyarakat adalah
kelompok atau himpunan orang-orang yang hidup bersama dan terjalin satu sama
lainnya sehingga menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada masyarakat
yang tidak mempunyai kebudayaan,dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa
masyarakat sebagai wadah pendukungnya.
Pengetahuan masyarakat secara umum tentang kegiatan penambangan pasir
bahwa mereka dapat menerima penambangan pasir karena merupakan mata
pencaharian atau pekerjaan bagi masyarakat penambang. Mereka melihat bahwa
penambangan pasir memberikan manfaat sebagai pekerjaan pokok atau pekerjaan
sampingan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan tersebut
memberikan hasil setiap hari bagi penambang pasir guna memenuhi kebutuhan hidup
sehari hari.
20
2.2 Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur
Menurut Jayadinata (1999:10) lahan merupakan tanah yang sudah ada
peruntukannya dan umumnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga
untuk dapat diusahakan. Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi
beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi
perikehidupan manusia. Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi
kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah
manusia berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi
tanah, bahkan merusak dan selanjutnya menelantarkan tanah itu sendiri
(Kartasapoetra,dkk, 2005 ).
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan
nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber
karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral yang bernilai ekonomi tinggi.
Produksi sayuran Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44
kg/kapita/tahun (Adiyoga, 1999).
Pengguna lahan (landuse) diartikan sebagai bentuk intervensi atau campur tangan
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material
ataupun spiritual (Arsyad, 1988). Penggunaan lahan di daerah pinggiran sungai
digunakan sebagai lahan pertanian sayur-mayur. Aktivitas penanaman sayur-mayur
dilakukan di daerah pinggiran sungai karena dipandang mudah mendapatkan irigasi,
sebab kegiatan pertanian tidak terlebas dari sumberdaya air.
Degradasi/kerusakan lahan adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di
muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan.
Degradasi lahan dapat terjadi karena faktor manusia yang dengan sengaja maupun tidak
telah merusak lingkungan sekitar dalam usaha mengeksploitasi sumber daya alam yang
belebihan tanpa memperhatikn lingkungan. Oldeman (1994) menyatakan lima faktor
penyebab degradasi tanah akibat campur tangan manusia secara langsung, yaitu:
deforestasi, overgrassing, aktivitas pertanian, eksploitasi berlebihan, dan aktivitas
industri dan bioindustri.
Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan
kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu
hasil-hasil erosi tersebut diendapkan. Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi
terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya
sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal berikut:
21
1. Penurunan produktifitas tanah;
2. Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;
3. Kualitas tanaman menurun,
4. Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;
5. Struktur tanah menjadi rusak; dan
6. Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi
luas lahan yang dapat ditanami.
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil
erosi. Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya menambah
terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran permukaan (run off)
karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam
untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk
memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Tanaman penutup tanah berperan: (1)
menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di
atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan
daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air
tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan
dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan
memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa kerusakan lingkungan hidup merupakan
perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan
hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu
indikator kerusakan lingkungan adalah erosi. Erosi adalah proses berpindahnya tanah
atau batuan dari satu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat
dorongan air, angin, atau gaya gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu
pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan. Menurut Soule dan Piper
(1992 dalam Yakin, 2004) erosi mempunyai dampak negatif terhadap usaha pertanian/
perkebunan maupun diluar pertanian. Dampak utama erosi terhadap pertanian adalah
kehilangan lapisan atas tanah yang subur, berkurangnya kedalaman lahan, kehilangan
22
kelembapan tanah dan kehilangan kemampuan lahan untuk menghasilkan tanaman
yang menguntungkan. Dampak negatif dari erosi di luar usaha tani adalah terjadinya
dekomposisi partikelpartikel tanah pada lokasi aliran sungai atau saluran air serta
daerah aliran sungai (downstream locations). Lahan yang mengalami erosi sangat
mengganggu bahkan berbahaya kalau partikel-partikel tanah tersebut terdeposisi.
Partikel-partikel tanah akibat erosi biasanya terbawa air lewat sungai sungai dan
bermuara di bendungan dan dam-dam.
2.3 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan Kerusakan Lahan Sayur-Mayur
Penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan
baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan lapisan tanah
penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan. Yang dimaksud
disini adalah aktivitas penambangan pasir yang merupakan kegiatan mengambil pasir
yang dilakukan secara manual maupun mekanis, meliputi pengerjaan pengupasan
lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan.
Degradasi/kerusakan lahan adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di
muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan.
Degradasi lahan dapat terjadi karena faktor manusia yang dengan sengaja maupun tidak
telah merusak lingkungan sekitar dalam usaha mengeksploitasi sumber daya alam yang
belebihan tanpa memperhatikn lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan
lahan ialah adanya aktivitas penambangan yang tidak memperhatikan lingkungan
sehingga dapat menimbulkan bahaya erosi yang mengakibatkan terjadinya longsor.
Menurut Sudrajat (2010), berdasarkan identifikasi dan pengalaman dampak
lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas industri pertambangan antara lain :
berubahnya morfologi alam, ekologi, hidrologi, pencemaran air, udara dan tanah.
Perubahan morfologi atau bentang alam misalnya kegiatan eksploitasi yang dilakukan
pada morfologi perbukitan, kemudian adanya aktivitas penggalian maka akan berubah
menjadi dataran, kubangan atau kolam-kolam besar. perubahan morfologi menjadi
lubang besar dan dalam, tentu saja akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem
ekologi dan hidrologi di daerah tersebut. Sedangkan pencemaran air, udara dan tanah
dapat disebabkan oleh debu dari aktivitas penggalian, debu dari aktivitas penghancuran
atau pengecilan ukuran bijih dan limbah logam berat dan bahan beracun lainnya dari
buangan proses pengolahan dan pemurnian.
23
Kegiatan penambangan pasir dengan laju erosi dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
tinggi membahayakan menyebabkan sebagian tanah yang berada di sekitarnya
mengalami longsor. Tanah yang mengalami longsor ini merupakan lahan penanaman
sayur-mayur milik warga setempat, sehingga lahan penanaman sayur menjadi makin
sempit. Menurut Hadi (2006), dampak lingkungan itu pada umumnya menimpa pada
orang lain dan bukan pemrakarsa kegiatan yang menimbulkan dampak dimaksud.
Banjir, tanah longsor, kebisingan, bau, debu, intrusi air laut, kemiskinan, hilangnya
mata pencaharian merupakan dampak lingkungan yang dirasakan oleh mereka yang
bukan memprakarsai kegiatan.
Secara ekonomis, adanya aktivitas penambangan pasir membawa dampak positif
bagi masyarakat setempat yaitu dapat menyerap tenaga kerja sebagai penambang serta
menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah daerah setempat. Selain
dampak positif ada juga dampak negatifnya, aktivitas penambangan yang tidak
terkontrol akan dapat mengakibatkan permasalahan-permasalahan lingkungan, salah
satunya adalah terjadinya erosi di daerah pinggiran sungai yang menyebabkan
penyediaan lahan pertanian sayur-mayur makin sempit karena terhanyut arus sungai
saat musim hujan yang diakibatkan oleh banjir.
Kerusakan tanah dapat menyebabkan kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman/menhasilkan barang dan jasa (Suripin, 2002). Produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa.
Dengan demikian kerusakan tanah akan bardampakan pada produksi sayur-mayur
sehingga juga dapat mempengaruhi pendapatan patani sayur yang menggunakan lahan
tersebut sebagai sumber pendapatan ekonominya. Sebab lahan pertanian sayur yang
digunakan makin sempit sehingga volume penanaman sayur-mayurnya makin kecil.
Gilarso (1991 dalam Benu, 1993) menjelaskan pendapatan rumah tangga adalah
pendapatan atau penghasilan keluarga dalam segi bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Peny dan Ginting (1994) menyatakan pendapatan seseorang atau suatu rumah tangga
ialah hasil dari poduksi. Pendapatan atau pengahasilan keluarga adalah segala bentuk
karya yang diperoleh sebagai imbalan atau sumbangan seseorang terhadap proses
produksi (Gilarso,1991).
Ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pegurusan sumberdaya material
individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Abraham Maslow menyatakan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian
24
yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui
penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta
teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien
(Carapedia.com, 2013).
Menurut Dyahwanti (2007), berdasarkan perhitungan pendapatan yang diperoleh
serta biaya kerugian lingkungan yang ada maka diperoleh nilai perbandingan sebesar
0.67. Angka ini menunjukkan bahwa nilai pendapatan tiap tahun yang diperoleh dari
kegiatan penambangan pasir sesungguhnya sangat kecil dan tidak sebanding dengan
total kerugian lingkungan yang terjadi.
Menurut Iskandar (2008), lahan-lahan tempat ditemukannya bahan tambang akan
mengalami perubahan lanskap yang radikal dan dampak lingkungan yang signifikan
pada saat bahan-bahan tambang dieksploitasi. Aktivitas penamabangan pasir ini
menyebabkan pendangkalan saluran pengairan yang mengakibatkan naiknya dasar
saluran, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi.
Proses dalam menghasilkan produk sumberdaya mineral mempunyai konstribusi
yang besar terhadap kerusakan lingkungan dan hal ini telah dikritisi oleh para
pemerhati lingkungan. Di satu sisi untuk menutup suatu tambang atau industri
pertambangan yang menghasilkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh manusia
adalah sesuatu hal yang tidak bijaksana. Di sisi lain, dampak yang ditimbulkan akibat
pertumbuhan industri pertambangan harus disikapi dengan cara mencegah agar dampak
yang ditimbulkannya dapat diminimalkan (Noor, 2006).
Meningkatnya kebutuhan sumberdaya mineral di dunia telah memacu kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral serta untuk mendapatkan lokasi-lokasi
sumberdaya mineral yang baru. Konsekuensi dari meningkatnya eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya mineral harus diikuti dengan usaha-usaha dalam pencegahan
terhadap dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral tersebut (Noor, 2006).
Kerusakan lahan pertanian sayur-mayur akibat adanya aktivitas penambangan
pasir merupakan suatu fenomena yang terjadi terus menerus. Fenomena ini
berdampakan kepada masyarakat petani sayur karena mempengaruhi pendapat
ekonominya, sebab luas lahan pertaniannya makin sempit maka volume penanaman
sayur-mayurnya akan makin kecil.
25
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu
Mempelajari hasil penelitian terdahulu akan memberikan pemahaman
komprehensif mengenai posisi peneliti. Penegasan posisi ini sangat penting untuk
membedakan penelitian peneliti dengan peneliti-peneliti terdahulu yang sudah
dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah
dilakukan. Ringkasan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan peneliti, yaitu
sebagai berikut :
1. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di
Daerah Kawasan Gunung Merapi Kabupaten Magelang oleh Yudhistira (2008),
yang telah dilakukan di Desa Keninger, Kecamatan Dukun dengan menggunakan
metode penelitian analisis kuantitatif dan unutuk perhitungan tingkat erosi
dilakukan dengan rumus USLE. Hasil penelitian mangatakan bahawa : Tingkat erosi
di lokasi penambangan pasir adalah moderat dan ringan dan menimbulkan dampak
fisik lingkungan seperti tanah longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air),
tingginya lalu lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan
dampak sosial ekonomi. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena
sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja penambangan pasir, adanya
pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya
dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat
menimbulkan konflik, adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan
pasir yang berpotensi longsor.
2. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Sekitarnya
Di Kabupaten Deli Serdang oleh Hasibuan (2006), yang telah dilakukan
pelelitiannya di Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan metode telaah
hukum normatif dengan hasil penelitiannya yaitu : Kerusakan lingkungan yang
terjadi akibat penambangan adalah merubah rona awal lahan yang sebelumnya
merupakan kebun tanaman budidaya seperti pisang, jagung, bamboo dan tumbuhan
lain yang terletak di pinggiran sungai, akibat adanya penambangan di dasar sungai
maka sungai meluap jika terjadi banjir sehingga tanaman tersebut menjadi
tenggelam.
26
2.5 Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dapat disajikan kerangka berpikir
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kaitan Antara Aktivitas Penambangan Pasir dan Kerusakan Lahan
Pertanian Sayur-Mayur
2.6 Batasan Konsep dan Indikator
1. Perhatian Pemerintah
Pemerintah merupakan lembaga negara yang terorganisir yang memperlihatkan dan
menjalankan kekuasaannya. Perhatian pemerintah yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah peranan dari pihak pemerintah daerah dalam menerapkan
peraturan daerah mengenai teknis pengelolaan penambangan, ijin penambangan,
Kesadaran Masyarakat
Aktivitas Penanaman
Sayur-Mayur
Aktivitas Penambangan
Pasir
Banjir Erosi Tanah
Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-
Mayur
Penurunan Produktifitas Tanah
Hilangnya Unsur Hara
Kualitas Tanaman Menurun
Laju Infiltrasi dan Kemampuan
Menahan Air Berkurang
Struktur Tanah Menjadi Rusak
Erosi Gully dan Tebing
Produksi Sayur-mayur
Pendapatan Petani Dari
Usaha Sayur-Mayur
Perhatian Pemerintah
27
serta perlunya pemberian sosialisasi terhadap masyarakat lokal dalam
mengeksploitasi pasir.
2. Kesadaran Masyarakat
Kesadaran diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali
penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah kesadaran masyarakat yang bersikap tidak tahu atau tidak mau
peduli dan tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam,
sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi.
3. Aktivitas Penambangan Pasir
Aktivitas penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang
dilakukan baik secara manual maupun mekanis, meliputi pekerjaan pengupasan
lapisan tanah penutup, penggalian bahan tambangnya, pemuatan dan pengangkutan,
(http://id.wikipedia.org/wiki/aktivitas/penambangan).
4. Aktivitas Penanaman Sayur-Mayur
Aktivitas penanaman sayur dalam hal ini adalah penggunaan lahan yaitu bentuk
intervensi atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik material ataupun spiritual (Arsyad, 1988). Dalam hal ini
penggunaan lahan untuk melakukan kegiatan penanaman sayur-mayur.
5. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan, (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir).
6. Erosi Tanah
Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau
suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran limpasan), es
bergerak atau angin (Yakin, 2004).
7. Kerusakan Lahan Pertanian Sayur-Mayur
Kerusakan lahan merupakan perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka
bumi. Kerusakan tanah dapat menyebabkan kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman/menghasilkan barang dan jasa. Dalam Hal ini yang dimaksud
adalah luas lahan pertanian sayur-mayur yang telah hilang terbawa banjir dan erosi
tanah.
8. Produksi Sayur-Mayur
Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
atau jasa. Dalam hal ini adalah jenis dan jumlah sayur-mayur.
28
9. Pendapatan Petani
Pendapatan adalah semua penghasilan yang diterima oleh seseorag atau keluarga
lewat kegiatannya dalam waktu satu tahun. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
rata-rata pendapatan petani dari usaha sayur-mayur dalam waktu 1 tahun.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakasanakan di Sungai Talau Desa Tialai Kecamatan Tasifeto
Timur Kabupaten Belu. Waktu yang telah dipergunakan dalam penelitian ini selama
enam bulan yaitu, berawal dari bulan Juni tahun 2013 hingga pada bulan November
tahun 2013.
1.2 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang informasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000). Dalam
penelitian ini informan yang dimaksud adalah dinas pertambangan Kabupaten Belu,
Kepala Desa Tialai, masing-masing 1 orang, Penambang/Petani Sayur 8 orang,
sehingga jumlah semua informan adalah 10 orang.
1.3 Sumber Data
Sumber data yang akurat dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui teknik
wawancara mendalam. Sumber data primer didapatkan dari :
a) Masyarakat di Desa Tialai yaitu, berdasarkan informasi dari masyarkat yang
bekerja sebagai penambang dan sebagai petani sayur.
b) Penentu kebijakan di Pemerintah Kabupaten Belu yang berkaitan dengan
kebijakan lingkungan, yaitu : data dan informasi mengenai perijinan
pertambangan mineral bukan logam di Kabupaten Belu di lokasi penelitian serta
model pengupayaan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Belu di daerah
pertambangan mineral bukan logam.
2. Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah oleh pihak lain atau data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau
oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram-diagram. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
Peraturan dan kebijakan, batas wilayah administratif, serta peta yang mendukung
penelitian.
30
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap gejala
atau fenomena yang diteliti untuk pengumpulan data langsung pada obyek yang
akan diteliti.
2. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung kepada informan dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
3. Dokumentasi, yaitu teknik untuk mendapatkan data sekunder, melalui studi
pustaka/literatur dilengkapi dengan data statistik, peta, foto dan gambar-gambar
yang relevan dengan tujuan penelitian.
1.5 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara
sistematis pedoman wawancara, data kepustakaan, kemudian memformulasikan
secara deskriptif. Pedoman wawancara yang telah disiapkan digunakan untuk
mewawancarai informan serta dengan melakukan observasi dan dokumentasi untuk
memperoleh data. Kemudian data yang telah dikumpul digunakan untuk menganalisis
kerusakan lahan pertanian dan aktivitas penambangan yang terjadi dengan proses
tahapan 1) Mereduksi data, dengan cara pemilahan data yang menarik, penting,
berguna dan baru, 2) Seleksi data, yaitu dengan menganalisis secara mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh, 3) Mengkonstruksikan data yang diperoleh
menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru, 4)
Menyimpulkan data.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak, jarak, luas dan batas-batas wilayah
Letak suatu wilayah di permukaan bukaan bumi sengat penting dalam
kaitannya dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk. Faktor letak
merupakan unsur yang sangat penting dan menentukan dalam segala bidang, baik
dibidang ekonomi, industri, maupun bidang sosial dan kultur. Desa Tialai
merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten
Belu. Secara astronomis Desa Tialai terletak pada 124
0
46
00
BT 125
0
16
40
BT
dan 9
0
14
29
LS 9
0
29
20